By Fina Sarah Adhari
Naruto ©Masashi Kishimoto
Baca juga fanfic alay Kutukan
Sepasang mata emerald itu tak henti-hentinya melirik sebuah handphone
yang ada dalam genggaman tangan mungilnya. Resah. Kekasihnya tak kunjung
membalas pesan ataupun mengangkat teleponnya. Memangnya ada apa? Apa dia
menghindar?
…
Entah untuk keberepa
kali Sakura mengirim pesan kepada Sasuke-kekasihnya, namun ia tak kunjung
menerima balasan. Menyebalkan.
From: Me
To: Sasuke-kun
Sasuke-kun kau dimana?
Kenapa tidak membalas pesanku? Huhh aku telepon juga gak diangkattt, kenapa
sihhh?
.
Sedetik.
.
Semenit.
.
Sejam.
.
Okay, jangan bilang
ini udah sehariannn???!!!
.
From: Me
To: Sasuke-kun
Hoiiiiiiiiiiiiii
Sasuke-kun kemana aja sih? Kenapa gak bales smsku dari tadi pagiiii???!!!
.
.
Masih belum ada
jawaban…
“Aarrrggghhhhhhhhhhhh
menyebalkaaaannnnn!!!!!” Sakura berteriak dalam kamarnya, sungguh kekasih yang
sangat menyebalkan.
“Awal musim panas yang
buruk hiks huuu hiks hiks…” Sakura mulai menangis, bisa-bisanya dia berpacaran
dengan orang yang sangat tidak memerdulikannya!?
Tidak memerdulikannya?
Siapa bilang?
“Ini Tuan pesanannya, arigatou
gozaimasu. Datang lagi lain hari, Tuan. Ki wo tsukete
kudasai!”
“Hn. Sakura, I’m
coming.”
Entah sudah
keberapakali handphone pemuda ini berbunyi. Sebenarnya tak tahan juga seharian
tak mendengar suara indah sang kekasih, tak tahan juga untuk mengetik balasan
pesan. Tapi… mau bagaimana lagi? Ini sudah menjadi bagian dari rencananya.
sukoshi
tsukarete futari michibata ni koshikaketara
tooku kikoeru ohayashi no ne
hyururira narihibiku
yozora ni saita ooki na ooki na nishikikamuro
mou sukoshi de natsu ga owaru
futto setsunaku naru
sakasama no haato ga uchiagatteta
ahaha tte waraiatte
suki da yo tte
kisu o shita
tooku kikoeru ohayashi no ne
hyururira narihibiku
yozora ni saita ooki na ooki na nishikikamuro
mou sukoshi de natsu ga owaru
futto setsunaku naru
sakasama no haato ga uchiagatteta
ahaha tte waraiatte
suki da yo tte
kisu o shita
Ahh~
lagi, handphone itu berbunyi lagi
Handphone pemuda itu…
Jangan berpikir lagu itu sengaja
diputar oleh sang empunya handphone.
Lagi-lagi gadisnya…
Gadis itu… sungguh tidak sabaran!!!
…
Keduanya memang sudah tak tahan, oh
ayolah… ini awal musim panas!
Lagi, handphone itu berdering lagi…
oh, gadisnya lagi
Pemuda ini merutuki dirinya dan jalan
yang masih jauh untuk sampai ke rumah kekasih tercintanya itu.
Oh tak sabar!
KLIK!
“Halo?” suara indah yang begitu
dirindukan olehnya di seberang sana.
“….”
“Sasuke-kun?” ah dia memanggilnya.
“….” Masih enggan untuk berbicara,
eh?
“Sasuke-kun kau di sana? Apa kau
baik-baik saja?” oh gadis itu mengkhawatirkannya.
Tenang saja, aku baik-baik saja
sayang… “Hn.” Ck, kalimat indah tak tersampaikan.
“Sasuke-kun!!! Jangan ‘hn’ aja dongg…
aku merindukanmu Sasuke-kun~ hiks…”
Aku tak bisa bicara ketika mendengar
suara indahmu, sayang. Kau merindukanku? Oh, tentu saja aku sangat
merindukanmu, sayang. Kau menangis? Berhentilah menangis, aku akan segera
sampai… “HN.” Tak sanggup menyampaikan apa yang ada dalam hatimu, pemuda? Mengapa
kau tak mengatakannya saja? Bukankah itu membuatmu lebih lega dan tenang?
“Sasuke-kun, kenapa kau tak mengerti
aku? Hiks… hiks… kalau begini terus… hiks… lebih baik.. k-kita putus saja!!!.”
.
.
.
.
.
Sakura’s POV
“HN.” Hah? Sasuke-kun menyebalkan,
menyedihkan, huhhhh tak mengerti perasaanku!! Aku benci Sasuke-kun!!!
““Sasuke-kun, kenapa kau tak mengerti
aku? Hiks… hiks… kalau begini terus… hiks… lebih baik.. k-kita putus saja!!!.”
Ups! Aku tak ingin mengatakannya!
Sungguh! Hei aku tak serius! Aku tak ingin putus!!! Tolong aku! Anggap saja Aku
tak pernah mengatakannya!!! Haaahh Aku ingin menangis sekarang!!
