Laporan Akhir Praktikum Agroklimatologi
BAB
I. PENDAHULUAN
Energi matahari merupakan potensi energi terbesar dan terjamin
keadannya di muka bumi. energi matahari dapat dirasakan di sekluruh permukaan
bumi. Pemanfaatan radiasi matahari sama sekali tidak menimbulkan polusi di
atmosfer. Radiasi matahari merupakan unsur yang sangat penting dalam bidang
pertanian. Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi tanaman hijau yang
melalui proses fotosintesis diubah menjadi energi kimia. Radiasi memegang
peranan penting sebagai sumber energi dalam proses evaporasi yang menentukan
kebutuhan air tanaman.
Suhu adalah derajat panas dinginnya suatu benda. Suhu udara adalah
ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul-molekul udara,
sedangkan suhu tanah adalah keadaan panas/dingin suatu tanah yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Suhu tanah berpengaruh terhadap penyerapan
air yang diserap oleh akar, karena itulah penurunan suhu mendadak dapat
menyebabkan kelayuan tanaman.
Kadar uap air diudara disebut kelembaban udara. Uap air ialah air
dalam bentuk gas. Seluruh uap air di atmosfir disebabkan oleh penguapan. Supaya
air dapat menguap maka diperlukan sejumlah panas.Untuk tanaman, kelembaban
harus seimbang dengan suhu, karena jika kelembaban tinggi maka proses yang
terjadi pada tanaman dapat terganggu.
Evaporasi adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi
bentuk gas (uap). Kehilangan air melalui proses evaporasi mempunyai akibat
terhadap fisiologi tanaman secara tidak langsung, seperti mempercepat
penerimaan kadar air pada lapisan atas dan memodifikasi iklim mikro di sekitar
tanaman. Proses evaporasi akan mempermudah proses pengolahan bahan hasil pertanian
selanjutnya, serta sangat bermanfaat sebagai perlakuan pengawetan.
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Hujan
terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua
air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui
udara kering. Hujan yang sampai ke permukaan bumi tanpa pengurangan (karena
evaporasi, pengaliran, dan peresapan) disebut curah hujan.
Angin adalah aliran udara yang terjadi di atas permukaan bumi yang
disebabkan oleh perbedaan tekanan udara pada dua arah yang berdekatan.
Perbedaan tekanan disebabkan oleh suhu udara sebagai akibat perbedaan pemanasan
permukaan bumi oleh matahari. Semakin besar tekanan udara maka semakin kencang angin
yang ditimbulkan. Angin dapat mempengaruhi hasil pertanian, pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, serta membantu proses perkembang biakan tumbuhan, serta
mempengaruhi curah hujan.
Metode
pengukuran curah hujan adalah metode yang digunakan untuk mengetahui volume
curah hujan yang jatuh disuatu tempat berdasarakan topografi daerahnya. Metode
pengukuran curah hujan yang umum dilakukan dilakukan dilapangan, antara lain
metode aritmatik merupakan metode perhitungan curah hujan wilayah dengan
merata-ratakan semua jumlah curah hujan yang ada pada wilayah tertentu, metode
polygon thiessen dilakukan dengan mempertimbangkan bobot masing-masing stasiun
yang mewakili daerah dengan luasan tertentu di sekitarnya, dan metode isohyets
dilakukan dengan menganggap bahwa hujan pada suatu daerah diantara dua garis
isohyets adalah merata dan sama dengan nilai rata-rata dari kedua garis
isohyets tersebut.
Praktikum lapangan dilakukan untuk
memberikan pemahaman secara langsung mengenai fenomena iklim dilapangan
sekaligus untuk mengetahui bagaimana mengukur beberapa komponen iklim secara
langsung dilapangan. Untuk menambah pengetahuan dan menjalani konsep yang
selama ini didapat di dalam ruangan meka perlu dilakukan praktik lapangan untuk
memperdalam teori tersebut. Karena materi yang telah diperoleh didalam ruangan
tidak hanya cukup pada pengetahuan konsep saja, maka butuh dibenarkan dalam
bentuk kajian yakni dalam aplikasi dilapangan.
Oleh karena itu, praktikum dilakukan
untuk dapat mengetahui radiasi matahari, suhu udara dan suhu tanah, kelembaban
nisbi, evaporasi, curah hujan, dan angin. Banyaknya alat-alat yang digunakan
mengharuskan kita untuk mengenal dan memahami cara penggunaan alat tersebut.
Dengan mengetahui unsur-unsur cuaca dalam klimatologi dapat ditentukan tempat
atau metode yang tapat untuk menanam tumbuhan sehingga tumbuhan tersebut dapat
tumbuh dengan optimal sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian.
Tujuan-tujuan dari praktikum ini antara lain:
1.
Untuk mengetahui dan mengenal bagian dan fungsi alat-alat
agroklimatologi
2.
Untuk mengetahui cara kerja dan interpretasi hasil pengukuran dari
alat-alat agroklimatologi
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Matahari adalah sumber energi pada peristiwa yang terjadi di
atmosfer yang dianggap penting bagi sumber kehidupan. Energi matahari merupakan
penyebab utama perubahan pergerakan atmosfer sehingga dapat dianggap sebagai
pengendali iklim dan cuaca yang besar (Trewartha, 2009).
Unsur cuaca dan iklim ialah radiasi matahari, temperatur udara,
tekanan udara, kelembaban udara, keawanan, presipitasi, dan beberapa unsur
iklim lainnya. Unsur-unsur cuaca dan iklim tidak tetap setiap saat dan setiap
tempat, selalu berubah-ubah tergantung pada faktor-faktor fisis di alam yang
disebut faktor pengendali cuaca, ada yang bersifat permanen dan ada yang
bersifat sementara (Guslim, 2009).
Radiasi matahari adalah suatu istilah yang berlaku untuk banyak
proses yang melibatkan pindahan tenaga oleh gejala gelombang elektromagnetik.
Gaya radiatif perpindahan kalor dalam dua pengakuan penting dari yang memimpin
dan konvektif gaya yaitu tidak memerlukan medium dan pindahan tenaga adalah
sebanding kepada massa ke-5 atau ke-4 dari temperatur (Pitts, 2003).
Lama penyinaran adalah periode matahari bersinar cerah. Faktor yang
menentukan lama penyinaran adalah penutupan awan, semakin lama penutupan awan
maka lama penyinaran berkurang. Untuk menentukan lama penyinaran dapat
menggunakan alat ukur radiasi matahari
Campbell Stokes, penggunaannya adalah dengan melihat keadaan kertas pias
sampai terbakar (Kartasapoetra, 2004).
Radiasi matahari merupakan unsur yang sangat penting dalam bidang
pertanian, cahaya merupakan sumber energi utama bagi tanaman hijau yang melali
proses fotosinesis diubah menjadi energi kimia. Radiasi matahari memegang
peranan penting sebagai sumber energi dalam proses evaporasi yang menentukan
kebutuhan air tanaman (Tjasyono, 2008).
Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan
mulekul-mulekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda
tersebut untuk memindahkan panas ke benda lain atau pun menerima panas dari
benda tersebut. Dalam sistem dua benda, benda yang kehilangan panas dikatakan
benda yang bersuhu lebih tinggi (Yani, 2009).
Penyebaran suhu udara menurut waktu dapat dikaji dalam dua pola,
yaitu pola suhu diurnal (suhu udara setiap jam selama 24 jam) dan pola suhu
udara rata-rata harian menurut bulanan dan tahunan. Adapula penyebaran suhu
menurut tempat yang ditentukan oleh letak menurut ketinggian dan lintang bumi
(Muin, 2008).
Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan
kombinasi emisi panjang gelombang dan cairan panas dalam tanah. Suhu tanah juga
disebut sebagai intensitas panas dalam tanah dalam satuan derajat celcius,
Fahrenheit, reamur, dan kelvin (Sari, 2007).
