A SasuSaku Fanfiction: Please Love Me Like I Love You - Chapter 1: So Happy to See You!
Naruto ©Masashi
Kishimoto
SasuSaku’s
Pairing
Warning: OOC, alur kecepetan, gaje, typo bertebaran (walaupun sudah
diminimalisir), dll.
Note: sudah pernah dipost di fanfiction(dot)net dengan judul sama.
Happy reading minna!^^)/
.
.
“Haaah Sasori-nii lama sekali sih
pulangnyaaaa…” gumam Sakura dengan suara kecil sembari menoleh ke kanan dan ke
kiri jalan untuk melihat orang yang sedang ditunggunya.
Saat ini, gadis bersurai pink itu tengah menunggu kedatangan
kakaknya-Sasori- di depan sekolah untuk menjemputnya. Jarak kampus Sasori dan
sekolah Sakura sangat dekat, namun Sasori selalu saja terlambat menjemput
Sakura.
“Ah, tampaaan…” gumam Sakura saat menoleh ke arah kanan, terlihat
seorang anak laki-laki berambut hitam bermodel emo tengah memakan sebungkus
kentang goreng.
‘Ah Kami-sama, tampan sekaliiiii…’ batin Sakura berteriak.
‘Hmm, sepertinya dia adik kelas dehh…’
“…Hey Sakura! Saku! SA KU RA!!!”
“Ah i-iya iyaa” seketika Sakura tersadar dari lamunannya dan
menoleh ke sumber suara, ternyata itu suara Sasori. Sakura pun segera
masuk ke dalam mobil.
‘Ah aku harus tau siapa dia!’ batin Sakura.
“Hey! Malah senyam senyum sendiri ni anak!” kata Sasori sembari
melemparkan sebuah kotak tissue kecil ke arah Sakura.
Sakura hanya menggerutu kesal dan dibalas gelak tawa Sasori.
.
.
.
“Ah itu dia! Ino, Hinata cepaat tanya namanyaa, itu diaa!” teriak
Sakura menunjuk-nunjuk lelaki yang ia lihat kemarin sedang membeli es
mochachino.
Setelah menceritakan pertemuan –oh tidak, mereka tidak bertemu, tapi
Sakura lah yang melihat pemuda itu. Okay apa pun itu yang jelas Sakura sudah
menceritakan semuanya dengan detail, Sakura juga meminta kepada Ino dan Hinata
untuk mencari tahu siapa sebenarnya pemuda tampan itu.
“Yayaya baiklah, kau tunggu di sini. Ayo Hinata.” kata Ino sambil
menarik tangan Hinata dan mereka pun menghampiri pemuda itu.
Sakura yang melihat mereka pun hanya seyam senyum nggak jelas di
antara kerumunan siswa –gila kali?.
.
.
.
“Hey! Siapa namamu?” sapa Ino tanpa basa-basi kepada pemuda itu.
“Hn.” Tanpa diduga-duga jawaban yang keluar dari mulut manis
pemuda itu hanya terdiri dari dua huruf, oh Kami-samaaa.
“Heh, jawab yang benar!” Ino sedikit meninggikan suaranya.
“Untuk apa namaku?” pemuda itu menaikkan sebelah alisnya, bingung.
“Ah k-katakan s-aja, k-kami hanya ingin t-tahu kok.” Kata Hinata,
takut kalau yang jawab Ino, ntar yang ada pemuda ini habis dibentak-bentak sama
Ino.
“Hn, Sasuke.” Jawab pemuda itu sekenanya.
“Nah gitu dong dari tadi!” kata Ino, emosi rupanya.
“A-arigato.” Kata Hinata melerai.
Pemuda yang bernama Sasuke itu hanya menatap kepergian mereka
dengan penuh tanda tanya, ah entahlah.
.
.
.
Ino dan Hinata pun menghampiri Sakura dan memberitahu nama pemuda
itu.
“Hah? J-jadi namanya Sasuke? Aaahh tampan sekaliii…” kata Sakura
sambil goyang-goyang kegirangan entah goyang apa.
“Ah terimakasih ya Ino, Hinata. Aku senang sekali.” Lanjut Sakura
masih dengan tampang senangnya yang berlebihan.
“Heh, dia sombong sekali, menyebutkan namanya saja sulit sekali,
huh.” Geram Ino. Sakura dah Hinata hanya tertawa cekikikan.
