• Home
  • School
  • Writing
    • Fiction
      • SasuSaku Fanfiction
  • Girl Things
    • Fashion
    • Beauty
  • Travel
  • Portopholios
    • Photography
    • Design
facebook instagram twitter youtube

Creatifina

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah wasyukurillah, segala puji dan syukur terpanjatkkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan paper Sosiologi Pedesaan ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang yakni addinul islam.
Adapun judul dari paper Sosiologi Pedesaan adalah “Pengaruh Modernisasi Penggunaan Alat Mesin Pertanian Terhadap Hasil Produksi Padi dan Kesejahteraan Petani di Desa Telagawaru.” Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen mata kuliah Sosiologi Pedesaan yang selalu membimbing dan mengajar serta semua pihak yang membantu dalam melaksanakan praktikum dan dalam menyusun laporan ini.
Share
Tweet
Pin
Share
1 comment

BAB I. PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Tanah adalah kumpulan bahan alam di sebagian besar permukaan bumi yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat-sifat akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk (batuan) dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu melalui proses fisika, kimia, biologi yan disebut pelapukan.
Tanah memiliki beberapa sifat. Sifat-sifat tanah seperti reaksi kemasaman tanah (pH), tekstur tanah, struktur tanah, warna tanah, konsistensi tanah, dan kadar lengas tanah sering dilakukan praktikum di laboratorium yang diawali dengan kegiatan-kegiatan di lapangan yang membutuhkan penjelasan lebih akurat.
Share
Tweet
Pin
Share
No comment

BAB I. PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Warna tanah merupakan sifat fisik tanah yang paling nyata dan mudah ditentukan. Warna tanah tidak berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan tanaman, tetapi secara tidak langsung melalui pengaruhnya terhadap suhu dan lengas. Warna dapat menunjukkan tentang kondisi iklim yang mempengaruhi perkembangan tanah atau sebagai petunjuk tentang bahan induk tanah. Warna tanah perlu diketahui agar dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah, misalnya warna tanah gelap mencirikan kandungan bahan organik tinggi sedangkan warna kelabu menunjukkan bahwa tanah telah mengalami pelapukan lanjut.
Untuk mengetahui data warna tanah secara spesifik, dibandingkan warna tanah dengan warna pada buku Munsell Soil Color Chart. Penentuan ini meliputi penetapan warna dasar tanah, warna bidang struktur dan selaput liat. Dinyatakan dalam tiga satuan, yaitu kilap/panjang gelombang cahaya (Hue), nilai kedalaman warna (Value), dan kemurnian relatif dari  spektrum warna (Chroma).
Share
Tweet
Pin
Share
2 comment

BAB I. PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Konsistensi tanah menunjukkan daya kohesi butir-butir tanah atau gaya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Konsistensi tanah merupakan salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan bekerjanya gaya kohesi dan adhesi dengan berbagai kelembaban tanah. Tanah yang mempunyai  konsistensi baik pada umumnya mudah diolah atau tidak melekat pada pengolahan tanah.
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dengan tiga kondisi, yaitu basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah datas kapasitas lapang (field cappcity). Konsistensi lembab merupakan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air kering udara. Dalam keadaan lembab tanah dibedakan dalam kondisi gembur (mudah diolah) dan teguh (sukar diolah). Dalam keadaan kering dibedakan dalam kondisi lunak dan keras. Dalam keadaan basah dibedakan dari plastis sampai tidak plastis atau lekat sampai tidak lekat.
Share
Tweet
Pin
Share
No comment

BAB I. PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Kemasaman tanah adalah ukuran aktivitas ion hidrogen dalam larutan tanah. Kemasaman tanah sangat mempengaruhi status ketersediaan dan keseimbangan unsur hara yang diperlukan tanaman. Pada dasarnya setiap jenis tanaman menghendaki pH tanah yang tertentu untuk dapat berproduksi secara maksimal, tetapi kebanyakan tanaman menghendaki pH tanah sekitar netral.
Tanah-tanah masam umumnya dijumpai pada daerah beriklim basah. Tanah ini mengandung Al. Fe, dan Mn terlarut dalam jumlah besar. Akibatnya, reaksi basa dengan tanahnya hanya mengandung sedikit Al, Fe, dan Mn yang terlarut.
Share
Tweet
Pin
Share
No comment

