Bahasa Indonesia: Contoh Karya Ilmiah “Pengaruh Kebersihan Kelas Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa”
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan
belajar yang efektif adalah lingkungan belajar yang produktif, di mana sebuah
lingkungan belajar yang didesain atau dibangun untuk membantu pelajar untuk
meningkatkan produktifitas belajar mereka sehingga proses belajar mengajar
tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini dapat digambarkan dengan
kemudahan para pelajar dalam berfikir, berkreasi dan mampu secara aktif
dikarenakan lingkungan belajar yang bersih dan sangat mendukung
timbulnya ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, berbeda halnya dengan lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan membosankan sehingga tidak muncul rasa semangat yang dengan sendirinya dapat mempengaruhi minat belajar siswa.
timbulnya ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, berbeda halnya dengan lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan membosankan sehingga tidak muncul rasa semangat yang dengan sendirinya dapat mempengaruhi minat belajar siswa.
Kegiatan
belajar mengajar juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Konsentrasi dari
otak tidak terlepas dari lingkungan. Jika lingkungan bersih, maka dapat
meningkatkan konsentrasi kerja otak sehingga konsentrasi berfikir lebih luas.
Begitu juga sebaliknya, jika lingkungan kotor maka dapat menurunkan konsentrasi
kerja otak sehingga konsentrasi berfikir akan menurun. Berdasarkan uraian
diatas, maka penulis memberi judul “Pengaruh Kebersihan Kelas Terhadap
Konsentrasi Belajar Siswa”.
B. Uraian
Singkat
"Buanglah
sampah pada tempatnya".
Slogan
itu mungkin masih terngiang dipikiran kita sebagai seorang pelajar. Tetapi
dimanapun slogan itu berada, terkadang dibeberapa sekolah masih saja ada sampah
yang menemaninya disepanjang lorong maupun didalam kelas. Lalu, apakah
kebersihan kelas itu penting? Mengapa kita harus menjaga kebersihan disekolah?
Kedisiplinan dapat diartikan sebagai tingkat kepatuhan siswa terhadap peraturan disekolah, baik mengenai jadwal pelajaran maupun kebersihan. Jadwal piket merupakan salah satu peraturan yang harus dipatuhi dan ditaati oleh para siswa disekolah. Karena itu, kita dapat menilai kedisiplinan seseorang melalui kebersihan kelas. Bila kelas bersih, itu berarti kedisiplinan petugas piket baik, sedangkan bila sebaliknya berarti kurang baik.
Kedisiplinan dapat diartikan sebagai tingkat kepatuhan siswa terhadap peraturan disekolah, baik mengenai jadwal pelajaran maupun kebersihan. Jadwal piket merupakan salah satu peraturan yang harus dipatuhi dan ditaati oleh para siswa disekolah. Karena itu, kita dapat menilai kedisiplinan seseorang melalui kebersihan kelas. Bila kelas bersih, itu berarti kedisiplinan petugas piket baik, sedangkan bila sebaliknya berarti kurang baik.
Menjaga
kebersihan kelas itu sangatlah penting. Selain melatih kedisiplinan, menjaga
kebersihan kelas harus dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit di sekolah
seperti Demam Berdarah.
C. Rumusan Masalah
Adapaun rumusan masalah yang akan
di bahas yaitu:
• Bagaimana kondisi kebersihan kelas MAN 2 MODEL Mataram?
• Bagaimanakah peran serta siswa dalam menjaga kebersihan kelas?
• Bagaimana pengaruh kebersihan kelas terhadap konsentrasi belajar
siswa?
D. Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan penelitian yaitu:
• Untuk mengetahui kondisi kebersihan kelas MAN 2 MODEL Mataram.
• Untuk mengetahui peran serta siswa dalam menjaga kebersihan
kelas.
• Unuk mengetahui pengaruh kebersihan kelas terhadap konsentrasi
belajar siswa.
E. Manfaat
Penelitian
• Penelitian ini dapat
membuka wawasan penulis tentang pengaruh kondisi kebersihan kelas di sekolah
terhadap konsentrasi belajar siswa dan membuka wawasan pembaca tentang keadaan
kelas yang baik, yang dapat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Kebersihan
Kebersihan adalah
keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah,
dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan
proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan
juga berarti bebas dari virus, bakteri patogen, dan bahan
kimia berbahaya.
Kebersihan
adalah salah satu tanda dari keadaan higiene yang baik. Manusia perlu
menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak
malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri
sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri,
seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan
memakai pakaian yang bersih.
Kebersihan
lingkungan adalah kebersihan tempat
tinggal, tempat bekerja, dan berbagai sarana umum. Kebersihan tempat
tinggal dilakukan dengan cara melap jendela dan perabot rumah tangga,
menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan
masak dan peralatan makan (misalnya dengan abu gosok),
membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah.
Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan selokan, dan
membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.
B. Upaya
Menciptakan Sekolah yang Bersih.
