A SasuSaku Fanfiction: Gone in Two Days?
Naruto ©Masashi Kishimoto
SasuSaku’s Pairing
(Just a short fic)
WARNING: ABAL, GAJE, OOC.
“Prang.. Prangg… Prang…”
Beberapa suara pecahan beling
terdengar dari arah dapur, seisi rumah panik kecuali sang gadis yang menjadi
biang keroknya.
“Ya ampun, apa yang kau lakukan
Sakura? Mengapa kau memecahkan piring? Mahal tahu!” Haruno Mebuki agak
membentak dan berkacak pinggang melihat kekacauan yang telah diperbuat
putrinya.
“Hmm… Hhhhh…..” bukannya
mendapat jawaban, yang ditanya malah masih berdiri terpaku di hadapan
piring-piring malang sambil menghela nafas keras.
“Kau kenapa nak?” kali ini sang
ayahlah yang bersuara.
“Alah… paling juga lagi dicuekin
sama gebetannya.” Kakak cantiknya tiba-tiba berkomentar.
PRANG.
“Awas kau Sasonii!!!” hampir
saja piring malang itu pecah di kepala batu Sasori yang tak lain dan tak bukan
adalah kakak si pembuat onar ini, Haruno Sakura.
“Huh!” tanpa ambil pusing dengan
keonarannya, Sakura langsung naik ke lantai dua menuju kamarnya, tak lupa ia membanting pintu kamar ketika sudah di
dalam, ciri khas perempuan saat marah.
Sakura bergerak gelisah di atas
kasur queen sizenya, ia terus saja berguling-guling sambil membuka tutup
handphonenya, sudah dua hari ia menunggu pesan singkat dari calon pacarnya,
namun sampai saat ini tidak ada tanda-tanda kehidupan dari celon pacar
kesayangannya itu. Tunggu dulu, apa tadi aku menulis dua hari? DUA hari? Dua
HARI? DUA HARI? “TIDAAAAKKKKK!!!!!” teriakan Sakura terdengar sampai ke
Amerika, Jerman, dan beberapa Negara lainnya, sampai-sampai banyak yang mengira
bahwa itu adalah tiupan terompet sangkakala
malaikat Isrofil.
Secepat kilat Sakura menghubungi
sahabat karibnya yang bernama Yamanaka
Ino untuk datang ke rumahnya, ialah yang paling berpengalaman soal cinta,
bahkan di umurnya yang baru menginjak enam belas tahun ia sudah yakin akan
berkomitmen dengan kekasihnya yang bernama Nara Shikamaru.
“Sakura, I’m here, open the door
please.” Ujar Ino sambil mengetuk pintu.
“Buka saja pig, aku tidak
menguncinya!” suara dari dalam terdengar sangat keras, hamper saja memcahkan
gendang telinga Ino.
“Tumben.” Timpal Ino dengan
suara kecil.
“Apa kau membawa makanan?” Tanya
Sakura saat melihat Ino yang sudah masuk ke dalam kamar dan menutup pintu, ia
terlihat membawa sebuah plastik putih besar.
“Ya, seperti itulah.” Jawab Ino
seadanya sambil memutar matanya bosan.
“Yasss!” teriak Sakura dan
langsung mencomot makanan yang terdapat dalam plastik itu, karena plastik itu
berisi makanan kesukaan Sakura seperti coklat, roti selai coklat kacang, pocky,
biscuit coklat chip, susu coklat, yoghurt strawberry, dan makanan kesukaan
Sakura lainnya, tak sampai setengah jam makanan-makanan itu tak tersisa lagi
sedangkan Ino hanya menatap ngeri ke arah Sakura yang makan seperti gelandangan
yang tak pernah makan sebulan, dan hey dia yang membeli semua ini dan dia hanya
mendapat satu kotak susu dan dua stick pocky, okay sahabat pinkynya ini memang
jahat.
“Jadi… apa?” Tanya Ino yang
melihat Sakura sudah menghabiskan makanannya.
