PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Pesatnya
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi modern telah membuka
era baru dalam perkembangan budaya, serta cara berfikir umat manusia, yang
dikenal dengan era globlisasi. Pada era ini ditandai dengan semakin dekatnya
jarak dan hubungan serta komunikasi
antar bangsa dan budaya umat manusia. Dunia tanpak sebagai satu kesatuan sistem yang saling memiliki ketergantungan
antar satu dengan yang lainnya.
Dalam
suasana semacam itu tetntunya umat manusia membutuhkan adanya aturan-aturan,
nilai-nilai, dan norma-norma serta pedoman dan pegangan hidup yang diterima
oleh bangsa. Hal ini aterbentuk saling tolong menolong dalam mewujudkan ahhlak
terpuji terutama bagi para remaja dalam pergaulan sehari-hari.
Dalam
makalah ini penulis akan membahasa beberapa akhlak terpuji yang harus di
lakukan oleh kaum muslimin dalam kehidupan sehari-hari yaitu kreatif, dinamis,
sabar dan tawakkal. Dengan sifat-sifat tersebut agar para kaum muslim mampu
menghadapi tantangan hidup sesuai tuntunan agama islam.
2.
Rumusan
Masalah
Dari
pemaparan latar belakang masalah di atas penulis mengangkat permasalah sebagai
berikut :
1.Bagaimana
hakikat kompetisi dalam kebaikan, optimis, dinamis, inovativ, dan kreatif ?
2.Bagaimanadampak
positif kompetisi dalam kebaikan, optimis, dinamis, inovativ, dan kreatif?
3.Bagaimana
hikmah kompetisi dalam kebaikan, optimis, dinamis, inovativ, dan kreatif ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOMPETISI DALAM
KEBAIKAN
a. Pengertian Kompetisi dalam Kebaikan
Kompetisi Dalam Kebaikan(fastabiq
alkhairat)secara secara etimologi berarti berlomba-lomba dalam kebaikan.
Anjuran ini tertuju baik bagi laki-laki maupun perempuan. Manusia diperintahkan
untuk berlomba dalam berbuat kebajikan, baik kepada manusia atau alam
sekitarnya. Misalnya dengan menolong
sesama, menyingkirkan sesuatu yang membahayakan di jalan, mengikuti olimpiade
mata pelajaran tertentu dan sebagainya. Dalam Islam, istilah fastabiq
alkhairat merujuk pada firman Allah SWT QS. Al Baqarah: 148 dan QS. AlHadid:
21
“Dan bagi tiaptiap umat ada kiblatnya (sendiri)
yang ia menghadap kepadanya. Maka berlombalombalah (dalam membuat) kebaikan.
di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari
kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. AlBaqarah(2)
: 148)
“Berlombalombalah
kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas
langit dan bumi, yang disediakan bagi orangorang yang beriman kepada Allah dan
rasulrasulNya. Itulah karunia Allah, diberikanNya kepada siapa yang
dikehendakiNya. dan Allah mempunyai karunia yang besar”. (QS. AlHadid(57):
21)
b. Makna Kompetisi dalam Kebaikan
Al-Qur’an menggugah agar umat Islam
tidak menjadi umat yang santai melainkan
menjadi umat pionir dalam segala kebaikan. Oleh karena itu ketika seseorang
mengaku sebagai hamba Allah, maka di
saat yang bersamaan ia segera bergerak melakukan segala kebaikan yang tak
terhingga luasnya. Islam memberi motivasi kepada pemeluknya untuk mengedepankan
berbuat kebaikan dengan penuh antusias disebabkan antara lain:
1) Melakukan
dan menyebarkan kebaikan adalah tugas pokok setiap insan. Tanpa kebaikan Allah,
maka manusia di muka bumi ini bisa dipastikan telah musnah sejak ratusan tahun
yang silam. Kata fastabiqu memberi kesan
perintah berlomba-lomba agar tidak didahulukan oleh orang lain. Oleh karena itu
ia harus bergerak cepat dan bersegera untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
perlombaan ada tenaga ekstra yang digunakan, segala kemampuan dikerahkan
sehingga cita-cita yang diinginkan bisa diraih. Nabi saw bersabda : “Dari Abu
Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Bersegeralah kamu sekalian
untuk melakukan amalamal yang shalih, karena akan terjadi suatu bencana yang
menyerupai malam yang gelap gulita dimana ada seseorang pada waktu pagi ia
beriman tapi pada waktu sore ia kafir, pada waktu sore ia beriman tapi pada
waktu pagi ia kafir, ia rela menukar agamanya dengan sedikit keuntungan dunia.