Tapi, bukankah Aku sudah menangis
dari tadi?
“Tarik ucapanmu dan jangan katakan
itu lagi.”
DEG
Suara itu? Bukan dari handphoneku!!!
Mungkinkah?...
Aku menoleh dan mendapatinya berdiri
di sana, di ambang pintu, membawa sesuatu yang kutak tahu apa.
Aku hanya bisa mematung. Dia
baik-baik saja, dan hei? Dia di sini? Bukankah asramanya belum memberikan waktu
libur?
Oh tidak! Dia berjalan ke arahku,
jantungku… ingin terlepas!!! Aku merindukannyaaaa!!!
.
.
.
.
.
Normal POV
Gadis itu berlari ke arah sang pemuda
yang langsung membuka tangannya untuk mendekap sang kekasih yang sangat
dirindukan olehnya, tak lupa kecupan manis hinggap di bibir keduanya, kecupan
untuk melepas rindu yang selama ini hanya bisa disalurkan melalui sebuah benda
yang bernama handphone.
“Surprise.” Tutur pemuda tampan itu,
datar. Sama sekali tidak menyiratkan kebahagiaan atau semacamnya. Tapi
percayalah, ia berbahagia di dalam hatinya, tersenyum dalam hatinya.
“S-surprise? Sasuke-kun mengerjaiku
ya? Huuu aku sangat merindukanmu Sasuke-kun. Teganya kau melakukan ini
padaku!!” pekik Sakura masih dalam dekapan sang kekasih.
“Hn.”
“Oh ya, tadi itu Aku tidak serius
Sasuke-kun! Habis kau menyebalkan sekali sih! Gak balas pesan gak angkat
telepon, akunya frustasi!!!”
“Aku komplikasi.” heee?
“Ngg? Errr, kau bawa apa Sasuke-kun?”
Tanya Sakura setelah melepas pelukan dan matanya beralih pada sebuah kotak yang
ditentengi Sasuke, jarang-jarang Sasuke membawa barang-barang besar seperti
ini.
“Penasaran? Coba tebak.” Ujar Sasuke
yang langsung dianggukkan oleh Sakura yang kemudian mulai mengira-ngira.
“Emh, apa itu cincin? Err… tapi
cincin tak perlu kotak sebesar itu.”
“…”
“Ah! Atau perhiasan lengkap?! Err.. tapi
sepertinya kotak seperti ini tak cocok untuk perhiasan.”
“…”
“Atau jangan-jangan ini perlengkapan
dokter ya, Sasuke-kun? Kan ini lumayan besar untuk memuat peralatan dokter.”
“…”
“Kenapa kau diam saja Sasuke-kun?!
Aku menyerah!” Sakura mengangkat kedua tangannya. Sasuke hanya tersenyum kecil.
Sasuke dan Sakura langsung menduduki
sebuah sofa di ruang tengah rumah Sakura.
“Hn, bukalah sendiri.” Ujar Sasuke
sembari memberikan kotak yang ia bawa, yang ia beli di toko sebelum pergi ke
rumah Sakura.
Sakura mengernyit heran ketika
melihat isi kotak itu, yah walaupun tak dapat dipungkiri ia sangat senang.
Ternyata Sasuke mengerti dirinya.
“Ice cream?” tatapan Sakura beralih
kepada pemuda yang membawa kotak itu, dia harus menjelaskan apa maksudnya.
“Hn, itu memang ice cream. Bukankah
kau sangat menyukai ice cream dan musim panas, hm?”
Sakura sangat senang, ternyata Sasuke
mengerti dirinya!!! Haaah bahagianya.
“Kau tahu kenapa aku juga jadi
menyukai ice cream dan musim panas?”
Sakura menggeleng, memangnya sejak kapan
kekasihnya ini suka makan ice cream?
“Itu karena ice cream dan musim panas
menggambarkan diriku dan dirimu.”
Sakura mengangkat sebelah alisnya,
apa maksud pemuda ini?
“Bukankah panasnya matahari membuat
ice cream meleleh?” Sakura menggangguk.
“Jika kau jadi matahari maka aku akan
menjadi ice creamnya.” Dahi Sakura mengerut.
“Ice cream yang meleleh karena
terkena sinar matahari sama halnya denganku yang meleleh karena terpesona
olehmu.”
Detak jantung Sakura melebihi normal
sekarang. Hey! Kenapa Sasuke berubah menjadi gombal begini?!
“T-tapi kenapa harus musim panas
Sasuke-kun?”
“Seperti matahari, di musim panas
pasti lebih panas kan? Maka kau sebagai matahariku, semakin mempesona.” Tutur
Sasuke memandang lembut kekasih tercintanya itu. Tanpa disadari, rona tipis
menjalar di pipi pemuda itu. Sakura? Jangan tanya, ia sudah semerah tomat
sekarang.
Hari itu berakhir dengan makan ice
cream bersama ditemani gombalan-gombalan Sasuke yang entah datangnya darimana.
OWARI
Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkk, rasanya ga pernah ngepost di blog itu tuh kyaaaa i'm dying, akhirnya terpaksa post fic ga jelas ini TwT aku sibuk sih, aduh kenapa sih anak SMA disuruh serius? padahal aku mau main-main :'3