Suhu tanah beranekaragam dengan cara khas pada perhitungan harian
dan musiman. Fluktuasi terbesar dipermukaan tanah dan akan berkurang dengan
bertambahnya kedalaman tanah. Kelembaban waktu musiman jelas terjadi, karena
suhu tanah musiman lambat bentuk fuuktasi suhu pada tanah yang lebih besar.
Suhu total untuk semalaman tanaman mungkin terjadi pada tengah hari
(Sastrodarsono, 2006).
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer.Ada
beberapa jenis termometer dengan sesuai kegunaannya, yaitu termometer biasa
(digunakan untuk mengukur suhu udara dan suhu tanah sesuai dengan turun naiknya
cairan atau perubahan sensor logam yang dapat dibaca. Termometer maksimum
bekerja berdasarkan prinsip pemuaian zat-zat seperti termometer biasa, dan
termometer minimum biasanya menggunakn alkohol (Kartasapoetra, 2005).
2.3
Kelembaban Nisbi
Kelembaban nisbi udara ialah nilai nisbah antara uap air yang
tergantung dan daya gantung maksimum uap air di udara pada suatu suhu dan
tekanan tertentu yang dinyatakan dalam persen. Kelembaban udara dalam
pengamatan klimatologi dinyatakan sebagi kelembaban nisbi (Kusnadi, 2010).
Kelembaban udara menggambarkankandungan air (uap) gas diudara yang
dapat dinyatakan sebagai kelambaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun
desifit tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat
dinyatakan dengan massa uap air atau tekananya) persatu air aktual dengan
keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air yang ditentukan oleh suhu udara
(Holton, 2006).
Salah satu bagian dari atmosfir merupakan kelembaban udara atau uap
air yang tidak dapat dilihat. Banyaknya uap air yang dikandung udara tergantung
temperaturnya. Makin tinggi temperatur,maka makin tinggi /banyak uap air yang
dikandung udara (Soekarno, 2010).
Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai
keninginan didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara udara dengan
bahan padat tertentu. Jika suatu ruang tertutup dimasukkan larutan, maka air
dari lautan tersebut akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi
air dengan potensi air lautan (Lakitan, 2002).
Beberapa prinsip umum yang digunakan dalam pengukuran udara adalah
metode pertambahan panjang. Berat pada benda-benda higrokopis, dan juga metode
termodinamika. Alat pengukur kelembaban secara umum disebut hygrometer
(Handoko, 2006).
Penguapan adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi
bentuk gas (uap). Ada dua macam penguapan, yaitu evaporasi (penguapan air
secara langsung dari lautan, danau, sungai, dll) dan transpirasi (penguapan air
dari tumbuh-tumbuhan). Gabungan antara evaporasi dan transpirasi disebut
evapotranspirasi (Wuryanto, 2000).
Selama proses evaporasi, besarnya suhu dan tekanan sangat
berpengaruh. Suhu evaporasi mempengaruhi kecepatan penguapan. Makin tinggi suhu
evaporasi maka penguapan semakin cepat. Namun penguapan suhu tinggi dapat
menyebabkan kerusakan pada komponen bahan yang peka terhadap panas. Untuk
mengurangi terjadinya perubahan-perubahan tersebut dapat dilakukan dengan
evaporasi pada suhu rendah yaitu dengan tekanan vakum (Maryanto, 2004).
Open pan evaporimeter berfungsi untuk mengukur evaporasi atau
penguapan pada periode waktu tertentu. alat ini berupa sebuah panci bundar
besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karat, ditempatkan di atas
tanah dengan pondasi yang terbuat dari kayu. Bila air di panci berkurang harus
segera ditambah agar besarnya penguapan sesuai dengan waktu pengamatan
(Hendayana, 2011).
Pengukuran evaporasi dari air maupun permukaan lahan yang luas akan
mengalami banyak kendala. Untuk itu maka dikembangkan beberapa metode pendekatan
dengan input data-data yang diperkirakan berpengaruh terhadap besarnya
evapotranspirasi (Apriyana, 2000).
Perpindahan panas dibutuhkan dalam pengeringan benih, karena benih
hanya dapat dikeringkan dengan mengevaporasikan uap air dan permukaannya. Syarat
pengeringan benih adalah evaporasi uap air dari bagian dalam permukaan benih
harus diikuti oleh perpindahan uap air dari bagian dalam permukaan benih. (Denis,
2001).
Curah hujan
yaitu jumlah air hujan yang turun di suatu daerah dalam waktu tertentu. Curah
hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
topografi, arah lereng medan, arah angin yang sejajar dengan garis pantai, dan
jarak perjalanan angin di atas medan datar (Handoko, 2003).
Derajat hujan
biasanya dinyatakan oleh jumlah curah hujan dalam suatu satuan waktu dan
disebut intensitas curah hujan. Biasanya satuan yang digunakan adalah mm/jam.
Jadi intensitas curah hujan berarti jumlah presipitasi/curah hujan dalam waktu
relative singkat (biasanya dalam waktu 2 jam). Intensitas curah hujan ini
diperoleh dari kemiringan kurva yang dicatat oleh alat ukur curah hujan
otomatis (Mori, 2006).
Curah hujan dapat diukur dengan alat pengukur curah hujan otomatis atau
yang manual. Alat-alat pengukur tersebut harus diletakkan di tempat yang
alamiah, sehingga curah hujan yang terukur dapat mewkili wilayah yang luas.
Salah satu tipe pengukur hujan manual yang paling banyak dipakai adalah tipe
observatorium (obs) atau sering disebut ombrometer. Curah hujan dari pengukuran
alat ini dihitung dari volume air hujan dibagi dengan luas mulut penakar (Jumin, 2002).
Alat pegukur curah hujan merupakan alat untuk mengukur curah hujan yang
terjadi pada suatu daerah baik pedesaan, kecamatan, atau provinsi mengacu pada
WMO (World Meterological Organization). Dengan adanya alat pengukur curah hujan
dapat diketahui banyaknya curah hujan yang terjadi setiap disimpan secara
real-time dengan menggunakan aplikasi berbasis open source java dan sistem
operasi IGOS (Edi Tanoe, 2011).
Alat pengukur hujan otomatis biasanyamemakai
prinsip pelampung, timbangan dan jungkitan. Keuntungan menggunakan alat ukur
otomatis ini antara lain seperti, waktu hujan dapat diketahui, intensitas
setiap terjadinya hujan dapat dihitung, pada beberapa tipe alat, pengukuran
tidak harus dilakukan tiap hari karena periode pengamatannya lebih dari sehari,
dan beberapa keuntungan lain. (Karthasapoetra, 2005).
Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak
secara horizontal maupun vertical dengan kecepatan yang bervariasi dan
berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah
perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain. Angin
selalu bertiup dari tempat tekanan udara tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah
(Lakitan, 2002).
Faktor pendorong utama angin adalah gaya gradient tekanan. Gradient
tekanan adalah perbedaan tekanan per satuan jarak dengan arah horizontal dan
tegak lurus isobar. Makin besar gradient tekanan udara maka kecepatan angin
ditentukan juga oleh letak geografis, ketinggian tempat, dan waktu (Tjasyono,
2005).
Hubungan antara tekanan udara dan ketinggian tempat ini
dimanfaatkan dalam merancang alat pengukur ketinggian tempat yang disebut
altimeter. Tekanan udara umumnya menurun 11 mb untuk setiap pertambahan
ketinggian 100 m. tekanan udara dipengaruhi suhu, suhu udara di daerah tropis
menunjukkan fluktuasi musiman yang sangat kecil sehingga tekanan udaranya lebih
konstan (Takeda, 2005).
Arah angin dinyatakan dengan arah darimana angin tersebut datang,
sedangkan kecepatan angin biasanya dinyatakan dalam satuan m/s, km/jam, dan
mil/jam. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin adalah anemometer
yang terbagi dalam beberapa jenis yaitu anemometer mangkuk, baling-baling, dan
arus konstan (Soemeinaboedhy, 2006).
