Sejarah: Kerajaan Sriwijaya

by - August 30, 2017


Berdirinya Kerajaan Sriwijaya
Tidak banyak bukti sejarah yang menerangkan kapan berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Bukti tertua datangnya dari berita Cina yaitu pada tahun 682 M terdapat seorang pendeta Tiongkok bernama I-Tsing yang ingin belajar agama Budha di India, singgah terlebih dahulu di Sriwijaya untuk mendalami bahasa Sanskerta selama 6 Bulan. Tercatat juga Kerajaan Sriwijaya pada saat itu dipimpin oleh Dapunta Hyang.
Selain berita dari luar, terdapat juga beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya, diantaranya adalah prasasti Kedukan Bukit (605S/683M) di Palembang. Isi dari prasasti terseubt adalah Dapunta Hyang mengadakan ekspansi 8 hari dengan membawa 20.000 tentara, kemudian berhasil menaklukkan dan menguasai beberapa daerah. Dengan kemenangan itu Sriwijaya menjadi makmur. Dari kedua bukti tertua di atas bisa disimpulkan Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertamanya adalah Dapunta Hyang.
Politik
Ø Politik ekspansi Sriwijaya mulai dilakukan pada masa pemerintahan Dapunta Hyang Sri Jayanasa (671-702).
Ø Pada masa pemerintahan Balaputradewa (856-861), Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya dan menjadi kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara.
Faktor-Faktor Kemunduran Kerajaan Sriwijaya
Pada abad X Masehi Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami masa kemunduran disebabkan oleh :
1.     Terjadi perubahan keadaan alam di sekitar Palembang.
2.     Letak Palembang yang semakin jauh dari laut menyababkan daerah ini kurang strategis sebagai pusat perdagangan.
3.     Dalam bidang politik, Sriwijaya memiliki Angkatan Laut yang diandalkan.
4.     Adanya serangan militer atas Kerajaan Sriwijaya
EKONOMI
Kerajaan Sriwijaya mampu mengembangkan diri sebagai kerajaan maritim yang menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional di Asia Tenggara. Sriwijaya berhasil menguasai Selat Malaka, Tanah Genting Kra, dan Selat Sunda yang menjadi urat nadi perdagangan di Asia Tenggara.
Bandar Sriwijaya berkembang menjadi pelabuhan transito yang ramai disinggahi kapal-kapal asing untuk mengambil air minum dan perbekalan makanan, serta melakukan aktivitas perdagangan. Kerajaan Sriwijaya memperoleh banyak keuntungan dari komoditas ekspor dan pajak kapal asing yang singgah di pelabuhan-pelabuhan Sriwijaya.
Beberapa barang yang menjadi komoditas ekspor Sriwijaya sebagai berikut :
  Barang ekspor ke Arab (kayu gaharu,kapur barus, kayu cendana,gading,timah,kayu ulin, rempah-rempah dan kemenyan)
  Barang ekspor ke Cina (gading, air mawar, kemenyan, buah-buahan, gula putih, gelas, kapur barus, batu karang, pakaian, cula badak, wangi-wangian, bumbu masak, dan obat-obatan)
Faktor-faktor yang mendorong Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara sebagai berikut :
  Memiliki letak strategis di jalur perdagangan internasional.
  Kemajuan pelayaran dan perdagangan antara Cina dan India melalui Asia Tenggara.
  Keruntuhan Kerajaan Funan di Indo-Cina.
  Kemampuan angkatan laut Sriwijaya untuk melindungi pelayaran dan perdagangan di perairan Asia Tenggara.

SOSIAL BUDAYA
  Berdasarkan berbagai sumber sejarah, dapat diketahui bahwa pada abad VII Masehi, Sriwijaya merupakan negeri dengan masyarakat yang kompleks. Kehidupan masyarakat Sriwijaya sangat dipengaruhi oleh alam pikir ajaran Budha Mahayana. Hubungan antara raja dan rakyatnya berlangsung harmonis. Informasi keharmonisan hubungan ini tertulis pada beberapa prasasti yang dibuat pada abad VII Masehi.
  Prasasti Talang Tuo yang berangka tahun 684 menggambarkan ritual Budha untuk memberkati peresmian taman Srikserta. Taman tersebut dianggap sebagai anugerah dari Maharaja Sriwijaya kepada rakyatnya. Prasati Telaga Batu yang berangka tahun 683 menggambarkan tingkatan jabatan di Kerajaan Sriwijaya.
  Sejak abad VII Masehi bahasa Melayu Kuno telah digunakan di Indonesia. Hubungan dagang yang dilakukan berbagai suku bangsa di Indonesia menjadi sarana penyebaran bahasa Melayu. Bahasa ini menjadi alat komunikasi bagi pedagang. Sejak saat itu bahasa Melayu menjadi lingua franca dan digunakan secara luas oleh banyak penutur di Indonesia. Meskipun dianggap sebagai kerajaan maratim terbesar di Asia Tenggara, Sriwijaya hanya meninggalkan sedikit monumen di Sumatra, yaitu Candi Muara Jambi, Muara Takus, dan Biaro Bahal. Meskipun demikian Sriwijaya banyak meninggalkan arca Budha.
  Arca yang bersifat Budhisme pada masa Sriwijaya antara lain :
ü Arca Budha dari Bukit Siguntang (Palembang)
ü Arca-arca Bodhisatwa Awalokiteswara dari Bidor, Jambi (28 buah)
ü Perak (29 buah)
ü Chaiya (30 buah)



(Power Point) Sejarah: Kerajaan Sriwijaya
Dapat dilihat dan didownload disini

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara download:
1. Klik tulisan 'disini' di atas
2. Silang laman yang tidak perlu, tunggu loading sebentar
3. Tekan 'Skip Ad'
4. Download file drive di tanda unduh (panah ke bawah ↓) di pojok kanan atas laman google drive
5. Selesai, tinggal cek di folder download

❤❤❤
Fina Sarah Adhari
Ig: finasaadha
Twitter: finasaraha_13

    You May Also Like

    0 comment

    What do you think about this post?