Tugas Seni Budaya
Seni Rupa Daerah Bima-Sumbawa
Seni Rupa Daerah Bima-Sumbawa
Oleh Kelompok 5
Anggota Kelompok:
•
Fina Sarah Adhari (13)
•
Silma Safira Hifyatin (25)
•
Suci Sulistiani (27)
•
Viska Nanda Maulidia
Wulandari (30)
•
Yuda Nugraha (32)
Kata Pengantar
Assamuallaikum wr.wb
Puji dan syukur
tak lupa kami panjatkan kepada kehadirat allah swt yang telah memberikan nikmat
yang banyak kepada kami untuk
mengerjakan dan menyelesaikan tugas makalah seni budaya yang membahas tentang
seni rupa daerah bima Sumbawa ini.
Alhamdulillah, kami telah menyelesaikan tugas ini dengan baik, meskipun
masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah kami ini. Untuk itu kami sangat
mengharapkan masukan dari pak guru.
Semoga Makalah yang
kami susun ini akan bermanfaat bagi kita semua, serta yang membacanya.
Mataram, 19 Januari 2015
A. Sejarah
Adat-istiadat
yang melekat pada masyarakat Bima-Sumbawa diawali oleh Sejarah kehidupan nenek
moyangnya yang pernah dijajah dan dikuasai oleh orang-orang hindu. Kekalahan
kerajaan hindu membuat islam kembali mendominasi di lingkungan masyarakat
Bima-Sumbawa. Interaksi yang terjadi antar masyarakat membuat kebiasaan atau
adat-istiadat yang ada saling mengisi dan berbaur dengan erat antara yang satu
dengan yang lainnya hinga tumbuh dan berkembang sampai sekarang, misalnya saja
perpaduan antara budaya hindu dan budaya islam seperti selametan laut yang
dilakukan dengan menggelar zikir bersama yang disertai dengan perlengkapan
sesajian yang akan disantap bersama dan sejenisnya.
B. Jenis Karya
1. Jenis Karya Daerah Bima
a. Tenun Mbojo
Dana Mbojo merupakan suatu daerah akan kekayaan budaya dan
ada istiadat. Di mana dulu orang Bima mengenal tenunan sejak berdirinya Negara
Islam di Bima pada 15 Rabiul awal 1050 H.Merupakan awal pertama kali masyarakat
mbojo mengenal pembuatan tenunan biasa mereka menyebut “tembe”.dimana tujuan
utama pembuatan tembe tersebut sebagai pakaian yang menutup auratnya serta
sebagai motivasi peradaban keagamaan mereka pada zaman dulu. dimana tembe ini
dikenal beberapa jenis yaitu tembe nggoli, tembe songke (sarung songket), tembe
kafa naé,tembe meé (sarung hita).Tenunan ini merupakan salah satu hasil
kerajinan khas daerah Mbojo Kabupaten Bima yang dikenal dibeberpa
daerah.mengapa dikatakan tenunan tradisonal,karena pada setiap bahan pembuatan
tersebut berasal dari ala-alat tradisional itu sendiri.salah satuh contoh
alatnya itu seperti tampe, tandi,kuú,poro,cau, lihu,lira lili, dan lain-lain.
Kerajinan ini dibuat oleh perempuan.
2. Jenis Karya Daerah Sumbawa
a. Tenun Kresesek
Tenun ikat Sumbawa, bukanlah sembarang produk tenun. Kain
tenun ini istimewa karena dihasilkan oleh wanita di kampung halaman dengan
ketelatenan yang tinggi. Serta masih menggunakan teknik manual, Alat Tenun
Bukan Mesin.
Tenun kresesek Sumbawa memiliki warna dasar alami, yakni
warna pohon dan tanah. Sedangkan untuk hiasan tambahan mengambil motif tumbuhan
berupa bunga atau hewan (gajah).
Sumbawa memiliki sarung tenun khas yang dibuat dengan
tangan, yakni sarung tenun kresesek. Sarung tenun yang dibuat dari berbagai
jenis benang ini sering digunakan di kepala saat dilakukan upacara adat
Sumbawa. Sarung tenun kresesek merupakan hasil buatan tangan masyarakat di
beberapa desa di Sumbawa, seperti Desa Moyo, Desa Lengas, dan Desa Poto.
