Sosialisasi Budaya Politik

by - July 04, 2017



Perbedaan tingkat partisipasi politik seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu yang turut memengaruhi adalah intensitas sosialisasi politik. Sosialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses penurunan atau penyerapan nilai dari masyarakat kepada individu dalam masyarakat itu. Proses sosialisasi dijalani seseorang setelah ia bergaul dengan orang lain,entah dengan individu ataupun suatu kelompok masyarakat. Proses ini dijalani seseorang sepanjang hidupnya. Maka dapat disimpulkan sosialisasi politik adalah proses penyerapan nilai yang berkaitan dengan politik.
Sebagai gambaran untuk memahami arti sosialisasi politik adalah ketika di kelurahan tempat tinggal akan diadakan kegiatan oleh petugas kelurahan untuk member contoh langkah-langkahmelakukan pemilihan kepala desa. Kegiatan ini bertujuan agar proses pemilihan kepala desa berjalan lancer, sukses, dan semua penduduk dapat memahami dan menghafal langkah-langkah yang harus mereka lakukan. Kegiatan seperti inilah yang disebut sosialisasi politik.
Beberapa ahli politik mengungkapkan pengertian sosialisasi politik diantaranya :
1.       Gabriel A. Almond
Sosialisasi politik menunjuk pada proses dimana sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku politik diperolah atau dibentuk dan juga  merupakan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan Patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.
2.       Kenneth P. Langton
Sosialisasi politik adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan  kebudayaan  politiknya.
3.       Hyman
Sosialisasi politik merupakan cara-cara belajar seseorang terhadap pola-pola social yang berkaitan dengan posisi-posisi kemasyarakatannya yang diketengahkan melalui berbagai macam badan masyarakat.
4.       Fred. I Greenstein
Sosialisasi politik merupakan penanaman informasi, nilai-nilai dan praktik-praktik politik yang sengaja dilakukan oleh badan-badan instruksional secara formal.
5.       Michael Rush dan Philip Althoff
Sosialisasi politik merupakan proses bagaimana memperkenalkan system politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik.

                Pada dasarnya beberapa definisi memiliki kesamaan dan secara sama mengetengahkan segi penting sosialisasi yaitu :
§      Sosialisasi secara fundamental merupakan proses hasil belajar dari pengalaman/pola-pola aksi
§      Memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku individu dan kelompok dalam batas-batas yang luas dan lebih khusus berkenaan pengetahuan atau informasi, motif-motif (nilai-nilai), dan sikap-sikap
§      Sosialisasi itu tidak perlu dibatasi pada usia anak-anak dan remaja saja (walaupun periode ini paling penting), tetapi sosialisasi berlangsung hidup
§      Sosialisasi merupakan prakondisiyang diperlukan bagi aktivitas social dan baik secara eksplisit memberikan penjelasan mengenai  tingkah laku social.