Tentu
kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh, dan penuh dengan sampah.
Disamping itu, sampah yang sering kita buang dengan sembarangan dapat mencemari
lingkungan baik didalam maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana
belajar yang tidak nyaman. Demi terciptanya lingkungan sekolah yang bersih,
sehat, dan indah sebaiknya melakukan upaya-upaya yang bersifat mengatasi
masalah tersebut, upaya-upaya yang perlu di lakukan adalah sebagai berikut:
a. Guru
memberi contoh bila membuang sampah selalu pada tempatnya.
b. Membuat tata
tertib baru yang isinya tentang pemberian denda Rp
2000,00 setiap membuang sampah tidak pada
tempatnya.
c. Siswa
diharapkan mempunyai kesadaran hati nuraninya sendiri untuk menjaga kebersihan
sekolah.
d. Petugas
piket pada hari itu juga harus membersihkan kelas dan lingkungan sekitar.
e. Melarang
siswa membuang sampah tidak pada tempatnya.
f. Melarang
siswa mencorat-coret meja atau kursi di dalam kelas atau lingkungan sekitar dan
memberikan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.
Beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk menjaga kebersihan dikelas adalah :
a. Menggunakan
kolong meja hanya untuk menyimpan buku serta barang lain, bukan
sampah.
b. Menyediakan
dan menggunakan alat kebersihan seperti sapu dan pengki.
c. Mengoptimalkan
kinerja petugas piket.
d. Mengadakan
Jumsih (Jum'at Bersih) atau Tuber (Sabtu Bersih).
e. Mengadakan
penilaian atau perlombaan kebersihan kelas.
f. Melarang
siswa membawa serta memakan makanan/minuman didalam kelas.
g. Meniadakan
Koperasi dan mengadakan Kantin disekolah yang tidak menjual makanan
kemasan.
h. Mewajibkan
siswa membawa makanan sendiri dari rumah.
i. Memberi
denda pada siswa yang membuang sampah sembarangan.
j. Menyediakan
tempat pembuangan sampah diluar kelas. Akan lebih baik jika tempat sampah
dikelompokkan berdasarkan jenis sampah.
k. Langsung
mengunci kelas usai KBM
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
A. Latar
Penelitian
Latar penelitian ini adalah kelas
XI IPA 1 MAN 2 MODEL Mataram.
B. Populasi
dan Sampel
1. Populasi
Jumlah siswa di kelas XI IPA 1 MAN
2 MODEL Mataram pada bulan Februari dan Maret berjumlah 33 siswa. Yang terdiri
dari:
2. Sampel
Berdasarkan
pertimbangan penelitian, maka ditentukan sampel sebanyak
16 siswa/siswi.
D. Prosedur
Pengumpulan data
Adapun pengumpulan data yang
dilakukan oleh penulis dalam pembuatan karya ilmiah ini, yaitu dengan
menggunakan beberapa media seperti:
1. Media
Elektronik (internet).
2. Studi
kasus (Metode pengumpulan data yang dibutuhkan dengan cara menarik sampel dalam
unit sampel tertentu yang berhubungan dan dipelajari secara lebih mendalam.
3. Wawancara
terhadap sampel.
E. Teknis
Analisis Data
Teknik
analisis data dalam penelitian adalah teknik penelitian statistik sederhana
yang digunakan dalam menganalisis data teknik distribusi. Teknik disribusi
adalah teknik analisis data statistik sederhana yang sering dipakai untuk
mengetahui sebaran data dalam suatu kelas-kelas tertentu
Rentangan
parameter atau ukuran penilaian yang dipakai sebagai tolak ukur untuk
menentukan tinggi rendahnya sikap bersih siswa-siswi adalah sebagai berikut :
Sangat
baik ( A ) =
90% -100%
Baik ( B ) = 70%-80%
Cukup
( C ) =
50% - 60 %
Kurang ( D ) = 30% - 40%
Sangat
kurang ( E ) = < 30 %
Rumus penentuan tinggi rendahnya
sikap siswa terhadap sarapan adalah
sebagai berikut:
1. x 100%
2. x100%
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bisakah anda berkonsentrasi
belajar jika ruangan yang anda tempati belajar itu kotor.
NO
|
NAMA
SISWA
|
RUANGAN
KELAS KOTOR
|
||
BISA
|
TIDAK
BISA
|
|||
1
|
Alvia
|
|||
2
|
Aniza
|
|||
3
|
Dila
|
|||
4
|
Silma
|
|||
5
|
Syavira
|
ü
|
||
6
|
Suci
|
ü
|
||
7
|
Rodiani
|
ü
|
||
8
|
Syarah
|
ü
|
||
9
|
Silvia
|
ü
|
||
10
|
Wihda
|
ü
|
||
11
|
Gallant
|
ü
|
||
12
|
Afan
|
ü
|
||
13
|
Satria
|
ü
|
||
14
|
Taufik
|
ü
|
||
15
|
Ardin
|
|||
16
|
Yuda
|
ü
|
A. Hasil
Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui :
a. Tanggapan
siswa di kelas kelas XI IPA 1 MAN 2 MODEL Mataram.