“S-sama-sama Sakura-chan, kami senang membantu.” Kata Hinata
tersenyum.
“Yaa itulah gunanya sahabat…” kata Ino tersenyum juga, emosinya
sudah mereda rupanya. Sakura membalasnya dengan senyuman juga, jadi mereka
sedang senyum-senyuman deh bertiga –Trio gila?.
“Aku ingin tahu segalanya tentang dia…” gumam kecil Sakura yang
mungkin saja tidak dapat didengar oleh Ino dan Hinata.
.
.
.
Cerita tentang Sakura yang menyukai adik kelas bernama Sasuke itu
pun menjadi trend topic di kalangan teman-teman Sakura, dan cukup sampai
ditelinga teman-teman sekelas Sasuke. Dan mungkin saja Sasuke juga tahu. Entahlah…
Belakangan ini Sakura juga sering membuat status di facebook atau
pun tweet di twitter yang benar-benar menampakkan nama ‘Sasuke’. Sepertinya dia
sudah gila, apa dia lupa bahwa dia ini perempuan, oh memalukan!.
Hari demi hari pun terlewati, Sakura pun sudah tahu banyak tentang
Sasuke, seperti nama lengkapnya misalnya, ternyata teman sekelah Sasuke yang
bernama Lee itu yang memberitahunya.
Flashback on.
“Kak, mau tahu nama lengkapnya Sasuke?” kata Lee saat melihat
Sakura dan teman-temannya melewati koridor depan kelasnya.
“Ah tentu sajaa.” Jawab Sakura senang.
“Sasuke Uchiha.” kata Lee cekikikan sambil berlalu.
“Ah yaya! Termakasih!” kata Sakura mengeluarkan ekspresi imutnya.
Flashback off.
Semenjak tahu nama lengkap Sasuke, Sakura semakin sering menemukan
nama Sasuke terpampang dimana-mana, seperti di buku kunjungan perpustakan
misalnya. Sakura juga sering dan semakin sering membuat status atau tweet yang
menyangkut-pautkan nama lengkap Sasuke. Tak jarang teman sekelas Sasuke atau
teman-temannya berkomentar pada status-status Sakura tersebut. Sperti
status-status yang ini misalnyaa…
Sakura Haruno
‘Sasuke Uchiha<3’
(Y) 13 people like this.
Shikamaru Nara
Loh? Dia sekolah di sekolah kita Sasuke ini?dia Adik kelasku
di SD dulu.
Sakura Haruno
Iya dia sekolah di sekolah kita, aah masa?
Sakura lompat-lompat di kasurnya–senang, karena dia tahu pasti
temannya ini akan memberikan sedikit banyak informasi tentang Sasuke. Dan benar
saja…
Shikamaru Nara
Oh, there’s his fb account Sasuke Cool’z haha :D
Sakura yang membacanya pun benar-benar tidak dapat menahan rasa
senangnya, ia pun jingkrak-jingkrak di atas kasur empuknya.
Sakura Haruno
Thank you Shikaaa…!!!
Shikamaru Nara
You’re welcome!.
Dan berakhirlah percakapan antara Sakura dan Shikamaru–teman
laki-laki Sakura yang tentu saja berbeda kelas dengan Sakura. Setelah membuka
timeline facebook Sasuke dan men-stalking sampai tidak ada informasi yang
terlewatkan. Sakura juga mengadd akun facebook orang
tua dan kakak Sasuke yang tercantum dengan jelasnya di bio Sasuke, dan tak
mungkin terlupakan oleh Sakura untuk mengadd akun facebook Sasuke.
Setelah selesai menjelajahi akun facebook keempat anggota keluarga Uchiha itu
dan mendapat banyak informasi, Sakura pun membuat status yang akhirnya
dikomentari oleh teman dekat Sasuke, Naruto.
Sakura Haruno
Yeayyy!! Akhirnya tahu banyak tentang Sasuke Uchiha!!!
(Y) 18 people like this.
Aruu Naruto
Wah, kak Sakura bener-bener suka nih sama Sasuke, hahaha.
Sakura Haruno
Hehe, iya nih.
Aruu Naruto
Oh, saya teman dekatnya Sasuke, kak. Dari SD kita sebangku sampai
sekarang.
Sakura sukses menganga setelah membaca komentar dari Naruto itu,
dia benar-benar senang.
