Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Praktikum Lapangan

by - July 22, 2018


BAB I. PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Tanah adalah kumpulan bahan alam di sebagian besar permukaan bumi yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat-sifat akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk (batuan) dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu melalui proses fisika, kimia, biologi yan disebut pelapukan.
Tanah memiliki beberapa sifat. Sifat-sifat tanah seperti reaksi kemasaman tanah (pH), tekstur tanah, struktur tanah, warna tanah, konsistensi tanah, dan kadar lengas tanah sering dilakukan praktikum di laboratorium yang diawali dengan kegiatan-kegiatan di lapangan yang membutuhkan penjelasan lebih akurat.

Ilmu teori sifat-sifat tanah termasuk juga gambaran lahan seperti relief, ketinggian, erosi, batu induk, drainase, dan lainnya perlu dianalisa secara ril keadaan lapangannya. Pengamatan secara langsung di lapangan dengan mengamati lapisan-lapisan/profil tanah yang dilakukan secara cepat sehingga kurang akurat, namun dapat diketahui secara langsung disbanding menguji sampel di laboratorium.
Berdasarkan uraian di ats, perlu dilakukan praktikum lapangan untuk dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat tanah dan kondisi kenampakan tanah dan pengaruhnya terhadap tanaman.
1.2     Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk
1.      Mengamati lahan
2.      Mengamati profil tanah
3.      Menetapkan tekstur tanah
4.      Menetapkan struktur tanah
5.      Menetapkan kemasaman tanah (pH)
6.      Menetapkan konsistensi tanah
7.      Menetapkan warna tanah
8.      Mentapkan bahan organik, kapur, dan perakaran tanah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tiap profil tanah mempunyai daerah sebaran tertentu sesuai dengan faktor-faktor pembentuk tanah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tanah tidak hanya memiliki tebal tetapi juga luasan atau dikatakan sebagai bentuk yang berdimensi tiga. Profil tanah mempunyai seperengkat sifat dan ciri-ciri yang merupakan karakternya dan yang membedakan dari profil-profil lain (Siradz, 2009).
Kemampuan tanah dalam menahan air dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah bertekstur kasar mempunyai daya tahan air yang lebih kecil dibandingkan tanah yang bertekstur halus. Oleh karena itu tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya mudah kekeringan dari pada bertekstur lempung yang halus (Hardjowigeno, 2010).
Struktur tanah yang baik adalah tanah yang kandungan udaranya dan airnya dalam jumlah cukup dan seimbang. Hal semacam ini hanya terdapat pada struktur tanah yang ruang porinya besar. Dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro serta tanah terhadap pukulan tetesan-tetesan air hujan. Dikatakan pula struktur tanah yang baik adalah yang perbandingannya sama antara padat, cair, dan udara (Suhardi, 2014).
Bahan induk tanah mempunyai nilai kemasaman yang bervariasi tergantung jenis mineral penyusunnya dan derajat pelapukannya, sehingga tanah muda yang baru terbentuk mempunyai nilai pH yang selaras dengan bahan induknya. Tanah yang berbahann induk batuan kapur karbonat memiliki pH di atas 8, sedangkan beragam Na mencapai pH 10 (Darmawijaya, 2014).
Warna horison atas umumnya coklat sampai coklat gelap, sesuai kandungan dan tingkat himifikasi bahan organik. Warna gelap juga dapat terjadi sebagai akibat hadirnya MnO2 ataupun arang. Keasaman (pH) dan tahana (status) kation dalam tanah juga mempengaruhi warna tanah. Kandungan Ca dan Na yang tinggi akan memberikan warna gelap walaupun kandungan bahan organik rendah. Horison yang bersifat masam dan kandungan Ca serta BO rendah akan memiliki warna pucat. (Yudono, 2013).
Konsistensi tanah yang besar adalah tanah dengan kondisi paling kering, disebabkan oleh gaya kohesi. Sementara gaya adhesi akan berpengaruh pada tanah kondisi basah. Tanah dengan konsistensi rendah adalah tanah dalam kondisi basah, karena sangat sulit untuk diolah dan melekat pada alat pengolahan (Hanafiah, 2010).