(H.R. Muslim)
2)
Usia manusia terbatas. Tidak ada seorang pun
yang mengetahui kapan ia akan meninggal dunia. Oleh karena itu seorang hamba
Allah agar segera melakukan kebaikan. Jika ia tidak melaksanakannnya, maka ia
akan menjadi orang yang paling sengsara dan hal tersebut tidak hanya terjadi di
dunia saja melainkan juga akhirat. Allah Swt berfirman,
“Tiaptiap umat mempunyai batas waktu; maka
apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat
pun dan tidak dapat (pula) memajukannya” (QS. AlA’raf(7): 34). Agama Islam mempunyai keistimewaan yang
menonjol yaitu menyeru kepada perlombaan
(berlomba-lomba berbuat kebaikan). Dalam
al-Qur’an dianjurkan seseorang melakukan kebaikan dan kemudian berlomba dalam
kebaikan-kebaikan tersebut serta berupaya agar satu dengan yang lainnya
menyusul. Di sini Allah menggunakan kata perlombaan yang di dalamnya kendati
tidak didapatkan arti kata cepat dan
segera. Sebab, dari segi etimologi andaikata dua orang berjalan lambat sekalipun, tetapi satu dengan
yang lain saling mendahului, maka mereka telah melakukan perlombaan. Oleh
karena itu di sini terdapat perintah
bagi setiap orang untuk berlomba. Kini
jika seorang dengan upayanya dia
menyusul, maka untuk yang lainpun terdapat juga perintah bahwa diapun
juga harus menyusul ke depan. ِ
“Sesungguhnya orangorang yang beriman dan
mengerjakan amal shalih mereka itu adalah sebaikbaik makhluk”. (QS. Al
Bayyinah(98):7) Manusia diperintahkan untuk berlomba dalam berbuat kebajikan
terhadap manusia dan alam sekitarnya.
c. Ciri-ciri
pelaku kompetisi dalam kebaikan
1. Memiliki niat yang ikhlas Niat yang ikhlas merupakan faktor
penting dalam setiap amal. Di dalam Islam ikhlas merupakan rukun amal yang
pertama dan terpenting. Niat yang ikhlas karena Allah dalam melakukan kebaikan
akan membuat seseorang memiliki perasaan yang ringan dalam mengerjakan
amal-amal yang berat sekalipun, apalagi bila amal kebaikan itu tergolong amal
shalih yang ringan. Sedangkan tanpa keikhlasan, jangankan amal yang berat, amal
yang ringan pun akan terasa berat. Di samping itu, keikhlasan akan membuat
seseorang berkesinambungan dalam melakukan amal kebaikan. Orang yang ikhlas
tidak akan bertambah semangat hanya karena dipuji dan tidak akan melemah karena
dicela. Adanya pujian atau celaan tidak akan mempengaruhi semangatnya dalam
melakukan kebaikan.
2. Cinta kepada kebaikan dan cinta kepada orang yang berbuat baik
Seseorang akan antusias melaksanakan kebaikan manakala pada dirinya terdapat
rasa cinta pada kebaikan. Karena tidak
mungkin seseorang melakukan suatu kebaikan apabila dia sendiri tidak
suka pada kebaikan itu. Oleh karena itu, rasa cinta pada kebaikan harus kita
tanamkan ke dalam jiwa sehingga kita menjadikan setiap bentuk kebaikan sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Di samping cinta kepada kebaikan,
maka harus tertanam juga di dalam jiwa rasa cinta kepada siapa saja yang
berbuat baik. Hal ini akan membuat kita ingin selalu meneladani dan mengikuti
segala bentuk kebaikan, siapa pun yang melakukannya. Allah SWT telah
menyebutkan kecintaan-Nya kepada siapa saja yang berbuat baik. Allah berfirman
“Dan
belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan
dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya
Allah mencintai orangorang yang berbuat baik” (QS. Al Baqarah (2) : 195)
3. Merasa beruntung bila melakukan suatu kebaikan.
Berbuat baik merupakan sesuatu yang sangat mulia dan seseorang akan bersemangat
melakukan kebaikan apabila dengan kebaikan itu dia merasa yakin memperoleh
keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. Ada banyak keuntungan yang akan
diperoleh manusia bila ia berbuat baik.
