Contoh Puisi Elegi
Ha-Lo! Uhm, masih
anget-angetnya sama duka di ujung dan awal tahun karena jatuhnya pesawat air
asia, aku mendapat tugas dari guru bahasa Indonesia-ku untuk menulis sebuah
puisi elegi (puisi yang berisi kesedihan atau ratapan) tentang pesawat AirAsia
QZ_8501. Dan inilah dia, aku juga berencana post puisi teman-temanku. Sedikit curcol,
aku kaget banget ngedenger puisi-puisi yang teman-temanku baca, kita semua buat
sendiri loh*bangga*, puisi mereka keren-keren banget, puitis, yaampun meleleh
aku ngedengernya. Tapi kali ini aku post punyaku dulu yaa hehehe.
Duka
Penghujung Tahun
Karya: Fina Sarah
Adhari
Tiga
hari menuju penghujung tahun yang dinanti-nanti
Kebahagiaan
tahun baru yang seharusnya menyelimuti
Terganti
dengan duka lara tragedi tak terduga
Awan
cumulonimbus yang telah dilewati
Pesawat
AirAsia yang harusnya sampai di Singapura
Kini
menusuk tajam dalam lautan
Lempengan
besi nan ringan tak bernyawa itu hancur berkeping-keping
Ratusan
nyawa pun keluar dari tubuhnya
Teriakan,
ledakan, suara gesekan lempengan dengan air
Semuanya
menggema suram di selat karimata
Nelayan
dengan ikan-ikannya tak kuasa mengira-ngira
“Apa
gerangan suara yang mengusik pendengaran itu?”
Hari
itu juga dunia bising membicarakannya
Media
gencar menyebarkan beritanya
BASARNAS
Indonesia pun tak kenal takut untuk mencari jasad dan bongkahan pesawatnya
Dua
jasad dingin membengkak terhanyut ke pesisir laut membuat semangat mereka
berkobar
Bantuan
dari berbagai belahan dunia pun berdatangan
Amerika,
Rusia, Arab, Jepang, Korea, Malaysia, dan Singapura
Semua
membantu mencari keberadaan mereka
Teriakan
dan tangisan pilu keluarga yang ditinggalkan, menghujan bak badai yang sempurna
Tak
lupa, doa pun senantiasa terpanjatkan
Harapan-harapan
pun menanti untuk dinyatakan
Inilah
kisah duka penghujung tahun tak terlupakan
…
Gimana?
Gimana? Bagus gak? Aku sih gak puitis, jadi inilah hasilnya hehe.
0 comment
What do you think about this post?