LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MANAJEMEN PELATIHAN “PELATIHAN TEKNIK MARKETING BERBASIS SKILL PUBLIC SPEAKING PADA KARYAWAN BIDANG MARKETING DI KOTA MATARAM”
OLEH :
KELOMPOK 2 GELOMBANG 1
1. FADLI (C1G
017 064)
2. FATIHATUL WARDAH (C1G
017 065)
3. FINA SARAH ADHARI (C1G 017 066)
4. FIRMANSAH (C1G 017 067)
5. FITA MARDIANTIH (C1G
017 068)
LABORATORIUM PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga Laporan Akhir Praktikum Manajemen Pelatihan ini dapat diselesaikan dengan
tepat waktu. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada panutan kita, suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW
yang telah mengantar kita kejalan yang begitu indah seperti yang kita rasakan
sampai saat ini.
Dalam penyususnan laporan akhir
praktikum ini, penyusun mengucapkan terimakasih kepada seluruh asisten
praktikum yang telah membantu selama kegiatan praktikum dilakukan.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan
ini adalah untuk lebih memahami tentang Pelatihan
Teknik Marketing Berbasis Skill Public Speaking Pada Karyawan Bidang Marketing
di Kota Mataram program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Mataram. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil praktikum mingguan. Penyusun
menyadari bahwa dalam laporan ini masih ada kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, penyusun membutuhkan kritik dan saran agar dapat memperbaiki
laporan selanjutnya. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Mataram, 21 Mei 2020
Tim Penulis
PENDAHULUAN
Pelatihan bagi sumber daya manusia merupakan
keniscayaan bagi setiap organisasi maupun lembaga, karena hampir semua orang
mengakui bahwa keberhasilan suatu lembaga/organisasi sangat tergantung pada
sumber daya manusia yang mengelolanya. Penempatan sumber daya manusia secara
langsung dalam pekerjaan tidak menjamin mereka akan berhasil. Sumber daya
manusia yang baru sering merasa kurang percaya diri dan merasa kurang pasti
tentang peranan dan tanggung jawabnya dalam lembaga/organisasi tempatnya
bekerja. Oleh karenanya, kepada mereka semestinya diadakan pembekalan berupa
pelatihan yang menjurus kepada tanggung jawabnya dalam lembaga/organisasi
dimaksud.
Kontrak belajar merupakan proses penyusunan kesepakatan antara peserta, pelatih, dan juga
panitia yang berisi berbagai ketentuan yang harus ditepati dan bentuk sanksi
terhadap pelanggaran dan ketentuan yang disepakati tersebut. Fasilitator dan
peserta pelatihan akan membuat kesepakatan terkait kontrak belajar. Kontrak
belajar yang disepakati diperlukan agar proses pelatihan berjalan dengan baik,
disiplin, efektif, dan tertib sehingga tujuan diadakannya suatu pelatihan bisa
tercapai dengan maksimal. Adapun penentuan kontrak belajar dalam sebuah
kegiatan pelatihan dapat dilakukan secara langsung bersama dengan peserta
pelatihan dan juga bisa dikombinasikan dengan peraturan yang telah diatur oleh
pihak pelatih atau panitia pelatihan.
Analisis jabatan adalah alat untuk mendefinisikan
suatu jabatan pada anggota maupun
bawahan dalam proses yang sistimatis
untuk menetapkan jabatan, menyediakan dasar untuk memilih sasaran pelajaran
penting, dan menetapkan ketidaksesuaian kerja yang ada dalam jabatan. Analisis jabatan berfungsi untuk menetapkan
apa yang akan dipelajari. Proses bagaimana analisis jabatan dilakukan akan
membantu dalam menetapkan sasaran pelajaran yang penting. Identifikasi DKK adalah langkah berikutnya
setelah analisis jabatan. Langkah ini masih berada dalam tahap 1 dari model
pengembangan program Diklat Berdasarkan Kompetensi Kerja (CBT)
Analisis jabatan adalah sebuah proses untuk mengidentifikasikan dan
menentukan secara rinci tugas dan persyaratan pekerjaan tertentu serta
kepentingan yang berkaitan dengan tugas-tugas pada jabatan atau pekerjaan
tertentu.. Analisis jabatan dilakukan untuk mengetahui apakah individu atau
pegawai tersebut cocok atau pantas menempati jabatan yang akan diberikan mulai
dari pendidikan, keahlian, serta pengalaman.
Katakan disini kita ingin membuat suatu kelompok pertanian organik,
analisis jabatan diperlukan untuk menganalisa bagaimana kemampuan tiap individu
yang akan terlibat dan bagaimana target ke depan.
Kegiatan belajar pelatihan adalah kegiatan yang menyangkut dua proses
yang saling berkaitan dan berkesinambungan, yaitu proses belajar dan proses
mengajar yang disebut juga sebagai fase pembelajaran dalam pelatihan. Proses
belajar adalah proses dimana peserta pelatihan mempelajari sesuatu, dan proses
mengajar dimana pelatih mengerjakan sesuatu untuk membantu terjadinya proses
belajar tersebut. Terkadang terjadi bahwa dalam suatu kegiatan pembelajaran,
kedua proses itu tidak saling bertemu. Sebenarnya, pelatih tidak pernah
mengajar selama peserta pelatihan tidak pernah belajar.
Persiapan pelaksanaan pelatihan adalah perbuatan atau tindakan yang
dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan
yang akan dilaksanakan. Persiapan dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan
pelatihan berlangsung. Dengan dilakukannya persiapan maka pelaksanaan pelatihan
akan lebih baik, terarah, terkoordinir, dan sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai sehingga hasil yang didapat akan maksimal dan memuaskan.
Pelaksanaan pelatihan adalah suatu tindakan atau penerapan dari rencana
kegiatan pelatihan yang telah disusun secara terperinci dan matang agar tujuan
kegiatan pelatihan dapat dicapai dengan efektif. Pelaksanaan ini dilakukan
setelah melakukan persiapan pelatihan. Dalam melakukan pelaksanaan pelatihan,
membanguan suasana pelatihan yang kondusif penting dilakukan oleh fasilitator
agar pelaksanaan pelatihan dapat berjalan dengan baik dan menarik antara
fasilitator dan peserta pelatihan.
Kegiatan pelaksanaan pelatihan dilakukan oleh seluruh anggota kelompok
dengan cara berdiskusi bersama kelompoknya terkait pelaksanaan pelatihan yang
akan dilakukan. Masing-masing kelompok akan melakukan pelaksanaan pelatihan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pelatihan ialah peserta
pelatihan, pelatih (fasilatator pelatihan, dan suasana pelatihan.
Bimbingan Lanjutan Merupakan kegiatan lanjutan setelah dilakukannya
pelatihan. Mengingat Berbagai pengetahuan, sikap positif dan keterampilan yang
telah dipelajari dalam pelatihan untuk meningkatkan kompetensi kerja
pejabat/petugas yang dilatih tidak serta merta dapat diterapkan di dalam
situasi nyata tempat mereka bekerja. Kegiatan bimbingan lanjutan berupaya untuk
menjembatani kesenjangan yang ada antara lingkungan belajar dalam pelatihan dan
situasi nyata tempat pejabat/petugas yang telah dilatih itu bekerja. Bimbingan
lanjutan membantu eks-peserta pelatihan untuk dapat menerapkan pengetahuan,
sikap positif dan keterampilan yang telah dipelajari dalam kegiatan pelatihan
dan mengimplementasikannya dalam situasi nyata di tempat mereka bekerja.
PEMBAHASAN
ACARA I. KONTRAK BELAJAR DAN TAHAPAN PELATIHAN
1.1 KONTRAK BELAJAR
·
Kelompok 1:
1. Boleh telat 10 menit dengan
alasan yang jelas dan masuk akal
2. Hp dinonaktifkan agar tidak
mengganggu disaat praktikum berlangsung
3. Tidak boleh makan agar
tidak mengganggu disaat praktikum sebaiknya tidak makan disaat praktikum
dimulai
|
·
Kelompok 2:
1. Berdoa sebelum dan sesudah
praktikum: Tujuannya adalah supaya praktikum yang dilakukan mendapat nilai
berkah dan ibadah bagi semua praktikan maupun coast. Karena kegiatan yang
penuh berkah itu akan mendatangkan ketenangan. Sehingga ketika ketia berdoa
sebelum dan sesudah praktikum ini, semata-mata agar praktikum yang kita
jalankan mendapatkan berkah di Tuhan.
2. Keluar laboratorium tepat
waktu: Ada pepatah mengatakan waktu
adalah uang, pepatah ini memaknai betapa pentingnya waktu dan tidak
selayaknya di sia siakan. Selain itu sikap tepat waktu adalah salah satu cara
untuk melatih kedisiplinan seseorang. Jadi melalui praktikum yang dijalankan
tepat waktu, mahasiswa dapat dibina pribadi yang menghargai waktu dan
sekaligus menjadi pribadi yang disiplin.
3. Boleh mengemukakan
pendapat: Karena Kebebsan mengemukakan pendapat merupakan bagian dari Hak
Asasi Manusia (HAM) yang harus kita hormati, maka dalam praktikum ini juga
perlu diterapkan, mengingat praktikum ini dilaksanakan berkelompok. Sehingga
setiap praktikan bebas menyampaikan pendapatanya, dengan catatan cara
penyampaiannya dengan sopan, tidak berbelit-belit dan tidak menggunakan
bahasa daerah
|
·
Kelompok 3:
1. Saling menghargai, pada
saat menyampaikan pendapat harus menghargai juga pendapat orang lain, karena
setiap orang memiliki pandangan yang berbeda
2. Tidak boleh aktifkan hp,
agar tidak mengganggu jalannya praktikum, kalau ada yang mendesak sebaiknya
izin keluar
3. Sopan santun dalam
pembicaraan, agar suasana praktikum kondusif dan tidak menyakiti yang lain
|
·
Kelompok 4:
1. Istiqomah yaitu selalu ikut
praktikum mulai dari awal sampai respon akhir.