Angin yang tidak menguntungkan bagi pertanian adalah angin fohn
karena dapat melayukan tanaman sebab angin fohn mengandung uapa air membentuk
pegunungan tinggi, makin ke atas, suhu semakin rendah dan terjadilah kondensasi
dan terbentuk titik-titik hujan sebelum mencapai puncak pada lereng pertama. Angin
terus bergerak menuju puncak, kemudian jatuh pada lereng berikutnya sampai ke
lembah, karena sudah menuruni lereng, angin ini bersifat menurun, kering, dan
panas (Wahyuningsih, 2004).
2.7
Metode Pengukuran Curah
Hujan
Dari beberapa jenis presipitasi, hujan adalah yang paling bisa
diukur. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan menampung air hujan
yang jatuh, namun tidak dapat dilakukan di seluruh wilayah tangkapan air, akan
tetapi hanya dapat dilakukan pada titik-titik yang ditetapkan dengan
menggunakan alat pengukur hujan (Triatmodjo, 2008).
Hujan adalah
presipitasi yang jatuh ke bumi dalam bentuk air. Hujan dibedakan dari ukuran
butir (0,08 – 8 mm) dan kejadiannya. Menurut ukuran diameternya yaitu terdiri
dari hujan gerimis (< 2 mm), rintik-rintik (2 – 4 mm), dan deras (> 4 mm)
(Syamsu, 2008).
Curah hujan mempunyai peran yang sangat penting. Berdasarkan data
curah hujan dapat dilakukan penggolongan iklim menurut perbandingan antara
jumlah rata-rata bulan kering dengan jumlah rata-rata bulan basah. Bulan kering
terjadi jika curah hujan bulanan kurang dari 60 mm/bulan, sedangkan bulan basah
terjadi jika curah hujan bulanan diatas 100 mm/bulan. Diantara bulan kering dan
bulan basah tersebut terdapat bulan lembab yang terjadi apabila curah hujan
bulanan antara 60-100 mm/bulan (Warsito, 2007).
Curah hujan dapat diukur dengan alat pengukur curah hujan otomatis
atau yang manual. Alat-alat pengukur tersebut harus diletakkan pada daerah yang
masih alamiah, sehingga curah hujan yang terukur dapat mewakili wilayah yang
luas. Salah satu tipe pengukur hujan manal yang paling banyak dipakai adalah
tipe observatorium (obs) atau sering disebut ombrometer. Curah hujan dari
pengukuran alat ini dihitung dari volume air hujan dibagi dengan luas mulut
penakar. Alat tipe observatorium ini merupakan alat baku dengan mulut penakar
seluas 100 cm2 dan dipasang dengan ketinggian mulut penakar 12 meter
dari permukaan tanah (Jumin, 2002).
Pengelolaan DAS adalah suatu kegiatan yang menggunakan segala
sumber daya alam yang ada, sosial-ekonomi secara rasional untuk menghasilkan
produksi (barang/jasa) yang optimum tanpa ada batasan waktu (Sustainable)
dengan menekan bahaya kerusakan seminimal mungkin dengan hasil akhir kuantitas
dan kualitas air yang memenuhi persyaratan (Sinukaban, 2000).
2.8
Praktikum Lapangan
Dalam
bidang pertanian, ilmu prakiraan penentuan kondisi iklim atmosfer ini adalah
untuk menentukan wilayah pengembangan tanaman. Iklim mempengaruhi dunia
pertanian. Presipitasi, evaporasi, suhu, angin, dan kelembaban nisbi adalah
unsur iklim yang penting. Dalam dunia pertanian air, udara, dan temperatur
menjadi faktor yang penting. Kemampuan menyimpan air oleh tanah itu terbatas.
Sebagian air meninggalkan tanah dengan cara transpirasi, evaporasi, dan
drainase (Wisnubroto, 2005).
Arah angin biasa dinyatakan dengan arah
dari mana angin tersebut datang, sedangkan kecepatan angin biasanya dinyatakan
dalam satuan meter/detik, km/jam, dan mil/jam. Alat yang digunakan untuk
mengukur kecepatan angin disebut anemometer. Ada beberapa jenis anemometer: anemometer
mangkuk, anemometer baling-baling, dan anemometer arus konstan. Namun yang umum
digunakan adalah anemometer mangkuk. Kecepatan angin di alam biasanya dapat
dikenali dengan tanda-tanda yang diakibatkan oleh tiupan angin tersebut
(Soemeinaboedhy, 2006).
Stasiun
klimatologi merupakan stasiun meteorologi yang menghasilkan serempak data
meteorologis dan data biologis dan data-data yang lain yang dapat menyumbangkan
hubungan antara cuaca dan pertumbuhan atau hidup tanaman dan hewan. Stasiun
meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan megirimkan
kutipan statistik. Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20 nilai dari hasil
rekaman untuk menyimpan akhir disetiap interval keluaran (Fontain, 2002).
Klimatologi
yang pengukurannya dilakukan secara kontinyu dan meliputi periode waktu yang
lama paling sedikit 10 tahun. Bagi stasiun klimatologi pengamatan utama yang
dilakukan meliputi unsur curah hujan, suhu udara, arah dan laju angin,
kelembaban, macam dan tinggi dasar awan, banglash horizontal, durasi penyinaran
matahari dan suhu tanah. Oleh karena itu persyaratan stasiun klimatologi ialah
lokasi, keadaan stasiun, dan lingkungan sekitar yang tidak mengalami perubahan
agar pemasangan dan perletakan alat tetap memenuhi persyaratan untuk
menghasilkan pengukuran yang dapat mewakili (Colbo, 2009).
Jenis
alat-alat klimatologi ditinjau dari cara pembacaannya, alat-alat klimatologi
dibagi menjadi dua jenis yaitu bersifat recording dan non recording. Alat yang
bersifat recording adalah alat yang dapat mencatat data dengan sendirinya
secara terus menerus sejak pemasangan pias hingga pergantian pias berikitnya.
Dari data yang diperoleh ditentukan harga minimum dan harga maksimum. Sedangkan
alat yang bersifat non recording adalah alat-alat yang harus dibaca pada
saat-saat tertentu untuk memperoleh data (Darsiman, 2006).
BAB
III. METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada setiap hari Selasa, 8 Mei – 5 Juni
2018 pukul 15.00 – 16.30 WITA di lantai 4 Gedung E, Fakultas Pertanian,
Universitas Mataram.
Adapun alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah sunshine
recorder type Jordan, termometer suhu ruangan, termometer selubung logam, termohigrograf,
pan evaporimeter, ombrometer tipe rekaman/otomatis dan ombrometer tipe
observatorium, anemometer,
botol semprot, dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
adalah kertas pias dan air.
3.3.1.
Prosedur Kerja Praktikum Ruangan
1. Ditunjukkan
alat untuk mengukur radiasi matahari
2. Ditunjukkan
bagian-bagian alat
3. Dijelaskan cara
penggunaan alat
4. Dijelaskan
fungsi-fungsi alat
5. Didengarkan
penjelasan asisten praktikum
6. Digambar alat
3.3.2.
Prosedur Kerja Praktikum Lapangan
1. Diperkenalkan
alat untuk mengukur arah angin, suhu udara dan kelembaban nisbi, serta
intensitas curah hujan
2. Direpresentasikan
penentuan arah angin, pembacaan suhu udara dan kelembaban nisbi, serta
penetapan curah hujan
3. Dianalisis data
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Radiasi Matahari
Lama
penyinaran matahari adalah lamanya matahari bersinar cerah sampai ke permukaan
bumi selama periode panjang hari yaitu jangka waktu selama matahari berada di
atas horizon. Alat untuk mengukur radiasi matahari adalah sunshine recorder
type Jordan. Alat ini diletakkan di tempat terbuka dan dihadapkan ke arah timur
matahari terbit dan ke arah barat matahari tenggelam dengan tujuan agar sinar
matahari dapat masuk melalui celah sinar dan membakar kertas pias secara
sempurna, karena prinsip kerja alat ini adalah pembakaran kertas pias. Alat ini
juga diletakkan pada ketinggian tertentu di bidang datar agar memperoleh
penyinaran secara sempurna dan menghindari gangguan dari manusia dan makhluk
hidup lainnya. Digunakan kertas pias berwarna biru dongker sebagai pencatat
lama penyinaran matahari dimana terdapat skala tertentu yang bergaris hitam tebal merupakan
skala hitung per jam dan garis hitam tipis merupakan skala htiung per sepuluh
menit.
