Sejarah: Kerajaan Kediri
KERAJAAN JENGGALA
• Derah kekuasaan :
Malang dan Delta Sungai Brantas.
• Pelabuhan : Surabaya,
Rembang, dan Pasuruhan.
• Ibu kota : Kahuripan.
KERAJAAN PANJALU (KEDIRI)
• Daerah kekuasaan :
Kediri dan Madiun
• Ibu kota : Daha.
Pembagian
Kerajaan oleh Airlangga
• Kerajaan Panjalu diberikan kepada Samarawijaya.
• Kerajaan Jenggala diberikan kepada Mapanji Garasakan.
• Terjadi perselisihan antara kedua kerajaan.
KONDISI GEOGRAFIS
• Sungai Brantas mengalir
sepanjang 320 km melingkari sebuah gunung yang masih aktif, yaitu Gunung Kelud.
• Sungai Brantas berhulu di mata air Desa Sumber Brantas yang
berada di lereng Gunung Arjuno.
• Aliran sungai Brantas melalui wilayah Malang, Blitar,
Tulungagung, Kediri, Jombang, dan Mojokerto.
• Di mojokerto sungai ini
bercabang menjadi dua, yaitu Kali Mas yang mengalir ke arah Surabaya dan Kali
Porong yang mengalir ke arah Porong, Kabupaten Sidoarjo.
• Adanya beberapa gunungapi yang aktif di bagian hulu sungai
seperti Gunung Kelud dan Gunung Semeru menyebabkan banyak material vulkanik
yang mengalir ke Sungai Brantas.
• Material vulkanik tersebut meningkatkan kesuburan tanah di
sekitar aliran sungai.
• Ini menjadi modal besar bagi kerajaan kediri untuk mengembangkan
kebudayaannya
Kehidupan politik
Raja
pertama kediri adalah Samarawijaya. Selama menjadi raja, Samarawijaya selalu
berselisih paham dengan saudaranya Mapanji Garasakan.
Perselisihan antara Samarawijaya dan Mapanji Garasakan akhirnya menimbulkan perang saudara yang berlangsung hingga tahun 1052. Dalam perang saudara tersebut Samarawijaya berhasil menaklukkan Jenggala.
Perselisihan antara Samarawijaya dan Mapanji Garasakan akhirnya menimbulkan perang saudara yang berlangsung hingga tahun 1052. Dalam perang saudara tersebut Samarawijaya berhasil menaklukkan Jenggala.
Kerajaan
Kediri mencapai punyak
kejayaan pada masa pemerintahan Jayabaya. Saat itu wilayah kekuasaan Kediri
meliputi seluruh bekas wilayah Kerajaan Medang Kamulan. Selama menjadi Raja Kediri, Jayabaya berhasil menguasai kembali Jenggala yang sempat memberontak ingin
memisahkan diri. Keberhasilannya ini diberitakan dalam Prasasti Hantang.
Prasasti ini memuat tulisan
Panjalu Jayati yang artinya Panjalu menang. Prasasti tersebut dikeluarkan
sebagai piagam pengesahan anugrah dari Jayabaya untuk penduduk Desa Hantang yang setia pada Kediri selama perang melawan Jenggala.
Kehidupan
Ekonomi
Perekonomian Kediri bersumber pada kegiatan pertanian dan
perdagangan. Sebagai kerajaan agraris, kediri memiliki lahan pertanian yang
baik disekitar Sungai Berantas.
Pedagang kediri memiliki peranan penting dalam perdagangan di wilayah asia. Mereka memperkenalkan rempah-rempah dalam perdagangan dunia.
Pedagang kediri memiliki peranan penting dalam perdagangan di wilayah asia. Mereka memperkenalkan rempah-rempah dalam perdagangan dunia.
KEHIDUPAN
AGAMA
Masyarakat
Kediri sangat religius.
Mereka hidup berdasarkan ajaran agama hindu syiwa. Hal ini terlihat dari
berbagai peninggalan arkeologi yang ditemukan di wilayah Kediri. Peninggalan tersebut berupa arca-arca di Candi Gurah dan Candi Tondowongso. Arca-arca tersebut merupakan
latar belakang agama hindu syiwa. Dewa syiwa dipercaya dapat menjelma menjadi
Syiwa Mahadewa (Maheswara), Dewa Maha Guru, dan Makala. Salah satu bentuk
pemujaan syiwa yang dilakukan oleh pendeta adalah dengan mengucapkan mantra
yang disebut Mantra Catur Dasa Syiwa atau empat belas wujud Syiwa.
Kehidupan
Sosial Budaya
Berdasarkan
kedudukan dalam pemerintahan, masyarakat Kediri dibedakan menjadi 3 golongan:
• Golongan masyarakat pusat (kerajaan), yaitu masyarakat
yang terdapat dalam lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok
pelayanannya.
• Golongan masyarakat thani (daerah), yaitu golongan
masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di wilayah
thani (daerah).
• Golongan masyarakat nonpemerintah, yaitu golongan
masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara
resmi.
• Kehidupan budaya Kediri dalam bidang sastra.
• Pada masa Jayabaya (1135-1157) kitab Bharatayuda berhasil
digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Selain itu, Mpu Panuluh menulis kitab Hariwangsa
dan Gatotkacasraya.
• Pada
pemerintahan Kameswara (1182-1185) muncul kitab Smaradhahana yang
ditulis oleh Mpu Dharmaja serta kitab Lubdaka dan Wertasancaya
yang ditulis oleh Mpu Tanakung.
• Pada masa pemerintahan Kertajaya terdapat pujangga bernama
Mpu Monaguna yang menulis kitab Sumanasantaka dan Mpu Triguna yang
menulis kitab Kresnayana.
Dapat dilihat dan didownload disini
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara download:
1. Klik tulisan 'disini' di atas
2. Silang laman yang tidak perlu, tunggu loading sebentar
3. Tekan 'Skip Ad'
4. Download file drive di tanda unduh (panah ke bawah ↓) di pojok kanan atas laman google drive
5. Selesai, tinggal cek di folder download
❤❤❤
0 comment
What do you think about this post?