Puji syukur
kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-NYA, sehingga
laporan kegiatan praktikum mengenai Penurunan titik beku larutan ini dapat
terselesaikan.Laporan ini disusun berdasarkan kerja keras kami yang ditempuh
selama beberapa hari dengan bimbingan yang diberikan.
Terselesaikannya
laporan ini bukan karena usaha kami sendiri, semua tidak terlepas dari uluran
tangan yang diberikan oleh berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung.Yang telah membantu kami, mulai dari kegitan praktek sampai dengan
penyusunan laporan oleh karena itu pada kesempatan ini dengan rendah hati kami
menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait.
Kami
menyadari amatlah terbatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki untuk
menciptakan karya tanpa cela. Tentulah masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karna itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
sangat kami harapkan, hargai dan akan diterima dengan kerendahan hati, agar
menjadi koreksi pada kami, sehingga kelak kami mampu menghasilkan sebuah karya
yang jauh lebih baik dan penulis berharap semoga laporan kegiatan praktikum
Penurunan titk beku ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Mataram,
00 jan 2016
Kelompok
x
BAB I
BAB I
A.
Pelaksanaan Praktikum
1.
Waktu pelaksanaan :
2.
Tujuan praktikum :
mengamati penurunan titik beku larutan elektrolit dan nonelektrolit.
3.
Lokasi praktkum : laboratorium
kimia man 2 mataram.
B.
Landasan Teori
Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana
terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada
suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih
antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik
beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan
ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat
terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu,
penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku
pelarut dan titik beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari
titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah
00C dengan adanya zat terlarut misalnya saja garam yang ditambahkan
ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 00C
melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 00C itulah penyebab
terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau
dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik
bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
C.
Alat dan Bahan
·
Alat :
1.
Gelas beker
2.
Thermometer
3.
Sendok
4.
Tabung reaksi
5.
Pengaduk kaca
·
Bahan :
1.
Akuades
2.
Garam dapur kasar
3.
Potongan-potongan kecil es
4.
Larutan cuka 0,5 M
5.
Larutan urea 0,5 M
D.
Cara Kerja
1.
Masukkan potongan-potongan
kecil es ke dalam gelas beker hingga ketinggiannya mencapai ¾ gelas.
2.
Tambahkan 4 sendok garam
dapur kasar ke dalam gelas beker berisi potongan es dan aduk hingga merata.
3.
Isi tabung reaksi dengan
akuades setinggi 4cm.
4.
Masukkan tabung reaksi yang
berisi akuades ke dalam gelas beker berisi campuran es dan garam dapur kasar.
5.
Aduklah akuades dalam
tabung reaksi dengan gerakan naik turun hingga air membeku.
6.
Ukur suhu menggunakan
thermometer. Catat suhu es dalam tabung reaksi setiap satu menit sampai semua
es mencair.
7.
Ulangi langkah 3, 4, 5, dan
6 untuk larutan cuka 0,5 M dan urea 0,5 M.
E.
Hasil Pengamatan
Larutan
|
Suhu pada Detik ke-
|
|||||
15
|
30
|
45
|
60
|
75
|
90
|
|
Akuades
|
10
|
7,5
|
5,2
|
5
|
1,9
|
-1,9
|
Cuka 0,5 M
|
15
|
10
|
5
|
3
|
0
|
-2
|
Urea 0,5 M
|
10
|
5
|
0
|
-4
|
-6
|
-8
|
BAB II
Pembahasan
Dari data di
atas dapat diketahui bahwa penambahan
zat terlarut dalam pelarut akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi yang
mengakibatkan semakin rendah titik bekunya.
Pada molal
yang sama, titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit berbeda karena zat
elektrolit sebagian atau seluruhnya terurai menjadi ion. Larutan elektrolit
mempunyai sifat koligatif lebih besar daripada sifat koligatif non elektrolit.
Hal tersebut
terjadi karena adanya suatu faktor yang biasa disebut faktor van't Hoff pada
larutan elektrolit dan dinyatakan dengan lambang i. Faktor van't Hoff adalah
perbandingan antara sifat koligatif yang terukur dari suatu larutan elektrolit
(cuka) dengan harga sifat koligatif
larutan yang diharapkan dari suatu zat non-elektrolit (urea) pada konsentrasi
yang sama.
Sifat koligatif bergantung kepada
konsentrasi partikel dalam larutan baik partikel itu berupa atom, molekul
ataupun ion, tetapi tidak bergantung kepada jenis zat terlarut. Dan zat elektrolit dalam larutannya akan
terurai menjadi ion-ionnya baik sebagian maupun seluruhnya. Jadi, untuk
konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki jumlah partikel yang lebih
banyak dibandingkan jumlah partikel dalam larutan non-elektrolit. Oleh sebab
itu, larutan elektrolit memiliki harga sifat koligatif yang lebih besar
daripada sifat koligatif larutan non-elektrolit.
Harga i dari elektrolit tipe kovalen lebih
bervariasi, tergantung pada kekuatan elektrolit itu. Elektrolit lemah memiliki
harga i mendekati satu, sedangkan elektrolit kuat memiliki harga i mendekati
harga teoretisnya.
BAB III
Kesimpulan
1.
Fungsi dari campuran
butiran butiran es batu dengan garam pada penurunan titik beku adalah sebagai
bahan untuk membekukan larutan yang akan diperiksa titik bekunya. Sedangkan Garam
berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es
batu tidak akan membeku pada suhu 0°C, sehingga ketika sebuah tabung reaksi
diletakkan didalam gelas kimia, akan terbentuk sebuah sistem antara larutan es
batu yang suhunya 0°C dengan larutan uji yang ada didalam tabung reaksi.
2.
Perubahan titik beku
larutan elektrolit dan nonelektrolit dipengaruhi oleh banyaknya ion yang
terkandung dalam larutan tersebut yang biasanya disebut konsentrasi zat
terlarut. Semakin banyak ion yang dibutuhkan untuk membentuk titik beku atau
semakin besar konsentrasi yang terkandung dalam larutan tersebut, maka
penurunan titik beku juga semakin besar dan sebaliknya.
3.
Keadaan titik beku pelarut
murni setelah dicampur zat terlarut akan menjadi lebih rendah dibawah titik
beku pelarut murni yang semula yaitu dibawah 0°C, zat terlarut akan berpengaruh
pada penurunan titik beku larutan karena pada suatu pelarut murni, zat terlarut
akan menyebabkan turunnya suhu titik beku dari pelarut murni tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Nana sutrisna .2004.Advanced
Learning chemistry 3A.Thrid edition.Bandung:facil
Parning,Horale,Tiopan.2012.Kimia
3A.Cetakan pertama.Jakarta:Yudhistira
Parning,Horale,Tiopan.2012.Kimia
3A.Edisi kedua.Jakarta:Yudhistira
Michael Purba dan
Sunardi.2012.Kimia.Jakarta: Erlangga
Dapat didownload disini
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara download:
1. Klik tulisan 'disini' di atas
2. Silang laman yang tidak perlu, tunggu loading sebentar
3. Tekan 'Skip Ad'
4. Download file drive di tanda unduh (panah ke bawah ↓) di pojok kanan atas laman google drive
5. Selesai, tinggal cek di folder download
❤❤❤
With Love,
Fina Sarah Adhari
Ig: finasaadha
Twitter: finasaraha_13