Contoh Skenario Film: 'Rindu Rembulan'
RINDU REMBULAN
Sinopsis
Seorang gadis bernama Wati berusia
17 tahun berasal dari keluarga miskin dan memiliki banyak
saudara. Anggota keluarganya
terdiri atas 6 orang yaitu, ayah, ibu, Wati, dan 3 orang adiknya. Belum lagi
saudara yang lain dari ibu tiri
yang berjumlah 4 orang. Ayah Wati bernama Amaq Petak bekerja sebagai
pemulung dan berwatak keras
kepala, seperti sikapnya menentang program KB. Sedangkan ibunya
bernama Sumi bekerja sebagai buruh
cuci. Selisih umur Wati dengan saudara satu dengan yang lainnya
masing-masing 1 tahun. Adik Wati
yang pertama bernama Mirna berusia 16 tahun sudah putus sekolah
sejak kelas 5 SD karena kurang
perhatian orang tuanya dan sekarang Mirna bekerja membantu ibunya
menjadi buruh cuci. Adik Wati yang
kedua bernama Ojan berusia 15 tahun sudah putus sekolah sejak
kelas 3 SD, sekarang Ojan bekerja
membantu ayahnya memulung. Adik Wati yang ketiga bernama
Sukma berusia 14 tahun tidak mau
melanjutkan sekolah ke SMP dan pekerjaannya biasa mengamen di
lampu merah. Wati satu-satunya
yang masih menikmati bangku sekolah. Di sekolah Wati termasuk anak
yang terkenal pintar, tetapi
pendiam, tertutup, dan berpenampilan sangat sederhana. Wati memiliki 2
orang sahabat bernama Irma dan Yani
yang memiliki watak periang. Wati merahasiakan kondisi ekonomi
keluarganya kepada siapa pun di
sekolah, termasuk 2 sahabatnya itu. Wati di sekolah maupun di mana
saja selalu mengintip dan dalam
benaknya sangat merindukan kebahagiaan dan keriangan yang
dirasakan kedua sahabatnya.
seperti yang dialami kedua sahabatnya. Di sisi lain juga muncul bayangan
penderitaan dirinya bersama
adiknya, sikap kekeh tidak baik dan tidak menguntungkan dari ayahnya.
Kadang sekali waktu di saat bulan
bersinar terang, ia mengadu pada rembulan lalu meminta kepada
Tuhan agar memberikan kebahagiaan
seperti berbinarnya sinar rembulan. Kedua sisi persoalan yang
tidak mengenakan dan menyakitkan
itu selalu silih berganti dalam pikiran Wati, sehingga ia sering
melamun dan dikejutkan oleh kedua
sahabatnya. Hingga pada suatu hari, Irma dan Yani mengajak Wati
pergi ke toko buku. Malang nasib
Wati, ia ditabrak oleh motor ketika hendak menyebrang dan suara
tabrakan itu membuat Ojan terkejut
dan mendekat yang kebetulan sedang mulung tidak jauh dari
tempat kejadian. Semua orang
mengerumuni Wati ingin melihat keadaannya, termasuk Sukma, adik
Wati yang sedang mengamen tidak
jauh dari tempat Wati terkulai lemah. Akhirnya, Irma, Yani, Sukma,
dan Ojan membawa Wati menuju rumah
sakit terdekat, karena kondisinya yang lumayan parah. Teman
mengamen Sukma, Dani dan Hari,
yang ada di tempat kejadian langsung memberi tahu orang tua Wati,
bahwa Wati dibawa ke rumah sakit.
Orang tua Wati langsung menuju ke rumah sakit dengan
penampilan yang kumuh. Irma dan
Sukma sekarang tahu, bahwa Wati adalah anak yang menyimpan
beban penderitaan jiwa karena
persoalan banyak saudaranya yang tak terurus serta berbagai persoalan
keluarganya yang lain.
Tokoh :
1. Inaq Sumi :
Ibu Wati. Seorang buruh cuci yang
sabar.
2. Amaq Petak:
Ayah Wati. Seorang pemulung yang
keras kepala, dan kurang memahami persoalan amanah dan
rizki dari Tuhan, serta sangat
menentang program KB.