2. Terlambat maksimal 10 menit
namun dengan alasan yang jelas.
3. Boleh minum (air putih),
tidak boleh makan.
|
·
Kelompok 5:
1. Toleransi terlambat selama
15 menit beserta alasan yang jelas karena, biasanya ada beberapa hal yang
tidak diingin kan yang membuat mahasiswa telat yang dpt ditoleransi seperti
habis bensin, ban pecah dsb.
2. Diperbolehkan membawa air
mineral botol kedalam ruangan karena pada saat awal praktikum sedang musim
panas sehingga untuk memberikan kenyamanan lebih ketika praktikum berlangsung
dibuatlah kontrak belajar poin kedua ini.
3. Diperbolehkan keluar
ruangan dgn alasan yang logis karena ada beberapa alasan logis untuk keluar
ruangan seperti pergi ke toilet, menjawab telpon, sakit, dsb.
|
1.2
TAHAPAN PELATIHAN
Pelatihan ini dilaksanakan
dengan tahapan:
1. Pembukaan : Pembukaan kegiatan pelatihan dipandu oleh MC yang akan dibuka langsung oleh ketua panitia dan
disaksikan oleh pihak pihak terkait serta peserta pelatihan.
2. Evaluasi
Awal: dilakukuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta sebelum pelatihan
dilakukan sehingga dapat diketahui sejauh mana pengetahuan peserta bertambah
setelah mengikuti pelatihan.
3. Uraian materi: Penyampaian uraian akan di pandu oleh seorang
moderator dan juga pelatih. Moderator menyampaikan uraian tentang TPK yang
telah disusun kepada perserta. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian pra
materi oleh pelatih.
4. Simulasi/Demonstrasi:
Kegiatan ini dilakukan agar peserta lebih paham maksud dari penjelasan
pelatih karena materi sebelumnya diperagakan dengan contoh konkrit dan
menunjukkan cara kerja/melakukan topik pelatihan tersebut.
5. Diskusi: Diskusi
dilakakukan untuk menghidupkan suasana pelatihan dengan melibatkan seluruh
peserta untuk berpikir dan mengeksplorasi topik atau masalah tertentu.
6. Kaji Ulang & Tanya
Jawab: pada sesi ini, pelatih akan menanyakan kepada peserta terkait
pokok-pokok materi sehingga dapat diukur tingkat pemahaman peserta terhadap
materi dan ketercapaian TPK. Selain itu peserta dapat menanyakan hal-hal yang
belum dipahami dari penjelasan pelatih sebelumnya.
7. Evaluasi Akhir: dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman peserta setelah mengikuti
pelatihan, apakah pengetahuannya bertambah atau tidak diukur dari hasil
evaluasi awal sebelumnya
8. Penutup: kegiatan pelatihan
ditutup oleh MC dengan ucapan terimakasih dari panitia atas partisipasi
peserta dalam kegiatan pelatihan tersebut.
|
Analisis Jabatan:
1. Pejabat: Fadli
2. Pemateri: Fina Sarah
Adhari
3. MC: Fatihatul Wardah
4. Divisi Pubdekdok:
Firmansah
5. Divisi Operasional:
Fita Mardiantih
|
ACARA II. ANALISIS JABATAN & DISKREPANSI
KOMPETENSI KERJA (DKK)
Perencanaan : Analisis Jabatan dan Identifikasi DKK Jabatan/tugas
pekerjaan:
No.
|
Kinerja
|
SKK
|
Indikator Hasil
|
Hasil Pengamatan Lapangan
|
AKK
|
DKK
|
1.
|
Memfasilitasi
program pelatihan teknik marketing berbasis skill public speaking pada karyawan Bidang Marketing di Kota
Mataram
|
1.
Membentuk kelompok antar karyawan bidang marketing
pembimbing ahli bidang public speaking bagi
basing masing kelompok untuk mengarahkan, mengevaluasi dan mengkoordinir proses pembelajaran
2.
Mengadakan pertemuan rutin setiap dua kali
sebulan, sebagai wujud monitoring skill public speaking karyawan
bidang marketing di kota Mataram
3.
Melakukan pengarahan Rancangan proses pembelajaran
dan rencana kerja karyawan bidang
marketing di kota Mataram
|
1.
Terbentuk kelompok antar karyawan bidang marketing
di kota Mataram yang dipandu oleh satu pendamping sebagai pengarah proses
belajar teknik marketing
2.
Adanya pertemuan rutin setiap dua kali sebulan
dibuktikan dengan absensi dan laporan hasil belajar secara tertulis, yang
dilihat dari ketercapaian target pemasaran tingkat tertentu
3.
Tersusunnya panduan belajar yang menjadi panduan
bagi karyawan bidang marketing dalam
penerapan skill public speaking
|
ü
ü
ü
|
-
-
-
|
ü
ü
ü
|
2.
|
Fasilitator
pengadaan program pelatihan desain kemasan produk UMKM di Nusa Tenggara Barat
|
1.
Menerapkan prinsip prinsip desain dalam proses
pelatihan desain bagi peserta pelatihan
yang merupakan pemilik UMKM di NTB
2.
Mengupayakan ketersediaan
fasilitas untuk desain kemasan produk UMKM bagi setiap pemilik UMKM di NTB
3.
Mengevaluasi hasil desain kemasan produk dari
peserta pelatihan UMKM di Nusa Tenggara Barat
4.
Mendampingi peserta pelatihan desain kemasan
produk UMKM dalam proses pembuatan desain oleh pendamping yang mempuni bidang
desain
|
1.
Tersusunnya panduan prinsip- prinsip desain yang
menjadi panduan dalam pembuatan desain dalam
pelatihan desain kemasan produk umum di NTB
2.
Adanya proposal
pengadaan fasilitas desain bagi UMKM yang terpilih yang ditujukan pada
dinas-dinas terkait
3.
Adanya penilaian bagi hasil desain tiap-tiap
peserta pelatihan sebagai bahan evaluasi kemampuan desain peserta pelatihan
desain kemasan produk umum di NTB
4.
Adanya pendampingan peserta dalam pembuatan desain
tersebut
|
ü
ü
ü
ü
|
-
-
-
-
|
ü
ü
ü
ü
|
3.
|
Mengadakan
pelatihan kerajinan tangan dari jerami di Kecamatan Narmada Kab. Lombok Barat
|
1.
Mengupayakan terbentuknya kelompok pengrajin
kerajinan tangan dari jerami di Kecamatan Narmada Kab. Lombok Barat
2.
Memfasilitasi proses kerajinan tangan dari jerami
di Kecamatan Narmada Kab. Lombok Barat
|
1.
Adanya kelompok pengrajin kerajinan tangan dari
jerami di Kec. Narmada Kab. Lombok Barat
2.
Terciptanya kemitraan antar petani padi sebagai
produsen jerami (hulu) hingga dengan kemitraan dengan bidang pemasaran
kerajinan sebagai subsistem hilir
|
ü
ü
|
-
-
|
ü
ü
|
4.
|
Mengkoordinasikan
pelatihan pembuatan terarium tanaman hias di Kota Mataram
|
1.
Membentuk masyarakat kreatif dalam membudidayakan
tanaman hias di Kota Mataram
2.
Membentuk kelompok pengusaha budidaya tanaman hias
dengan pembuatan terarium tanaman hias
3.
Mengevaluasi hasil Terarium tanaman hias peserta
berdasarkan penilaian sesuai dengan prinsip- prinsip pembuatan terarium
tanaman hias
|
1.
Adanya masyarakat dengan minat tinggi terhadap
terarium tanaman hias di Kota Mataram
2.
Terbentuknya wirausahawan tanaman hias dengan
sistem pembuatan terarium di Kota Mataram
3.
Adanya laporan tertulis berupa penilaian dari
hasil pembuatan terarium peserta pelatihan pembuatan terarium tanaman hias di
Kota Mataram
|
ü
ü
ü
|
-
-
-
|
ü
ü
ü
|
5.
|
Melatih dan
mendampingi
budidaya
tanaman sayur-
sayuran dalam
pot/polybag di
pekarangan
rumah di Kota
Mataram
|
1.
Membuat rancangan pelatihan yang disusun dalam
panduan budidaya tanaman sayur- sayuran dalam pot/polybag di pekarangan rumah
2.
Memfasilitasi peserta dalam proses budidaya
tanaman sayur- sayuran dalam pot/polybag di pekarangan rumah di Kota Mataram
3.
Monitoring kegiatan secara langsung ataupun tidak
langsung
|
1.
Tersusunnya panduan budidaya tanaman sayur-sayuran
dalam pot/polybag di pekarangan rumah di Kota Mataram bagi peserta pelatihan
2.
Tersedianya bibit, polybag, dan alat lain yang
digunakan untuk budidaya sayur-sayuran pot/ polybag di pekarangan rumah di
Kota Mataram
3.