4.
Merasa rugi bila meninggalkan suatu kebaikan Apabila seseorang merasa beruntung
dengan kebaikan yang dilakukannya karena sejumlah keutamaan yang disebutkan
dalam al-Qur’an, maka ia akan merasa sangat merugi apabila meninggalkannya.
Bagi seorang mukmin, bagaimana mungkin dia tidak merasa rugi bila tidak
melakukan kebaikan, karena kehidupan ini memang harus dijalani untuk mengabdi
kepada Allah SWT yang merupakan puncak dari segala bentuk kebaikan yang harus
dijalani.
5.
Meneladani Generasi yang Baik
Perbuatan akan menjadi lebih baik apabila seseorang mau menjadi teladan bagi
orang lain dalam berbuat baik. Hal ini menjadi penting karena dengan demikian
ia menyadari bahwa meskipun ia merasa sudah banyak perbuatan baik tetapi tetap
saja ia merasa masih sedikit dalam melakukan kebaikan dibandingkan dengan orang lain.
d. Balasan
pelaku kompetisi dalam kebaikan
1) Selalu
bersama Allah SWT Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya Allah beserta orangorang
yang bertakwa dan orangorang yang berbuat
kebaikan”.( QS. AlNahl(16): 128)
2) Menambah kenikmatan Allah
Swt berfirman:
“Dan
jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan RasulnyaNya serta
(kesenangan) di negeri akhirat, Maka Sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa
yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar”.( QS. AlAhzab (33) : 29)
3) Dicintai
Allah Allah Swt berfirman: ُّ
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orangorang yang
berbuat kebajikan”.( QS. Ali Imran (3) : 134
4) e.
Memperoleh pahala Allah Swt berfirman
“Sesungguhnya
Allah tidak menyianyiakan pahala orangorang yang berbuat baik (QS. Al Taubah
(9) : 120)
e.
Hikmah perilaku kompetisi dalam kebaikan
Berkompetisi
dalam kebaikan memiliki beberapa hikmah yang dapat diambil dalam kehidupan
sehari-hari. Di antara hikmah berperilaku kompetisi dalam kebaikan adalah
1) Melakukan
kebaikan yang telah ditentukan.
2) Melakukan persaingan dalam melakukan kebaikan
sesuai dengan situasi dan kondisi. Karena kemampuan tiap muslim beragam dalam
hal tingkat pendidikan, ekonomi dan statusnya dalam masyarakat.
3) Melakukan mmal shalih yang didasari oleh
beriman kepada Allah Swt dan dilakukan dengan tekad yang teguh.
B. OPTIMIS
1.Pengertian optimis
Dari
sisi etimologi optimis berasal dari bahasa latin optima yang berarti terbaik.
Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia optimis adalah orang yang selalu
berpengharapan dalam menghadapi segala hal. Optimis merupakan perasaan yakin
terhadap sesuatu yang baik yang kelak akan terjadi yang memberi harapan positif
serta menjadi pendorong untuk berusaha ke arah kemajuan atau kejayaan. Optimis
merupakan keyakinan diri dan salah satu sifat baik yang dianjurkan dalam Islam.
Misalnya siswa/siswi yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru pastia ia
berharap akan lulus dan diterima di perguruan tinggi yang ia pilih. Dengan
sikap optimis seseorang akan bersemangat dalam menjalani kehidupan, baik demi
kehidupan dunia maupun dalam menghadapi kehidupan akhirat. Allah berfirman: َ
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah
(pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orangorang yang paling Tinggi
(derajatnya), jika kamu orangorang yang beriman”.( QS. Ali Imran(3): 139)
Kebalikan
dari sikap optimis adalah sifat pesimis. Sifat pesimis dapat diartikan
berprasangka buruk terhadap Allah SWT. Seseorang yang pesimis biasanya selalu
khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian atau bencana, sehingga
ia tidak mau berusaha untuk mencoba.