Dilihat dari metode penyampaian pesan, sosialisasi politik dibagi menjadi dua, yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik. Dimana pendidikan politik adalah proses biologis diantara pemberi dan penerima pesan. Melalui pendidikan politik, masyarakat memahami serta mempelajari nilai-nilai, norma-norma dan simbol-simbol politik negaranya. Proses ini dilakukan dalam upaya pemahaman , penghayatan dan pengalaman nilai, norma dan simbol politik. Contoh pendidikan politik adalah diskusi, seminar , kursus, latihan kepemimpinan , aktif dalam organisasi dll.
        Proses indoktrinasi politik merupakan cara proses penurunan nilai-nilai/budaya politik yang dilakukan secara sepihak. Biasanya indoktrinasi politik dilakukan penguasa/pemimpin dengan cara memanipulasi masyarakat agar bersedia menerima nilai, norma serta simbol yang dianggap baik oleh penguasa. Proses ini dilakukan dengan cara :
M Latihan yang penuh disiplin
M Partai politik dalam system politik-politik otoriter
M Pengarahan yang penuh paksaan psikologis
Sosialisasi politik mempunyai peran yang sangat vital bagi pengembangan budaya politik di satu wilayah. Dimana sosialisasi politik berguna untuk meneruskan budaya politik dari satu generasi ke generasi lainnya.
Dengan adanya upaya sosialisasi politik yang intensif dan berkesinambungan dalam masyarakat, diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran politik yang tinggi. Baik masyarakat yang tinggal di pusat perkotaan maupun daerah pedesaan yang terpencil sekalipun. Minimal masyarakat dapat mengetahui apa, siapa, dan bagaimana struktur politik di negara mereka.
Dalam melakukan  sosialisasi politik tidak selalu dilakukan secara langsung namun bisa dilakukan  melalui berbagai sarana/agen yaitu sebagai berikut :
1.   Keluarga
Keluarga  menjadi agen yang pertama disebutkan karena perannya sangat penting dalam  sosialisasi politik. Karena sebelum seseorang memperoleh sosialisasi politik dari agen lain, mereka terlebih dahulu memperolehnya dari pihak keluarga. Hali ini disebabkan sejak seseorang dilahirkan, pihak keluargalah yang pertama ditemui dan melakukan komunikasi secara intensif.
Anak dapat mempelajari seluk beluk politik dari adanya otoritas orang tua. Setiap anak harus patuh pada orang tua, menghormati yang lebih tua , melaksanakan aturan-aturan yang telah disepakati keluarga dll. Pilihan partai politik orang tua pun sedikit banyak dapat memengaruhi pemahaman dan dukungan anak terhadap partai politik yang bersangkutan.
Setiap anak diberi kebebasan untuk menentukan keputusannya sendiri. Kadang kala dalam keluarga diadakan musyawarah atau dialog untuk membahas suatu masalah. Setiap anak mempunyai hak untuk mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan sendiri tanpa dipengaruhi orang tua, sikap-sikap seperti akan menumbuhkan jiwa demokratis.

2.   Sekolah
Setelah seorang anak memasuki usia sekolah yang dimulai dari usia 5-6 tahun, maka ia siap untuk memperoleh pendidikan dan pengetahuan secara formal melalui bangku sekolah. Meskipun mereka telah mendapat pendidikan dari keluarga, namun hal tersebut belum mencukupi untuk bekal kehidupannya kelak.
Ketika seorang anak menempuh pendidikan melalui  bangku sekolah, ia akan diajarkan ilmu pengetahuan melalui beberapa mata pelajaran. Sebagai contoh mata pelajaran yang dapat berfungsi sebagai sosialisasi politik adalah pendidikan kewarganegaraan dan sejarah. Hal-hal  yang sering diajarkan dalam mata pelajaran tersebut adalah mengenai sejarah perjuangan, cinta tanah air, rela berkorban, hak asasi manusia, demokrasi.

3.   Kelompok pergaulan
Kelompok pergaulan turut berperan serta dalam sosialisasi politik. Seseorang  bisa dengan mudah merubah pandangan politik mereka akibat pengaruh teman pergaulannya. Kelompok pergaulan misalnya teman bermain dan kelompok persahabatan. Secara langsung atau tidak, sengaja atau tidak , suatu kelompok menyosialisasikan anggota-anggota nya dengan cara mendorong/mendesak mereka untuk menyesuaiakan diri terhadap sikap/perilaku kelompok. Seorang individu pun dengan kerelaan maupun keterpaksaan akan menyesuaikan diri agar dapat diterima kelompok.