Adanya kelompok yang terhimpun dalam suatu grup
online dan
offline
sebagai sarana
monitoring
perkembangan
budidaya tanaman
sayur-sayuran
dalam
pot/polybag
di pekarangan
rumah di Kota
Mataram
|
ü
ü
ü
|
-
-
-
|
ü
ü
ü
|
6.
|
Mengadakan
pelatihan
peningkatan
kompetensi kerja guru kimia SMA/ sederajat di Pulau Lombok
|
1.
Melakukan
Pendampingan
proses penyusunan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) yang efektif bagi
guru kimia SMA/sederajat di Pulau Lombok
2.
Mengevaluasi kompetensi kerja guru kimia peserta
pelatihan peningkatan kompetensi kerja guru kimia SMA/sederajat di Pulau
Lombok berdasarkan hasil belajar siswa
|
1.
Adanya
pendampingan
guru dalam
penyusunan RPP yang efektif bagi guru kimia SMA/ sederajat di Pulau Lombok
2.
Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa yang
dapat mencerminkan kompetensi kerja guru kimia SMA/ sederajat dalam bentuk
catatan tertulis (laporan hasil belajar)
|
ü
ü
|
-
-
|
ü
ü
|
7.
|
Mengadakan
pendampingan
dan pelatihan
pembuatan
vertical garden
bagi masyarakat
sekitar sungai
Jangkok
Mataram
|
1.
Membentuk masyarakat yang terampil dalam
pemanfaatan tepi sungai jangkok Mataram dengan pembuatan Vertical Garden.
2.
Mengarahkan dan mendampingi pembuatan vertical
garden oleh masyarakat sekitar sungai jangkok Mataram dengan mengikuti
panduan pembuatan vertical garden yang baik dan benar
3.
Monitoring secara berkala kegiatan pembuatan
vertical garden melalui kerjasama dengan tokoh
masyarakat dan
pemerintah setempat
|
1.
Adanya usaha
pemanfaatan
lahan
tepi sungai
jangkok Mataram
dengan vertical
garden oleh
masyarakat
setempat
2.
Terwujudnya
pendampingan
yang berdasarkan
panduan
pembuatan
vertical garden
yang baik dan
benar bagi
masyarakat
sekitar
sungai jangkok
Mataram
3.
Terjalinnya
kerjasama dan
pelaporan
perkembangan
vertical garden
oleh tokoh
masyarakat dan
pemerintah
setempat kepada
pendamping guna
mengontrol dan
memonitor
jalannya program
pembuatan Vertical Garden di tepi sungai jangkok Mataram
|
ü
ü
ü
|
-
-
-
|
ü
ü
-
|
ACARA III. PENETAPAN, TUJUAN DAN EVALUASI
Perencanaan : Penetapan, Tujuan dan Evaluasi Pelatihan
Penetapan Pelatihan Jabatan/tugas pekerjaan:
DKK
|
FAKTOR
PENYEBAB
|
DIKLAT
|
|
YA
|
TIDAK
|
||
Memfasilitasi
program pelatihan teknik marketing berbasis skill public speaking pada karyawan Bidang Marketing di Kota
Mataram
|
1. Kurangnya pengetahuan
karyawan terhadap ilmu public speaking
2.
Karyawan kurang memiliki sikap positif ketika melakukan
tugas marketing khususnya dalam sikap public
speaking
3. Keterampilan public speaking yang dimilki karyawan
kurang memadai jabatan marketingnya
|
ü
|
|
Fasilitator pengadaan
program pelatihan desain kemasan produk UMKM di Nusa Tenggara Barat
|
1.
Masih adanya peserta yang tidak
memiliki alat untuk desain seperti laptop, atau hp yang memadai.
2. Dibutuhkan
metode yang baik dan benar dalam mendesain kemasan produk
|
ü
|
|
Mengadakan
pelatihan kerajinan tangan dari jerami di Kecamatan Narmada Kab. Lombok Barat
|
1.
Kurangnya masyarakat yang
melakukan usaha kerajinan tangan dari jerami
|
ü
|
|
Mengkoordinasikan pelatihan
pembuatan terarium tanaman hias di Kota Mataram
|
1.
Dibutuhkan dana yang lebih besar
karena harga bahan baku terrarium lumayan tinggi
2.
Material yang dibutuhkan untuk
membuat terrarium sangat kurang sehingga perlu diimpor dari luar negeri
|
ü
|
|
Melatih dan mendampingi budidaya
tanaman sayur-sayuran dalam pot/polybag di pekarangan rumah di Kota Mataram
|
1.
Kurangnya masyarakat yang
menerapkan budidaya tanaman sayur-sayuran di pekarangan rumah
|
ü
|
|
Mengadakan pelatihan peningkatan
kompetensi kerja guru kimia SMA/ sederajat di Pulau Lombok
|
1. Kurang
tepatnya metode belajar mengajar guru kimia SMA/Sederajat di Pulau Lombok
|
ü
|
|
Mengadakan pendampingan dan
pelatihan pembuatan vertical garden
bagi masyarakat sekitar sungai Jangkok Mataram
|
1.
Masih sedikit masyarakat yang
memanfaatkan lahan ditepian sungai Jangkok Mataram.
2.
Kurangnya material untuk membuat
vertical garden
|
ü
|
DKK: Memfasilitasi program pelatihan teknik marketing berbasis skill public speaking pada karyawan Bidang
Marketing di Kota Mataram
TPK : Setelah selesai
berlatih peserta dapat
1. Menguraikan apa yang
disebut public speakin.
2. Mengaplikasikan skill public speaking yang sudah
dilatih.
3. Menganalisa cara berbicara
yang tepat kepada khalayak sesuai jabatannya.
4. Menggerakkan orang lain
melalui skill public speaking yang
dimiliki.
|
Unit Pembelajaran:
TPK: Setelah selesai
berlatih peserta dapat:
1. Menguraikan apa yang
disebut public speaking.
2. Mengaplikasikan skill public speaking yang sudah
dilatih.
3. Menganalisa cara berbicara
yang tepat kepada khalayak sesuai jabatannya.
4. Menggerakkan orang lain
melalui skill public speaking yang
dimiliki.
Rencana Evaluasi Akhir
Peserta pelatihan diminta
untuk:
1. Peserta pelatihan
menguraikan apa yang disebut public
speaking
2. Peserta pelatihan
memperagakan skill public speaking
yang sudah dilatih
3. Peserta pelatihan
menganalisis cara berbicara yang tepat kepada khalayak sesuai jabatannya
4. Peserta pelatihan mampu
menggerakkan orang lain melalui skill
public speaking yang dimiliki.
|
Unit Pembelajaran:
TPK: Setelah selesai
berlatih peserta dapat:
1. Menguraikan apa yang
disebut public speaking.
2. Mengaplikasikan skill public speaking yang sudah
dilatih.
3. Menganalisa cara berbicara
yang tepat kepada khalayak sesuai jabatannya.
4. Menggerakkan orang lain
melalui skill public speaking yang
dimiliki.
Rencana Evaluasi Awal
Peserta pelatihan diminta
untuk:
1. Seberapa jauh peserta
pelatihan mengetahui tentang apa yang disebut dengan public speaking ?
2. Apakah peserta pelatihan
mampu memperagakan skill public
speaking yang sudah dilatih ?
3. Apakah peserta pelatihan
mampu menganalisis cara berbicara yang tepat kepada khalayak sesuai
jabatannya ?
4. Apakah peserta pelatihan
mampu menggerakkan orang lain melalui skill
public speaking yang dimiliki.?
|
ACARA IV. RANCANGAN KEGIATAN
1.
Metode dan Rancangan Pelatihan
Tabel Kegiatan
Belajar Pelatihan
Unit Pembelajaran: Memfasilitasi program pelatihan teknik
marketing berbasis skill public
speaking pada karyawan Bidang Marketing di Kota Mataram
TPK: Setelah selesai
berlatih peserta dapat:
1. Menguraikan apa yang
disebut public speakin.
2. Mengaplikasikan skill public speaking yang sudah
dilatih.
3. Menganalisa cara berbicara
yang tepat kepada khalayak sesuai jabatannya.
4. Menggerakkan orang lain
melalui skill public speaking yang
dimiliki.
Kegiatan Belajar Pelatihan :
1. Pembukaan
a. Pembukaan oleh MC (10
menit)
Pembukaan
kegiatan pelatihan teknik
marketing berbasis skill public
speaking pada karyawan Bidang Marketing di Kota Mataram di
pandu oleh MC yang akan dibuka langsung oleh ketua panitia dan disaksikan
oleh pihak pihak terkait serta peserta pelatihan.
b. Uraian Pra Materi (30 menit)
Penyampaian
uraian akan di pandu oleh seorang moderator dan juga pelatih. Moderator
menyampaikan uraian tentang TPK yang telah disusun kepada perserta. Kemudian
dilanjutkan dengan penyampaian pra materi oleh pelatih tentang dasar-dasar
komunikasi.
Peserta
diklat menyimak uraian tentang dasar-dasar komunikasi serta pengantar tentang
TPK. Peserta
memperhatikan penjelasan tentang pentingnya mempelajari tentang dasar-dasar komunikasi terutama dalam bidang
marketing.
c. Simulasi Tentang Pra
Materi (15 menit)
Simulasi
untuk Pra materi tentang “Dasar-Dasar Komunikasi” ini di isi dengan permainan
games “Hantar Kata” yang akan di pandu oleh moderator . Peserta pelatihan
akan dibagi menjadi kelompok-kelompok yang terdiri 8 orang . kemudian
maasing-masing kelompok diminta untuk membuat baris dengan urutan peserta
laki-laki di urutan paling depan dan peserta perempuan di baris belakang.