BAB I. PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Tanah  adalah  kumpulan bahan alam di sebagian besar permukaan bumi yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat-sifat akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk (batuan) dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu melalui proses fisika, kimia, biologi yan disebut pelapukan.
Tanah  memiliki beberapa sifat. Sifat kimia tanah diantaranya adalah reaksi keasaman tanah (pH), koloid tanah, bahan organik, kapasitas tukar kation (KTK), dan kejenuhan basa. Sifat fisika tanah diantaranya adalah tekstur tanah, struktur tanah, warna tanah, konsistensi tanah, temperatur, dan kadar lengas tanah. Sifat biologi tanah diantaranya adalah dipengaruhi oleh akar, mikroorganisme dan makrofauna melalui proses transformasi karbon, serta transformasi dan fiksasi nitrogen.
Salah satu sifat fisika tanah adalah struktur tanah. Struktur tanah adalah susunan ikatan partikel butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah secara alami menjadi bentuk tertentu. Struktur tanah berkaitan dengan kemampuan tanah dalam menahan air, drainase, aerase, perkembangan akar tanaman, mudah tidaknya tanah diolah dan akhirnya berpengaruh pula pada tingkat kesuburan tanah. Termasuk pergerakan air, ukuran kemantapan agregat, konsistensi, dan porositas. Porositas atau jumlah ruang pori yang dipengaruhi oleh struktur tanah, semakin padat dan keras struktur tanah maka porositasnya semakin besar.
Berdasarkan uraian diatas, sangat penting untuk mengetahui struktur tanah sebagai penentu kemampuan tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman sehingga perlu dilakukan praktikum tentang struktur tanah.

1.2     Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk 
1.    Menetapkan kerapatan butir tanah (BJ)
2.    Menetapkan kerapatan massa tanah (BV)
3.    Menghitung porositas tanah (n)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dan butiran-butiran tanah. Dimana gumpalan ini terjadi karena butira-butiran pasir, debu dan lempung yang terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksidasi besi dan lain-lain. Gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan yang berbeda-beda. Tanah dikatakan tidak bertekstur melekat menjadi satu kesatuan yang padu disebut pejal (Agus, 2010).
Tanah yang terbentuk di daerah curah hujan tinggi umumnya ditemukan struktur tanah atau granula lapisan atas (top soil) yaitu horizon A dan struktur gumpalan di horizon B atau tanah lapisan bawah (sub soil). Struktur dapat berkembang dari butiran-butiran tunggal ataupun kondisi massiv. Dalam rangka menghasilkan agregat-agregat dimana harus terdapat beberapa mekanisme dalam partikel-partikel tanah mengelompokkan bersama menjadi doster. Pembentukan ini kadang-kadang sampai ketahap perkembangan struktural yang mantap (Madjid, 2009).
Struktur tanah yang baik adalah tanah yang kandungan udaranya dan airnya dalam jumlah cukup dan seimbang. Hal semacam ini hanya terdapat pada struktur tanah yang ruang pori-porinya besar. Dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro serta tanah terhadap pukulan  tetesan-tetasan air hujan. Dikatakan pula struktur tanah yang baik itu apaila perbandingannya sama antara padatan, cair, dan udara (Suhardi, 2014).
Faktor yang mempengaruhi bobot isi dan bobot jenis adalah pada isi yaitu tekstur, struktur, pengolahan tanah, kandungan bahan organik tanah. Serta yang dipengaruhi pada bobot isi adalah infiltrasi air, konsistensi, pergerakan akar, pengolahan tanah, dan porositas. Pengukuran porositas tanah adalah menentukan volume ruang udara/pori yang diantara partikel-partikel padatan (Klami, 2010).
 Struktur tanah sangat berpengaruh dalam bidang pertanian. Tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman menjadi penentu seberapa hasil panen yang didapat jika struktur terlalu mantap maka akan membuat akar sulit menembusnya. Sebaliknya jika kemantapan struktur tanah terlalu lemah maka ketersediaan unsur hara dan air dengan kuat, karena itu dibutuhkan struktur tanah yang seimbang (Kurnia, 2006).
BAB III. METODE PRAKTIKUM
3.1     Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 16 April 2018 pukul 08.50 – 09.40 WITA di Laboratorium Fisika Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.
3.2     Alat dan Bahan Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah piknometer, gelas ukur, timbangan analitik, cawan pemanas lilin, termometer, dan tali. Sedangkan bahan yang digunakan adalah contoh tanah halus dan bongkahan wilayah Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Tengah, lilin cair, dan aquades.
3.3     Prosedur Kerja
1.       
2.       
3.       
3.1.       
3.2.       
3.3.       
3.3.1.      Kerapatan Butir Tanah (BJ)
1.    Ditimbang piknometer kosong, bersih, bersumbat (a gram).
2.    Diisi aquades ke dalam piknometer hingga batas sumbat.
3.    Ditimbang piknometer berisi aquades (b gram) kemudian diukur suhu piknometer berisi aquades (t1) untuk menentukan BJ1.
4.    Ditimbang tanah halus seberat 5 gram dan dimasukkan ke dalam piknometer yang telah dibersihkan.
5.    Ditambahkan ¾ aquades ke dalam piknometer, dikocok hingga homogeny kemudian ditimbang (c gram).
6.    Ditambahkan aquades ke dalam piknometer sampai batas sumbat kemudian ditimbang (d gram) dan diukur suhu (t2) untuk memperoleh BJ2.
7.    Diamati dan dianalisis hasilnya.
3.3.2.      Kerapatan Massa (BV)
1.    Ditimbang contoh bongkahan tanah dengan ukuran tertentu (a gram).
2.    Dicairkan lilin dalam cawan pemanas sampai encer, kemudian bongkahan tanah tadi diikat dengan tali dan dicelupkan ke dalam lilin cair sampai semua pori tertutup.
3.    Diangkat dan dikering anginkan, selanjutnya ditimbang (b gram).
4.    Dicatat volume awal air pada tabung ukur (p)
5.    Dicelupkan bongkahan tanah pada tabung ukur, dicatat volume air (q)
6.    Ditambahkan aquades sampai garis volume (r)
7.    Dicatat dan dianalisis datanya
3.3.3.      Porositas Total Tanah (n)
1.    Ditentukan nilai BJ
2.    Ditentukan nilai BV
3.    Dihitung hasilnya dengan rumus
n  = (1   BV/BJ)  100%


BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.    
2.    
3.    
4.    
4.1.    Berat Jenis Tanah (BJ)
Hasil Pengamatan Kerapatan Butir Tanah
Tabel 3. Hasil Pengamatan Kerapatan Butir Tanah
Sampel
g
t (g/cm3)
Kadar Lengas
BJ (g/cm3)
a
b
c
d
BJ1
BJ2
KLU
28,96
78,66
33,29
80,98
0,994
0,995
2,90%
2,032
Loteng
28,74
78,81
33,07
81,23
0,995
0,995
6,79%
2,112
Berat jenis tanah adalah berat tanah kering per satuan volume partikel-partikel padat dan tidak termasuk volume pori-pori tanah. Seperti tertera pada tabel pada praktikum kerapatan butir tanah ini diperoleh nilai BJ pada tanah KLU adalah 2,032 g/cm3 dan 2,112 g/cm3 untuk Loteng. Sementara menurut Suhardi (1997) berat jenis rata-rata butiran tanah dan mineral 2,65 g/cm3 untuk kepentingan praktis. Tanah mineral memiliki kisaran berat jenis 2,6 – 2,9 g/cm3 dan tanah organik 0,5 – 0,8 g/cm3.
Faktor yang mempengaruhi berat jenis tanah adalah kandungan bahan organik dan komposisi bahan mineral tanah. Bahan organik berperan dalam merekatkan tanah, bila semakin banyak kandungan bahan organiknya maka berat jenis semakin rendah. Berat jenis tanah dapat mempengaruhi pengolahan tanah, jika BJ tinggi maka tanah tersebut mampat sehingga membutuhkan pengolahan tanah yang lebih agar tanah menjadi lebih subur.
Maka dari nilai BJ yang diperoleh dapat diketahui bahwa tanah KLU dan tanah Loteng cenderung merupakan tanah mineral karena bahan organiknya rendah sehingga nilai BJnya tinggi mendekati kisaran BJ mineral. Semakin tinggi berat jenis tanah maka kepadatan tanah semakin besar sehingga tanah Loteng sedikit lebih padat daripada tanah KLU sehingga memerlukan pengolahan tanah yang lebih seperti dengan cara dibajak sehingga tanah menjadi gembur.