2.Nilai
positif optimis
a. Berpengharapan baik kepada Allah
Optimisme dalam konsep Islam menuntut agar seorang muslim terus berusaha dan
dalam usahanya tidak lupa kepada Tuhannya karena pada dasarnya setiap hasil
usaha atau ikhtiar manusia itu berada di tangan Allah SWT. Allah Swt berfirman: ْ
“Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangkasangkanya. dan Barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiaptiap sesuatu”.(QS. AlThalaq(65):3)
Seorang muslim tidak boleh tiba-tiba memiliki sifat qanaah(menerima apa adanya
dengan ikhlas) sebelum ia melakukan tiga hal, yaitu berusaha secara maksimal,
telah mendapatkan sesuatu dari usahanya yang maksimal tersebut serta menerima
dengan lapang dada apa yang telah diperolehnya tersebut.
b. Berfikir positif
Bagi orang senantiasa optimis, maka cara berfikirnya pasti senantiasa positif. Ia akan berfikir positif
dalam segala hal. Dengan pikiran positifnya itu akan terbentuk energi positif.
Energi positif inilah yang akan membakar semangat juang untuk mewujudkan
harapannya. Berpikir positif dapat menyelamatkan hati dan kehidupan kita. Sebab
hati yang bersih adalah hati yang tidak menyimpan kebencian. Hati yang tenteram
adalah hati yang tidak memendam syakwasangka dan apriori terhadap orang lain.
Hati yang berseri-seri hanyalah hati yang selalu berpikir positif bagi dirinya
maupun orang lain dan memandang segala perintah Allah memiliki hikmah “Kamu
sekalikali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan
Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”.(QS. Ali Imran(3): 92)
135
“Sesungguhnya
orangorang yang mengatakan: “Tuhan Kami ialah Allah” kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah
mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS.
Fushshilat(41): 30)
3.Hikmah
perilaku optimis
Hikmah
berperilaku optimis di antaranya adalah :
a.
Membawa seseorang pada pencapaian hasil.
Tidak ada yang bisa diperbuat tanpa harapan dan percaya diri.
b.
Berfikir positif yang akan memberikan dorongan sikap dan tingkah laku yang
positif pula.
c.
Memiliki kepercayaan diri dalam menjalani kehidupan. Hal ini sangat di
anjurkan dalam agama dan sangat penting sekali agar seseorang dapat terus
bertindak menghadapi tantangan.
C. DINAMIS
1.
Pengertian dinamis
Kata
dinamis berasal dari kata dynamic yang berarti bergerak. Dalam bahasa Belanda
dynamisch berarti giat bekerja, tidak mau tinggal diam, selalu bergerak dan
terus tumbuh. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dinamis berarti penuh semangat dan tenaga
sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. Misalnya,
seorang yang ingin merubah pribadinya menjadi orang yang berilmu pengetahuan
karena keutamaan dan derajatnya di sisi Allah. Dalam hal ini dengan sendirinya
ia akan belajar secara serius untuk mencapai tingkat pendidikan yang tertinggi
walaupun keadaan ekonomi keluarganya sangat minim. Seseorang yang berjiwa
dinamis tidak akan diam berpangku tangan. Ia akan terus berusaha secara
sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih baik dan
lebih maju.
2.
Nilai positif dinamis
a. Berfikir progresif
Berfikiir progresif berarti berfikir maju.
Seorang yang berfikir progresif akan menjadikan al-Quran dan hadits sebagai
pijakan dirinya demi kebaikan di masa
kini dan akan datang. Dalam hal ini Allah Swt berfirman:
“Maka
Apakah mereka tidak memperhatikan AlQuran? kalau kiranya AlQuran itu bukan
dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di
dalamnya.(QS. AlNisa’(4) : 82)
Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah SAW
bersabda : Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai
kesulitankesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitankesulitannya
hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan
Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib)
seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu
menolong hambanya selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh
jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga.
b.
Menyesuaikan dengan pilihan terbaik dalam perkembangan zaman Ajaran Islam hadir bersifat dinamis bukan statis. Oleh
karena itu Islam menuntut pemeluknya untuk menampilkan aneka aktifitas yang dapat menjawab persoalan
yang muncul. Alternatif-alternatif jawaban persoalan pada tiap perkembangan zaman haruslah alternatif yang
terbaik sehingga eksistensi Islam sebagai agama rahmatan lil alamin tetap
terjaga. Seorang yang bersikap dinamis akan berusaha untuk turut mewarnai
perkembangan zaman dengan tampil sebagai teladan kebaikan di lingkungan tempat
yang bersangkutan tinggal. َُ
“Sesungguhnya
Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya.(QS. AlRa’d(13) : 11)
c.