Peserta pada baris paling belakang akan di berikan satu kata yang harus di
antarkan ke pererta di depannya dengan menulis kata tersebut di punggung
peserta di depannya, begitu seterusnya sampai pada peserta baris pertama akan
menyebut kata apa yang telah di tulis di punggungnya. Bagi kelompok yang
menjawab dengan tepat, akan diberikan hadiah.
Setelah
games selesai pelatih menyampaikan makna dari permainan games dan hubungannya
dengan materi komunikasi yang di sampaikan sebelumnya.
2.
Metode
a.
Coffee Break (10 menit )
Coffee
Break di isi oleh penampilan Stand Up Komedi oleh Guess Star .
b. Curah Pendapat (30
menit).
Dari
hasil penyampaian Pra materi dan materi inti, peserta diminta untuk
menuliskan pemahaman mereka pada kertas yang telah dibagikan tentang public speaking dan pengalaman
marketing peserta dengan konsep public
speaking yang telah disampaikan.
c. Melakukan Metode
Critical Incident (30 menit)
Setelah menyimak
penyampaian Pra materi dan Meteri inti, masing-masing kelompok yang telah
dibentuk sebelumnya di minta untuk menuliskan pengalaman marketing
masing-masing anggota. Tiap-tiap kelompok kemudian menganalisis apakah
pengalaman tersebut telah sesuai dengan kriteria teknik marketing yang baik
serta penerapan skill public soeaking yang
benar. Serta menulikan koreksi terhadap kasus-kasus marketing yang di
dapatkan sesuai dengan kriteria yang baik dan benar.
d. Melakukan Praktek Public
Speaking (30 menit)
Metode Praktik ini
dilakukan berdasarkan penilaian hasil diskusi kelompok oleh pelatih. Kelompok
dengan hasil analisis terbaik diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi
dan memberikan contoh kasus teknik marketing dengan menerapkan skill public seaking yang baik.
e. Kaji Ulang (15 menit)
Fasilitator
harus memastikan bahwa para peserta memahami arti komunikasi,
public speaking dan teknik
marketing yang baik secara
jelas. Kegiatan
kaji ulang dilakukan dengan peserta menuliskan pemahamannya pada sehelai kertas yang
dibagikan. Berdasarkan hasil kaji ulang fasilitator dapat mengukur tingkat
pemahaman peresta terhadap materi dan ketercapaian TPK yang ada.
f. Belajar Mandiri (15
menit)
Masing-masing peserta
membaca sendiri paket pembelajaran belajar sendiri yang diberikan
dengan tema Teknik Marketing Berbasis Skill Public Speaking.
g. Sumbang Saran (20 menit
)
Peserta menyimpulkan semua hasil belajarnya dan
hasil belajar yang dapat diterapkan di wilayah tugasnya.
3. Identifikasi Masalah
a. Kurangnya pengetahuan
karyawan terhadap ilmu public speaking
Permasalahan yang terjadi
adalah karyawan atau peserta pelatihan kurang memiliki pengetahuan tentang
ilmu public speaking sehingga
kurang berperan efektif dalam jabatannya sebagai marketing yang mesti bertemu
khalayak dan pandai berbicara di depan umum
b. Karyawan kurang memiliki
sikap positif ketika melakukan public
speaking
Karyawan merasa kurang
percaya diri sehingga khalayak tidak mudah terpengaruh atas penjelasannya
terkait produk yang ditawarkan
c. Keterampilan kerja public speaking yang dimilki karyawan
kurang memadai jabatan marketingnya
Akibat kurangnya
pengetahuan dan sikap positif, tentu karyawan kurang terampil untuk melakukan
public speaking, padahal karyawan
marketing sangat perlu untuk membuat khalayak paham dan terdorong untuk
membeli produk yang ditawarkan.
4. Penutup (5 menit)
Pelatihan di tutup oleh MC.
|
2.
Menyusun Rencana Pembelajaran (RP) dan Kurikulum
Pelatihan
RENCANA PEMBELAJARAN
Unit Pembelajaran:
Memfasilitasi program pelatihan teknik marketing berbasis skill public speaking pada karyawan
Bidang Marketing di Kota Mataram
TPK: Setelah selesai berlatih peserta dapat:
1. Menguraikan apa yang
disebut public speaking.
2. Mengaplikasikan skill public speaking yang sudah
dilatih.
3. Menganalisa cara berbicara
yang tepat kepada khalayak sesuai jabatannya.
4. Menggerakkan orang lain
melalui skill public speaking yang
dimiliki.
5. Rencana Evaluasi Awal
6. Seberapa jauh peserta
pelatihan mengetahui tentang apa yang disebut dengan public speaking ?
7. Apakah peserta merasa skill public speaking penting bagi
mereka?
8. Apakah peserta pernah
menerapkan skill public speaking dalam
kegiatan marketingnya ?
9. Apakah peserta pelatihan
mampu menganalisis cara berbicara yang tepat kepada khalayak sesuai
jabatannya ?
10. Seberapa besar pengaruh skill public speaking dalam bidang
marketing menurut peserta?
|
Tabel Rencana Pembelajaran
No
|
Kegiatan
Peserta
|
Kegiatan
Pelatih
|
Bahan
Pembelajaran
|
Waktu
|
1
|
Pembukaan
|
Memberi pengarahan
|
-
|
10 menit
|
2
|
Mengikuti Uraian Pra materi (Dasar-Dasar Komunikasi)
|
Menyampaikan dan
menjelaskan materi Dasar-Dasar Komunikasi
|
Materi Dasar-Dasar Komunikasi
|
30 menit
|
3
|
Melakukan Metode Simulasi Tentang Pra materi
|
Memandu kegiatan simulasi
berupa permainan games
|
Bermain games dan
menghayati makna dari permainan games “Hantar Kata”.
|
15 menit
|
4
|
Mengikuti Uraian materi inti (Konsep Publik Speaking dan Teknik Marketing)
|
Menyampaikan dan
menjelaskan materi Konsep Publik Speaking dan
Teknik Marketing
|
Materi Konsep Publik Speaking dan Teknik Marketing
|
30 menit
|
5
|
Coffee Break
|
-
|
-
|
10 menit
|
6
|
Mencurahkan
pendapat tentang Public Speaking melalui tulisan dikertas yang
dibagikan
|
Memberi arahan
|
Pemahaman tentang Public Speaking, analisis kesesuaian
prinsip teknik marketing dengan pengalaman marketing sebelumnya
|
30 menit
|
7
|
Menganalisis
kasus-kasus marketing tiap kelompok.
|
Memberi arahan
|
Menganalisis kriteria teknik marketing yang baik
serta penerapan skill public soeaking yang
benar dalam kegiatan marketing
|
30 menit
|
8
|
Mempraktikkan
teknik marketing berbasis skill public speaking berdasarkan hasil
diskusi
|
Menilai hasil presentasi
|
Hasil analisis kasus
marketing yang di diskusikan masing-masing kelompok
|
30 menit
|
9
|
Menuliskan pemahamannya pada sehelai kertas tentang
arti komunikasi, public speaking,dan
teknik marketing.
|
Menerangkan kembali secara
singkat tentang materi untuk mengembalikan ingatan peserta.
|
Pra materi dan Pra materiI
|
15 menit
|
10
|
Membaca
secara mandiri materi yang di rangkum dalam paket belajar yang diberikan
|
Memberi arahan
|
Paket Belajar dengan tema
“Teknik Marketing Berbasis Skill Publik Speaking”
|
15 menit
|
11
|
Peserta menyimpulkan hasil
pelatihan
|
Memberi arahan
|
-
|
20 menit
|
12
|
Mengikuti acara penutupan
|
Menutup acara
|
-
|
5 menit
|
13
|
Menuliskan hal-hal apa
yang didapatkan dari pelatihan
|
Memberi arahan
|
Evaluasi
|
10 menit
|
Rencana Evaluasi Akhir
1. Apakah peserta pelatihan
mampu menguraikan apa yang disebut public speaking ?
2. Apakah peserta pelatihan
mampu memperagakan skill public speaking yang sudah dilatih?
3. Apakah peserta pelatihan
dapat menganalisis cara berbicara yang tepat kepada khalayak sesuai jabatannya
?
4. Apakah peserta pelatihan
mampu menggerakkan orang lain melalui skill public speaking yang dimiliki
|
KURIKULUM PELATIHAN
Tabel Kurikulum Pelatihan
No
|
Unit Pembelajaran
|
Waktu
|
1
|
Pembukaan acara pelatihan “Teknik
Marketing Berbasis Skill Public Speaking
Pada Karyawan Bidang Marketing Di Kota Mataram”
|
10 menit
|
2
|
Uraian Pra Materi : Pelatih menyampaikan
materi pengantar tentang “Dasar-Dasar Komunikasi” yang disimak oleh peserta.