Mendengar pertanyaan Ino, Sakura
kembali murung dan hampir menangis,”Ugh… kakak itu tidak mengirimiku pesan
selama dua hari! Bahkan sebelumnya aku yang selalu mengirim pesan duluan,
padahal kan dia yang menyukaiku awalnya, kenapa sekarang jadi aku yang sangat
ingin berpacaran dengannya?” ujar Sakura hampir menitikkan air mata.
“Kakak itu siapa? Aku tidak
mengerti.”
“Bodoh! Kak Sasuke lah! Siapa
lagi?” ujar Sakura kesal melihat wajah sok tidak tahu sahabat piggynya ini.
“Uhm, Uchiha Sasuke, kan katamu
dia cerdas, kuliah di jurusan teknik mesin, sudah diterima kerja di PLN padahal
baru kuliah dua semester, jadi mungkin dia sibuk kuliah.” Ujar Ino sambil
berfikir.
“Jadi, karena sibuk dia
melupakanku begitu? Padahal setiap hari dia mengajakku jalan-jalan tapi selalu
kutolak, kenapa sekarang dia tidak mengirimiku pesan.” Sakura memperlihatkan
dengan jelas wajah murung dan gelisahnya, sekali lagi ia lihat handphonenya dan
masih saja tidak ada pesan masuk.
“Mungkin dia masih gengsi,
seperti katamu Sakura.”
“Kalau memang sayang padaku,
kenapa harus gengsi?!” Tanya Sakura agak berteriak.
Lama-lama Ino juga kesal kalau
begini, “Ya memangnya aku tahu? Aku pulang saja, ada janji dengan Shika-kun,
bye.” Ujarnya sambil memeluk Sakura lalu pergi.
Selanjutnya Sakura hanya
berguling-guling di atas ranjangnya dan akhirnya tertidur.
‘Cause I’ve got a blank space
baby, and I’ll write your name
‘Cause I’ve got a blank space
baby, and I’ll write your name
‘Cause I’ve got a blank space
baby, and I’ll write your name
Penggalan lagu Blank Space dari
Taylor Swift berbunyi dari handphone yang Sakura genggam menandakan ada yang
menelepon.
Karena nada dering disertai
getaran yang menjalar dari tangan ke tubuhnya Sakura pun langsung terbangun dan
mengangkat telepon.
“Halo?”
“Halo.”
“Halo?”
“Halo.”
“Halo?”
“HALO!” Sakura mulai kesal,
apa-apaan orang ini.
“Oh Adik baru bangun tidur ya?”
OMG, suara siapa ini?
“Kak Sasuke?!” Tanya Sakura
memastikan orang diseberang telepon, dengan segera ia menjauhkan handphonenya
dari telinganya untuk melihat kontak, dan ya…
“Iya.”
“Umh oh…” Okay, Sakura tidak
dapat berkat-kata sekarang.
“Lagi dimana dik?”
“Di rumah.” Jawab Sakura
seadanya namun tetap mengedepankan nada cuek karena ingin balas dendam.
“Loh, biasanya sedang ada di
sekolah, kok?” terdengar nada heran di seberang sana.
“Ya lagi libur.” Jawab Sakura
dengan secuek-cueknya.
“Oh libur… Kakak hanya ingin
mendengar suara adik saja kok, makanya kakak menlepon.” Okay itu gombal. Tapi
reaksi Sakura?
Sakura terlihat
berjingkrak-jingkrak di atas kasurnya sambil tertawa girang, OMG apa katanya
tadi? ‘Ingin mendengar suara Sakura?’
“Oh…” Sakura menanggapi sambil
tertawa kecil.
“Okay.”
“Okay.”
“Okay.”
“Okay… Bye.”
“Bye.”
Sakura menutup teleponnya dan
tertawa girang, sedetik kemudian ia baru menyadari bahwa ia lupa menanyakan
kemana saja kakaknya itu selama dua hari ini?! Ugh, ia kembali berguling-guling
di atas kasurnya, lagi.
FIN :v
Ditulis pada May 28, 2015
With Love,
Fina Sarah Adhari
Ig: finasaadha
Twitter: finasaraha_13
0 comment
What do you think about this post?