Berpikir futuristik
Seseorang
yang memiliki semangat tinggi dan penuh energi selalu bergairah untuk
mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik dan memiliki kekuatan jiwa serta
kemauan untuk menghadapi tantangan kesulitan yang dihadapi. Pribadi seperti ini
disebut dengan pribadi yang dinamis. Pribadi dinamis adalah pribadi yang aktif
yang selalu memiliki rasa optimisme yang tinggi di dalam mencapai sesuatu yang
dicita-citakan.
“Dan orangorang yang berjihad untuk (mencari
keridhaan) Kami, benar benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalanjalan
kami. dan Sesungguhnya Allah benar benar beserta orangorang yang berbuat
baik”.(QS. Al Ankabut(29): 69)
d. Teguh dalam menerima cobaan
Ujian dan cobaan di dunia merupakan sebuah
keharusan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya. Bahkan, itulah warna-warni
kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan merupakan tanda
kebenaran dan kejujuran iman seseorang kepada Allah SWT. Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang
bertubi- tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Allah. Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau
ketentuan tersebut. Dan bagi seorang yang besikap dinamis ujian dan cobaan
tersebut merupakan sarana untuk meningkatkan derajat sebagai seorang yang
berpredikat sebagai hamba yang tahan uji. Terdapat hadits dari Anas bin Malik
sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: َ”Sesungguhnya
kesabaran itu terjadi pada saat awal benturan (musibah)” (HR. Bukhari Muslim)
3. Hikmah perilaku dinamis
Hikmah
membiasakan berperilaku dinamis dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah
:
a.
Dinamis adalah sikap penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan
mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.
b. Orang yang dinamis akan terus berkembang,
berpikir, cerdas, dan berkreasi, serta selalu beradaptasi dengan lingkungan.
c.
Orang yang dinamis tidak mudah putus asa dengan prestasi-prestasi yang telah
dicapai dan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri.
d.
Orang yang dinamis akan bekerja keras dalam melakukan usaha, baik yang
berhubungan dengan aspek duniawi maupun ukhrawi.
D. INOVATIF
1.
Pengertian inovatif
Kata
inovatif berasal dari bahasa Inggis
innovate yang artinya memperkenalkan sesuatu yang baru. Sedangkan innovatif
berarti bersifat memperbarui. Dengan demikian kata inovatif berarti bersifat memperkenalkan sesuatu yang
baru. Pengertian baru di sini adalah sesuatu yang belum dapat diterima secara
luas oleh seluruh warga masyarakat menyangkut sikap (attitude) dan belum
diterima dan diterapkan oleh seluruh warga masyarakat setempat. Inovasi adalah
kegiatan penelitian, pengembangan, dan atau perekayasaan yang bertujuan
mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru
atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Inovatif dapat
berarti juga temuan baru yang menyebabkan berdayagunanya produk atau jasa ke
arah yang lebih produktif dan mempunyai nilai manfaat bagi masyarakat. Misalnya
dalam dunia perbankan aplikasi bank syariah di Indonesia baru dikembangkan pada
dekade awal tahun 1990-an sebagai inovasi dari penerapan bank konvensional.
Bank syariah lebih mengembangkan ajaran muamalah dalam tradisi syariah Islam
yakni adanya akad bagi hasil dalam pengelolaan hasil pada satu sisi dan
sama-sama menanggung resiko kerugian pada sisi yang lain. Sedangkan bank
konvensional lebih berorientasi profit sehingga rentan dengan masalah suku
bunga atau riba. Dalam dunia pendidikan pembelajaran inovatif adalah suatu
proses pemeblajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan
pemebelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru konvensional.. Manusia
adalah mahluk pilihan Tuhan yang memiliki potensi dan kemampuan yang begitu
besar. Kekuatan nalar manusia merupakan salah satu keistimewaan yang membedakan
manusia dengan mahluk lainnya karena dengan kekuatan nalarnya itu ia bisa
menemukan dan menciptakan hal-hal baru serta memperbaiki taraf hidupnya.