Kemudian dilanjutkan dengan simulasi
melalui Games “Hantar Kata” untuk memahami materi Dasar-Dasar Komunikasi.
|
30 menit
|
3
|
Uraian Materi Inti : Pelatih menyampaikan
materi inti dengan didukung pemutaran video terkait meteri “Teknik Marketing
dan Public Speaking”. Peserta menyimak penyampaian materi dan memahami isi
materi yang disampaikan.
|
30 menit
|
4
|
Curah Pendapat : mencurahkan pendapat dengan menuliskan pemahaman masing-masing pada kertas yang telah dibagikan
tentang public speaking dan
pengalaman marketing peserta dengan konsep public speaking yang telah disampaikan.
|
30 menit
|
5
|
Analisa kasus marketing oleh masing-masing kelompok dengan Metode Critical Incident untuk
menyesuaikan kasus dengan kriteria teknik marketing yang baik serta penerapan
skill public speaking yang benar. Hasil analisis dan koreksi kasus
kemudian di praktikkan di depan
untuk dinilai oleh pelatih.
|
@ 30 menit
|
6
|
Hasil Penilaian kemudian di Kaji Ulang untuk mengetahui pemahaman peserta tentang materi
pokok yang disampaikan. Untuk menunjang proses Belajar Mandiri peserta difasilitasi dengan pakek belajar yang
disusun dengan tema “Teknik Marketing Berbasis Skill Publik Speaking”
|
30 menit
|
7
|
Penyampaian kesimpulan dan saran dari peserta dilakukan
pada kegiatan Sumbang Saran untuk
mengetahui hasil belajar yang diperoleh peserta sehingga hasil belajar
tersebut dapat diaplikasikan dalam dunia kerja sesuai dengan jabatannya.
Kemudian diakhiri dengan Penutup oleh
MC
|
25 menit
|
8
|
Evaluasi akhir peserta untuk mengetahui sejauh
mana peserta dapat mengambil pelajaran dari pelatihan
|
10 menit
|
ACARA V. PERSIAPAN
PELAKSANAAN PELATIHAN
3 Tahapan Yang Dilakukan Dalam Mempersiapkan
Pelaksanaan Pelatihan
1).
Pembentukan Panitia Pelatihan
1. Tim Pengarah
Tim
pengarah atau tim penasehat bertugas untuk mengarahkan jalannya pelatihan
agar dapat mencapai tujuan dengan benar. Pengarahan tersebut diwujudkan dalam
bentuk nasehat yang diberikan kepada tim pelaksana baik diminta maupun tidak
diminta.
A.
Ketua: Firmansah
Tugasnya :
mengkoordinasikan tim, mengkonsepkan
dan mendistribusikan tugas-tugas
pengarahan anggota tim, mencari alternative pemecahan masalah dan membuat
keputusan, dan bersama sekretaris tim membuat laporan kinerja tim.
B.
Sekretaris: Fatihatul Wardah
Tugasnya : membuat surat
menyurat yang diperlukan tim pengarah, membuat proposal dan laporan kegiatan
tim pengarahan, mengelola dan mengarsipkan berkas-berkas dan hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan tim pengarahan.
C.
Anggota: Fina Sarah Adhari
Tugasnya : Berkoordinasi
dengan ketua tim dan sekretaris dalam penyusunan rencana pengarahan kegiatan
pelatihan, melaksanakan tugas-tugas yang di berikan oleh ketua tim.
2. Tim Pelaksana
Tim
pelaksana bertugas melaksanakan pelatihan agar efektif dan efisien. Tim pelaksana
harus meminta nasehat dari tim pengarah manakala menjumpai kesulitan. Tim
pelaksana juga harus memperhatikan nasehat yang diberikan oleh tim pengarah
baik yang diminta oleh tim pelaksana atau yang tidak diminta.
A.
Ketua: Fadli
Tugasnya: mengkoordinasikan tim pelaksana, mengkonsepkan dan
mendistribusikan tugas-tugas
pelaksanaan kegiatan anggota tim pelaksana, mencari alternative pemecahan
masalah dan membuat keputusan, dan bersama sekretaris tim membuat laporan
kinerja tim pelaksana.
B.
Sekretaris: Fita Mardiantih
Tugasnya : Mencatat dan
mengarsipkan berkas-berkas dan hal-hal yang berkaitan dengan kegitan tim
pelaksana, berkoordinasi dengan ketua tim pelaksana, membuat surat-menyurat
yang diperlukan tim pelasana kegiatan, membuat proposal dan laporan kegiatan
pelaksanaan pelatihan, melakukan pengelolaan perbendaharaan pelatihan.
C.
Anggota:
1. Fira sebagai Divisi Acara
yang bertugas mengatur segala hal yang berkaitan dengan acara kegiatan,
membuat draft/susunan acara (rundown) secara detail dan spesifik, mengkonsep
acara, bertanggungjawab terhadap pengisi acara kegiatan, menyosialisasikan
rundown acara kepada divisi lain dan pihak-pihak yang terkait secara
mendetail, melakukan survei lokasi bersama divisi
operasional dan
divisi perlengkapan.
2. Naja sebagai Divisi
Operasional yang bertugas sebagai koordinator lapangan, mengatur
hal-hal teknis di lapangan, menjalankan (rundonw) konsep acara/kegiatan yang
sudah disusun oleh divisi acara pada rundown,b erkoordinasi dengan divisi
acara,m elakukan survey lokasi bersama divisi acara dan perlengkapan.
3. Rena sebagai Divisi HUMAS
(Hubungan Masyarakat) yang bertugas untuk bertanggungjawab atas segala hal
yang berkaitan dengan penyebaran informasi, mengajukan surat atau proposal
yang sudah dibuat kepada pihak terkait yang berkoordinasi dengan divisi kestari dan Sekretaris serta
mengkonfirmasikannya, membantu bendahara untuk menambah dana bagi
penyelenggaraan kegiatan,terutama dalam hal Dana Usaha dan Sponsorship,
menjadi narahubung (CP)
kegiatan.
4. Muhammad sebagai Divisi PDD
(Publikasi, Dekorasi,
dan Dokumentasi) yang bertugas untuk membuat media publikasi kegiatan (
pamflet, brosur, spanduk, baliho, poster, video, dsb), menyediakan, memproses dan memproduksi dokumentasi
kegiatan dalam bentuk foto, video, film dsb, bekerjasama dengan divisi humas dalam publikasi
kegiatan, bertanggungjawab terhadap dekorasi tempat kegiatan, membuat
sertifikat, ID Card peserta
dan panitia, cover proposal dan LPJ,
logo, amplop, dan stempel.
5. Indra
sebagai Divisi Perlengkapan yang bertugas untuk mengumpulkan
list perlengkapan yang dibutuhkan oleh semua divisi, menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang
dibutuhkan, bertanggungjawab
terhadap peralatan/perlengkapan yang dipinjam, melakukan survey lokasi
kegiatan/ruangan bersama divisi
operasional dan acara.
6.
Mita sebagai Divisi Konsumsi yag bertugas untuk merencanakan konsumsi yang
akan disediakan pada hari-H, mengontrol
distribusi konsumsi pada hari-H, membuat estimasi biaya konsumsi, menyiapkan
dan membereskan alat-alat konsumsi yang berkoordinasi dengan Divisi Perlengkapan.
|
2). Rapat
Persiapan Panitia
No.
|
Pokok Bahasan Rapat
|
Hasil Rapat
|
1.
|
Peserta Pelatihan
|
Karyawan marketing sejumlah 50 orang baik laki-laki maupun perempuan
yang ada di kota mataram karena sesuai dengan pelatihan yang akan diadakan
yaitu memfasilitasi program pelatihan teknik marketing berbasis skill public speaking pada karyawan Bidang
Marketing di Kota Mataram
|
2.
|
Penetapan Pelatih
|
Pelatih untuk penyampaian Materi Dasar akan disampaikan oleh Ibu Dian Lestari Miharja
SP, MA. Beliau dipilih karena merupakan salah satu dosen Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Mataram dengan bidang keahlian penyuluhan dan
komunikasi. Dari latar belakang tersebut beliau dapat menyampaikan materi
dasar tentang dasar-dasar komunikasi, dan arti penting komunikasi serta
public speaking, terutama di bidang marketing.
Pelatih untuk penyampaian Materi Inti akan di sampaikan oleh Nasreen Anisputri Judge
atau yang dikenal dengan nama Nessie Judge. Dia merupakan lulusan S2 dari IPMI
International Bussines School, dengan konsentrasi bidang Marketing. Selain
memumpuni bidang marketing, dia juga merupakan seorang konten creator dan
juga influencer. Sehingga dapat dengan baik menyampaikan beberapa materi
tentang public speaking yang berkaitan dengan jabatan marketing pada peserta
pelatihan.
|
3.
|
Penyusunan Jadwal
|
Hari Sabtu, jam 07.30 – 12.30 WITA
|
4.
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Dalam Rauangan
|
5.
|
Bahan Ajar
|
Materi
dasar:
Pentingnya
peningkatan skill komunikasi pada karyawan marketing
Materi
inti:
1.
Konsep dasar
public speaking
2.
Karakter dan
kemampuan public speaker
3.
Tahapan public
speaking
4.
Membangun
kepercayaan diri dan mengelola rasa takut
5.
Teknik vocal,
gestur, dan Bahasa tubuh
6.
Alat bantu
visual dan bicara
|
6.
|
Alat Bantu Dan Peraga
|
Alat bantu dan peraga yang diperlukan antara lain:
a.
LCD , karena akan dinagunakan untuk menyangkan materi dan penayangan
video.
b.
Sound system, digunakan untuk membantu penyampaian materi antara
peserta dan pelatih dapat dengan jelas.
c.
Kertas berisi Clue untuk Game.
|
7.
|
Alat Tulis Menulis
|
Alat tulis menulis yang diperlukan antara lain :
a.