3. Wati :
Anak perempuan yang pintar, rajin,
pendiam, tertutup dan berpenampilan sangat sederhana.
4. Mirna :
Adik pertama Wati yang membantu
ibunya menjadi buruh cuci. Berwatak sabar dan bijaksana.
5. Ojan :
Adik kedua Wati yang membantu
ayahnya menjadi pemulung. Berwatak cuek tapi di dalam
hatinya rapuh.
6. Sukma :
Adik ketiga Wati yang bekerja
sebagai penjajan koran di lampu merah. Berwatak pemarah dan
cerewet.
7. Irma :
Sahabat Wati yang baik hati,
ceria.
8. Yani :
Sahabat Wati yang baik hati.
9. Dhani :
Sahabat Sukma yang suka membantu.
10. Hari :
Sahabat Sukma yang suka membantu.
11. Guru Kelsum:
Seorang guru mata pelajaran Fiqih
yang berwatak bijaksana di sekolah Wati
12. Dokter:
Serius dan tanggun jawab
SEKENARIO
BLACK SCREEN
TITLE
RINDU REMBULAN
KERABAT KERJA
PENULIS NASKAH DAN SEKENARIO
SYAVIRA MARWA
SUTRADARA
SYAVIRA MARWA
ASISTEN SUTRADARA
..........
KAMERAMEN
.................
PROPERTY DAN LIGHTING
...........
PEMAIN
.....................
EDITOR
.................................
PRODUKSI
MANDA TV
MAN 2 MATARAM
(MAN MODEL TERAKREDITASI A)
2016
SCENE 1. EXT
HALAMAN RUMAH WATI PAGI HARI
DI HALAMAN RUMAH WATI DI PAGI HARI
SEMUA ADIKNYA SEDANG MAKAN DI
SEBUAH LASAH (TEMPAT DUDUK DARI
BAMBU) DENGAN SUASANA SALING
MENGGANGGU DAN KEJAR-KEJARAN
BEREBUTAN SAYUR.
1. Ojan
OJAN MENANGIS KARENA SAYURNYA
DIAMBIL SUKMA
Ha...ha..ha.... endak mau..! Kakak
melak!
SUKMA LARI MENJAUH
2. Sukma
Saya punya sediki.....t. No...
lihat!
INSIDE WATI DARI JAUH DI PINTU
RUMAH MELIHAT TINGKAH ADIKNYA YANG MENGIRIS
HATINYA. WATI SEDANG SIAP-SIAP
BERANGKAT SEKOLAH. SEMENTARA SUKMA SAMBIL MAKAN
MEMEGANG LIPATAN KORAN DAGANGAN.
DEMIKIAN JUGA SI OJAN DI DEKATNYA KARUNG
KEROS DAN BESI PENGGAET ALAT
PEMULUNG.
OUTSHOT
TERDENGAR DARI DALAM BILIK RUMAH
KUMUH PERTENGKARAN AYAH DAN IBU WATI
3. Inaq Sumi
Makanya side senengnya buat anak
banyak saja dan sering kawin!
4. Amaq Petak
He.. Sumi... tulah manuk kamu
bicara keras dan lawan suami
WATI YANG MASIH BERDIRI DI TANGGA
PINTU MAU BERANGKAT SEKOLAH TERKEJUT DAN
MENARIK NAPAS DALAM KEASEDIHAN
SAAT MENDENGAR PERTENGKARAN ORANG TUANNYA.
5. Inaq Sumi
Enda..k ada tulah manuk... kalau
mengingatkan yang baik, kakak..!
DIUJUNG PERKATAAN INAQ LALU
TERDENGAR SUARA PIRING MELAYANG DAN TERLIHAT SANG
AYAH KELUAR DENGAN WAJAH SANGAR.
WATI MENATAP KE ARAH AYAHNYA LALU TARIK
NAPAS DALAM DAN BERANJAK PERGI
MENINGGALKAN HALAMAN RUMAHNYA.