Sejatinya, jika manusia memanfaatkan akal dan pengalamannya secara maksimal dan
pantang menyerah, niscaya ia mampu meraih kemajuan yang menakjubkan. Dalam
kondisi semacam itu, kekuatan inovasi dan kreatifitas memiliki andil yang
strategis dalam mengubah kualitas hidup dan mewujudkan masyarakat yang baik.
Allah Swt berfirman
“
Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripadaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.
(QS. AlJatsiyah(45): 13)
2. Nilai positif inovatif
a.
Berfikir ilmiah, obyektif,cerdas dan kritis
Kegiatan
berfikir yang teratur dan sistematis menghasilkan pengetahuan yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan. Berbagai macam problem, mendorong kita untuk berfikir lebih mendalam
dan sistematis dengan mengunakan metode ilmiah tertentu untuk memecahkanya.
Seorang yang bersikap inovatif akan mengerahkan segala kemampuan nalarnya untuk
menemukan beberapa hal baru yang lebih baik dan bermanfaat dari temuan-temuan
yang telah ada. Allah Swt berfirman
“Dan Apakah mereka tidak memperhatikan,
bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu
Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya Makan hewan ternak
mereka dan mereka sendiri. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan?”(QS. AlSajdah(32)
: 27)
b.Melakukan perbaikan
Untuk
mencapai kemajuan harus diusahakan dengan ikhtiar yang maksimal. Perubahan
kondisi manusia merupakan sunnatullah yang letak keberhasilannya tergantung
pada usaha manusia. Allah SWT memberikan respon tentang perubahan ini yang
dimulai dari perubahan diri manusia itu sendiri, baik kondisi manusia secara
individual, maupun di masyarakat.
Perubahan kondisi baik dan buruk ini terkait dengan ketaatan dan
kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia kepada Allah SWT. Di sini manusia akan
bersikap inovatif dalam melakukan perbaikan-perbaikan. Allah swt berfirman: َّ
“ (Siksaan) yang demikian itu adalah karena
Sesungguhnya Allah sekalikali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah
dianugerahkanNya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apaapa yang ada
pada diri mereka sendiri”. (QS. AlAnfal(8): 53)
Dalam
suatu hadits dari Khalid bin walid
dan Abu Bakar berkata: Sesungguhnya kami
mendengar Rasulullah Saw bersabdaإ
“Jika manusia melihat orang zhalim lalu mereka tidak menahannya, maka tak lama
lagi Allah akan menjatuhkan hukuman yang meliputi mereka semua”. (HR. Abu Daud)
c. Penerapan prinsip amar ma’ruf nahi mungkar
Dalam
menerapkan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar, Pelaku sikap inovatif
mengharuskan diri untuk bersikap lembut, santun, lapang dada, sabar,
menyayangi, bersahabat, bersungguh-sungguh dan rela berkorban. Penerapan
prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar akan tetap mempertimbangkan nilai-nilai dan
budaya masyarakat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama.
Sedangkan untuk mengaplikasikan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar, berikut
petunjuk Nabi SAW dalam sabdanya,
“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia
mengubahnya dengan tangannya. Sekiranya ia tidak mampu, maka dengan lisannya.
Sekiranya ia tidak mampu (juga) maka dengan hatinya, dan itulah
selemahlemahnysa iman”. (HR. Muslim).
d.Berorientasi kemanfaatan dan kemaslahatan
Segala ciptaan Allah Swt mengandung maksud dan
tujuan. Perintah memakmur- kan alam berarti perintah untuk menjadikan alam
semesta sebagai media mewujudkan kemaslahatan hidup manusia di muka bumi. Sikap
pelaku inovatif dengan potensi akalnya akan menjadikan realitas kealaman
sebagai kemaslahatan bagi manusia. Dalam hal ini Allah Swt berfirman:
“Dan
Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah
orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”. (QS. Shad: 27)
3. Hikmah perilaku inovatif
Membiasakan
berperilaku inovatif melahirkan hikmah dalam kehidupan sehari-hari di antaranya
:
a.
Dapat mendayagunakan kemampuan dan keahlian dalam melakukan ataupun
mengembangkan karya tertentu.
b.