Bagian-bagian dari sunshine recorder type Jordan dan fungsinya
antara lain tutup silinder berfungsi sebagai penghadang cahaya matahari agar
hanya masuk melalui celah sinar, celah sinar berjumlah dua buah yang berfungsi
sebagai jalan masuknya sinar matahari ke dalam silinder Jordan yang akan
membakar kertas pias sehingga dapat diukur penyinarannya, pengatur inklinasi
berfungsi sebagai pengatur dan petunjuk arah sinar matahari yang datang dan
kemiringan alat, lubang sekrup untuk menguatkan alat agar tidak berpindah, dan
dasar alat untuk meletakkan alat.
Adapun kelebihan sunshine recorder type Jordan ini adalah melalui
nodes yang terlihat pada kertas pias dapat menunjukkan pengukuran pasang sinar
yang actual dan menunjukkan
seberapa lama matahari menyinari bumi selama 12 jam.. Sedangkan kekurangannya adalah adalah jika dilakukan pengukuran oleh seseorang yang
berbeda, maka hasil pengukurannay dapat menunjukkan perbedaan sampai 5%
penyinaran bulan (lamanya) serta standar
kepekaan terhadap sinar matahari ditentukan oleh ketelitian penyiapan kertas
pias penyimpanannya harus rapat dan pengamatan tidak boleh ditunda sehingga
pemakaiannya dianggap kurang praktis.
Dalam bidang pertanian, pertumbuhan dan perkembangan tanaman
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu iklim, cuaca, dan intensitas cahaya
matahari. Faktor-faktor tersebut bisa saja berubah sewaktu-waktu, maka
penggunaan alat tersebut sangatlah penting dalam bidang pertanian. Intensitas
penyinaran matahari dapat diukur sehingga dapat membantu petani dalam
mengetahui tanaman apa yang cocok ditanam pada intensitas matahari tersebut.
4.2
Suhu Udara dan Suhu Tanah
Suhu
tanah adalah hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi panjang
gelombang dan aliran panas dalam tanah. Sedangkan suhu udara merupakan derajat
panas dinginnya udara dimana suhu tertinggi dipermukaan bumi adalah di daerah
tropis.
Alat pengukur suhu udara dalam ruangan adalah termometer suhu
ruangan yang terdiri dari papan kayu (sebagai tempat menempelnya pipa kaca dan
skala), pipa kaca/ pipa kapiler (tabung berisi zat cair dan tempat terjadinya
pemuaian zat cair /raksa), skala (garis-garis berisi angka untuk menunjukkan
derajat suhu udara diruangan itu), zat cair pengisi termometer /raksa (sebagai
komponen untuk mengindikasi derajat suhu. Ketika suhu tinggi, raksa memuai. Ketika suhu rendah, raksa
menyusut). Termometer suhuruangan terdiri dari skala Fahrenheit dan celcius.
Alat pengukur suhu tanah adalah termometer selubung logam memiliki
bagian-bagian yang sama dengan termometer suhu ruangan yaitu pipa kapiler,
skala, dan zat cair, serta logam pelindung termometer ketika ditancapkan ke
tanah. Terdapat juga lubang-lubang dimana suhu akan terbaca saat uap-uap tanah
dari daerah tempat menancapkan termometer masuk lewat lubang tersebut.
Kekurangat dari alat pengukur suhu ruangan adalah termometer ini
tidak bisa mengukur suhu yang sangat rendah dan zat yang digunakan merupakan
raksa yang harganya cukup mahal dan beracun. Sedangkan kelebihannya adalah
dapat digabung dengan berbagai alat serta mudah digunakan. Adapun kekurangan
dari alat pengukur suhu tanah termometer selubung logam adalah pembacaan
suhunya agak sulit karena letaknya terlalu rendah, sedangkan kelebihannya
adalah dapat mencegah penyerapan panas agar seminimum mungkin.
Prinsip kerja alat termometer suhu ruangan hanya digantung di
dinding dan akan membaaca suhu berdasarkan tekanan di ruangan tersebut dan di
tunjukkan pada skala. Sedangkan prinsip kerja termometer selubung logam adalah
ditancapkan dengan kedalaman 5- 15 cm uap udra di tanah tersebut akan masuk
dari lubang dibagian bawah termometer menunjukkan suhu yang akan muncul di
termometer.
Prinsip kerja thermometer tanah hampir
sama dengan thermometer biasa, hanya bentuk dan panjangnya yang membedakan.
Pengukuran suhu tanah lebih teliti dari suhu udara. Perubahannya lambat sesuai
dengan sifat kerapatan tanah yang lebih besar daripada udara.
Setiap tanaman memiliki kebutuhan suhu yang berbeda-beda dalam
pertumbuhannya, sehingga diperlukan pengukur suhu udara dan suhu tanah sebagai
salah satu alat yang bermanfaat untuk mengukur suhu yang lebih akurat dan tepat
sesuai dengan kebutuhan tanaman yang akan meningkatkan produksi pertanian.
Alat yang
digunakan untuk mengukur kelembaban nisbi yaitu termohigrograf
yang menggunakan prinsip sensor rambut untuk mengukur kelembaban udara. Rambut
yang digunakan ialah rambut ekor kuda atau rambut manusia karena dapat bertahan
lama dan tidak mudah putus. Rambut tersebut akan memanjang dan memendek menurun
kandungan air yang ada di udara. Adapun sensor lain yang digunakan ialah
bimetal unsure sensor suhu udara. Bagian-bagian dari termohigrograf
antara lain sangkar penutup sebagai pelindung alat, pena sebagai pencatat hasil
pengukuran, kertas pias sebagai media pencatat, lempeng dwi logam sebagai
sensor, silinder kertas grafik sebagai tempat peletakan kertas pias, dan rambut
sebagai sensor pengukur kelembababan. Kedua sensor dihubungkan secara mekanis
ke jarum penunjuk yang merupakan pena penlis di atas kertas pias yang berputar
menurut waktu. Alat ini biasanya diletakkan pada ketinggian 150 cm. Alat ini
dapat mencatat secara otomatis dan pengambilan data dilakukan seminggu sekali.Termohigrograf
adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban udara. Alat ini
dipasang didalam sangkar agar tidak terkena sinar matahari atu hujan dan angin
secara langsung.
Prinsip kerja alat ini adalah perbedaan muai logam putih dan logam
hitam. Cara kerjanya yaitu pengukur suhu (termograf) dan pengukur kelembaban
(higrograf). Jika suhu atau kelembaban meningkat, maka logam memuai dan menggerakkan
tuaspen mencatat suhu dan kelembaban di kertas grafik.
Kekurangan termohigrograf adalah kurangnya ketelitian (kesalahan
>5%), oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi terhadap psikometer standar.
Selain itu, pada suhu rendah reaksi terhadap perubahan kelembaban agak lambat,
demikian pula pada keadaan kelembaban sangat tinggi atau sangat renda. Alat ini
kurang baik digunakan pada kelembaban nisbi kurang dari 25%. Namun, kelebihan
alat ini adalah dapat mengukur suhu dan kelembaban sekaligus, serta dapat
merekam kelembaban nibi secara terus menerus dan juga dapat dibawa dan
dipindahkan kemanapun karena ukuran alat yang tidak terlalu besar.