4.2.   Berat Volume Tanah (BV)
Hasil Pengamatan Kerapatan Massa Tanah
Tabel 4. Hasil Pengamatan Kerapatan Massa Tanah
Sampel
g
ml
Kadar Lengas
BV (g/cm3)
a
b
p
q
r
KLU
9,26
11,29
700
710
0
3,76%
1,16
Loteng
8,25
10,33
700
710
0
5,28%
1,03
Berat volume tanah adalah berat tanah kering dengan volume total yang dibandingkan termasuk pori tanah. Dari tabel hasil praktikum menetapkan kerapatan massa tanah diperoleh nilai BV tanah KLU yaitu 1,16 g/cm3, lebih besar dari nilai BV Loteng yaitu 1,03 g/cm3. Menurut Suhardi (1997) jika tanah mempunyai berat volume lebih dari 1,6 g/cm3 maka pertumbuhan di akar akan terhambat karena mampat.
Faktor keragaman berat volume tanah sangat bergantung pada jenis fraksi penyusun tanah yaitu bahan mineral, bahan organik, termasuk tekstur tanah. Tanah yang bertekstur jarang biasanya mempunyai berat volume yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang agak pejal. Berat volume dapat mempengaruhi beberapa faktor yaitu pengolahan tanah, pergerakan akar, dan dosis pupuk. Jika BVnya tinggi maka pergerakan akar akan sulit karena terhambat tanah yang mampat.
Maka dari nilai BV yang diperoleh dapat diketahui bahwa tanah KLU dan tanah Loteng masih cocok dan layak untuk ditanami karena akar akan dapat tumbuh dan pergerakannya tidak terbatas. Diketahui pula tanah Loteng bertekstur agak jarang dan lebih halus dibandingkan tanah KLU.

4.3.   Porositas Tanah (n)
Hasil Pengamatan Porositas Total Tanah
Tabel 5. Hasil Pengamatan Porositas Total Tanah
Sampel
BJ g/cm3
BV g/cm3
N
KLU
2,032
1,16
43%
Loteng
2,112
1,03
51%
Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati oleh air dan udara yang merupakan indikator aerasi dan drainase tanah. Porositas tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu kandungan bahan organik, struktur tanah, tekstur tanah, dan nilai BJ dan BV suatu tanah. Pada tanah KLU dengan nilai BJ 2,032 g/cm3 dan BV 1,16 g/cm3 diperoleh nilai porositas tanahnya sebesar 43% lebih kecil dari nilai porositas tanah Loteng sebesar 51% dengan nilai BJ 2,112 g/cm3 dan BV 1,03 g/cm3.
Nilai porositas suatu tanah besar jika nilai BJ dan BV tanah tersebut kecil, semakin besar porositas tanah maka tanah akan semakin renggang, sebaliknya semakin kecil porositas tanah maka tanah akan semakin pejal. Tanah KLU dengan jumlah BJ dan BV besar sehingga porositasnya bernilai lebih kecil dari tanah Loteng yang nilai porositasnya besar. Sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003) bahwa apabila di dalam tanah memiliki pori-pori yang besar maka tanah akan lebih mudah menyerap air, ini berarti tanah memiliki nilai porositas besar, tanah yang bertekstur liat memiliki pori tanah yang lebih kecil dibandingkan tanah bertekstur pasir sehingga tanah bertekstur pasir lebih banyak menyerap air karena daya serap air tinggi sehingga seharusnya tanah KLU yang bertekstur pasir memiliki porositas yang lebih kecil daripada tanah Loteng yang bertekstur liat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kesalahan saat praktikum seperti kesalahan dalam metode, dalam pengamatan hasil pengukuran, maupun kesalahan dalam perhitungan data.
Tanah KLU cocok ditanami tanaman dengan kebutuhan penetrasi akar yang banyak seperti kacang-kacangan dan jenis umbi-umbian sementara tanah Loteng cocok ditanami tanaman persawahan seperti padi dan lainnya yang memerlukan banyak air.


BAB V. KESIMPULAN
5.     
1.    Kerapatan butir tanah (BJ) Loteng sebesar 2,112 g/cm3 lebih besar dari tanah KLU senilai 2,032 g/cm3 dan lebih padat
2.    Kerapatan massa tanah (BV) KLU senilai 1,16 g/cm3 lebih besar dari tanah Loteng senilai 1,03 g/cm3 dan lebih pejal
3.    Porositas tanah (n) Loteng senilai 51% lebih besar dari tanah KLU senilai 43% dan dapat menyerap air lebih banyak


DAFTAR PUSTAKA
Agus, C. 2010. Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian UGM.
            Yogyakarta
Kurnia. 2006. Struktur  Tanah. http://nia28.blogspot.com/struktur-tanah. [diakses
tanggal 26 April 2018]
Klami. 2010. Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. http://laporanpraktikum
pertanian.blogspot.com [diakses pada 26 April 2018]
Madjid, Abdul. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Kuliah Fakultas
Pertanian.Yogyakarta.
Suhardi. 2014. Klasifikasi Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.