Kertas Plano dan polpen, akan dibagikan kepada peserta, untuk
menyampaikan pendapat secara tertulis, serta digunakan untuk mengisi
pengetahuan peserta di akhir pelatihan sebagai bahan evaluasi akhir.
|
8.
|
Tempat Pelatihan
|
Aula Dinas Perdagangan Kota Mataram karena dinas perdagangan mendukung
kegiatann pelatihan ini dengan menyediakan tempat pelatihan, tempatnya juga
luas dan sudah ada kursi dan LCD serta pendingin ruangan (AC).
|
9.
|
Undangan Peserta
|
Undangan peserta akan dibuat oleh panitia dalam bentuk undangan
tertulis, dan dikirimkan kepada tiap-tiap kepala perusahaan di Kota Mataram,
yang mengundang karyawan bidang marketingnya untuk mengikuti pelatihan.
Karyawan marketing yang akan mengikuti pelatihan adalah karyawan yang
berdasarkan penilaian kepala perusahaan butuh pelatihan.
|
10.
|
Undangan Pelatih
|
Undangan pelatih akan dibuat oleh panitia dalam bentuk tertulis, dan
dikirim kepada pelatih langsung. Proses pengiriman undangan terlebih dahulu
panitia melakukan lobbying dengan pelatih yang bersangkutan.
|
11.
|
Surat Pemberitahuan
|
Surat pemberitahuan di buat dalam bentuk tertulis, yang sebelumnya
pengiriman terlebih dahulu dilakukan lobbying dengan pihat terkait.
|
3).
Persiapan Sarana Prasarana
No.
|
Pokok Bahasan
|
Hasil Rapat
|
Persiapan
|
|
Siap
|
Belum Siap
|
|||
1.
|
Peserta Pelatihan
|
Karyawan marketing yang ada di kota mataram karena sesuai dengan
pelatihan yang akan diadakan yaitu memfasilitasi program pelatihan teknik
marketing berbasis skill public
speaking pada karyawan Bidang Marketing di Kota Mataram
|
√
|
|
2.
|
Penetapan Pelatih
|
Pelatih untuk penyampaian Materi Dasar akan disampaikan oleh Ibu Dian Lestari Miharja
SP, MA. Beliau dipilih karena merupakan salah satu dosen Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Mataram dengan bidang keahlian penyuluhan dan
komunikasi. Dari latar belakang tersebut beliau dapat menyampaikan materi
dasar tentang dasar-dasar komunikasi, dan arti penting komunikasi serta
public speaking, terutama di bidang marketing.
Pelatih untuk penyampaian Materi Inti akan di sampaikan oleh Nasreen Anisputri Judge
atau yang dikenal dengan nama Nessie Judge. Dia merupakan lulusan S2 dari
IPMI International Bussines School, dengan konsentrasi bidang Marketing.
Selain memumpuni bidang marketing, dia juga merupakan seorang konten creator
dan juga influencer. Sehingga dapat dengan baik menyampaikan beberapa materi
tentang public speaking yang berkaitan dengan jabatan marketing pada peserta
pelatihan.
|
X
|
|
3.
|
Penyusunan Jadwal
|
Hari Sabtu, jam 07.30 – 12.30 WITA
|
√
|
|
4.
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Dalam Ruangan
|
√
|
|
5.
|
Bahan Ajar
|
Materi
dasar:
Pentingnya
peningkatan skill komunikasi pada karyawan marketing
Materi
inti:
1.
Konsep dasar
public speaking
2.
Karakter dan
kemampuan public speaker
3.
Tahapan public
speaking
4.
Membangun
kepercayaan diri dan mengelola rasa takut
5.
Teknik vocal,
gestur, dan Bahasa tubuh
6.
Alat bantu
visual dan bicara
|
X
|
|
7.
|
Alat Bantu Dan Peraga
|
Alat bantu dan peraga yang diperlukan antara lain:
a.
LCD , karena akan dinagunakan untuk menyangkan materi dan penayangan
video.
b.
Sound system, digunakan untuk membantu penyampaian materi antara
peserta dan pelatih dapat dengan jelas.
c.
Kertas berisi Clue untuk Game.
|
X
|
|
8.
|
Alat Tulis Menulis
|
Alat tulis menulis yang diperlukan antara lain :
b.
Kertas Plano dan polpen, akan dibagikan kepada peserta, untuk
menyampaikan pendapat secara tertulis, serta digunakan untuk mengisi
pengetahuan peserta di akhir pelatihan sebagai bahan evaluasi akhir.
|
√
|
|
9.
|
Tempat Pelatihan
|
Aula dinas perdagangan kota mataram karena dinas perdagangan mendukung
kegiatann pelatihan ini dengan menyediakan tempat pelatihan, tempatnya juga
luas dan sudah ada kursi dan LCD serta pendingin ruangan (AC).
|
√
|
|
10.
|
Undangan Peserta
|
Undangan peserta akan dibuat oleh panitia dalam bentuk undangan
tertulis, dan dikirimkan kepada tiap-tiap kepala perusahaan di Kota Mataram,
yang mengundang karyawan bidang marketingnya untuk mengikuti pelatihan.
Karyawan marketing yang akan mengikuti pelatihan adalah karyawan yang
berdasarkan penilaian kepala perusahaan butuh pelatihan.
|
√
|
|
11.
|
Undangan Pelatih
|
Undangan pelatih akan dibuat oleh panitia dalam bentuk tertulis, dan
dikirim kepada pelatih langsung. Proses pengiriman undangan terlebih dahulu panitia
melakukan lobbying dengan pelatih yang bersangkutan
|
√
|
|
12.
|
Surat Pemberitahuan
|
Surat pemberitahuan di buat dalam bentuk tertulis, yang sebelumnya
pengiriman terlebih dahulu dilakukan lobbying dengan pihat terkait.
|
√
|
ACARA VI. PELAKSANAAN PELATIHAN
Tugas 1
Ice Breaking dan Energizer
“Tembak Dor”
A.
Pendahuluan
Sebuah pelatihan dapat
dikatakan berhasil ketika peserta dapat mencapai indikator-ndikator sesuai
dengan tujuan dari pelatihan itu sendiri. Untuk mengukur tingkat ketercapaian
tersebut, dapat dilihat dari seberapa antusias dan aktifnya peserta dalam
pelatihan. Antusiasme dan keaktifan peserta ini sering kali terganggu oleh
hilangnya fokus peserta karena suasana pelatihan yang membosankan. Untuk itu
dalam setiap pelatihan perlu adanya Ice Breaking dan Energizer untuk
mengembalikan fokus peserta dalam pelatihan.
Ice Breaking dan Energizer
merupakan dua istilah yang tidak dapat di pisahkan dalam pengelolaan
pelatihan. Ice breaking dimaksudkan untuk menghilangkan kebekuan-kebekuan
yang menjadi tembok pembatas antara peserta pelatihan yang bervariasi
sehingga tercipta suasana pelatihan yang dinamis dan setara di antara
peserta. Sedangkan energizer dilakukan untuk membangkitkan kembali semangat
dan perhatian peserta pada materi dengan beberapa selingan seperti humor, Joke, senam ringan, atau bahkan
memberikan makanan ringan.
Ada beberapa simulasi ice
breaking dan energizer yang dapat dilakukan, seperti Games/Permaianan, studi
kasus, dan cerita/ceramah singkat. Simulasi yang paling umum digunakan adalah
simulasi game/ permainan. Salah satu contoh ice breaking dan energizer dalam
bentuk game adalah “Tembak Dor”.
B.
Tujuan
Adapun Tujuan diadakannya
Ice Breaking dan Energizer antara lain :
1. Terciptanya kondisi-kondisi
yang equal (setara) antara sesama peserta pelatihan
2. Menghilangkan sekat-sekat
pemisah antara peserta, sehingga tidak ada lagi anggapan terhadap sesama
peserta dengan tingkatan pengetahuan, pengalaman ,dll.
3. Terciptanya kondisi yang
dinamis antara peserta
4. Menimbukan kegairahan
(motivasi) antara sesame peserta untuk melakukan aktivitas pelatihan
5. Mengembalikan semangat dan
fokus peserta dalam pelatihan.
Sedangkan secara khusus, tujuan
dari Ice Breaking dan Energizer “ Tembak Dor” ini adalah untuk melatih
konsentrasi, dan reflex peserta, sehingga peserta dapat lebih siap dalam
menerima materi dan mengikuti jalannya pelatihan.
C.
Sumber Daya
Adapun sumber daya yang
mendukung jalannya games Ice Breaking ini antara lain
1. Peserta
2. Pelatih atau moderator
3. Souvernir sebagai hadiah
permainan.
D.
Proses/ Langkah-Langkah
Adapun langkah-langkah
dalam permainan Ice Breaking “Tembak Dor” ini antara lain :
1. Moderator atau pelatih
menyampaikan aturan permainan dimana : a). Apabila moderator atau pelatih menyebutkan
kata “Dor” maka peserta pelatihan juga harus menyebutkan kata “Dor” ; b).
Apabila moderator atau pelatih menyebutkan kata “Bom” maka, peserta pelatihan
harus melakukan gerakan seperti terkena bom , dan ; c) Apabila moderator atau
pelatih menyebutkan kata “Dor” berulang ulang (dordordordor...) maka,
peserta pelatihan harus melakukan gerakan seperti mengelak dari tembakan
tersebut sambil mengucapkan kata “Gak Kena, Gak Kena”.
2. Moderator memulai
permainan, dengan tetap memperhatikan peserta pelatihan dan mengucapkan
kata-kata sesuai aturan secara acak dengan cepat setelah jawaban disebutkan
oleh peserta.
3. Setelah moderator atau
pelatih merasa peserta sudah cukup untuk mengembalikan fokus peserta,
permainan diakhiri dengan tepuk tangan untuk peserta dan menanyakan pada
perwakilan peserta yang dapat menyampaikan
makna dari permainan yang telah dilakukan.