Alat ini dibutuhkan dalam bidang pertanian karena kelembaban
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Kelembaban udara berpengaruh terhadap
laju penguapan transpirasi meningkat dan penyerapan air dan zat-zat mineral
juga meningkat dan nutrisi tanaman tersedia. Sebaliknya, jika kelembaban
tinggi, laju transpirasi rendah dan penyerapan zat-zat nutrisi juga rendah
sehingga pertumbuhannya tenaman terhambat.
Evaporimeter
adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah evaporasi yang terjadi selama
24 jam. Evaporimeter termasuk jenis alat konvensional yaitu alat yang harus
dibaca pada saat waktu tertentu untuk memperoleh data. Alat ini tidak dapat
mencatat sendiri, pan eveporimeter merekam penguapan yang terjadi dengan cara
membaca angka yang ditunjukkan sesuai tinggi permukaan air dalam panci, satuan
dasar untuk evaporimeter adalah millimeter (mm).
Bagian dasar alat terbuat dari kayu agar alat tetap kering selama
musim hujan. Kayu tersebut di cat agar tahan terhadap cuaca dan rayap. Bagian
atasnya di cat putih untuk mengurangi penyerapan radiasi matahari.
Pengukuran tinggi permukaan dilakukan dengan menggunakan batang
micrometer (hook gauge) yang teliti serta dapat di geser turun atau naik dengan
memutar sekrupnya. Hook gauge ini terletak menggantung di tabung perendam,
sebagai indeks tinggi permukaan air adalah ujung batang yang dibuat tajam.
Skala yang tertera mamapu menunjukkan perubahan tinggi permukaan sampai
sepersepuluh milimeter. Nilai evaporasi diketahui dari selisih tinggi permukaan
dari dua kalipengukuran setelah nilai curah tajam diperhitungkan. Setelah
diukur panci harus ditambah air sehingga permukaan tidak turun melewati batas
2,5 cm.
Keuntungan penggunaan hook gauge di pan evaporimeter ini adalah
pengukuran lebih cepat dan mudah. Kelemahannya apabila pengamat tidak
mengembalikan permukaan air dengan cermat sesuai dengan ketentuannya, maka
proses penguapan berlangsung pada volume air yang tidak tepat. Kelemahan panci
pada alat ini adalah jika terjadi hujan lebat, air akan tumpah dari bak sehigga
besarnya penguapan tidak dapat diukur, selain itu juga rentan terhadap gangguan
debu , binatang, dan lumut, serta percikan hujan yang menyebabkan ketelitiannya
berkurang.
Kadar penguapan tidak dapat diukur secara langsung. Oleh karena itu
maka prinsip kerja evaporimeter menggunakan perubahan tinggi dalam panci, yang
mengukur kadar penguapan yang terjadi selama 24 jam dan pengamatan dilakukan
satu kali sehari. Makin luas permukaan panci, makin representative atau makin
mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, dll.
Manfaat mengetahui evaporasi dalam bidang pertanian yaitu dapat
meningkatkan pemahaman tentang tanaman apa yang cocok untuk ditanam apabila di daerah
tersebut terjadi evaporasi.
4.5
Curah Hujan
Hujan
merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan yang jatuh kepermukaan
tanah selama periode tertentu. Curah hujan adalah jumlah iar yang jatuh di
permukaan tanah datar sehingga periode tertentu yang diukur dengan satuan
tinggi (mm) di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off,
dan infiltrasi. Unsur-unsur hujan yang harus diperhatikan dalam mempelajari
curah hujan ialah jumlah curah hujan, hari hujan, dan intensitas atau kekuatan
tetesan hujan.
Curah hujan adalah jumlah hujan yang turun pada waktu tertentu di suatu
daerah tertentu. Salah satu alat untuk mengukur curah hujan adalah ombrometer.
Alat ini harus diletakan di daerah yang alamiah, sehingga curah hujan yang
terukur dapat mewakili wilayah yang luas, serta diletakkan pada ketinggian yang
cukup tinggi agar hujan langsung masuk ke penampungan/corong alat.
Cara kerja alat ini adalah ketika hujan turun, air hujan masuk melalui
corong, terkumpul dalam tabung tempat penampungan, dan disaring agar air yang
masuk tidak mengandung sedimen tanah atau lumpur. Setelah air masuk,
jungkat-jungkit akan bergerak, mengisi tampungan air di kiri dan di kanan
secara bergiliran, ini kemudian menggrakkan magnet, pergerakan magnet inilah
yang mencatat data jumlah air hujan yang langsung terhubung ke komputer secara
otomatis.
Kelebihan penakar hujan ini adalah dapat menakar curah hujan secara
otomatis. Selain dapat mengukur banyaknya curah hujan, alat ini juga bisa
mengukur intensitas curah hujan sehingga melalui alat ini dapat diperkirakan
tingkat erosivitas dan dalam penelitian intersepsi hujan. Kekurangan alat ini adalah adanya kemungkinan terjadinya kesalahan pembacaan
oleh alat tersebut karena adanya masalah pada alat. Selain itu, letak alat yang tinggi juga cukup merepotkan bagi penggunanya
untuk memasang dan melepas alat.
Alat ini memiliki pengaruh yang besar dalam
bidang pertanian, dengan alat ini kita dapat mengetahui curah hujan dan dapat
memprediksi curah hujan tahun berikutnya, sehingga kita dapat menentukan waktu
yang tepat untuk menanam dan memanen. Jadi kegagalan panen bisa dicegah
seminimial mungkin. Selain itu, curah hujan juga mempengaruhi pertumbuhan
tanaman, kesuksesan proses produksi dan panen. Dengan mengetahui curah hujan,
petani dapat memilih tanaman yang cocok ketika curah hujan tinggi dan tanaman
yang cocok ketika curah ujan rendah.
Angin adalah massa udara yang bergerak karena
adanya perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perbedaan suhu di suatu daerah.
Angin memiliki arah dan kecepatan, arah dan kecepatan angin dapat diukur dengan
alat yang disebut anemometer. Anemometer terdiri bagian-bagian yaitu anemometer
cup dan wind vane, pressure tube dan pressure plate anemometer. Bagian wind
vane berfungsi untuk mengetahui arah angin, sedangkan bagian baling-baling berbentuk
mangkok (cup) berfungsi menghitung kecepatan angin.
Cara kerja anemometer adalah dengan adanya hembusan angin yang mengenai
baling-baling pada perangkat tersebut. Putaran dari baling-baling akan
dikonversikan menjadi sebuah besaran dalam bahasa matematika. Baling-baling
pada anemometer berfungsi sebagai reseptor, setelah baling-baling berputar,
maka hal ii akan menggerakkan sebah alat yang akan mengukur kecepatan angin.
Kecepatan angin dinyatakan dalam satuan meter per dtik atau kilometer per jam.
Anemometer harus dipasang ditempat yang bebas dari halangan dan harus
mewakili suatu ketinggian tertentu dari permukaan tanah. Untuk kepentingan
agroklimatologi dipasang dengan ketinggian sensor (mangkok) 2 meter di atas
permukaan tanah. Hal ini dimaksudkan agar hasil pengukuran maksimal dan akurat.
Kelebihan anemometer ini adalah kita dapat mengetahui kecepatan angin pada
ketinggian yang berbeda sesuai dengan kebutuhan serta dapat mengukur arah serta
kecepatan angin sekaligus. Kekurangannya adalah alat ini harus benar-benar
terjaga/terlindungi dari sesuatu yang dapat menghalangi datangnya angin, jadi
agak sulit menemukan tempat yang benar-benar bebas dari gangguan untuk
dijadikan tempat pemasangan alat.
Anemometer ini memiliki peran yang penting dalam bidang pertanian, dengan
anemometer kita dapat mengetahui arah dan kecepatan angin sekaligus, sehingga
kita dapat mencegah kerusakan tanaman akibat angin kencang, kita juga dapat
melakukan penyerbukan tanaman dalam waktu tertentu (waktu yang tepat) serta
mencegah penyebaran penyakit pada tanaman.