4. Tempat kerja
Seperti halnya dalam pergaulan dalam kelompok kerja pun terjadi proses sosialisasi  politik. Seseorang bisa dengan mudah terpengaruh keyakinan politik teman kerjanya. Selain itu , sosialisasi politik dapat juga dilakukan melalui organisasi-organisasi formal maupun nonformal, yang biasa dibentuk dalam suatu organisasi. Saat melakukan pemilihyan pengurus, mereka telah belajar berdemokrasi. Berbagai pengalaman dalam organisasi di perusahaan bisa dijadikan bekal jika ia kelak berkecimpung dalam dunia politik.
5.  Media massa
Saat ini kebutuhan masyarakat untuk mengetahui informasi mengenai berbagai hal dari berbagai  wilayah dapat dengan mudah terpenuhi melalui media massa. Karena kini, media massa baik cetak maupun elektronik sudah bisa diakses dengan mudah oleh beberapa kalangan. Contoh sosialisasi politik melalui media massa adalah ketika pejabat pemerintah , misalnya presiden, wakil presiden atau menteri mengadakan sebuah konferensi pers untuk menjelaskan kepada amasyarakat mengenai hasil petemuan mereka dengan pejabat luar negeri. Hal ini penting dilakukan agar masyarakat dapat memahami bahwa pemerintah mempunyai urusan dengan pejabat pemerintah luar negeri dengan tujuan utama untuk kesejahteraan masyarakat, misalnya dengan kerja sama ekonomi,dll. Hal ini akan menumbuhkan citra positif pemerintah di mata masyarakat, bahkan mampu mengubah keyakinan politik mereka.
6.  Kontak Politik Langsung
                Kontak politik langsung diartikan sebagai pengalaman nyata yang dirasakan oleh seseorang dalam kehidupan. Ketika seseorang telah mempunyai keyakinan politik terhadap suatu hal, kemudian ia mengalami suatu kenyataan yang berbanding terbalik,maka sia-sialah semua yang telah oa yakini. Misalnya, kita sejak dini selalu ditanamkan bahwa pejabat pemerintah bekerja untuk kepentingan rakyat . sehingga kita mempunyai anggapan positif terhadap pemerintah. Namun suatu ketika ketika, kita mendengar suatu kasus yang melibatkan pejabat di daerha tempat tinggal kita. Maka, secara otomatis kepercayaan dan keyakina politikkita akan berubah drastic. Bahkan kemungkinan terburuk kondisi ini adalah keengganan masyarakat untuk mematuhi hokum.

Adapun pentingnya sosialisasi budaya politik adalah sebagai berikut :
è Menanamkan nilai-nilai dan norma-norma pada masyarakat pada masyarakat
è Mengenalkan visi dan misi partai politik pada masyarakat
è Mengenalkan rencana-renacana/ program pemerintah kepada rakyat  sebelum menjadi suatu kebijakan/keputusan
è Meningkatkan kualitas partisipasi rakyat dalam pemerintahan
è Memperkaya pengetahuan, pemahaman, serta penghayatan rakyat dalam dunia perpolitikan
è Meningkatkan frekuensi keterlibatan rakyat dalam pemerintah
Dalam proses sosialisasi politik, kita mengenal adanya dua jalur sebagai berikut :
v  Sosialisasi Politik Horizontal
Sosialisasi politik horizontal adalah suatu proses dimana invidu dipengaruhi oleh institusi-institusi masyarakat yang ada dalam tingkatan yang saa dengan individu tersebut. Contoh : teman kerja, teman sekolah/teman bermain
v  Sosialisasi Politik Vertikal
Sosialisasi politik vertical adalah suatu proses dimana individu-individu dipengaruhi oleh isntitusi-institusi masyarakat yang meiliki tingkatan berbed, searah, ataupun timbale balik. Contoh : atasan kepada bawahan, pemerintah kepada rakyat.
sekian materi sosialisasi budaya politik, semoga bermanfaat ya kawan :)