Sakura Haruno
Waah gitu yaa, bagus dong! Boleh nanya-nanya dong nih hihihi.
Aruu Naruto
Boleh kok kak.
Sakura Haruno
Sip di inbox ya!
Aruu Naruto
Ya.
Sakura pun mengembangkan senyumnya dan mulai menuliskan beberapa
pertanyaan kepada Naruto…….
Sakura Haruno
tanggal brp Sasuke lahir?
Aruu Naruto
Tanggal 23 juli
Sakura Haruno
Okede, arigato ne.
Aruu Naruto
Douitashimashite.
“Teg!” Sakura menutup laptopnya dengan keras—saking
senangnya. Bagaimana tidak? Baru saja dia mengorek informasi tentang
Sasuke Uchiha dari sahabat terdekatnya. Oh betapa beruntungnya Sakura bisa
mengetahui bio lengkap Sasuke dalam hitungan detik+detik.
.
.
.
.
.
Pagi yang cerah, sangat cerah apalagi untuk Sakura yang sedang
fallin’ in love. Okay, itu tidak ada hubungannya, mungkin ada, entahlah,
lupakan. Setelah tersadar dari lamunannya sendiri ia bergegas masuk ke kamar
mandi. Tapi, seperti manusia lainnya, jika sedang jatuh cinta yang difikirkan
hanya orang yang disukai. Setelah membuang banyak waktu percuma di kamar mandi,
Sakura berpakain dan siap-siap menuju sekolah. Ia tak sempat sarapan, bagaikan
orang sibuk—mikirin cowok—, setelah berpamitan dengan orang tuanya ia bergegas
menuju ke sekolah bersama Sasori yang sudah sarapan—Sasori gak bisa hidup
kalo gak sarapan— menggunakan mobil nya.
Sasori menurunkan Sakura tepat di pintu gerbang SMA Konoha—sekolah
Sakura—. Setelah turun dan bersalaman dengan guru-guru yang piket, Sakura
langsung berjalan ke kelasnya. Ia merasakan sesuatu yang kurang. Dia
mencari-cari sosok itu. Dan… dapat! Sakura tidak jadi menuju kelasnya, sekarang
ia di sini, di depan pemuda itu, dia kembali ke pintu gerbang dan menemukan
sosok pemuda yang ia cari, Sasuke Uchiha.
Sakura hanya senyam-senyum ga jelas depan Sasuke. Sementara, yang
disenyumi malah merasa risih dan terganggu, Sasuke melanjutkan jalannya tanpa
memperdulikan Sakura. Sasuke sering bertemu gadis seperti Sakura, Sasuke memang
memiliki banyak fans yang sangat gila, jadi Sasuke sudah kebal dan tidak
menanggapi Sakura. Sakura yang diabaikan hanya menggerutu sambil berjalan ke
kelasnya.
“Huh dasar, masa aku gak diperduliin sih!” cerocos Sakura
setibanya di kelas.
“Sasuke?” Tanya Hinata singkat, namun sangat dapat dimengerti.
“Ya” jawab Sakura sekenanya sembari duduk di bangkunya.
“Ya jelaslah kamu ga diperduliin, dia kan ga kenal sama kamu,
pasti kamu dianggap sama aja kayak fangirlsnya yang banyak itu. Kamu terlalu
berlebihan apalagi sampai ngupdate tweet sama status yang ada hubungannya sama
Uchiha itu. Biasa aja dong forehead!” timpal Ino panjang lebar.
“Terserah kau saja pig…” balas Sakura tak mau ambil pusing dan
menghindari perdebatan.
Mereka memang selalu berdebat tentang kebodohan Sakura yang harus
segera dihentikan ini, Ino dan Hinata juga teman-teman lainnya tak mau jika
Sakura disamakan dengan fangirls Sasuke yang lebih berlebihan dari Sakura.
Sakura merupakan salah satu dari sekian anggota OSIS, hari ini
OSIS akan mengadakan kegiatan rutin disiplin siswa alias razia perlengkapan dan
kerapian. Sakura sengaja membujuk sang ketua OSIS agar menugaskannya merazia
kelas X-4—kelas Sasuke— jadi, Sakura dapat bertemu dengan Sasuke. Dan sang
ketua OSIS mengabulkannya. Semua anggota OSIS telah bubar menuju kelas yang
ditugaskan.