4.7
Metode Pengukuran Curah
Hujan
Tabel 7. Hasil
Pengamatan Curah Hujan
Kelompok
|
Curah
Hujan (mm)
|
13
|
180
|
14
|
160
|
16
|
130
|
Analisis
data :
Kelompok
13 = 18 ml
= 180 mm
Kelompok
14 = 16 ml
= 160 mm
Kelompok
16 = 12 ml
= 120 mm
Praktikum
lapangan sesungguhnya merupakan bentuk penelitian dilapangan, bedanya dengan
penelitian didalam ruangan hanya pada masalah yang diangkatnya. Pada praktikum
lapangan permasalahan yang diangkat hanya untuk menunjukan teori yang sudah ada
agar dapat dipahami betul oleh praktikan. Praktikum lapangan ini dilakukan
untuk memberikan pemahaman secara langsung mengenai bagaimana cara penggunaan
alat-alat yang digunakan untuk mengamati unsur cuaca. Dengan praktikum lapangan
kita dapat lebih mendalami teori yang telah didapat saat praktikum
dilaboratorium dan mengetahui penggunaan alat tersebut secara langsung.
Pada
praktikum lapangan ini dilakukan tiga pengukuran unsur cuaca yaitu pengukuran
curah hujan, pengukuran arah angin, dan suhu. Pengukuran curah hujan dilakukan
dengan menggunakan alat penakar curah hujan tipe observatium tipe kolektor
(manual). Pada praktikum lapangan ini dilakukan tiga kali pengukuran curah
hujan dengan hasil 180 mm, 160 mm, dan 120 mm. Untuk 1 mm curah hujan sama
dengan 1 liter air per meter2. Perbedaan hasil pengukuran ini dapat
disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti garis lintang, ketinggian
tempat, dan lama hujan terjadi. Dengan curah hujan 180 mm, 160 mm, dan 120 mm
maka daerah tersebut dapat digolongkan kedalam daerah dengan intensitas curah
hujan yang sedang. Kondisi lingkungan pada daerah ini baik dan banyak ditemukan
tanaman karena daerahnya yang memiliki intensitas curah hujan sedang. Daerah
ini memiliki aerasi yang baik sehingga tanah pada daerah ini menjadi subur dan
sangat baik untuk ditanami tumbuhan.
Intensitas
curah hujan adalah besarnya jumlah hujan yang turun yang dinyatakan dalam
tinggi curah hujan atau volume hujan tiap satuan waktu. Curah hujan disetiap
wilayah berbeda-beda, dipengaruhi oleh garis lintang dan ketinggian tempat.
Semakin rendah garis lintang semakin tinggi potensi curah hujan yang diterima,
karena didaerah lintang rendah suhunya lebih besar dari pada suhu didaerah
lintang tinggi. Semakin rendah ketinggian tempat potensi curah hujan yang
diterima akan semakin banyak, karena semakin rendah suatu daerah suhunya akan
semakin tinggi.
Faktor yang mempengaruhi keseragaman curah hujan
ialah garis lintang, tinggi tempat, jarak tempat dari
laut, deretan pegunungan, perbedaan suhu antara daratan dan lautan, luas
daratan, dan arah angin juga faktor
geografis. Curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat lebih tinggi
dibandingkan di wilayah Indonesia bagian Timur seperti Jawa, Bali, NTB, NTT.
Hal ini disebabkan karena pada wilayah bagian timur Indonesia ini dihubungkan
melalui selat- selat sempit. Selain itu faktor angin menyebabkan hujan turun
dari arah barat ke timur. Curah hujan yang rendah ini lah yang menyebabkan
wilayah timur Indonesia seperti pada pulau Sumbawa dan NTT memiliki vegetasi
yang sedikit seperti stepa dan padang rumput lainnya. Lahan di wilayah ini juga
memiliki tipe lahan tadah hujan dengan irigasi yang kurang baik.
4.8
Praktikum Lapangan
Tabel 8. Hasil
Pengamatan Curah Hujan
Kelompok
|
Curah
Hujan (mm)
|
13
|
180
|
14
|
160
|
16
|
120
|
Analisis
data:
Kelompok
13 = 18 ml
= 180 mm
Kelompok
14 = 16 ml
= 160 mm
Kelompok
16 = 12 ml
= 120 mm
Praktikum
lapangan sesungguhnya merupakan bentuk penelitian dilapangan, bedanya dengan
penelitian di dalam ruangan hanya pada masalah yang diangkatnya. Pada praktikum
lapangan permasalahan yang diangkat hanya untuk menunjukan teori yang sudah ada
agar dapat dipahami betul oleh praktikan. Praktikum lapangan ini dilakukan
untuk memberikan pemahaman secara langsung mengenai bagaimana cara penggunaan
alat-alat yang digunakan untuk mengamati unsur cuaca. Dengan praktikum lapangan
kita dapat lebih mendalami teori yang telah didapat saat praktikum di laboratorium
dan mengetahui penggunaan alat tersebut secara langsung.
Pada
praktikum lapangan ini dilakukan tiga pengukuran unsur cuaca yaitu pengukuran
curah hujan, pengukuran arah angin, dan suhu. Pengukuran curah hujan dilakukan
dengan menggunakan alat penakar curah hujan tipe observatium tipe kolektor
(manual). Pada praktikum lapangan ini dilakukan tiga kali pengukuran curah hujan
dengan hasil 180 mm, 160 mm, dan 120 mm. Untuk 1 mm curah hujan sama dengan 1
liter air per meter2. Perbedaan hasil pengukuran ini dapat
disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti garis lintang, ketinggian
tempat, dan lama hujan terjadi. Dengan curah hujan 180 mm, 160 mm, dan 120 mm maka
daerah tersebut dapat digolongkan kedalam daerah dengan intensitas curah hujan
yang sedang. Kondisi lingkungan pada daerah ini baik dan banyak ditemukan
tanaman karena daerahnya yang memiliki intensitas curah hujan sedang. Daerah
ini memiliki aerasi yang baik sehingga tanah pada daerah ini menjadi subur dan
sangat baik untuk ditanami tumbuhan.
Intensitas
curah hujan adalah besarnya jumlah hujan yang turun yang dinyatakan dalam
tinggi curah hujan atau volume hujan tiap satuan waktu. Curah hujan disetiap
wilayah berbeda-beda, dipengaruhi oleh garis lintang dan ketinggian tempat.
Semakin rendah garis lintang semakin tinggi potensi curah hujan yang diterima,
karena didaerah lintang rendah suhunya lebih besar dari pada suhu didaerah
lintang tinggi. Semakin rendah ketinggian tempat potensi curah hujan yang
diterima akan semakin banyak, karena semakin rendah suatu daerah suhunya akan
semakin tinggi.
Tabel 9. Hasil
Pengamatan Arah Angin
Posisi
Awal
|
Arah
Angin
|
Derajat
Perpindahan
|
Selatan
ke Utara
|
Barat
Daya ke Timur Laut
|
45°
|
Arah
angin adalah petunjuk pergerakan angin. Arah angin adalah dari mana angin
tersebut bertiup dan dinyatakan dengan sedut kompas. Satuan yang digunakan
untuk besaran arah angin biasanya adalah derajat. 360 derajat untuk arah angin
dari utara. 90 derajat untuk arah angin dari timur. 180 derajat untuk arah
angin dari selatan. 270 derajat untuk arah angin dari barat. Beberapa contoh
angin yang diberi nama sesuai dengan arah datangnya angin yaitu angin darat
adalah angin yang datang dari arah darat dan angin laut adalah angin yang
datang dari laut.
Untuk
mengetahui arah angin digunakan alat anemometer. Pengukuran dapat dilakukan
dengan cara memegang anemometer secara vertikal atau menaruhnya diatas penyangga.
Berdasarkan hasil pengukuran arah angin diperoleh hasil arah angin bertiup dari
barat ketimur. Hal ini dapat diketahui dengan melihat bagian wind vane pada
anemometer membentuk sudut 45° saat angin bertiup. Pada saat praktikum arah
wind vane dimulai dari selatan dan untuk mengetahui sudut yang dibentuk
digunakan kompas.