(Microsoft Word) Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Struktur Tanah KLU & Loteng
Dapat dilihat dan didownload disini
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara download:
1. Klik tulisan 'disini' di atas
2. Silang laman yang tidak perlu, tunggu loading sebentar
3. Tekan 'Skip Ad'
4. Download file drive di tanda unduh (panah ke bawah ↓) di pojok kanan atas laman google drive
5. Selesai, tinggal cek di folder download

❤❤❤ 
@finasaadha
Share
Tweet
Pin
Share
No comment
Newer Posts
Older Posts

hai semuanya!

About Me
selamat datang di blognya fina, semoga bermanfaat ya! jangan lupa mampir di sosial mediaku ya~

Social Media

  • Follow on Twitter
  • Like on Facebook
  • Subscribe on Youtube
  • Follow on Instagram


Umrah dan Haji Plus

Umrah & Haji Plus | Arminareka Perdana

Halo teman-teman semua, untuk teman-teman muslim di seluruh Indonesia khususnya yang berdomisili di Provinsi Nusa Tenggara Barat, ya...

Lit This Week

  • Mulok Nahwu Kelas VIII
    Dasar-Dasar Ilmu Nahwu Kunci dalam mempelajari bahasa adalah banyaknya kosa kata yang dimiliki (dihafal) dan menerapkan...
  • Explore Lombok: Nipah Beach
    Pantai Nipah adalah salah satu pantai yang berada di daerah Lombok Utara—dulu Lombok Barat bagian utara— (Pulau Lombok, Nusa Tenggara...
  • Geografi: Hidrosfer dan Daur Hidrologi
    Hidrosfer dan Daur Hidrologi serta Dampaknya Terhadap Kehidupan Anggota Kelompok IV: •        Baiq Fadila Aisyah            (6) •...

Categories

Album & Song List Beauty Chit-Chat Competition Design Drama Draw Fanficton Fashion Fiction Foods Freebies Indonesia Islam Japan Kuli-ah Photography Quotes School Travel
Creatifina

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  February 2025 (1)
  • ►  2024 (1)
    • ►  March 2024 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  July 2020 (4)
    • ►  June 2020 (1)
    • ►  May 2020 (4)
  • ►  2019 (4)
    • ►  December 2019 (1)
    • ►  July 2019 (3)
  • ▼  2018 (92)
    • ►  December 2018 (6)
    • ►  November 2018 (2)
    • ►  October 2018 (2)
    • ►  September 2018 (3)
    • ►  August 2018 (5)
    • ▼  July 2018 (10)
      • Pengaruh Modernisasi Penggunaan Alat Mesin Pertani...
      • Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Praktiku...
      • Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Warna Ta...
      • Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Konsiste...
      • Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Kemasama...
      • Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Struktur...
      • Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Tekstur ...
      • Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Kadar Le...
      • Laporan Akhir Praktikum Agroklimatologi
      • Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Unsur Hara
    • ►  April 2018 (13)
    • ►  March 2018 (15)
    • ►  February 2018 (20)
    • ►  January 2018 (16)
  • ►  2017 (143)
    • ►  December 2017 (13)
    • ►  November 2017 (14)
    • ►  October 2017 (26)
    • ►  September 2017 (31)
    • ►  August 2017 (22)
    • ►  July 2017 (23)
    • ►  June 2017 (13)
    • ►  May 2017 (1)
  • ►  2016 (9)
    • ►  September 2016 (3)
    • ►  June 2016 (2)
    • ►  May 2016 (2)
    • ►  April 2016 (1)
    • ►  March 2016 (1)
  • ►  2015 (25)
    • ►  July 2015 (1)
    • ►  June 2015 (1)
    • ►  May 2015 (3)
    • ►  February 2015 (3)
    • ►  January 2015 (17)
  • ►  2014 (13)
    • ►  December 2014 (9)
    • ►  November 2014 (1)
    • ►  October 2014 (1)
    • ►  August 2014 (1)
    • ►  May 2014 (1)
  • ►  2013 (5)
    • ►  December 2013 (1)
    • ►  November 2013 (1)
    • ►  October 2013 (2)
    • ►  May 2013 (1)

My Blog List

  • Go Blog
    POSTES 1
  • instagram
  • twitter
  • youtube

Created with by ThemeXpose