Dapat melakukan kebaikan dan menghindari keburukan.
E. KREATIF
1.Pengertian kreatif
Kreatif
berasal dari bahasa inggris to create yang berarti menciptakan sesuatu atau
membuat. Creativity berarti daya cipta.
Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau menciptakan biasanya
mengunakan kata khalaqa (menjadikan, membuat, menciptakan), yakni menciptakan sesuatu tanpa ada pangkal atau
asal dan contoh terlebih dahulu atau dapat berarti kemampuan untuk mencipta
atau mempunyai sifat menciptakan tidak dengan cara meniru. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia kreatif berarti
memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan. kreatif adalah
menemukan, menggabungkan, membangun, mengarang, mendesain, merancang, mengubah
ataupun menambah. Oleh karena itu kreatif sering digambarkan dengan kemampuan
berfikir kritis dan banyak ide serta gagasan. Orang kreatif adalah orang yang
melihat sesuatu yang sama, tetapi dengan cara pandang yang berbeda. Selain itu
orang kreatif adalah orang yang memiliki kemampuan menggabungkan sesuatu yang
belum pernah tergabung sebelumnya. Kreatif juga bisa berarti kemampuan
menemukan atau mendapatkan ide dan pemecahan masalah baru. Dalam perspektif
Islam kreatif dapat diartikan sebagai kesadaran keimanan seseorang, untuk menggunakan
keseluruhan daya dan kemampuan diri yang dimiliki sebagai wujud syukur akan
nikmat Allah guna menjadikan atau menghasilkan sesuatu yang terbaik dan
bermanfat bagi kehidupan sebagai wujud pengabdian yang tulus kehadirat Allah.
Allah Dzat yang Maha kreatif, hasil karya-Nya merupakan karya yang sangat
besar, indah, dan sempurna. Semua makhluk memanfaatkan karya Allah tersebut.
Allah Pencipta jagat raya dan segala isinya memberikan kekaguman dahsyat bagi
seluruh makhlukNya. Keserasian yang kita lihat pada setiap makhluk, keterpautan
organ-organ tubuh satu sama lainnya, keterpautan warna dengan organ-organ
tersebut, keterpautan langit dan jagat
raya, bumi dan isinya tersebut menjadikan
Allah Swt sebagai Dzat Yang Maha Sempurna.. Allah Swt berfirman:
“Segala
puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan gelap dan
terang, Namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan
mereka”.(QS. alAn’am(6):1)
2. Nilai positif kreatif
a.Berfikir
orisinil
Manusia
selalu menghadapi berbagai persoalan dan peristiwa dalam kehidupannya. Semua
persoalan yang yang tidak diketahui jawabannya dianggap sebagai masalah.
Biasanya seseorang akan berusaha mengkaji problem yang dihadapinya dari
berbagai aspek agar dapat memahaminya dengan baik. Setelah itu ia menghimpun
berbagai data dan informasi yang berkaitan dengannya. Penghimpunan data dan
informasi yang relevan dengan problem yang ada membantunya memperjelas,
memahami dan membatasi problem itu dengan teliti dan mengantarkannya menyusun
berbagai hipotesa sebagai langkah pemecahan.
Dalam
hal ini Allah Swt berfirman: َ
“Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka
bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau
mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya
bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”.
(QS. AlHajj : 46)
b. Beretos kerja tinggi
Adanya
etos kerja yang kuat memerlukan kesadaran pada orang bersangkutan tentang
kaitan bekerja dengan pandangan hidupnya yang lebih menyeluruh. Etos kerja
dalam Islam adalah hasil suatu kepercayaan seorang Muslim bahwa bekerja
mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu memperoleh ridha dari Allah SWT.
Berkaitan dengan ini penting untuk ditegaskan bahwa pada dasarnya, Islam adalah
agama amal atau kerja. Inti ajarannya ialah bahwa hamba Alalh akan mendekati
dan berusaha memperoleh ridha Allah melalui bekerja atau amal shalih serta
dengan memurnikan sikap penyembahan hanya kepada-Nya. Alalh Swt berfirman: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada
memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasannya usaha itu kelak
akan diperlihatkan (kepadanya)”. (QS. AlNajm(53) : 3940) َ
c.
