Qur'an Hadits: Membudayakan Hidup Sederhana & Menyantuni Dhuafa

by - October 03, 2017


1.       QS. Al-Furqan ayat 67
   Pada ayat tersebut dengan jelas menyebutkan, apabila manusia atau orang yang beriman yang ingin membelanjakan sesuatu, maka ketika membelanjakan tersebut dia tidak boleh terlalu boros, dan juga tidak boleh terlalu kikir.
¡  Tafsir jalalayn: (Dan orang-orang yang apabila membelanjakan) hartanya kepada anak-anak mereka (mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir) dapat dibaca Yaqturuu dan Yuqtiruu, artinya tidak mempersempit perbelanjaannya (dan adalah) nafkah mereka (di antara yang demikian itu) di antara berlebih-lebihan dan kikir (mengambil jalan pertengahan) yakni tengah-tengah.
   Baik nafkah wajib maupun sunat. Sampai melewati batas sehingga jatuh ke dalam pemborosan dan meremehkan hak yang wajib. Sehingga jatuh ke dalam kebakhilan dan kekikiran. Mereka mengeluarkan dalam hal yang wajib, seperti zakat, kaffarat dan nafkah yang wajib dan dalam hal yang patut dikeluarkan namun tidak sampai menimbulkan madharrat baik bagi diri maupun orang lain. Ayat ini memerintahkan untuk hidup hemat.
2.       QS. Al-Isra’ ayat 26-27
Artinya:
26. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. 
27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
Isi pokok kandungan dalam Q.S. Al-Isra' ayat 26 - 27 
¡  Dalam ayat 26 Allah swt. memerintahkan untuk menunaikan kewajiban dengan memenuhi hak (berzakat, shadaqah, infaq dll) kepada keluarga-keluarga yang dekat, orang miskin, musafir (orang yang dalam perjalanan).
¡  Perintah untuk berbuat baik kepada kaum dhuafa seperti orang orang miskin, orang terlantar, dan juga orang yang dalam perjalanan.
¡  “empererat tali persaudaraan dan hubungan kasih saya satu sama lain, saling bersilaturahmi, bersikap lemah lembut dan sopan santun, memberikan bantuan kepada mereka, dan memberikan sebagaian rizeki yang Allah swt berikan kepada kita semua.
¡  Penegasan bahwa kita dilarang untuk menghambur-hamburkan harta yang kita miliki secara boros atau berlebihan, Islam mengajarkan kita kesederhanaan, sehingga kita harus membelanjakan harta sesuai dengan kebutuhan saja, seperlunya saja dan tidak boleh berlebihan.
¡  Dalam ayat yang ke 27 Allah berfirman bahwa orang-orang yang berperilaku boros adalah saudara-saudaranya setan. Karena setan adalah makhluk yang Allah swt ciptakan, tetapi ia ingkar kepada Allah swt atau tidak mau menjalankan yang Allah swt perintahkan. Sehingga setan nantinya akan masuk ke dalam neraka, setan akan selalu menggoda manusia untuk mengajak kita masuk ke dalam neraka.
3.       Q.S. Al-Isra’ ayat 29-30
29. Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah)nanti kamu menjadi tercela dan menyesal.
30. Sungguh, Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki); sungguh, Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-hamba-Nya.
Asbabun Nuzul:
Ayat 29: dalam suatu riwayat (oleh Sasid bin Mansur yang bersumber dari Yasar Abil Hakam) dikemukakan bahwa Rasululah saw. menerima kiriman pakaian katun. Setelah menerimanya, beliau pun membagi-bagikannya kepada mereka yang dianggap lebih membutuhkannya. Setelah pakaian itu habis dibagi, datanglah serombongan orang yang meminta bagian. Lalu turunlah ayat ini untuk menegaskan bahwa apa yang didapat janganlah dihabiskan seluruhnya. 
Kandungan Q.S Al Israa : 29
¡  Allah melarang umat Islam (manusia) menafkahkan harta yang dikaruniakan Allah dalam dua cara: Terlalu kikir;Terlalu mewah/befoya-foya.
¡    Keduanya berakibat penyesalan dan kerugian.
Kandungan Q.S Al – Israa : 30
¡  Allah membagi rizki kepada manusia yang dikehendakinya dengan kadar/ukuran tertentu.
¡  Allah juga Mahatahu apa yang dilakukan hambanya berkenaan dengan harta kekayaannya yaitu : Darimana (Asal usul) harta tersebut didapatkan, dengan cara apa mengusahakannya(Halal/Haram) dan Bagaimana menghabiskannya.
4.       QS. Al-Qashas ayat 79-82
Terjemahan
¡  “Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dalam kemegahannyaberkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia berkata, “Mudah-mudahan kiranya kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah di berikan kepada karun; sesungguhnya ia mempunyai keberuntungan yang besar”.
¡  “Tetapi orang-orang yang di anugerahi ilmu berkata  "celakalah kamu!Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya di peroleh oleh orang-orang yang sabar”.