Biasanya, untuk membuat sehelai sarung tenun, diperlukan waktu setidaknya 1 bulan.
Hal ini disebabkan, selain menjadi pembuat sarung tenun, masyarakat di sana
juga bermata pencarian sebagai petani.
C.Estetika
Tenun Bima-Sumbawa memiliki nilai estetika sendiri, seperti
seni corak ragam hias yang memiliki nama pada masa itu antara lain berbentuk
goemetris, bentuk hewan seperti burung merak, katak, cecak , kuda,
dan lain sebagainya. Corak Tenunan Bima-Sumbawa yang memiliki banyak motif yang
indah dan mempunyai ciri khas tersendiri seperti tenunan di Pulau Sumbawa
dengan motif “Kre Alang“, bahan yang digunakan benang katun yang dipadukan
dengan benang emas dan perak sebagai motif yang dimodifikasi kembang sebagai
corak digunakan pada upacara adat. Kabuapten Bima dengan memiliki ciri
khas motif “Nggoli“ yang berupa kain sarung, penggunaan biasanya dipakai unuk
pakaian sehari-hari masyarakat bima dan mempunyai ciri khas , selain masyarakat
Bima kain Nggoli dipakai untuk sarung juga untuk menutup muka yang biasanya
disebut dengan Rimpu (cadar) sebagai upaya mengurangi rasa panas dari terik
sinar matahari. Sarung Nggoli mempunyai warna yang cerah dan dipakai oleh
wanita maupun pria, sedangkan untuk tenunan ATBM ( Alat Tenun Bukan Mesin ),
motif dan corak beragam mengikuti perpaduan geonometris, flora dan fauna yang
terdapat di daerah Bima-Sumbawa.
D. Fungsi
Fungsi
pembuatan tenun di daerah Bima-Sumbawa adalah sebagai perangkat religius
misalnya digunakan sebagai pakaian yang menutup aurat serta sebagai motivasi
peradaban keagamaan mereka pada zaman dulu, fungsi sosial dan ekonomi yang
antara lain digunakan sebagai busana adat, pembungkus jenazah, bekal kubur,
tanda hubungan kekeluargaan, harta benda, alat tukar menukar, dan barang
hadiah.
E. Alasan Berkarya
Alasannya
yaitu Untuk melestarikan kebudayaan Bima-Sumbawa agar kelak bisa di nikmati oleh anak cucunya. Selain
untuk melestarikan kebudayaan alasannya juga yaitu bahwa tenun adalah salah satu mata pencaharian
warganya Sumbawa dan bima, dan tenun juga di gunakan dalam upacara-upacara
keagamaan, Selain digunakan dalam upacara kegamaan tenun juga banyak diburu
oleh para wisatawan sehingga di perbanyak jumlahnya.
F. Alat dan Bahan
1. Alat
Tenunan Bima – Dompu seluruhnya dikerjakan dengan tangan.
Alat-alat yang digunakan masih tradisional yang umumnya terbuat dari bahan alam
seperti kayu dan bambu. Nyaris tak digunakan bahan logam seperti besi.
Alat utama dinamakan tandi. Alat ini adalah sebuah konstruksi kayu
berukuran 2 x 1.5 meter tempat merentangkan benang yang akan ditenun. Alat
lainnya adalah tampe, koro besi , koro kuku, lihu, janta, langgiri,
taropo wila, taliri, dll.
Tenunan Sumbawa menggunakan alat sesek yang terbuat dari
kayu.
2. Bahan
Adapun bahan yang di gunakan yaitu misalnya seperti benang,
pewarna alami contohnya tanah, dedaunan dan lain sebagainya.
G. Teknik Pembuatan Tenun
Teknik Menenun:
Dari corak dan bentuk kain yang dihasilkan oleh
perajin tenun didaerah Nusa Tenggara Barat dapat digolongkan menjadi:
• Tenun Pelekat, yaitu dengan cara menyilangkan kedua benang
lungsi dan benang pakan disesuaikan dengan pola hias yang dikehendaki. Biasanya
tenunan teknik ini menghasilkan sarung , menurut istilah Bima kain sarung
bermotif kotak-kotak besar disebut tembe lomba, sedangkan dengan corak yang
motifnya kotak-kotak kecil disebut bali mpida.