Berhasil karya
Dalam
Islam beramal atau bekerja itu juga harus dilakukan dalam bentuk shalih
sehingga dikatakan amal shalih, yang secara harfiah berarti sesuai, yaitu
sesuai dengan standar mutu. Berorientasi kepada mutu dan hasil yang baik
sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah,
“Yang
menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Q.S. Al
Mulk(67): 2)
d.
Tawakkal
Tawakal tidak identik dengan kepasrahan yang
tidak beralasan. Namun tawakal harus terlebih dahulu didahului dengan adanya
usaha yang maksimal. Muslim yang kreatif akan menunjukkan dedikasinya dengan
berusaha maksimal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan untuk kemudian
menyandarkan hasil kepada Allah Swt. Allah Swt Berfirman:َ
“kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertawakkal kepadaNya”. (QS.Ali
Imran (3): 159)
3.
Hikmah kreatif
Hikmah
membiasakan berperilaku kreatif dalam kehidupan sehari-hari akan menjadikan :
a.
Setiap pribadi dapat mencipta, termasuk menciptakan realitas baru dalam
kehidupan sehingga dalam situasi apapun dan dengan segala keterbatasan akan
memiliki potensi untuk menciptakan berbagai hal, termasuk keberhasilan dan
kebahagiaan dalam hidup ini.
b.
Setiap pribadi memiliki keterikatan kepada Allah SWT yang menjadi tempat
bergantung dan tempat berharap satu-satunya.
c. Setiap pribadi mempunyai etos kerja, yakni
seperangkat nilai-nilai etis yang terkandung dalam ajaran Islam (Al-Quran
dan hadits) tentang keharusan dan keutamaan bekerja untuk mencapai hasil yang
diharapkan lebih baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sifat
kompetisi dalam kebaikan, optimis, dinamis, inovativ, dan kreatif sangatlah
penting untuk dilakukan setiap manusia yang hidup di dunia ini. Dalam Islammpun
sangat menganjurkan kepadanya umatnya untuk bersifat kompetisi dalam kebaikan,
optimis, dinamis, inovativ, dan kreatif agar bisa hidup bahagia di dunia dan
akhirat.
Dalam
menjalankan sifat tersebut tidaklah mudah harus ada latihan dan dorongan dari
dalam diri kita masing-masing, meskipun untuk sifat kreatif juga kadang
dipengaruhi dari faktor gen atau bawaan dari lahir, namun pengaruh dari
lingkungan juga sangat menentukan kekreatifan seseorang. Yang kemudian
kekreatifan seseorang akan memunculkan sifat inovatif. Sedangkan dinamis
menurut penulis lebih bersifat dorongan seseorang untuk bersikap lebih baik
dengan apa yang ditekuninya, dan sifat dinamis bisa dibentuk mulai dari masa
kanak-kanak.
Dan
pokok dari sifat-sifat tersebut adalah adanya sifat kompetisi dalam kebaikan
yang mendorong seseorang untuk terus melakukan kebaikan sehingga muncullah
sifat-sifat tersebut.
Apabila
orang yang tidak mempunyai sifat kompetisi dalam kebaikan, optimis, dinamis,
inovativ, dan kreatif maka orang tersebut akan mengalami kesulitan dalam
hidupnya karena sifat tersebut sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang
tidak sabar dan tawakkal dia akan merasa setiap cobaan yang diberikan oleh
Allah adalah akhir dari segalanya ia akan selalu menyalahkan Allah bahkan dia
juga akan murtad atau kafir karena tidak kuasa menghadapi cobaan maupun nikmat
yang diberikan Allah.
B.
SARAN
Semoga
apa yang kami tampilkan dapat di ambil manfaat dan hikmahnya serta dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku Kurikulum 2013
Kementrian Agama Akidah Akhlak kelas XII
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dapat didownload disini
Cara download:
1. Klik tulisan 'disini' di atas
2. Silang laman yang tidak perlu, tunggu loading sebentar
3. Tekan 'Skip Ad'
4. Download file drive di tanda unduh (panah ke bawah ↓) di pojok kanan atas laman google drive
5. Selesai, tinggal cek di folder download
❤❤❤
With Love,
Fina Sarah Adhari
Ig: finasaadha
Twitter: finasaraha_13
0 comment
What do you think about this post?