SEMENTARA ITU, ADIK-ADIKNYA PUN
TERTEGUN KESEDIHAN MENATAP KEPERGIAN WATI
SCENE 2. INT
RUANG KELAS WATI SIANG HARI
GURU FIQIH SEDANG MENERANGKAN
TENTANG AMANAH.
6. Guru Kelsum
Seorang anak bukan sekedar hasil
pembuahan, tapi anak di hadapan Allah amanah bagi
orang tua yang nantinya
dipertanggungjawabkan.
7. Wati
Maaf bu guru... bagaimana dengan
pandangan orang yang mengatakan banyak anak banyak
rizki.
TERLIHAT EKSPRESI IRMA DAN YANI
YANG SALING BERPANDANGAN ATAS KEKAGUMAN PADA
KEPINTARAN WATI. DEMIKIAN JUGA
DHANI DAN HARI
8. Guru Kelsum
Bagus pertanyaan Wati, terima
kasih.....
Pandangan tersebut pada zaman
sekarang dengan ledakan pertumbuhan penduduk ini
tampaknya kurang tepat. Karena
anak harus dipenuhi kebutuhan fisik maupun mental
spiritualnya sehingga menjadi
ummat Muhammad yang berkualitas. Yang dibutuhkan
sekarang bukan sekedar banyak
ummat tapi juga harus berkualitas.
SCENE 3. EXT
DI BANGKU TAMAN SEKOLAH WATI SIANG
HARI
DARI KEJAUHAN TERLIHAT WATI SEDANG
MERENUNGKAN PENJELASAN GURU KELSUM.
9. Wati
DALAM HATI
Sikap ayah selama ini tidak tepat,
sihingga kami menderita seperti ini
TERDENGAR LAGI DALAM BATINNYA
SAYUP SUARA PERTENGKATAN ORANG TUANYA.
DARI RUANG KELAS IRMA DAN YANI
MENDEKATI DAN MENGAGETKAN WATI.
10. Yeni
Ti... ayo ke kantin lapar
WATI MEROGOH SAKUNYA, DAN
MENGELUARKAN SEBAGIAN UANGNYA DARI SAKU YANG
HANYA 2 RIBU RUPIAH SAMBIL EKPRESI
MALU. IRMA YANG MELIHAT GELAGAT WATI
LANGSUNG RESPON. SEMENTARA DHANI
DAN HARI LEBIH DAHULU MELANGKAH MENUJU
KANTIN SAMBIL MEMBERI ISYARAT
11. Irma
Sudah...Ti... nanti saya yang
teraktir...
YENI MENARIK TANGAN WATI LALU
BERANJAK BERTIGA MENUJU KANTIN SEKOLAH
SCENE 4. INT
RUANG TENGAH RUMAH WATI MALAM HARI
PADA MALAM HARI, TERDENGAR SUARA
ANAK MENGAJI DARI DALAM SEBUAH RUMAH.
WATI DENGAN SABAR SEDANG MENGAJAR
ADIK-ADIKNYA MENGAJI.
12 Wati
Salah...., Sukma. Tanwin bertemu
dengan alif harus dibaca jelas dan terang, tidak ada dengung
sama sekali. Namanya idgam
bilagunnah. Ayo, ikuti kakak, ”mu’tadin atsiim”.
13. Sukma
MENGHELA NAFAS DAN AGAK JENGKEL
KARENA BERKALI SALAH
Hufff! Salah terus!
14. Wati
Astagfirullahal’adziim... Tidak
boleh berkata begitu, dik. Di depanmu ini al-Qur’an.
15. Sukma
Salah ayah dan Ibu banyak anak,
aku tidak bisa sekolah!
Kakak saja enak sekolah dan
pintar! Tugas kakak hanya belajar..., tanpa repot mencari uang!
Aku..! di jalanan setiap hari...
mencari uang keluarga.
MIRNA DAN OJAN BERHENTI MENGAJI
DAN SALING BERTATAPAN LALU MEMANDANG WATI
DAN SUKMA YANG BERTENGKAR.