Profesor Almond menjelaskan proses sosialisasi, yaitu proses "pengajaran" nilai-nilai masyarakat, dalam hal ini nilai-nilai dan kebudayakan politik, kepada warga negara.
Sosialisasi politik adalah bagian dai proses sosialisasi yang khusus membentuk nilai-nilai politik, yang menunjukan bagaimana seharusnya masing-masing anggota masyarakat berpartisipasi dalam sistem politiknya. Kebanyakan anak-anak, sejak masa kanak-kanaknya belajar memahami sikap-sikap dan harapan-harapan yang hidup dalam masyarakatnya.
Sosialisasi politik yaitu proses penerusan atau pewarisan nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya (Gabriel A. Almond).
Sosialisasi politik marupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat. (Ramlan Surbakti)




Jadi,sosialisasi politik menunjuk pada prose-proses pembentukan sikap-sikap dan pola-pola tingkah laku. Di samping itu, sosilisasi politik juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk "mewariskan" patokan-patokan dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi sesudahnya. Proses ini disebut transmisi kebudayaan.

2. Metode Sosialisasi Politik
Metode sosialisasi dapat berupa pendidikan politik dan indoktrinasi politik.

Pendidikan politik melalui suatu proses dialog sehigga masyarakat memperoleh nilai, norma, dan simbol politik. Pada umumnya metode ini digunakan oleh negara-negara demokrasi
Indoktrinasi politik ialah proses sepihak ketika penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai-nilai, norma, dan simbol yang dianggap oleh pihak yang berkuasa ideal dan baik. Negara fasis dan negara komunis pada umumnya menggunakan cara-cara seperti ini.


3. Sarana Sosialisasi Politik
a. Keluarga

Peranan keluarga dalam proses sosialisasi politik antara lain sebagai berikut.
Pembuatan keputusan dalam keluarga yang dapat meningktatkan perasaan kompetensi politik si anak.
Dalam keluarga memberinya kecakapan-kecakapan untuk melakukan interaksi politik, serta membuatnya lebih mungkin berpartisipasi dengan aktif dalam sistem politik sesudah menjadi dewasa.
Keluarga membentuk sikap-sikap politik masa depan dengan menempatkan individu dalam dunia kemasyarakatan luas, dengan membentuk ikatan-ikatan etnik, linguistik, religius, dan kelas sosialnya.
Keluarga dapat memperkuat nilai-nilai prestasi kultural dan pendidikan.
Kemampuan keluarga mengarahkan aspirasi-aspirasi pekerjaan dan ekonominya.

b. Sekolah

Sekoalah dapat memegang peran penting dalam pembentukan sikap-sikap terhadap "aturan permainan politik" yang tak tertulis, seperti sekolah-sekolah negri di Inggris yang secara tradisional menanamkan nilai-nilai kewajiban negara, hubungan politik informal, dan intergritas politik.
Sekolah sekolah dapat mempertebal kesetiaan terhadap sistem poitik dan memberikan simbol-simbol umum untuk menunjukan tanggapan yang ekspresikan terhadap sistem ini, seperti bendera nasional, dan ikrar kesetiaan " padamu negeri ".
Pengajaran sejarah nasional juga berfungsi memperkuat kesetiaan kepada sistem politik.
Sekolah memberi pengetahuan kepada kaum muda tentang dunia politik dan peranan meraka di dalamnya.
Sekolah memberikan pandangan yang lebih konkret tentang lembaga-lembaga politik dan hubungan-hubungan politik .
Sekolah juga merupakan " saluran pewarisan" nilai-nilai dan sikap-sikao masyarakatnya.


c. Kelompok Pergaulan
Meskipun sekolah dan keluarga merupakan sarana yang paling jelas terlihat dalam proses sosialisasi, ada juga beberapa unit sosial lain yang bisa membentuk sikap-sikap politik seseorang. Salah satunya adalah kelompok pergaulan, termasuk kelompok bermain di masa kanak-kanak, kelompok persahabatan, dan kelompok kerja kecil, dimana setiap anggota mempunyai kedudukan relatf sama dan saling meimiliki ikatan- ikatan erat.

d. Pekerjaan
Pekerjaan dan organisasi-organisasi formal maupun informal yang dibentuk berdasar lingkungkan pekerjaan itu, seperti serikat buruh, klub sosial, dan yang semacam itu juga merupakan saluran komunikasi informasi dan keyakinan yang jelas.