¡  “Maka kami benamkan dia (Qarun) beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang akan menolongnya selain Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang yang dapat membela diri”.
¡  “Dan orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu, berkata : “Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNya dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNya); kalau Allah tidak melimpahkan karuniaNya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah tidak beruntung orang-orang yang mengingkari ( nikmat Allah).“
      (Q.S Al-Qasas:79-82)
Isi kandungan ayat
¡  Ayat  (79) mengandung makna suatu kisah umat terdahulu, yaitu Qarun yang hidup dengan bergelimang harta. Qarun hidup pada zaman Nabi Musa a.s. Oleh Allah SWT. Qarun dikarunia harta melimpah. Begitu banyaknya harta yang dimiliki Qarun sehingga kunci gudang hartanya itu tidak bisa diangkat oleh puluhan orang kuat. Namun sayangnya, harta yang melimpah itu membuat Qarun lupa diri dan menjadi takabur. Dia mengatakan bahwa hartanya yang banyak itu berkat hasil usahanya semata, bukan karena adanya rahmat Allah atau pemberian-Nya.
¡  Pada suatu hari, Qarun keluar dari istana (rumahnya) dengan segala kemegahannya, dikawal oleh para punggawanya. Tujuannya adalah untuk memamerkan kekayaannya kepada masyarakat dan menunjukkan kehebatan dirinya dalam berusaha. Qarun berhasil memperdaya sebagian masyarakat dan diantara mereka ada yang berkata; “Alangkah senangnya seandainya kita diberi harta yang melimpah seperti Qarun, kita dapat menikmati hidup ini dengan sepuas – puasnya”.
¡  Dinyatakan pada ayat berikutnya (80) bahwa orang yang mempunyai ilmu dan akal sehat, sama sekali tidak tertarik oleh harta yang dipamerkan Qarun tersebut. Apalah artinya harta jika tidak dapat mendatangkan kebahagiaan di akhirat. Mereka bahkan mengatakan bahwa pahala Allah SWT. Jauh lebih penting dan bernilai daripada harta melimpah bagi orang yang beriman dan beramal saleh. Sebab, harta yang tidak berkah seperti harta kekayaan Qarun tersebut hanya akan mendatangkan azab dari Allah SWT. Mereka yakin bahwa Allah hanya akan memberikan pahala kepada orang – orang yang beriman dan beramal saleh.
¡  Selanjutnya (ayat 81 – 82), Allah menegaskan bahwa akibat kesombongan dan ketakaburannya, Qarun ditenggelamkan beserta seluruh harta kekayaannya ke dasar bumi dan tidak ditemukan bekas – bekasnya. Akhirnya, menjadi sebutan orang, setiap menemukan sesuatu yang bernilai dari dalam tanah, kita sering menyebutnya harta karun.
¡  Ditenggelamkannya Qarun ke dasar bumi merupakan azab Allah yang harus diterimanya atas kesombongannya. Ketika azab Allah itu datang, tidak ada seorangpun yang mampu memberikan pertolongan kepadanya. Bahkan dia sama sekali tidak mampu menolong dirinya sendiri., apalagi menolong orang lain. Harta kekayaan yang disombongkannya juga tidak mampu berbuat apa – apa, kecuali ikut hancur musnah ditelan bumi.
¡  Atas kejadian tragis yang menimpa Qarun beserta para pengikut setianya itu maka masyarakat yang sebelumnya menginginkan harta melimpah seperti yang dimiliki Qarun menjadi sadar dan kembali bertobat kepada Allah. Mereka menyadari bahwa harta benda sama sekali tidak bisa menolong dari azab Allah. Ia hanyalah titipan dan amanah yang harus digunakan sesuai dengan kehendak Allah. Jika tidak, maka harta itu akan mendatangkan bencana bagi pemiliknya, seperti halnya yang menimpa Qarun.
5.       QS. Al-Baqarah ayat 177
Artinya:
177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
Asbabun nuzul
   Dalam riwayat (oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Mundzir yang bersumber dari Qatadah) dikemukakan bahwa turunnya ayat ini  sehubungan dengan pertanyaan seorang laki-laki yang ditujukan kepada Rasulullah SAW tentang "al-Bir" (kebaikan). Setelah turun ayat tersebut Rasulullah SAW memanggil kembali orang itu, dan dibacakannya ayat tersebut kepada orang tadi. Peristiwa itu terjadi sebelum diwajibkan shalat fardhu. Pada waktu itu apabila seseorang telah mengucapkan "Asyhadu alla ilaha illalah, wa asyhadu anna Muhammadan 'Abduhu wa rasuluh", kemudian meninggal di saat ia tetap iman, harapan besar ia mendapat kebaikan. Akan tetapi kaum Yahudi menganggap yang baik itu ialah apabila shalat mengarah ke barat, sedang kaum Nashara mengarah ke timur.
  
