Sejarah: Kerajaan Kediri

by - October 17, 2017

KERAJAAN JENGGALA
       Derah kekuasaan : Malang dan Delta Sungai Brantas.
       Pelabuhan : Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan.
       Ibu kota : Kahuripan.
KERAJAAN PANJALU (KEDIRI)
       Daerah kekuasaan : Kediri dan Madiun
       Ibu kota : Daha.
Pembagian Kerajaan oleh Airlangga
       Kerajaan Panjalu diberikan kepada Samarawijaya.
       Kerajaan Jenggala diberikan kepada Mapanji Garasakan.
       Terjadi perselisihan antara kedua kerajaan.
KONDISI GEOGRAFIS
       Sungai Brantas mengalir sepanjang 320 km melingkari sebuah gunung yang masih aktif, yaitu Gunung Kelud.
       Sungai Brantas berhulu di mata air Desa Sumber Brantas yang berada di lereng Gunung Arjuno.
       Aliran sungai Brantas melalui wilayah Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, dan Mojokerto.
                       Di mojokerto sungai ini bercabang menjadi dua, yaitu Kali Mas yang mengalir ke arah Surabaya dan Kali Porong yang mengalir ke arah Porong, Kabupaten Sidoarjo.
       Adanya beberapa gunungapi yang aktif di bagian hulu sungai seperti Gunung Kelud dan Gunung Semeru menyebabkan banyak material vulkanik yang mengalir ke Sungai Brantas.
       Material vulkanik tersebut meningkatkan kesuburan tanah di sekitar aliran sungai.
       Ini menjadi modal besar bagi kerajaan kediri untuk mengembangkan kebudayaannya
Kehidupan politik
                   Raja pertama kediri adalah Samarawijaya. Selama menjadi raja, Samarawijaya selalu berselisih paham dengan saudaranya Mapanji Garasakan.
Perselisihan antara Samarawijaya dan Mapanji Garasakan akhirnya menimbulkan perang saudara yang berlangsung hingga tahun 1052.
Dalam perang saudara tersebut Samarawijaya berhasil menaklukkan Jenggala.
                   Kerajaan Kediri mencapai punyak kejayaan pada masa pemerintahan Jayabaya. Saat itu wilayah kekuasaan Kediri meliputi seluruh bekas wilayah Kerajaan Medang Kamulan. Selama menjadi Raja Kediri, Jayabaya berhasil menguasai kembali Jenggala yang sempat memberontak ingin memisahkan diri. Keberhasilannya ini diberitakan dalam Prasasti Hantang.
                                   Prasasti ini memuat tulisan Panjalu Jayati yang artinya Panjalu menang. Prasasti tersebut dikeluarkan sebagai piagam pengesahan anugrah dari Jayabaya untuk penduduk Desa Hantang yang setia pada Kediri selama perang melawan Jenggala.
Kehidupan Ekonomi
Perekonomian Kediri bersumber pada kegiatan pertanian dan perdagangan. Sebagai kerajaan agraris, kediri memiliki lahan pertanian yang baik disekitar Sungai Berantas.
Pedagang kediri memiliki peranan penting dalam perdagangan di wilayah asia. Mereka memperkenalkan rempah-rempah dalam perdagangan dunia.
KEHIDUPAN AGAMA
                   Masyarakat Kediri sangat religius. Mereka hidup berdasarkan ajaran agama hindu syiwa. Hal ini terlihat dari berbagai peninggalan arkeologi yang ditemukan di wilayah Kediri. Peninggalan tersebut berupa arca-arca di Candi Gurah dan Candi Tondowongso. Arca-arca tersebut merupakan latar belakang agama hindu syiwa. Dewa syiwa dipercaya dapat menjelma menjadi Syiwa Mahadewa (Maheswara), Dewa Maha Guru, dan Makala. Salah satu bentuk pemujaan syiwa yang dilakukan oleh pendeta adalah dengan mengucapkan mantra yang disebut Mantra Catur Dasa Syiwa atau empat belas wujud Syiwa.
Kehidupan Sosial Budaya
Berdasarkan kedudukan dalam pemerintahan, masyarakat Kediri dibedakan menjadi 3 golongan:
       Golongan masyarakat pusat (kerajaan), yaitu masyarakat yang terdapat dalam lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayanannya.
       Golongan masyarakat thani (daerah), yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di wilayah thani (daerah).
       Golongan masyarakat nonpemerintah, yaitu golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara resmi.
       Kehidupan budaya Kediri dalam bidang sastra.
       Pada masa Jayabaya (1135-1157) kitab Bharatayuda berhasil digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh. Selain itu, Mpu Panuluh menulis kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya.
       Pada pemerintahan Kameswara (1182-1185) muncul kitab Smaradhahana yang ditulis oleh Mpu Dharmaja serta kitab Lubdaka dan Wertasancaya yang ditulis oleh Mpu Tanakung.
       Pada masa pemerintahan Kertajaya terdapat pujangga bernama Mpu Monaguna yang menulis kitab Sumanasantaka dan Mpu Triguna yang menulis kitab Kresnayana.


(Power Point) Sejarah: Kerajaan Kediri
Dapat dilihat dan didownload disini

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara download:
1. Klik tulisan 'disini' di atas
2. Silang laman yang tidak perlu, tunggu loading sebentar
3. Tekan 'Skip Ad'
4. Download file drive di tanda unduh (panah ke bawah ↓) di pojok kanan atas laman google drive
5. Selesai, tinggal cek di folder download

❤❤❤ 

You May Also Like

0 comment

What do you think about this post?