Laporan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi: Pengujian Perkecambahan dan Pertumbuhan Beberapa Benih Tanaman
Perkecambahan benih adalah proses aktif kembali dari embrio atau
lembaga yang akan menghasilkan pecahnya kulit benih dan kemunculan tanaman muda
dimana benih memasuki waktu istirahat setelah selesai proses pembentukannya.
Selama proses istirahat tersebut benih dalam keadaan relatif inaktif dan
memiliki tingkat metabolisme yang rendah. Perkecambahan biji ada dua macam
yaitu epigeal dan hypogeal dimana perkecambahan epigeal kotiledon berada di
atas permukaan tanah, sedangkan pada perkecambahan hypogeal, kotiledon berada
di bawah tanah. Proses perkecambahan
setiap tanaman berbeda-beda tergantung dari visibilitas benih atau daya hidup
benih tersebut, dalam hal ini dapat diketahui melalui Gaya Kecambah (GK) dan
Kecepatan Kecambah (KK) benih yang dinyatakan dalam persen.
Berdasarkan
hasil praktikum yang dilakukan pada 2 jenis tanaman yang diuji yaitu padi dan jagung
masing-masing 100 benih per tanaman diperoleh
data perkecambahan pada hari ke-2, rata-rata dari 3 ulangan tanaman padi belum
berkecambah sedangkan tanaman pada tanaman jagung telah berkecambah rata-rata 58
biji benih. Perkecambahan tanaman padi mulai terlihat pada 3 HST (Hari setelah
tanam) yakni rata-rata untuk ketiga ulangan kurang lebih 5 biji benih. Pada 8
HST diperoleh data untuk tanaman padi sekitar 71 biji benih yang berkecambah dimana
dari hari ke 3 jumlah biji tanaman padi yang berkecambah terus meningkat, sedangkan
tanaman jagung sebanyak sekitar 97 biji benih berkecambah. Dari data tersebut diketahui
bahwa perkecambahan benih jagung lebih cepat daripada tanaman padi karena pada
suhu, intensitas cahaya, dan kelembaban yang sesuai. Hal ini menunjukkan adanya
perbedaan Kecepatan Kecambah (KK) dan Gaya Kecambah (GK) antara padi dan jagung.
Berdasarkan analisis data dari benih padi dan jagung diperoleh KK dan GK tanaman
padi lebih rendah yakni rata-rata Kecepatan Kecambah (KK) 4,18 dan Gaya
Kecambah (GK) 71,33% daripada tanaman jagung yang rata-rata Kecepatan
Kecambahnya (KK) 7,31% dan Gaya Kecambah (GK) 96,67%, nilai persentase GK
jagung yang lebih dari 90% ini artinya benih jagung tersebut dapat dikatakan
bernas, seragam, dan tidak tercampur dengan benih lain juga bebas hama
penyakit.
Sejak hari ke 8 sampai hari ke 12 masing-masing sampel tanaman
rata-rata mengalami kenaikan bobot segar, penurunan rata-rata bobot segar
tanaman terjadi pada 16 HST. Dapat dilihat dari data bobot segar tanaman padi
pada hari ke 8, 10, dan 12 mulai dari 0,887 gr, 1,147 gr, dan 1,263 gr sampai
pada hari ke-16 rata-rata bobot segar tanaman turun menjadi 1,2 gr dan terus
menurun, hingga pada 20 HST rata-rata bobot segar tanaman menjadi 0,863 gr.
Begitu pula pada bobot segar untuk tanaman jagung untuk ketiga ulangan yang
mulai menurun pada hari ke 14. Adapun rata-rata jumlah daun tanaman padi dan
jagung untuk setiap ulangan mencapai ± 3 daun sampai hari ke 20. Sedangkan
sampai hari ke 20 tinggi tanaman padi rata-rata sekitar 5 cm dan tinggi tanaman
jagung rata-rata 8 cm. Penambahan jumlah daun serta tinggi tanaman menunjukkan
pertumbuhan pada tanaman akibat adanya proses fotosintesis, respirasi, dan
metabolisme lain pada daun.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
tanaman jagung lebih cepat berkecambah daripada padi, nilai gaya kecambah
tanaman jagung lebih dari 90% menunjukkan bahwa biji tanaman jagung baik,
bernas, dan terbebas dari hama penyakit, serta padi dan jagung memiliki tipe
perkecambahan hypogeal yaitu kotiledonnya berada di bawah tanah. Pertumbuhan
tanaman dipengaruhi oleh intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban udara yang
mendukung berbagai proses pertumbuhan metabolisme pada tanaman seperti proses
fotosintesis, repirasi adsorbs, dan translokasi
unsur hara serta perlakuan terlakuan terhadap tanaman.
SARAN
Dalam pembudidayaan tanaman perlu dipahami tentang spesifikasi
perkecambahan dan pertumbuhan tanaman serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan kriteria
pertumbuhan yang dibutuhkan setiap tanaman sehingga dapat meningkatkan hasil
produksi dimana faktor-faktor tersebut adalah
penerimaan sinar matahari untuk melakukan fotosintesis, suhu yang optimum,
serta pemberian air dan unsur hara yang penting dalam proses kimia dan fisika
tumbuhan.
0 comment
What do you think about this post?