16. Wati
Kakak sekolah bukan merepotkan
orang tua kita, tapi biayaku sekolah karena beasiswa dengan
aku belajar keras dan itu tidak
mudah dik. Maafkan kakak..., Sukma memandang kakaklah hidup
paling enak di keluarga ini.
Kenyataannya tidak begitu dik..., tapi penuh beban pikiran dengan
kondisi derita keluarga kita dik.
17. Sukma
Ah! Sudahlah!
SUKMA BERANJAK PERGI MENINGGALKAN
QURANNY YANG SUDAH TERTUTUP
18. Mirna
MENDEKATI WATI
Sabar, Kak. Toh, ilmu yang kakak
dapat di sekolah juga kakak ajarkan kepada kita.
OJAN HANYA TERDIAM LALU PERGI.
SEMENTARA WATI DIAM DAN MENATAP QURAN-QURAN
YANG SUDAH TERTUTUP YANG
DITINGGALKAN PEMBACANYA.
SCENE 5. INT
HALAMAN RUMAH WATI MALAM HARI
TERLIHAT REMBULAN MEMANCARKAN
SINAR TERANGNYA KE BUMI. WATI SEDANG DUDUK DI
LASAH DEPAN RUMAHNYA DAN MENATAP
KE ATAS MEMANDANG REMBULAN. DALAM HATI
WATI BERBISIK TENTANG NASIB PILU
KELUARGANYA.
19. Wati
Rembulan..., sinarmu terang dan
membagi kebahagiaan pada bumi. Aku rindu kebahagiaan.
Kapan kau bisa bagi kebahagiaanmu
itu padaku.
SCENE 6. INT
DALAM RUANG KELAS WATI PAGI HARI
DI RUANG KELAS MASIH PAGI, HANYA
WATI DUDUK SENDIRI SEDANG MEMBACA BUKU. TIDAK
BERSELANG LAMA TERDENGAR SUARA
SEPATU IRMA LALU MUNCUL MASUK RUANG DENGAN
TIBA-TIBA MEMBERI SALAM YANG
SEMPAT MENGAGETKAN WATI
19 Irma
Assalamu’alaikum Wati!
20. Wati
Wa’alaikumussalam... Irma ngagetin
aja, ih!
21. Irma
Ah, kamu... gitu aja kaget. Lagi
ngapain tuh? Rajin banget sih! Eh, aku belum yakin dengan PR
ekonomiku, lho!. Kalau kamu saya
yakin pasti udah benar? Boleh lihat dikit!
22. Wati
Ah, biasa aja. Aku males malah,
makanya belajarnya pas baru nyampe sekolah.
23. Irma
Tapi kamu udah jadi PR ekonomi
kan...kan...?
24. Wati
MENYODORKAN BUKUNYA
Udah.. nih!
IRMA MENGAMBIL BUKU PR WATI DAN
SEKETIKA KELAS MENJADI HENING, KARENA IRMA DAN
WATI SEBUK DENGAN KEGIATAN
MASING-MASING.
25. Yani
DALAM KEHENINGAN ITU, TIBA-TIBA
YENI DATANG
Ih... serius banget kalian!
26. Irma
IRMA TERKEJUT SAMPAI TUGAS PRNYA
TERCORET
Ya ampun, Yaniiiiii! Kamu ngagetin
aja! Liat tuh! Kecoret kan buku PRku!
WATI HANYA TERLIHAT SENYUM
MENYAKSIKAN KEDU TEMANNYA
27. Yani
SAMBIL DUDUK
Ah lagian kamu... ngerjain PR kok
di sekolah!
IRMA DAN WATI DIAM DAN FOKUS TIDAK
MELADENI KOMENTAR YENI
SCENE 7. EXT
DI SEBUAH JALAN KAMPUNG SIANG HARI
DARI SEBUAH BANGUNAN MUSALA
TERDENGAR SEORANG PENYULUH MENERANGKAN
PROGRAM BKKBN ”DUA ANAK CUKUP”
28. Amaq Petak
TIDAK JAUH DARI SUMBER SUARA
PENYULUHAN ITU AMAQ PETAK SEDANG MENGGAET BOTOL
PELASTIK SAMBIL MENGGERUTU KARENA
TIDAK SEPAHAM DENGAN PROGRAM BKKBN
Ape... anak dua.. Nabi menyuruh
kita punya anak banyak jadi ummatnya. Kok dia mau
menentang kehendak Tuhan...