• Kain tenunan menyerupai corak tenunan dari Sulawesi Selatan,
Bugis. Persamaan ini akibat dari pengeruh kerajaan pada daerah yang
menghasilkan tenun corak tersebut. Salah satu ciri kain tenun Sumbawa yaitu
kotak-kotak kecil. Kalau membuat dengan korak-kotak besar disebut tambe Goa,
yaitu artinya tambe artinya kain sarung, sedangkan Goa maksudnya kerajaan goa
di Sulawesi Selatan. Jadi yang dimaksud corak kain sarung yang berasal
dari Sulawesi Selatan.
• Tenun Songket, Songket adalah suatu teknik atau cara
memebrikan hiasan pada kain tenunan. Songket sendiri berasal dari “ Sungkit “
yang artinya mengangkat beberapa helai benang lungsi dengan lidi sehingga
terjadi lubang-lubang kemudian dapat dimasukan benang pakan dari benang emas
atau perak secara berulang-ulang. Biasanya pola membuat songket dilakukan
dengan cara menghitung banyaknya benang lungsi yang akan diangkat.
• Tenun Ikat, pola hiasan yang dibuat diikat dengan serat
tumbuh-tumbuhan atau raffia untuk dapat menghambat pewarna masuk pada warna
yang tidak diinginkan. Proses ini dilakukan berulang-ulang menurut keperluan.
Pada umumnya proses ini dilakukan pada pertenunan yang lebih cepat pengerjaan
bila disbanding dengan tenunan gedogan yang disebut Tenun Ikat atau ATBM ( Alat
Tenun Bukan Mesin ).
Perkembangan
Dulu
penenun memakai benang rangkap dua. Kain yang telah jadi menjadi tebal dan
kaku. Sekarang penenun memakai benang rangkap satu. Pengerjaannya memakan waktu
dua kali lipat lebih lama. Harga juga jauh lebih mahal, tetapi hasilnya kain
yang halus dan lembut.
Kesimpulan
Proses
pembuatan karya tenun membutuhkan waktu yang lama dan proses yang sangat rumit.
Namun bagi kita sebagai seorang pelajar harus tahu cara dan proses pembuatasn
bila perlu harus belajar agar kita sebagai generasi penerus yang dapat
melanjutkan karya tenun ikat dan tenun songket.
Berbagai macam motif yang dihasilkan dari kerajinan tenun
tersebut dan juga berbagai daerah yang memproduksinya. Dari berbagai daerah
memiliki keunikan dan keragaman tersendiri sesuai dengan kebudayaan atau
tradisi suatu daerah tersebut.
Daftar Pustaka
http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/sarung-tenun- kresesek-sarung- tenun-khas- negeri-samawa
http://fzhsafarina.blogspot.com/2013/03/keragaman-budaya- nusa-tenggara- barat.html
http://andikapratama30.blogspot.com/2014/06/suku-bima- nusa-tenggara- barat.html
http://ukikifli.blogspot.com/2014/10/hamparan-syurga- itu-bernama- lombok.html
https://alanmalingi.wordpress.com/2011/04/27/jenis-dan- fungsi-tenunan- mbojo/
https://alanmalingi.wordpress.com/2011/04/27/mengenal-alat- tenun-tradisional- bima-
dompu/?relatedposts_hit=1&relatedposts_origin=816&relatedposts_position=2
http://bp3ed.disperindag.ntbprov.go.id/index.php/profil/vm/19-fungsional/87- ragam-tenun
Download disini ... versi Ms. Word download disini
Versi panjang dapat dilihat dan didownload disini
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara download:
1. Klik tulisan 'disini' di atas
2. Silang laman yang tidak perlu, tunggu loading sebentar
3. Tekan 'Skip Ad'
4. Download file drive di tanda unduh (panah ke bawah ↓) di pojok kanan atas laman google drive
5. Selesai, tinggal cek di folder download
❤❤❤
Fina Sarah Adhar
0 comment
What do you think about this post?