“Konnichiwa minna-san!” sorak Sakura dan temannya yang lain.
“Konnichiwa mou.” Balas seluruh siswa X-4, but without Sasuke I
think.
“Ciiiaaaaatt Sakura-senpai pasti ingin bertemu dengan Sasuke-kun
yaaa??!!” cerocos seorang siswi yang tak Sakura kenal—tapi siswi itu yang
mengenal Sakura, kan?.
Sakura merasa bahagia banyak sekali teman-teman Sasuke yang
mendukungnya, what a lucky girl! Namun, Sakura malu menampakkan kegembiraannya
di depan Sasuke setelah ia mengabaikan Sakura tadi pagi. Jadi, Sakura memilih
diam dan menyuruh temannya mengalihkan pembicaraan dari topik Sasuke menuju
topik yang merupakan tujuannya datang kemari.
“Jadi begini, kami dari OSIS akan melakukan razia, jadi dimohon
kalian berdiri, kami akan segera memeriksa tas kalian dan perlengkapan kalian.”
Timpal teman Sakura mengheningkan suasana kelas yang ricuh akibat kedatangan
Sakura yang notabene menyukai Sasuke. Semua murid menuruti perintah kakak
OSISnya itu.
“Nah, Sakura aku yang ini dan ini, Kau yang itu dan itu, ya.” Kata
teman Sakura sambil menunjuk arah bangku yang dimaksud. Dan, Sakura benar-benar
gugup sekarang, apa temannya itu sudah gila? Bangku yang ditunjukkan untuk
Sakura adalah deretan bangku tempat Sasuke duduk. Okay, Sakura takut sekarang.
Sakura menepis perasaan takutnya dan mulai memeriksa siswa-siswi
itu, dan kini giliran deretan Sasuke, dia duduk di bangku urutan ke 2 dekat
jendela depan meja guru. Dengan sangat gugup Sakura memeriksanya. Sasuke diam
saja, berekspresi datar seperti biasanya, Sakura mengabaikan ekspresi Sasuke,
lagipula baguslah dia berekspresi seperti itu daripada di memarahi Sakura
karena kebodohan dan ke-lebay-an nya ‘kan?.
Setelah selesai memeriksa, mereka pamit dan melenggang keluar
kelas menuju ruang OSIS untuk melapor hasil razia kali ini, syukurlah tak
banyak siswa-siswi X-4 yang melanggar.
.
.
.
.
.
“Haaah kau tahu Inoooo???!!!...” cerocos menggantung itu keluar
dari mulut manis Sakura saat masuk ke kelas.
Ino hanya mengernyit, heran.
“A-aku berdekatan dengan Sasuke!! Tadi, di kelasnyaa aaaa
senangnya akuu.” Lanjut Sakura lagi-lagi dengan ekspresi senang yang berlebihan.
“Baka forehead! Kau yang mendekatinya kan? Memalukan sekali…” Ino
ngomporin Sakura. Sakura hanya menatap wajah Ino, lalu duduk di kursinya.
“Hmm gomen…” kata Ino lagi.
Sakura menatap Ino dalam-dalam, kemudian tersenyum.
“Makanya jangan berlebihan, menurutku Sasuke pasti tidak menyukai
orang yang berlebihan Sakura.” Lanjut Ino sembari merangkul Sakura.
“Sebenarnya aku juga tidak mau berlebihan seperti ini Ino, tapi I
don’t know why, setiap ngeliat dia aku jadi kayak gini pig.”
“Kau harus berubah, belajar melupakannya.”
“Mana bisa!” Sakura menjitak kepala Ino. Ino meringis.
“Kau ini bagaimana, aku kan memberimu saran, lagipula lihat saja
memangnya dia pernah melihatmu? Atau sekedar melirikmu? Atau berbalik
menyapamu? Atau mengenalmu? Dan apakah dia tau perasaanmu padanya? Tolonglah
Sakura, jangan terlalu berharap, kau bisa sakit sendiri.” Tutur Ino. Sakura tak
bergeming, yang dikatakan Ino ada benarnya juga.
Hening.
Sakura berfikir.
“Ah!”
“Apa-apaan sih Sakura?! Bikin kaget aja..” celoteh Ino pada Sakura
yang tiba-tiba berbicara dengan volume paling tinggi seakan mengingat barang
yang hilang selama seribu tahun. Berlebihan sekali, lupakan saja.