Individu-individu mengidentifikasikan diri dengan suatu kelompok itu sebagai " acuan " dalam kehidupan politik. Mereka menjadi sensitif terhadap norma-norma kelompok itu dan menilai tindakan-tindakannya berdasar perhitungan apa yang paling baik bagi kelompok itu.

e. Media massa
Masyarakat modern tidak dapat hidup tanpa komunikasi yang luas, cepat, dan secara umum seragam. Informasi tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di mana aja di dunia segera menjadi pengetahuan umum dalam beberapa jam saja. Kita tahu bahwa media massa surat kabar, radio, tv, majalah memegang peranan penting dalam menularkan sikap-sikap ndan nilai-nilai modern kepada bangsa-bangsa baru merdeka. Disamping memberikan informasi tentang peristiwa-peristiwa politik, media massa juga menyampaikan, langsung maupun tidak, nilai-nilai utama yang dianut oleh masyarakat.

4. Peranan Partai Politik dalam Sosialisasi Budaya Politik
a. Pengertian partai politik
Menurut UU No. 31 Tahun 2002, partai politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh kelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, massarakat, dan negara melalui pemilihan umum.Masih banyak yang memberikan definisi mengenai partai politik, tetapi kita dapat menyimpulkan bahwa partai politik merupakan kelompok anggota yang terorganisasi secara rapi dan stabil yang mempersatukan motivasi oleh ideologi tertentu serta berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilu.

b. Fungsi partai politik

Partai politik berfungsi sebagai sarana berikut ini.
Pendidikan politik bagi anggotanya dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Republik Indonesia yang sadar akan hak kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Penciptaan iklim yang kondusif dan program konkret serta sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa yang mensejahterakan masyarakat.
Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat secara konstitusional dalam merumuskandan menetapkan kebijakan negara.
Partisipasi politik warga negara dan rekrutken politik dalan proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan gender.


5. Peran dan Fungsi Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik berperan mengembangkan serta memperkuat sikap politik kalangan warga masyarakat yang sadar politik, yaitu saar akan hak dan kewajiban dalam kehidupan bersama. Peranan tersebut melibatkan keluarga, sekolah, dan lembaga-lembaga tertentuyang ada dalam masyarakat.

Adapun fungsi sosialisasi politik antara lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kehidupan politik, serta mendorong timbulnya partisipasi seara maksimal dalam sistem politiknya . Hal ini sejalan dengan konsep demokrasi, yaitu pemerintah dari, oleh dan untuk rakyat yang berarti rakyat harus berpartisipasi dalam kehidupan politik.

6. Cara Melakukan Sosialisasi Pilitik
Rush dan ALthoff mengemukakan tiga cara untuk melakukan sosialisasi politik, yaitu :
a. Imitasi
Cara pertama dalam melakukan sosialisasi poltik. Melalui imitas, serang individu meniru terhadap tingkah laku individunya lainnya.

b. Instruksi
Cara melakukan sosialisasi yang kedua adalah instruksi. Gaya ini banyak berkembang di lingkungan militer ataupun organisasi lain yang terstruktur secara rapi melalui rantai komando. Melalui intruksi, seorang individu diberitahu oleh orang lain mengenai posisinya di dalam sistem politik, apa yang harus mereka lakukan, bagaimana, dan untuk apa.

c. Motivasi
Cara melakukan sosialisasi politik yang terakhir adalah motivasi. Melalui carra ini, individu langsung belajar dari pengalaman, membandingkan pendapat dan tingkah sendiri dengan tin2gkah orang lain.

You May Also Like

0 comment

What do you think about this post?