Arah
mata angin berubah karena adanya sistem tekanan tinggi dan sitem tekanan rendah
disekitarnya. Arah mata angin pada wilayah dengan tekanan yang sangat tinggi
dan berbatasan dengan wilayah dengan tekanan yang sangat rendah, maka arah mata
anginnya akan jauh lebih kuat. Angin bertiup dari arah yang berbeda-beda karena
adanya perputaran bumi yang mempunyai pola arah mata angin. Angin mempunyai
pola arah mata angin searah jarum jam pada belahan bumi bagian utara dan
berlawanan dengan arah jarum jam pada belahan bumi bagian selatan.
Secara
luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca seperti suhu, kelembaban udara,
pergerakan awan, dan membawa uap air. Ditinjau dari segi keuntungannya angin
sangat membantu dalam penyerbukan tanaman. Angin akan membawa serangga
penyerbuk lebih aktif membantu terjadinya persarian bunga dan pembenihan
alamiah. Dari segi kerugiannya angin yang kencang dapat menimbulkan bahaya
dalam penyerbukan, karena angin bijinya tidak bisa menjadi murni sehingga
tanaman perlu diisolasi dan juga dapat menyebarkan hama penyakit. Angin juga
mempengaruhi peningkatan jumlah luka pada tanaman inang dan dapat pula
mempercepat pengeringan permukaan tanaman yang basah.
Tabel 10. Hasil
Pengamatan Suhu dan Kelembaban Udara
Kelompok
|
Suhu
(°C)
|
|
Dry
|
Wet
|
|
16
|
31
|
30
|
Analisis
data :
Suhu
udara pagi hari = 28°C
Suhu
udara siang hari = 30°C
Suhu
udara sore hari = 31°C
Suhu
udara = 2 x suhu udara pagi + 1 x suhu udara siang + 1 x suhu udara sore
4
= 29°C
Kelembaban nisbi (RH) = Td – Tw
=
31 – 30
= 1
Suhu
udara adalah derajat panas dan dinginnya udara di atmosfer. Berdasarkan
penyebarannya dimuka bumi suhu udara dapat dibedakan menjadi dua yakni sebaran
secara horizontal dan vertikal. Suhu udara dipermukaan bumi adalah relative, tergantung
pada faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti misalnya lamanya penyinaran
matahari. Hal itu dapat berdampak langsung akan adanya perubahan suhu di udara.
Suhu udara bervariasi menurut tempat dari waktu ke waktu dipermukaan bumi.
Menurut tempat suhu udara bervariasi secara vertikal dan horizontal dan menurut
waktu dari jam ke jam dalam sehari.
Pengamatan
ini dilakukan dengan menggunakan termometer bola basah dan bola kering.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapat hasil pengukuran saat dry
atau kering adalah 31°C dan pada saat wet atau basah 30°C. Berdasarkan perhitungan
suhu udara didapat hasil 29°C yang artinya suhu udara tidak cukup tinggi
sehingga proses penguapan akan lambat dan kelembaban nisbi akan terbentuk dalam
waktu yang lama. Pada pagi hari diketahui suhu pada daerah tersebut 28°C, pada
siang hari 30°C, dan pada sore hari 31°C. Saat pagi hari kondisi wet atau basah
lebih besar dibandingkan dry atau keringnya, saat siang wet lebih kecil
dibanding dry, dan saat sore wet lebih besar dibanding dry.
Termometer
bola basah dan bola kering adalah termometer yang digunakan untuk mengetahui
temperatur suatu tempat. Temperatur bola basah adalah suhu yang didapat bila
udara didinginkan pada tekanan konstan sampai jenuh oleh penguapan air yang
panas laten untuk penguapan air berasal dari udara tersebut. Termometer bola
basah yang aktual mengindikasikan suatu temperatur yang mendekati temperatur
bola basah yang sebenarnya. Temperatur bola kering adalah temperatur udara yang
diukur menggunakan termometer yang tekanan udara bebas namun terjaga dari sinar
matahari dan embun. Suhu bola kering adalah temperatur yang diukur menggunakan
termometer biasa yang terkena aliran udara. Berbeda dengan temperatur bola
basah, temperatur bola kering tidak menunjukan jumlah air dalam udara.
Suhu
udara didaerah satu dengan daerah lainnya berbeda-beda. Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi perbedaan suhu udara yaitu sudut datangnya sinar matahari,
semakin besar sudut datangnya sinar matahari maka semakin tegak datangnya sinar
sehingga suhu yang diterima bumi semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya.
Tinggi rendahnya tempat, semakin tinggi kedudukan suatu tempat temperatur udara
ditempat tersebut akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Angin dan arus
laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur udara, misalnya angin dan arus dari
daerah yang dingin akan menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut juga
akan menjadi dingin. Lamanya penyinaran, semakin lama penyinaran matahari maka
suhunya akan cukup tinggi. Awan, jika suatu daerah terjadi awan (mendung) maka
panas yang diterima bumi relatif sedikit hal ini disebabkan sinar matahari
tertutup oleh awan.
BAB
V. PENUTUP
Berdasarkan praktikum Agroklimatologi yang telah
dilakukan, maka kesimpulaan dari praktikum ini yaitu:
1.
Radiasi matahari dapat diukur dengan alat sunshine recorder type
Jordan dengan bagian-bagian: celah sinar tempat masuknya sinar matahari,
Silinder Jordan sebagai tempat diletakkanya kertas pias, pengatur inklinasi
(kemiringan) pengatur kemiringan alat, skala angka sebagai pembaca skala angka penyinaran, dasar
alat sebagai penopang tegak berdirinya alat serta kertas pias sebagai pembaca
cahaya matahari yang memiliki dua lubang penentuan skala dan pembakaranya yang
menunjukan sinar yang masuk.. Alat
untuk mengukur suhu udara adalah termometer suhu ruangan berskala Celcius dan
Fahrenheit untuk mengukur suhu suatu daerah di atas
permukaan bumi sedangkan termometer tanah selubung logam merupakan alat pengukur suhu dalam tanah dilengkapi dengan pipa kapiler dan skala. Termohigrograf
adalah alat untuk mengukur kelembaban nisbi dilengkapi dengan sangkar untuk
melindungi alat, rambut akan
memanjang dan memendek menurun kandungan air yang ada di udara, kertas pias
sebagai grafik, drum arloji, tuas, penjepit kertas, dan pena. Alat untuk mengukur evaporasi adalah evaporimeter yang bagiannya
adalah panci evaporasi, kerangka kayu untuk mengurangi penguapan, dan hook
gauge. Alat untuk mengukur curah hujan adalah ombrometer tipe rekaman dilengkapi
dengan corong pengukur, tabung saring, tabung penampung, jungkat-jungkit,
sensor, wadah air dan ombrometer tipe obervatorium dilengkapi dengan mulut
penakar, tabung kolektor, dan keran. Alat untuk mengukur arah dan kecepatan angin
adalah anemometer dilengkapi dengan wind
cup sebagai pengukur kecepatan angin, wind vane sebagai sebagai penunjuk arah
mata angin atau arah angin, speedometer sebagai skala pembacaan kecepatan angin
yang berhembus.
2.