BAB III. METODE PRAKTIKUM
3.1.   Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 13 Mei 2018 pukul 08.00 – 11.30 WITA di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Mataram, Desa Nyur Lembang, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
3.2.   Alat dan Bahan Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini Munsell Soil Color Chart, pisau, cepang, ember, meteran, botol kocok, dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan adalah profil tanah seluas 1x1 m, pH stik, aquades, HCl, H2O, dan H2O2.
3.3.   Prosedur Kerja
3.3.1.      Pengamatan Lahan
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah
1.      Dilakukan survey lahan
2.      Diamati vegetasi yang ada pada lahan praktikum
3.      Ditentukan suhu, cuaca, iklim, relief, ketinggian, kemiringan, drainase, dan erosi pada lahan praktikum
4.      Dicatat hasilnya
3.3.2.      Pengamatan Profil Tanah
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah
1.    Dipilih tanah yang tidak tergenang air, datar dan mewakili tempat sekitarnya
2.    Digali dan dibuat profil tanah dengan ukuran panjang  + 1-1,5m dan lebar +1m
3.    Dilakukan pengamatan karakteristik  profil tanah yang diambil  dari penentuan batas horizon tanah
4.    Diamati tiap-tiap horizon tanah
5.    Dilakukan pengamatan yng dimulai dan penentuan jeluk tanah tiap horizon dengan meteran
6.    Diukur tiap-tiap horizon kedalaman serta ketebalan
7.    Dicatat hasilnya.
3.3.3.      Penetapan Tekstur Tanah
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah
1.    Diambil tanah sedikit menggunakan ibu jari  dan telunjuk
2.    Dimasukkan tanah ke dalam air untuk membasahi tanah tersebut
3.    Diisi secara perlahan-lahan
4.    Dirasakan perbedaan antara pasir, debu dan liat selama pengulian
5.    Ditentukan berapa persen kandungan pasir, debu dan liat
6.    Diulang cara 1-5 untuk jenis horizon yang lain
7.    Dicatat hasilnya.
3.3.4.      Penetapan Struktur Tanah
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah
1.    Diambil sampel tanah dari horizon tanah
2.    Dipecahkan dengan cara ditekan menggunakan jari
3.    Ditentukan kekuatan tekanan
4.    Dicatat hasilnya
5.    Diulang cara 1-4 pada horizon selanjutnya
3.3.5.      Penetapan Kemasaman Tanah
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah
1.    Diambil bongkahan setiap lapisan dari sampel tanah pada profil
2.    Dimasukkan sedikit sampel tanah ke dalam tabung pengocok dan ditambahkn aquades kemudian di kocok hingga homogen dan diendapkan
3.    Diukur pH nya menggunakan pH stik
4.    Diamati perubahan warnanya
5.    Dicatat hasilnya.
3.3.6.      Penetapan Konsistensi Tanah
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah
1.    Diambil bongkahan tiap lapisan dari sampel tanah
2.    Diremas tiap sampel, ada yang dalam keadaan lembab dan kering
3.    Dirasakan kelunakkannya dan mempertahankan bentuknya
4.    Dicatat hasilnya.
3.3.7.      Penetapan Warna Tanah
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah
1.    Diambil bongkahan tanah kering
2.    Dibandingkan warna tanah dengan warna-warna pada buku Munsell Soil Color Chart
3.    Dicatat persentase hue, value, dan chroma tanah yang digunakan oleh buku Munsell Soil Color Chart.
3.3.8.      Penetapan Bahan Organik, Kapur, dan Perakaran Tanah
1.    Diamati bongkahan tiap lapisan dan diambil sampel yang memiliki akar
2.    Dibandingkan jumlah akar yang ada pada tiap lapisan dan dikira-kira persennya
3.    Dibasahi tiap sampel pada wadah kosong dan bersih
4.    Ditetesi larutan HCl dan H2O kemudian diamati kemunculan gelembungnya
5.    Dicatat hasilnya.


BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.   Gambaran Umum Lahan
Tabel 10. Hasil Pengamatan Lahan
Posisi BT-LS
Cuaca
Kemiringan
Ketinggian
Erosi
BT:116o1212,1
Cerah
5o
132 mdpl
Bentuk
Intensitas (%)
LS:0,8o3513,5
Lembar
70
Relief
Drainase
Iklim
Bahan induk
Selokan
30
Lurus
Baik
Panas
Batu apung
Vegetasi
Persentase (%)
Jenis yang dominan
Pohon tinggi
15
Kelapa, pisang, lamtoro
Pohon rendah
50
Padi, jagung, singkong
Blukar
5
Sirih, putri malu, dll
Rumput
30
Rumput teki
Praktikum ini dilakukan di sebuah lahan dengan posisi BT:116o1212,1dan LS:0,8o3513,5pada kemiringan 5o di relief lurus dan ketinggian 132 meter di atas permukaan laut. Saat praktikum dilaksanakan cuaca cerah dalam iklim panas. Keadaan drainase yang baik membuat lahan ini cukup subur terbukti dengan tumbuhnya vegetasi-vegetasi pohon tinggi sebesar 15% yang didominasi pohon kelapa, pohon rendah sebesar 50% didominasi padi, blukar sebesar 5% didominasi sirih dan putri malu, serta rumput teki yang mendominasu 30% rumput di lahan tersebut. Di lahan ini pula intensitas erosi lembar mencapai 70% dan selokan 30%. Erosi lembar adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah terkikis oleh kombinasi air hujan dan air lahan yang mengalir di permukaan tanah yang menyebabkan permukaan tanah menjadi lebih rendah merata. Sedangkan erosi selokan disebabkan oleh limpasan air dari lahan luas dimana tanah dan tanaman tidak mampu menyerap seluruh air hujan dan aliran air yang berlebihan serta memusatkan pada daerah sempit dengan kecepatan cukup besar untuk membawa tanah dan menyebabkan erosi sehingga terbentuk jurang. Bahan induk tanah di lahan ini adalah batu apung yang termasuk jenis batuan beku yang terbentuk dari hasil letusan eksplosif gunung berapi.
4.2.   Pengamatan Profil Tanah
Tabel 11. Hasil Pengamatan Profil Tanah
Kedalaman Profil (cm)
Lapisan
Ketebalan Tiap Lapisan (cm)
Batas Lapisan
81
1
0 – 17
Rata
2
18 – 30
Rata
3
31 – 47
Rata
4
48 – 60
Rata
5
> 60
Bergelombang
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa di kedalaman profil tanah 81 cm terbagi menjadi 5 lapisan dimana lapisan yang paling tebal adalah lapisan ke 5 dengan ketebalan 21 cm dan batas lapisan bergelombang. Sedangkan lapisan tertipis adalah lapisan ke-2 dan ke-4 dengan ketebalan 13 cm. Perbedaan ketebalan lapisan ini dapat dipengaruhi oleh kandungan batuan yang biasanya semakin ke bawah semakin banyak karen tidak memperoleh sinar matahari dan air hujan secara langsung sehingga pelapukan batunya sukar dilakukan. Semakin ke dalam tanah juga menjadi semakin keras yang juga disebabkan oleh tekanan lapisan di atasnya sehingga semakin dalam lapisan semakin sulit ditembus akar tanaman.
4.3.   Penetapan Tekstur Tanah
Tabel 12. Hasil Penetapan Tekstur Tanah
Tekstur (%)
Kelas Tekstur
Lapisan
Pasir
Debu
Liat
15
65
20
Lempung berdebu (SiL)
1
55
35
10
Lempung berpasir (SL)
2
75
25
5
Pasir berlempung (LS)
3
90
5
5
Pasir (S)
4
100
-
-
Pasir (S)
5
Dari hasil penetapan tekstur tanah diketahui bahwa tanah lahan ini didominasi debu pada lapisan pertama, sedangkan lapisan ke-2 sampai lapisan ke-5 didominasi pasir, fraksi liat paling mini dan hanya ada sampai lapisan ke 4 seperti debu, pada lapisan ke 5 lapisan tanah berfraksi 100% pasir. Hal ini menunjukkan semakin bawah, butiran tanah semakin besar sehingga bertekstur kasar dan memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalan pergerakan udara dan air, laju infiltrasinya juga lebih cepat.
4.4.   Penetapan Struktur Tanah
Tabel 13. Hasil Penetapan Struktur Tanah
Lapisan tanah
Struktur
1
Sedang
2
Kuat
3
Lemah
4
Lemah
5
Tak berstruktur