Ciri- ciri iman berdasarkan QS al- baqarah ayat 177
                                                                                                                             Beriman kepada Allah, hari kemudian, para malaikat, kitab-kitab (Al Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya) para nabi (dari semenjak nabi adam sampai dengan Rosul terakhir Muhammad SAW)
Memberikan harta yang di cintainya kepada kerabatnya, anak yatim orang-orang miskin, musafir, orang-orang yang meminta-minta,memerdekakan hamba sahanya.
Mendirikan sholat dan menunaikan zakat.
Menepati janji bila berjanji dan bersabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Kesimpulan
                                                                                                                             Kebajikan tidak terletak pada mengahadapkan wajah ke arah timur dan barat. Tetapi kebajikan adalah memiliki iman yang benar. Yakni kepercayaan yang tertuju dalam hati, di ucapkan dengan lisan dan di buktikan melalui amal perbuatan.›Surat Al Baqarah ayat 177 berisi perintah dari Allah SWT agar orang-orang memiliki iman yang benar, yakni bertaqwa kepada Allah SWT.
6.       QS. AL-Ma’un ayat 1-7
Artinya:
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?, Itulah orang yang menghardik anak yatim, Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, Orang-orang yang berbuat riya, Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (al-Ma’un: 1-7)
Isi Kandungan
¡  Ayat 1: orang yang tidak percaya dengan hari kebangkitan dan hari pembalasan, sehingga ia tidak beriman terhadap apa yang diturunkan pada Rasul.
¡  Ayat 2: maksudnya adalah menolaknya dengan kejam dan keras, ia tidak menyayanginya akibat kerasnya hatinya, hal ini dikarenakan ia sudah tidak lagi mengharapkan pahala dan tidak takut pada adzab Allah.
¡  Ayat 3: yang dimaksud dengan tidak memuliakan anak yatim ialah tidak memberikan hak-haknya dan tidak berbuat baik kepadanya. Imam asy-Syaukani dalam Fathul Qodir berkata: maksud ayat ini adalah ia tidak menumbuhkan dalam dirinya untuk membantu anak yatim dan juga tidak mengajak keluarganya untuk membantu dan orang lain disebabkan kebakhilan terhadap hartanya, atau mendustakan hari pembalasan.
¡  Ayat 4-5: yaitu orang yang senantiasa mengerjakan shalatnya, akan tetapi ia melalaikannya, tidak tepat waktu, meninggalkan rukun-rukunnya dikarenakan kurang perhatiannya terhadap perintah Allah sehingga ia melalaikan sholat yang mana ini merupakan perkara yang sangat penting dalam ketaatan dan pendekatan yang lebih utama kepada Allah. Maka bagi siapa yang melalaikan sholat, ia berhak mendapatkan cela’an dan kecaman, adapun lupa pada saat sholat ini bisa menimpa pada siapa saja sampai pada nabi juga demikian. Oleh karena itu Allah mensifatinya dengan Riya’, hatinya keras, tidak penyayang.
¡  Ayat 6: Riya’ adalah sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat.
¡  Ayat 7: yaitu enggan memberi sesuatu yang dibutuhkan. Sebagian Mufassirin mengartikan: enggan membayar zakat. Mereka itu dikarenakan kuatnya rasa tamaknya, sampai kebutuhan yang kecil saja enggan untuk mengasih, apalagi yang lebih besar dari itu.
7.       Kesimpulan
¡  Sikap hidup yang berlebih-lebihan tanpa mensyukuri nikmat Allah, tidak akan memperoleh keberuntungan, bahkan siksalah yang akan diperoleh.
¡  Perwujudan orang yang bertakwa kepada Allah adalah memberikan hak harta kepada kerabat dekat, anak yatim, orang miskin, musafir, orang yang meminta-minta, dan memerdekakan hamba sahaya; melaksanakan kewajiban salat dan zakat; menepati janji; mampu bersabar dalam kesempitan.
¡  Di dalam membelanjakan harta kekayaaan tidak boleh boros, melebihi kepentingan yang diperlukan, atau menyalahi ketentuan agama. Orang-orang yang boros dinyatakan Allah sebagai saudara setan .
¡  Allah melarang perbuatan boros dan kikir terhadap harta kekayaan karna akan mengalami kebinasaan  dan mendorong pertumpahan darah.
¡  Hartaa kekayaan yang tidak dinafkahkan di jalan Allah di akhirat berubah menjadi ular besar dan menakutkan yang akan melilit leher.

(Power Point) Qur'an Hadits: Membudayakan Hidup Sederhana &
Menyantuni Dhuafa
Dapat didownload disini
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara download:
1. Klik tulisan 'disini' di atas
2. Silang laman yang tidak perlu, tunggu loading sebentar
3. Tekan 'Skip Ad'
4. Download file drive di tanda unduh (panah ke bawah ↓) di pojok kanan atas laman google drive
5. Selesai, tinggal cek di folder download

❤❤❤ 
Fina Sarah Adhari

You May Also Like

5 comment

What do you think about this post?