Sunshine recorder type Jordan dengan prinsip kerja pembakaran
kertas pias. termometer suhu ruangan berskala celcius dan Fahrenheit. Alat
untuk mengukur suhu tanah adalah termometer selubung logam prinsip pemuaian zat cair seperti raksa atau alkohol. Termohigrograf adalah alat untuk mengukur kelembaban nisbi dengan
merekam kelembaban udara secara terus menerus, namun kurang efektif digunakan
di daerah dengan kelembaban nisbi kurang dari 25% dengan prinsip kerja berdasarkan pemuaian dan penyusutan beberapa helai rambut
sebagai akibat tinggi rendahnya kelembaban suatu daerah. Prinsip kerja evaporimeter adalah perbedaan katinggian antara
awal pengukuran dan akhir pengukuran akibat penguapan air. Dalam bidang
pertanian, mengetahui evaporasi dapat juga mengetahui tanaman yang cocok
dibudidayakan pada daerah dengan evaporasi tertentu. Prinsip kerja ombrometer
tipe rekaman adalah jungkat-jungkit, sedangkan prinsip kerja ombrometer tipe
observatorium adalah penampung curah hujan. Prinsip kerja anemometer adalah
pergerakan baling-baling. Dalam praktikum metode pengukuran curah
hujan alat yang digunakan adalah Ombrometer tipe Observatorium. Dari hasil
praktikum diperoleh data curah hujan dari 120 mm/hari sampai 180 mm/hari dan
tergolong dalam curah hujan sedang. Dalam praktikum menginterpretasikan alat
penentuan arah angin diperoleh perpindahan angin yang semula dari arah selatan
ke utara berubah menjadi dari arah Barat Daya ke Timur Laut dengan perpindahan
sebesar 45°. Pada penentuan suhu udara dan
kelembaban udara diperoleh suhu udara sebesar 31°C dan kelembaban udara sebasar
30°C. Sedangkan pada pengukuran curah hujan diperoleh data
curah hujan dari 120 mm/hari sampai 180 mm/hari dan tergolong dalam curah hujan
sedang.
5.2
Saran
Dalam bidang pertanian semua hal yang telah dipraktikan saling
berkaitan erat karena radiasi matahari dapat menentukan suhu udara di suatu
wilayah begitu juga dengan kelembaban nisbi yang dipengaruhi oleh suhu udara,
semakin rendah suhu udara maka kelembaban semakin tinggi. Sedangkan evaporasi
berperan penting dalam proses pertumbuhan dimana pada saat itu tanaman yang
langsung mempengaruhi penguapan. Angin membawa titik-titik hujan yang
terkondensasi.
Bagi tanaman semua hal itu bermanfaat untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, karena dapat menyediakan segala komponen yang dibutuhkan
tanaman berupa sinar matahari sebagai energi untuk melakukan fotosintesis, air,
dan unsur hara.
Jika semua proses fotosintesis terjadi dan komponen pendukung
lengkap, maka petani mendapatkan keuntungan hasil produksi yang besar dari
hasil panen usahatani. Jika sebaliknya yang terjadi maka petani mengalami
kerugian. Dengan mengetahui radiasi matahar, suhu udara, dan suhu tanah,
kelembaban nisbi, evaporasi, curah hujan, dan angin petani dapat mengetahui
jenis tanaman yang cocok untuk ditanam dan waktu yang tepat untuk melakukan
penanaman sehingga hasil produksi meningkat.
Perlu adanya penyuluhan terutama bagi
para petani mengenai alat-alat yang digunakan untuk mengukur radiasi matahari,
suhu udara dan suhu tanah, kelembaban nisbi, evaporasi, curah hujan, dan angin.
Dengan mengetahui fungsi dan cara penggunaan alat-alat ini akan mempermudah
petani untuk menentukan tanaman apa yang cocok ditanam dan mengetahui
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
5.3
Pesan dan Kesan
Pesan
saya semoga kedepannya praktikum dapat dilakukan dengan lebih baik lagi,
pengenalan alat-alat yang digunakan juga juga dapat lebih diperjelas agar para
praktikan semakin memahami cara kerja alat tersebut. Kedepannya saya berharap
agar asisten praktikum juga dapat berganti pada setiap acara. Kesan saya
praktikum agroklimatologi ini sangat menarik. Saya mendapat banyak ilmu dan
menjadi mengetahui alat-alat apa yang digunakan untuk mengukur unsur-unsur
cuaca dan bagaimana cara penggunaannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Apriyana, Y. 2000. Perubahan Suhu Udara dan Evapotranspirasi di
Indonesia.
Akademika Pressindo: Bogor.
Colbo,
M. 2009. Klimatologi. Gagas
Media: Jakarta.
Darsiman, B. 2006. Agroklimatologi.
Fakultas Pertanian USU: Medan.
Denis, Adam. 2001. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Rineka
Cipta: Jakarta.
Edi Tanoe. 2011. Alat Pengukur Hujan. Rajawali Press:
Jakarta.
Fontain,
A. 2002. Meteorology. Gramedia Pustaka: Jakarta.
Guslim. 2009. Agroklimatologi. Universitas Sumatera Utara
Press: Medan.
Handoko. 2003. Klimatologi Dasar. IPB Press: Bogor.
Handoko. 2006. Agroklimatologi. UPT Mataram University
Press: Mataram.
Hendayana, R. 2011. Metode Analisis Data Hasil Pengkajian. Balai
Besar
Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian: Bogor.
Holton. 2006. Pengaruh Iklim Tethadap Tanah dan Tanaman. Bina
Aksara:
Jakarta.
Jumin, Hasan.
2002. Dasar-Dasar Agronomi. PT Raja
Grafindo Persada: Jakarta.
Kartasapoetra. 2004. Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman.
Bumi
Aksara: Jakarta.
Kartasapoetra,
A.G. 2005. Klimatologi Pengaruh Cuaca
Iklim Terhadap Tanah
dan Tanaman. Bumi Aksara: Jakarta.
Kusnadi, Rahmat. 2010. Kelembaban Udara. Akademika
Pressindo: Jakarta.
Lakitan, B. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi. Raja Grafindo
Persada: Jakarta.
Maryanto. 2004. Petunjuk Praktikum Teknologi Pengolahan.
Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas
Jember: Jember.
Mori, Koyotaka. 2006. Hidrologi untuk Pengairan. Pradnya
Paramita: Jakarta.
Muin, N.S. 2008. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Universitas
Bengkulu:
Bengkulu.
Pitts, D. R. 2003. Theory And Problems Of Heat Transfer.
McGraw: New York.
Sastrodarsono. 2006. Dasar – Dasar Metrologi Pertanian. PT Seorengan: Jakarta.
Sari, Kemala. 2007. Aplikasi Suhu dan Aliran Panas Tanah. Universitas
Sumatera
Utara: Medan.
Sinukaban,
N. 2000. Peran Sawah sebagai Filter Sedimen. Graha Media:
Lampung.
Soekirno. 2010. Agroklimatologi. Universitas Gadjah Mada
Press: Yogyakarta.
Soemeinaboedhy,
I Nyoman. 2006. Agroklimatologi.
Universitas Mataram:
Mataram.
Syamsu. 2008.
Penuntun Praktikum Agroklimatologi.
Universitas Bengkulu:
Bengkulu.
Takeda, Kensaku. 2005. Hidrologi Pertanian. Pratya Utama:
Bogor.
Tjasyono, Brayon. 2008. Klimatologi. ITB Press: Bandung.
Trewartha G. T. 2009. Pengantar Iklim. UGM Press.
Yogyakarta.
Triatmodjo, Bambang. 2008,
Hidrologi Terapan. Beta Offset: Yogyakarta.
Wahyuningsih,
U. 2004. Geografi. Pabalen: Jakarta.
Warsito, Budi. 2007. Prediksi Curah Hujan dengan Feedforward
Neural Network.
Universitas Semarang: Semarang.
Winarno, F.G.
2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.
Wisnubroto,
S. 2005. Meteorologi Pertanian Indonesia.
Mitra Gama Widya:
Jakarta
Wuryatno, I.
2000. Klimatologi Dasar. UNS Press:
Surakarta.
Yani, 2009. Pengukuran
Suhu dan Transfer Suhu. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Dapat dilihat dan didownload disini
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara download:
1. Klik tulisan 'disini' di atas
2. Silang laman yang tidak perlu, tunggu loading sebentar
3. Tekan 'Skip Ad'
4. Download file drive di tanda unduh (panah ke bawah ↓) di pojok kanan atas laman google drive
5. Selesai, tinggal cek di folder download
❤❤❤
0 comment
What do you think about this post?