Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Tekstur Tanah KLU & Loteng

by - July 12, 2018


BAB I. PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik yang sangat vital peranannya bagi kehidupan di bumi karena tanah menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar tumbuhan, habitat hidup mikroorganisme, hewan, dan manusia.
Salah satu sifat fisika tanah adalah tekstur tanah yaitu sifat halus atau kasarnya butiran tanah yang ditentukan oleh perbandingan antara fraksi pasir, debu, dan liat. Tanah yang bertekstur pasir butirannya besar dan luas permukaannya kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah bertekstur liat lebih halus dan luas permukaannya besar sehingga lebih mampu menahan air dan menyediakan unsur hara.

Sifat-sifat tanah seperti struktur tanah, pemeabilitas tanah, porositas dan lain-lain sangat dipengaruhi oleh keadaan tekstur tanah. Kesuburan tanah ditentukan oleh tekstur tanah yang memiliki komposisi fraksi yang ideal. Dengan demikian, tanah yang subur akan berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan dan kesuburan tanaman karena tekstur menentukan cepat lambatnya air meresap (daya serap air) ke dalam pori-pori tanah, besarnya aerasi, infiltrasi, perkolasi, ketersediaan udara dan unsur hara untuk respirasi tanaman dan dapat mempengaruhi sistem perakaran tanaman.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pembelajaran lebih lanjut dengan melakukan praktikum di laboratotium agar dapat dipahami tekstur tanah yang berpengaruh pada berbagai jenis tanah dan tanaman yang cocok untuk ditanami.
1.2     Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk menentukan kelas tekstur tanah secara kuantitatif.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tekstur tanah adalah perbandingan berat nisbi fraksi pasir, debu, dan liat. Suatu kelas tekstur memiliki batas susunan tertentu dari fraksi pasir,debu, dan liat terbagi dalam 12 kelas tekstur seperti pada diagram segitiga tekstur tanah USDA yaitu pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, debu, lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, liat berpasir, liat berdebu, dan liat (Hariansyah, 2014).
Tanah bertekstur pasir, karena butiran-butirannya lebih besar, maka setiap satuan berat (misalnya setiap gram) memiliki luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit untuk menyerap (menahan air) dan unsur hara. Tanah yang bertekstur liat, dikarenakan lebih halus, maka setiap satuan berat memiliki luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada bertekstur keras (Hardjowigeno, 2011).
Pasir dan debu berasal dari pecahnya butir-butir mineral tanah yang ukurannya berbeda-beda dari satu jenis tanah dengan jenis tanah yang lain luas permukaan debu lebih besar dari permukaan pasir pergram. Tingkat pelapukan debu dan pembebasan unsur hara untuk tanaman, akan lebih mudah diserap dibandingkan pasir. Partikel debu terasa licin sebagai tepung dan kurang melekat. Sedangkan tanah yang mengandung debu tinggi dapat memegang air tersedia untuk tanaman. Fraksi liat pada kebanyakan tanah terdidri dari mineral-mineral yang berbeda komposisi kimianya dan sifat-sifat lainnya dibandingkan dengan fraksi pasir dan fraksi debu (Hakim, 2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah dibagi menjadi faktor klimatik (iklim yang meliputi suhu, sinar matahari, kelembaban, angin, dan curah hujan), faktor edatik atau tanah merupakan media utama khususnya bagi pertumbuhan vegetasi, dan faktor fisiografi yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup (ketinggian tempat dan bentuk lahan) (Buckman dan Brady, 2000).
Dalam usaha pertanian, kondisi tekstur tanah sangat penting bagi petani karena dengan mengetahui tekstur tanah maka akan diketahui vegetasi yang cocok untuk dikembangbiakkan, mengetahui cara pengelolaannya seperti apa dan bagaimana. Tekstur tanah mempengaruhi resistensi dan peresapan air pada tanaman yang tumbuh di tanah. Dengan begitu akan diperoleh hasil komponen yang maksimal (Harahap, 2014).
  
BAB III. METODE PRAKTIKUM
3.1.   Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 9 April 2018 pukul 08.50 – 09.40 WITA di Laboratorium Fisika Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.
3.2.   Alat dan Bahan Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung sedimentasi, sendok, stopwatch, plastik, dan karet gelang.. Sedangkan bahan yang digunakan adalah contoh tanah Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Tengah, NaOH 1 N, dan aquades.
3.3.   Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja praktikum ini adalah
1.      Dimasukkan tanah ke dalam tabung sedimentasi I sampai garis 15
2.      Ditambahkan 1 ml larutan NaOH 1 N dan aquades sampai garis 45
3.      Dikocok hingga menjadi homogen selama 5 menit
4.      Didiamkan selama 5 detik hingga ada endapan di dasar tabung I
5.      Dipindahkan larutan tanah ke tabung sedimentasi II hingga hanya tersisa endapan di tabung I, didapatkan fraksi pasir
6.      Didiamkan tabung II selama 15 menit hingga ada endapan di dasar tabung
7.      Dipindahkan larutan tanah ke tabung III hingga hanya tersisa endapan di tabung II, didapatkan fraksi debu
8.      Didapatkan larutan tanah di tabung III sebagai fraksi liat
9.      Dicatat hasilnya


BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan Tekstur Tanah
Tabel 2. Hasil Pengamatan Tekstur Tanah
Sampel
Nilai
Kelas Tekstur
Pasir
Debu
Liat
KLU
40%
37%
23%
Loam (L)
Loteng
27%
13%
60%
Clay (C)
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil tekstur tanah KLU memiliki fraksi pasir lebih banyak daripada fraksi debu dan liat yaitu 40% pasir, 37% debu, 23% liat sehingga termasuk kelas tekstur loam atau lempung yang berasa tidak kasar dan tidak licin membentuk pita, serta melekat. Sedangkan tekstur tanah Loteng termasuk kelas tekstur clay yang dapat membentuk bola sempurna, bila kering keras, dapat membentuk pita panjang yang tidak putus-putus dan melekat karena memiliki fraksi liat yang lebih tinggi daripada fraksi pasir dan debu yaitu 60% liat, 27% pasir, dan 13% debu. Seperti digambarkan pada Gambar 1. Segitiga Kelas Tekstur Tanah berikut ini.
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanah KLU bertekstur kasar karena didominasi fraksi pasir yang kandungan air, mineral, dan unsur hara rendah sehingga kurang subur. Partikel pasir berukuran besar dengan luas permukaan kecil yang menjadikan kemampuan mengikat airnya rendah sehingga sebenarnya tidak cocok digunakan sebagai media tanam, hal itu juga dikarenakan air akan mengalami infiltrasi, bergerak ke bawah melalui rongga tanah sehingga menyebabkan tanah kekurangan air dan layu. Agar tanaman KLU yang didominasi pasir ini bisa menjadi media tanam maka perlu adanya penambahan bahan organik berupa kompos, pupuk kandang, atau gambut yang berfungsi sebagai pengikat butiran tanah. Tanaman yang cocok dibudidayakan pada tanah ini adalah cabai, umbi-umbian, kacang-kacangan, tanaman perkebunan, dan lainnya.
Sedangkan tanah Loteng lebih bertekstur halus karena didominasi fraksi liat yang sebenarnya cukup menyimpan banyak nutrisi bagi tanaman dan didalamnya juga banyak organisme yang hidup dan membantu menyuburkan tanah. Namun kadar oksigen yang ada di dalam tanah sangat kurang karena pori kecil dan luas permukaan yang besar sehingga tidak mudah untuk ditumbuhi (kecuali padi yang mampu beradaptasi atau tanaman tertentu lain). Untuk menyuburkan tanah perlu diberi kompos, pupuk arak, dan bahan organik lainnya. Tanah ini cocok dijadikan areal persawahan dan ditanami tanaman pangan juga sayuran.
Tekstur tanah dipengaruhi iklim (temperatur langsung mempengaruhi jumlah bahan organik yang dihasilkan dengan temperatur yang meningkat juga cukupnya hujan) dan curah hujan yang tinggi mempercepat proses pelapukan dan pencucian, topografi (semakin curam lereng maka semakin besar erosi tanah), tingkat perkembangan profil tanah, bahan induk, organisme hidup sebagai sumber bahan organik tanah.
  
BAB V. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa tanah KLU didominasi fraksi pasir 40% dan 37% debu, serta 23% liat yang termasuk kelas loam sehingga lebih kasar daripada tekstur tanah Loteng yang halus dan termasuk kelas clay karena didominasi 60% fraksi liat, 43% debu, dan 27 % pasir sehingga tanah Loteng lebih ideal untuk ditanami karena lebih subur.

  
DAFTAR PUSTAKA
Buckman dan Brady. 2000. Ilmu tanah. Rajawali Pers. Jakarta.
Hakim. 2012 . Dasar-Dasar Ilmu Tanah . Badan Kerjasama Perguruan Tinggi
Negeri Indonesia Timur . Ujung Pandang.
Harahap, Elli., Aziza, Nur., Affan, Ahmad. 2014. Menentukan Tekstur Tanah
Dengan Metode Perasaan Di Lahan Polatani. Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh.
Hardjowigeno, S. 2011. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Hariansyah, Jayagust., Supriadi., Lubis, Alida. 2014. Analisis Pengaruh Tekstur
Dan C-Organik Tanah Terhadap Produksi Tanaman Ubi Kayu. Fakultas
Pertanian USU. Medan.

(Microsoft Word) Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Tekstur Tanah KLU & Loteng
Dapat dilihat dan didownload disini
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara download:
1. Klik tulisan 'disini' di atas
2. Silang laman yang tidak perlu, tunggu loading sebentar
3. Tekan 'Skip Ad'
4. Download file drive di tanda unduh (panah ke bawah ↓) di pojok kanan atas laman google drive
5. Selesai, tinggal cek di folder download

❤❤❤ 

You May Also Like

0 comment

What do you think about this post?