“Inooo, Sasuke jelas tahu kalau aku menyukainyaa!! Kau tahu kan?
Teman-teman Sasuke tahu aku menyukai Sasuke, lagipula tadi teman-temannya
bilang aku menyukai Sasuke terang-terangan di depan Sasuke tauk!!” celoteh
Sakura lalu menjulurkan lidahnya.
“Terserah kau sajalah forehead!” Ino tak tahu mau berkata apa
lagi, yang dikatakan Sakura memang ada benarnya, tapi Ino malas berdebat dengan
Sakura jadi dia memilih untuk diam.
.
.
.
“Kringgg Krriiiiiiinnnngggggg”
Tak terasa bel tanda jam pelajaran telah selesai pun berbunyi,
saatnya seluruh siswa-siswi pulang. Namun masih ada beberapa siswa-siswi
yang masih berada di kelas, untuk piket atau belajar kelompok. Sakura
yang piket pun termasuk dalam beberapa orang tersebut.
“Haah lagi-lagi piket sendirian! Huh apa-apaan anak-anak itu!!”
gerutu Sakura sembari menyapu lantai. Sakura memang terkenal sebagai anak yang
rajin, pintar, dan disiplin. Dan tak lupa dia juga sangat baik namun terkadang
pelit. Kebaikan Sakura inilah yang dimanfaatkan teman-temannya, mereka hanya
tinggal mencari-cari alasan yang dapat Sakura percayai dan membiarkan Sakura
piket sendirian. Mereka yang jahat atau Sakuranya yang oon yak? Ngenes sekali
nasib Sakura. Sudah (kemungkinan besar) cintanya tak terbalaskan oleh Sasuke
Uchiha, eh teman-temannya ngebodohin dia pula. Kasian. Tapi hidup belum
berhenti di sini.
Setelah menyapu lantai, menghapus papan tulis, dan lain-lain, maka
selesailah tugas piket Sakura. Sakura pun bergegas meninggalkan kelasnya dan
tak lupa menutup pintu, karena banyak siswa-siswi yang suka merusak/mengotori
kelasnya—mungkin dengan menutup pintu itu siswa-siswi nakal tidak akan masuk.
Karena kelas Sakura berada di lantai 3, maka ia harus melewati dua
tangga yang panjang, sekolah sudah terasa sepi. Sakura mempercepat langkahnya.
Kini dia berada di tengah-tengah anak tangga antara lantai sati dan lantai dua.
“Sasuke!” sapa Sakura sembari tersenyum manis saat melihat sang
pujaan hati sedang melewati koridor depan tangga.
Sasuke reflek menoleh ke sumber suara, dan betapa terkejutnya dia
menemukan Sakura sedang menatapnya dalam-dalam dengan senyum manis lebih manis
dari madu atau pun susu kental manis atau gula atau yang manis-manis
lainnya. Senyum manis yang dapat melumpuhkan pertahanan laki-laki manapun.
Sasuke hampir saja membalas senyum manis Sakura, tapi ditahannya. Hey! Kau tahu
kenapa Sasuke pulangnya lama?! Bukan karena dia piket ataupun belajar kelompok,
melainkan sengaja menunggu Naruto piket agar dapat menghindar dari gadis-gadis lebay—termasuk
Sakura— yang akan merusak harinya dan menghancurkan moodnya karena risih. Hey!
Siapa sih yang gak risih kalo diikutin sambil diteriak-teriakin? Huh. Okay,
karena Naruto piketnya nggak selesai-selesai Sasuke pun memutuskan untuk pulang
sendiri dan meninggalkan Naruto, lagipula sekolah juga sudah mulai sepi.
Namun, dia di sini, onyxnya sedang saling bertatap-tatapan dengan
emerald milik Sakura. Bukankah ini yan dia hindari? Lalu mengapa dia masih diam
di sini?
Beberapa detik kemudian Sasuke sadar, kemudian menghadapkan
wajahnya ke depan dan mulai berjalan menuju gerbang untuk pulang. Sakura
mematung, ia menyadari Sasuke berdiri menghadapnya cukup lama, karena malas
berfikir Sakura memilih menyusul Sasuke ke gerbang sekolah dan pulang ke
rumahnya.
To be continued.
0 comment
What do you think about this post?