Tanah yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman alah tanah yang berstruktur mantap, yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu butiran tanah, bahan pengikat (organik), dan aktivitas biologi. Dari hasil penetapan struktur tanah diketahui lapisan ke-2 berstruktur kuat karena fraksi pasir, debu, dan liat terikat oleh bahan organik. Sedangkan lapisan ke-5 tak berstruktur karena butir-butir tanah tidak menyatu sebab lapisan ini hanya tersusun oleh fraksi pasir dan kurangnya bahan organik. Sehingga makin banyak fraksi pasir dalam tanah maka tanah akan semakin tak menyatu atau strukturnya semakin mudah lepas.
4.5.   Penetapan Kemasaman Tanah (pH)
Tabel 14. Hasil Penetapan Kemasaman Tanah
Lapisan tanah
pH
Kemasaman
1
4
Amat sangat masam
2
4
3
4
4
4
5
4
pH tanah menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen dalam tanah. Berdasarkan penetapan kemasaman tanah lahan seluruh lapisan ber pH-4 dengan tingkat kemasaman amat sangat masam yang menunjukkan kadar ion dalam tanah tinggi. Ion yang banyak ditemukan adalah ion Al yang mengikat unsur P sehingga unsur P sulit untuk diserap tanaman sehingga ketersediaan hara rendah. Semua hara mikro (kecuali Mo) menjadi lebih tersedia, ion Al dilepaskan dari mineral lempung dan aktivitas bakteri menurun proses nitrifikasi terhambat sehingga perlu pengaplikasian bahan yang mengandung kapur (dolomit).
4.6.   Penetapan Konsistensi Tanah
Tabel 15. Hasil Penetapan Konsistensi Tanah
Lapisan tanah
Konsistensi lembab
Konsistensi kering
1
Teguh
Agak keras
2
Teguh
Keras
3
Sangat teguh
Lunak
4
Sangat gembur
Lunak
5
Sangat gembur
Lepas
Konsistensi tanah adalah daya kohesi butir-butir tanah dan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Konsistensi tanah semakin besar semakin utuh. Dari hasil penetapan konsistensi tanah diketahui bahwa semakin dalam lapirsan tanahnya maka konsistensi tanahnya semakin berkurang karena tanah lahan ini semakin bawah mengandung fraksi pasir yang dominan sehingga dalam keadaan lembab atau pun kering lapisan atas berkonsistensi teguh dan keras, semakin bawah menjadi sangat gembur dan lepas. Konsistensi dipengaruhi oleh tekstur, struktur, dan kadar lengas tanah.
4.7.   Penetapan Warna Tanah
Tabel 16. Hasil Penetapan Warna Tanah
Lapisan tanah
Hue
Value
Chroma
Warna tanah
1
7,5 YR
5
2
Brown
2
7,5 YR
6
4
Light brown
3
7,5 YR
4
3
Brown
4
7,5 YR
3
3
Dark brown
5
10 YR
7
3
Very pale brown
Warna tanah adalah sifat fisik tanah yang paling nyata dan mudah ditentukan. Masing-masing tanah memiliki warna yang berbeda tergantung pada pengaruh iklim, bahan induk, dan bahan organik yang dikandungnya karena semakin banyak bahan organik maka warna tanah semakin gelap. Warna gelap juga dapat terjadi akibat adanya MnO2 atau pun arang. Dari hasil penetapan warna tanah, warna yang paling gelap ada pada lapisan ke 4 yang seharusnya lapisan pertama yang paling gelap karen sebagai tempat perakaran dan tumbuhnya tanaman yang memiliki lenih nanyak bahan organik, hal ini dapat tejadi karena air di lapisan pertama lebih sedikit atau air mengalami evaporasi karena sinar matahari yang terik.
4.8.   Penetapan Bahan Organik, Kapur, dan Perakaran Tanah
Tabel 17. Hasil Penetapan Bahan Organik, Kapur, dan Perakaran Tanah
Lapisan
Perakaran (%)
Bahan organik
Kapur
1
53
Rendah
Rendah
2
5
Tinggi
Rendah
3
3
Tinggi
Rendah
4
-
Sedang
Rendah
5
-
Rendah
Rendah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa zona perakaran di lahan tanah ini hanya mencapai lapisan ke tiga karena struktur tanah yang semakin bawah semakin banyak fraksi pasir dank eras juga semakin banyak batuannya sehingga sulit untuk ditembus oleh akar. Bahan organik pada lahan ini harusnya pada lapisan pertama lebih tinggi karena zona perakaran yang lebih besar disbanding lapisan lainnya, hal ini dapat terjadi karena kesalahan praktikum. Kandungan kapur di tiap lapisan pada lahan ini rendah menunjukkan pH yang amat sangat masam pada tanah sehingga dalam penanaman perlu ditambahkan kapur pada tanah.