E.
Penutup
Ice Breaking dan Energize
dengan permainan “Tembak Dor” ini di tutup dengan penyampaian makna permainan
dari pelatih dan pemberian hadiah kepada peserta yang dapat menyampaikan
makna dari permainan. Adapun makna dari permainan ini antara lain
1. Aturan ke-3, dimana ketika
moderator atau pelatih menyebutkan kata “Dor” secara berulang ulang (dordordordor...) dan peserta pelatihan melakukan gerakan seperti
mengelak dari tembakan tersebut sambil mengucapkan kata “Gak Kena, Gak Kena”.
Mengartikan kondisi seseorang yang ketika diberikan tanggung jawab atau tugas
akan menghindar dari tanggung jawab dan tugas dengan berbagai alasan.
2. Aturan ke-2, dimana ketika
moderator atau pelatih menyebutkan kata “Bom” dan, peserta pelatihan
melakukan gerakan seperti terkena bom. Mengartikan kondisi seseorang yang
ketika diberikan tanggung jawab atau tugas akan mengerjakan tugas tersebut
tetapi tidak semangat dalam mengerjakannya, yang mana dia cenderung pasrah,
mengeluh dan tidak bergairah atas tugas dan tanggung jawab tersebut.
3. Aturan Pertama, ketika
moderator atau pelatih menyebutkan kata “Dor” maka peserta pelatihan juga
harus menyebutkan kata “Dor”. Ini mengartikan kondisi seseorang ketika di
berikan tanggung jawab atau tugas tidak pernah menolak, tidak menghindar,
selalu semangat dan siap menjalankan amanah dan tugas yang diberikan.
Sesi penutup juga dapat di
akhiri dengan moderator atau pelatih mengajukan pertanyaan kepada peserta
untuk memilih kondisi yang mana yang akan mereka lakukan ketika di beri
tanggung jawab atau tugas, sehingga dapat merangsang peserta untuk mulai
berpikir ringan sebelum penyampaian materi dilakukan.
|
Tugas 2
Chek List Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan
Nama
Pelatihan: Teknik Marketing Berbasis Skill
Public Speaking Pada Karyawan Bidang Marketing di Kota Mataram
No.
|
Unsur yang dievaluasi
|
Skala Hasil Evaluasi
|
||||
Sangat rendah (1)
|
Rendah (2)
|
Cukup baik (3)
|
Baik (4)
|
Sangat baik (5)
|
||
1
|
Tempat Pelatihan
|
ü
|
||||
2
|
Kehadiran Peserta
|
ü
|
||||
3
|
Pembukaan Pelatihan
|
ü
|
||||
4
|
Proses Pembelajaran
|
ü
|
||||
5
|
Kemampuan Pelatih
|
ü
|
||||
6
|
Materi yang Disampaikan
|
ü
|
||||
7
|
Respon Peserta
|
ü
|
||||
8
|
Alat dan Bahan
|
ü
|
||||
9
|
Kegiatan Praktek
|
ü
|
||||
10
|
Game/Energizer,
brainstorming atau metode lainnya
|
ü
|
||||
11
|
Penutup
|
ü
|
||||
12
|
Monitoring
|
|||||
a. harian
|
ü
|
|||||
b. mingguan
|
ü
|
|||||
13
|
Kegiatan Evaluasi
|
|||||
a. evaluasi pelaksanaan
|
ü
|
|||||
b. evaluasi pembelajaran
|
ü
|
Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan
1.
Tempat Pelatihan
Tempat
pelatihan yaitu Aula Dinas Perdagangan Kota Mataram telah memadai pelaksaan
pelatihan karena tempatnya luas sehingga dapat memuat seluruh peserta pelatihan
yang hadir dan ruang gerak tidak terbatas serta nyaman dan tidak gerah karena
terdapat pendingin ruangan (AC).
2.
Kehadiran Peserta
Peserta
yang hadir dalam pelatihan ini adalah 45 orang dari 50 orang yang diundang,
sehingga keberhasilan kehadiran peserta sebesar 90%.
3.
Pembukaan Pelatihan
Pelatihan
telah berhasil dibuka oleh Wali Kota Mataram dengan mengucap basmallah dalam
sambutannya pada acara pembukaan.
4.
Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran berjalan
dengan baik karena pelatih dapat memberi materi yang sesuai dengan bahan ajar
serta dapat menjelaskan dengan baik kepada peserta dengan demikian peserta pun
aktif mengikuti pelatihan.
5.
Kemampuan Pelatih
Pelatih untuk Materi Dasar yaitu Ibu Dian Lestari Miharja
SP, MA. memiliki kemampuan yang sangat baik karena merupakan salah satu dosen
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mataram dengan bidang keahlian
penyuluhan dan komunikasi sehingga dapat menyampaikan materi dasar tentang
dasar-dasar komunikasi, dan arti penting komunikasi serta public speaking,
terutama di bidang marketing dengan baik.
Pelatih untuk Materi Inti yaitu
Nasreen Anisputri Judge atau Nessie
Judge. Memiliki kemampuan yang sangat baik karena merupakan lulusan S2 dari
IPMI International Bussines School, dengan konsentrasi bidang Marketing dan
konten creator dan juga influencer sehingga dapat dengan baik menyampaikan
beberapa materi tentang public speaking yang berkaitan dengan jabatan marketing
pada peserta pelatihan.
6.
Materi yang Disampaikan
Materi yang disampaikan dalam
pelatihan ini terbagi menjadi materi dasar dan materi inti. Materi dasar yang
disampaikan yaitu pentingnya peningkatan skill komunikasi pada karyawan
marketing yang disampaikan oleh Ibu
Dian Lestari Miharja SP, MA.. Sementara materi inti melingkupi konsep
dasar public speaking, karakter dan kemampuan public speaker, tahapan public
speaking, membangun kepercayaan diri dan mengelola rasa takut, teknik vocal,
gestur, dan bahasa tubuh, serta alat bantu visual dan bicara yang disampaikan
oleh Nasreen Anisputri Judge.
7.
Respon Peserta
Pada
pelatihan ini pesesrta merespon dengan sangat aktif sehingga pelatihan
berlangsung interaktif karena pembawaan dari masing-masing pelatih yang
berhasil menghidupkan suasana pelatihan yang bersemangat serta metode
penyampaian pelatihan yang melibatkan seluruh peserta pelatihan.
8.
Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam pelatihan ini dapat membantu jalannya pelatihan
dengan baik, yaitu alat-alat seperti sound sistem, alat simulasi, dan
sebagainya yang berfungsi dengan baik. Ada pun bahan berupa materi yang disusun
dan teknik-teknik pelatihan yang digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam
pelatihan dapat diterima dengan baik oleh peserta.
9.
Kegiatan Praktek
Pada pelatihan ini dilaksanakan
kegiatan praktek yaitu teknik vocal, gestur, dan bahasa tubuh sehingga lebih
optimal pada praktek percobaan public speaking.
10.
Game/Energizer, brainstorming atau metode lainnya
Game yang digunakan pada pelatihan
ini adalah “tembak dor” yaitu a).
Apabila moderator atau pelatih menyebutkan kata “Dor” maka peserta pelatihan
juga harus menyebutkan kata “Dor” ; b). Apabila moderator atau pelatih
menyebutkan kata “Bom” maka, peserta pelatihan harus melakukan gerakan seperti
terkena bom , dan ; c) Apabila moderator atau pelatih menyebutkan kata “Dor”
berulang ulang (dordordordor...) maka, peserta pelatihan harus melakukan
gerakan seperti mengelak dari tembakan tersebut sambil mengucapkan kata “Gak
Kena, Gak Kena”.
11.
Penutup
Kegiatan pelatihan ini telah
ditutup oleh ketua pelaksana pelatihan.
12.
Monitoring
Monitoring
telah dilakukan oleh pelatih terhadap peserta pelatihan untuk melihat bagaimana
perkembangan kemampuan public speaking peserta.
13.
Kegiatan Evaluasi
a.
Evaluasi Pelaksanaan
Pelaksanaan
pelatihan dievaluasi oleh tim pengarah dan tim pelaksana setelah kegiatan
pelatihan berakhir, didapati bahwa secara keseluruhan pelaksanaan pelatihan telah
berjalan dengan baik ditandai dengan pembukaan berjalan lancar, 90% peserta
hadir, konsumsi terpenuhi, penyampaian materi dengan berbagai metode oleh
pelatih sehingga peserta terlibat aktif,
b.
Evaluasi Hasil Belajar
Hasil
belajar yang diperoleh peserta menunjukkan peningkatan kemampuan peserta
pelatihan yang dapat dilihat dari hasil evaluasi awal dan akhir peserta dimana
kemampuan-kemampuan seperti pengetahuan pentingnya
peningkatan skill komunikasi pada karyawan marketing hingga pengetahuan terkait
public speaking dari konsep,
karakter, tahapan, rasa percaya diri, teknik vokal, gestur, dan bahasa tubuh
sampai pembiasaan berbicara di depan umum atau public speaking itu sendiri yang
awalnya tidak dimiliki peserta, namun setelah mengikuti pelatihan kemampuan
tersebut dapat diserap dengan baik oleh peserta.
ACARA VII. BIMBINGAN LANJUTAN DAN EVALUASI
BIMBINGAN LANJUTAN DAN EVALUASI LAPANGAN PELATIHAN
1.)
Bimbingan Lanjutan
1.