Berdasarkan data dari tabel
diatas, menyebutkan bahwa terdapat 10 orang siswa yang tidak dapat
berkonsentrasi belajar jika kelas itu kotor dan terdapat 6 orang siswa yang
memilih sedang (antara bisa dan tidak bisa).
No
|
Keterangan
|
Jumlah
|
Persentase
|
Huruf
|
1.
|
Jumlah siswa yang bisa
berkonsentrasi akibat kelas yang kotor
|
10
orang
|
62,5%
|
B
|
2.
|
Jumlah siswa yang tidak
bisa berkonsentrasi akibat kelas yang kotor
|
6 orang
|
37,5%
|
D
|
B. Pembahasan
a. Kondisi
kebersihan kelas MAN 2 MODEL Mataram
Menurut hasil penelitian yang
telah penulis lakukan, dapat diketahui bahwa kondisi kebersihan di kelas XI IPA
1 MAN 2 MODEL Mataram, masih kurang bersih, karena kebersihannya itu hanya
ditemukan pada pagi hari saja dan setelah memasuki siang hari kondisinya
menjadi kotor kembali dan masih banyak ditemukan coretan-coretan yang menempel
di meja dan bangku, ini diakibatkan karena kurangnya kesadaran siswa mengenai
akan pentingnya kebersihan.
b. Peran
serta siswa dalam menjaga kebersihan kelas agar kelas kita terlihat bersih,
siswa dapat berperan dalam menjaga kebersihan kelas dengan cara tidak membuang
sampah sembarangan, selain itu siswa juga bisa memungut sampah yang berserakan
dan membuangnya pada tempat sampah yang telah tersedia agar tidak ada sampah
yang berserakan di lingkungan sekolah. Serta, siswa diharapkan tidak
mencorat-coret tembok dan bangku yang merupakan sarana pembelajaran, dengan
begitu, bangku dan tembok akan tetap terlihat bersih tanpa adanya
coretan-coretan yang dibuat oleh siswa dan siswi. Siswa dan siswi juga
diharapkan menyediakan alat alat kebersihan, seperti sapu, kemoceng, dll.
karena apabila memasuki musim hujan dan di suatu kelas itu tidak tersedia alas
kaki maka biasanya kelas itu akan menjadi kotor.
Hal yang paling pokok untuk peran
siswa dan siswi dalam menjaga kebersihan kelas adalah, kesadaran diri
masing-masing individu untuk menjaga kebersihan kelasnya agar kelas tetap dalam
keadaan bersih dan nyaman untuk proses kegiatan belajar mengajar.
c. Pengaruh
kebersihan kelas terhadap konsentrasi belajar siswa
Dari hasil penelitian diatas dapat
diketahui bahwa pengaruh kebersihan kelas terhadap konsentrasi belajar siswa di
dua kelas yang berbeda baik yang ada dibontomarannu dan maupun yang ada di
pattallassang, kebanyakan siswa tidak dapat berkonsentrasi belajar jika ruangan
kelas yang ditempatinya itu kotor. kalau kita dapat persentasi tanggapan siswa
itu sekitar 76 % yang tidak dapat berkonsentrasi dan
sekitar 26 % yang masih bisa berkonsentrasi.
Kebersihan
sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Jika kelas bersih, indah
dan tertata rapi maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses
pembelajaran akan tercapai, selain itu konsentrasipun bisa lebih
fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat. Tetapi
sebaliknya, jikalingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan kumuh,
pelajaran atau materiyang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh
siswa, hal ini disebabkankarena pecahnya konsebtrasi akibat situasi kelas yang
tidak nyaman. Suasana kelas yang seperti ini juga menyebabkan siswa bosan
atau mengantuk. Maka dari itu kelas harus selalu dalam keadaan bersih agar
siswa bisa meningkatkan konsentrasi belajarnya.
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa kelas yang kotor sangat mengganggu
konsentrasi belajar siswa. Dan sebaliknya jika kelas itu bersih maka
konsentrasi belajar siswa akan menjadi nyaman dan fokus.
B. Saran
Semoga karya ilmiah ini
dapat memotivasi siswa untuk berbuat yang lebih baik, demi masa
depan yang lebih cerah.
Dapat dilihat dan didownload disini
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara download:
1. Klik tulisan 'disini' di atas
2. Silang laman yang tidak perlu, tunggu loading sebentar
3. Tekan 'Skip Ad'
4. Download file drive di tanda unduh (panah ke bawah ↓) di pojok kanan atas laman google drive
5. Selesai, tinggal cek di folder download
❤❤❤
2 comment
tulisan disini nya dimana ka?
ReplyDeleteitu dibawah bab v penutup kan ada tulisan 'disini' tinggal diklik aja
DeleteWhat do you think about this post?