BAB V. KESIMPULAN
1.         Lahan tanah berasal dari batu apung , berrelief lurus, intensitas erosi dalam bentuk lembar 70% dan bentuk selokan 30%, vegetasi didominasi pohon rendah sebesar 50%.
2.         Kedalaman profil tanah yang diamati adalah 81 cm dengan batas lapisan masing-masing lapisan 1,2,3, dan 4 adalah rata, dan lapisan 5 berbatas lapisan baur. Lapisan yang paling tebal adalah lapisan ke 5 sepanjang 21 cm dan yang paling tipis adalah lapisan ke 2 dan ke 4 sepanjang 13 cm.
3.         Tekstur tanah pada lahan ini semakin bawah semakin kasar karena mengandung banyak fraksi pasir, terlihat dari lapisan pertama bertekstur lempung brdebu dan lapisan ke5 pasir.
4.         Struktur tanah pada lahan ini semakin bawah semakin tak berstruktur atau mudah lepas karena kandungan fraksi pasir.
5.         PH tanah pada tiap lapisan sama yaitu 4 dengan tingkat kemasaman amat sangat masam.
6.         Konsistensi tanah pada lahan ini dalam keadaan lembab dari lapisan atas ke bawah adalah teguh sampai sangat gembur. Sementara dalam keadaan kering dari lapisan atas ke bawah adalah agak keras sampai lemah.
7.         Warna tanah paling gelap di lapisan ke5, masing-masing berwarna dark brown dan very pale brown.
8.         Bahan organik tanah tertinggi terkandung pada lapisan 2&3, sementara terendah pada lapisan 1 & 5 yaitu rendah. Kandungan kapurnya rendah sehingga tanah berpH masam. Perakaran tanah dominan di lapisan 1, akar hanya tumbuh sampai lapisan 3.


DAFTAR PUSTAKA
Darmawijaya. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Pers. Jakarta.
Hanafiah. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Persoda. Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Siradz,S.A. 2009. Taksonomi Tanah Bagian I: Morfologi Dan Kunci Determinasi
Tanah. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Suhardi. 2014. Klasifikasi Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Yudono, P., Maas, A., Mashyur, C.S., Dan Yuwono, T. 2013. Pengantar Ilmu

            Pertanian. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

(Microsoft Word) Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Praktikum Lapangan
Dapat dilihat dan didownload disini
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara download:
1. Klik tulisan 'disini' di atas
2. Silang laman yang tidak perlu, tunggu loading sebentar
3. Tekan 'Skip Ad'
4. Download file drive di tanda unduh (panah ke bawah ↓) di pojok kanan atas laman google drive
5. Selesai, tinggal cek di folder download

❤❤❤ 

You May Also Like

0 comment

What do you think about this post?