Melakukan Komunikasi Dua Arah Secara Reguler
Dalam melakukan bimbingan lanjutan, strategi ini
dipilih karena dalam pelatihan teknik
marketing berbasis skill public
speaking pada karyawan Bidang Marketing di Kota Mataram diperlukan practice atau latihan sesering
mungkin higga eks-peserta pelatihan terbiasa dan dikatakan mampu serta
menguasai skill public speaking tersebut. Komunikasi dilakukan dengan cara
menerbitkan newsletter (terbitan berkala) terkait materi-materi lanjutan
pelatihan ini yang dikirimkan ke email masing-masing eks peserta setiap minggu
secara regular sehingga dapat tetap belajar dan berlatih serta melaporkannya
kembali.
Selain itu, pelatih melakukan kunjungan kepada
eks-peserta pelatihan setiap bulan sesuai kesepakatan, untuk melihat sejauh
mana perkembangan skill public speaking eks peserta apakah sudah baik atau
belum hingga kemudian dapat diarahkan oleh pelatih.
|
2. Memberikan Bantuan Teknis
Selain melakukan komunikasi dua arah, bimbingan
lanjutan juga dilakukan dengan memberikan bantuan teknis yang bisanya
berdasarkan perjanjian yang dibuat antara lembaga pelatihan dan lembaga
pengguna pelatihan atau perusahaan tempat eks-peserta bekerja untuk
memberikan bantuan teknis kepada para eks peserta pelatihan agar dapat
menerapkan skill public speaking hasil pelatihannya. Dengan adanya perjanjian
ini maka pelaksanaan kegiatan bimbingan lanjutan menjadi lebih terjamin
sehingga penerapan hasil pelatihan dapat dicapai secara maksimal dengan
kemampuan eks peserta yang meningkat signifikan.
|
2.) Evaluasi
Lapangan Pelatihan
1. Manfaat Pelatihan
1. Apa yang anda rasakan setelah melakukan pelatihan
public speaking ini?
2. Apa saja manfaat yang anda dapatkan dari
pelatihan public speaking ini?
3. Bagaimana peran public speaking dalam diri anda
dan apa yang didapat?
4. Apakah anda mampu mengendalikan emosional dan
rasa gugup setelah mengikuti pelatihan public speaking?
5. Bagaimana anda melakukan improvisasi dan menambah
kosakata untuk memperlancar public speaking anda?
6. Apakah anda merasakan secara langsung atau tidak
manfaat dari pelatihan public speaking yang diterima dan implementasi apa
saja yang telah dilakukan?
|
2. Efektifitas Pelatihan
1. Bagaimana pandangan peserta terhadap efektifitas
pelatihan?
2. Apa saja poin-poin utama dalam berlangsungnya
pelatihan?
3. Apa saja yang paling mempengaruhi efektifnya
suatu pelatihan?
4. Apakah peserta menyukai program pelatihan public
speaking ini?
5. Apakah peserta merasa program pelatihan public
speaking ini bermanfaat?
6. Apakah materi pelatihan public speaking ini bagus
dan sesuai?
7. Apakah peserta puas dengan pelatih/pemateri dalam
pelatihan public speaking ini?
8. Apakah peserta nyaman dengan infrastruktur atau
fasilitasnya?
9. Apakah materi public speaking relevan dengan
pekerjaan peserta sebagai karyawan marketing atau tidak?
|
3. Dampak Pelatihan
1. Bagaimana dampak terhadap rasa percaya diri,
gugup dan rasa panik untuk bicara dihadapan banyak orang setelah melakukan
pelatihan public speaking dan sebelum mengikuti pelatihan public speaking?
2. Apakah dampak pelatihan public speaking karyawan
marketing terhadap kinerja bisnis?
3. Apakah terjadi penurunan jumlah keluhan
pelanggan?
4. Apakah terjadi peningkatan jumlah penjualan?
5. Apakah setelah mengikuti pelatihan public
speaking tidak lagi minder atau menghindar dari orang banyak atau ketika
disuruh untuk berbicara?
6. Bagaimana cara anda menarik perhatian publik
dengan public speaking yang anda punya?
|
4. Evaluasi Peserta dan Teknik Evaluasi
1. Untuk evaluasi peserta cara yang dilakukan yaitu
dengan mengambil sampel dari seluruh jumlah peserta yang ikut melakukan
pelatihan. Hal ini karena data yang diperoleh sama atau hampir sama dengan
meneliti populasi. Evaluasi dengan menggunakan sampel juga lebih cepat
memperoleh hasil akhir untuk evaluasi dibandingkan dengan populasi yang
melakukan evaluasi secara keseluruhan.
2. Cara melakukan evaluasi yaitu dengan membagikan
kuesioner terhadap peserta pelatihan. Hal ini dianggap efektif karena
penyelenggaraannya tidak repot. Dengan membagikan kuesioner peserta tidak
harus ada dilokasi, dapat dibagikan secara bersama kepada seluruh peserta,
waktu yang diperlukan sangat fleksibel, untuk pembuatan evaluasi program
bimbingan dan untuk mengambil pendapat dari peserta pelatihan.
|
PENUTUP
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan pada laporan akhir ini adalah:
1. Berdasarkan
kontrak belajar yang disepakati yaitu toleransi terlambat 15 menit, berdoa
sebelum mulai praktikum, tidak boleh makan dan mengaktifkan hp, dan lainnya. Kontrak
belajar ini bertujuan untuk mengatur dan mengontrol jalannya praktikum agar praktikum
dapat berjalan dengan lancar.
2.
Berdasarkan hasil analisis jabatan dan
identifikasi DKK, kinerja yang dihasilkan adalah program pelatihan teknik
marketing berbasis skill public speaking pada
karyawan Bidang Marketing di Kota Mataram. Analisis jabatan ini berfungsi untuk
menetapkan sasaran pelajaran penting dan alat untuk menetapkan jabatan.
3. Berdasarkan
hasil analisis dapat disimpulkan penetapan pelatihan dilihat dari faktor penyebab DKK adalah program pelatihan
teknik marketing berbasis skill public
speaking pada karyawan Bidang Marketing di Kota Mataram merupakan kinerja
yang penyebab munculnya DKK adalah faktor perilaku yaitu kurangnya pengetahuan
karyawan terhadap ilmu public speaking, karyawan
kurang memiliki sikap positif ketika melakukan tugas marketing khususnya dalam
sikap public speaking dan keterampilan public speaking yang dimilki karyawan kurang memadai jabatan
marketingnya.
4. Kegiatan
belajar dimulai dengan pembukaan dan
sambutan-sambutan serta uraian pra materi serta simulasi, sedangkan metode yang
digunakan adalah coffee break, curah
pendapat, critical incident, praktik,
kaji ulang, belajar mandiri, dan sumbang saran. Selanjutnya dilakukan
identifikasi masalah untuk mengetahui kesulitan peserta.
5. Persiapan
pelatihan secara keseluruhan dilakukan oleh panitia yaitu Tim Pengarah dan Tim
Pelaksana yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Anggota yang terdiri dari
divisi Divisi Acara, Divisi Operasional, Divisi Humas, Divisi PDD, Divisi
Perlengkapan, dan Divisi Konsumsi. Tim Pelaksana harus mendengar nasihat dari
Tim Pengarah meskipun tidak diminta.
6. Berdasarkan
hasil diskusi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pelatihan dilakukan dengan merujuk pada tahap persiapan
pelaksanaan pelatihan, dan dari hasil evaluasi pelaksanaan pelatihan dari indikator-indikator
penilaian yang ada pelatihan dapat di kategorikan berjalan dengan baik. Pada proses pembelajaran digunakan
metode Ice Breaking dan Energizer yang dimaksudkan untuk menghilangkan
kebekuan-kebekuan yang menjadi tembok pembatas antara peserta pelatihan yang
bervariasi sehingga tercipta suasana pelatihan yang dinamis dan setara di
antara peserta
7. Dari
hasil analisis, dapat disimpulkan bawah teknik bimbingan lanjutan yang di
gunakan dalam program pelatihan teknik marketing berbasis skill public speaking pada karyawan Bidang Marketing di Kota
Mataram ini ada dua yaitu melakukan komunikasi dua arah secara reguler dengan
pengiriman materi lanjutan melalui email masing-masing eks peserta pelatihan
dan memberikan bantuan teknis berdasarkan perjanjian antara lembaga pelatihan
dengan perusahaan tempat bekerja eks peserta pelatihan.
SARAN
Adapun saran
pada laporan akhir ini adalah:
1. Sebaiknya
kontrak belajar dimaknai setelah disepakat bersama agar peserta praktikum dapat
menerapkannya selama praktikum berlangsung.
2.
Sebaiknya menganalisis dengan detail terkait
analisis jabatan agar kinerja yang dihasilkan lebih tepat.
3. Dalam menetapkan pelatihan sebaiknya memperhatikan
dengan teliti faktor penyebab DKK sehingga ditetapkan pelatihan yang tepat dan
cocok untuk diobati.
4. Sebaiknya
memilih penetapan kegiatan belajar dengan
menggunakan metode-metode yang efektif saja sehingga mudah diterima
peserta.
5. Persiapan
pelatihan harus dilakukan dengan matang, baik oleh Tim Pelaksana maupun Tim
Pengarah.
6. Pada
proses pembelajaran pelaksanaan pelatihan sebaiknya dilakukan Ice Breaking dan
Energizer agar suasana menjadi dinamis dan hidup.
7. Setelah
pelatihan berakhir, sebaiknya menetapkan bimbingan lanjutan dengan metode yang
tepat sesuai dengan pelatihan yang dilakukan.
0 comment
What do you think about this post?