Hue... hue...
SAMBIL MELANGKAH MENJAU AMAQ PETAK
TERUS MENGGERUTU
SCENE 8. EXT
DI HALAMAN SEKOLAH WATI SIANG HARI
SAAT PULANG SEKOLAH IRMA MENGAJAK
WATI DAN YENI PULANG KE RUMAHNYA. WATI
SEBENARNYA MENGELAK KARENA
PERUTNYA TERASA LAPAR YANG BELUM DIISI PAGI TADI.
29. Yeni
Bagaimana ikut nggak...ke rumah
Irma...!
30. Irma
Ayo... sudah ikut.. naik di
belakang...! Kan kamu tidak pernah ke rumahku...
WATI TERPAKSA HARU IKUT MENURUT
KEMAUAN DUA SABAHAT BAIKNYA ITU SAMBIL
MENAHAN PERUTNYA YANG KERONCONGAN.
MOTOR MELAJU MENINGGALKAN SEKOLAH
SCENE 9. EXT
DI HALAMAN DEPAN RUMAH IRMA SIANG
HARI
TERLIHAT DARI JAUH KEDUA MOTOR
MENDEKATI HALAMAN RUMAH IRMA.
SETELAH SAMPAI DI DEPAN GERBANG
RUMAH MEWAH MILIK IRMA, MEREKA TURUN,
TERMASUK WATI DARI ATAS GONCENGAN
MOTOR IRMA.
31. Wati
MATA WATI MENYAPU SEMUA BANGUNAN
DEPAN RUMAH IRMA YANG MEGAH. EKSPRESINYA
MEMPERLIHATKAN KEKAGUMAN DAN
SEDIKIT MENGGELENGKAN KEPALA. DAN LEBIH LAGI
SETELAH KELUAR ADIK IRMA YANG
BERSIH GAGAH MENYAMBUT IRMA DENGAN KERIANGAN
YANG MENUNJUKKAN BETAPA
KEBEHAGIAAN YANG ADA DALAM KELUARGA IRMA. DALAM HATI
WATI BERSERU IRI DAN SEDIH.
Sepertinya kebahagiaan itu tak
akan berpihak pada diriku dan keluargaku..!
32. Yeni
DALAM KONDISI MELAMUN, WATI
DIKAGETKAN OLEH YENI YANG MENGJAKNYA MASUK
MENGIKUTI IRMA KE DALAM RUANG TAMU
Ayo.. masuk... bengong saja
kamu...!
SCENE 10. INT
RUANG TAMU RUMAH IRMA SIANG HARI
DI KURSI RUANG TAMU WATI TERLIHAT
MALU-MALU SAMBIL HERAN MELIHAT BETAPA BANYAK
MACAM ROTI YANG EBNAK-ENAK YANG
TERSAJI DI MEJA RUANG TAMU.
33. Irma
IRMA KELUAR DARI DALAM RUANGAN
DENGAN PAKAIAN GANTI YANG BAGUS. IA MELIHAT
WAJAH WATI YANG MASIH BENGONG DAN
MENEGUR
Wati...!
34. Wati
TERKEJUT DAN GURUP
Oh... ya... ya... maaf Ir.
35. Irma
Kok kamu bengong... ayo jangan
malu makan jajan yang mana kamu mau...!
36. Wati
Terima kasih Ir...
MEREKA BERTIGA MAKAN JAJAN SAMBIL
TERTAWA RIANG DAN SEMPAT MENGHILANGKAN
BAYANGAN BEBAN PENDERITAAN DALAM
BATIN WATI
SCENE 11. INT
RUANG TENGAH RUMAH WATI SIANG HARI
TERDENGAR SUARA AZAN ZUHUR DARI
MASJID. DI RUNGAN TENGAH RUMAH WATI, ADIK-
ADIKNYA DAN IBUNYA SEDANG
MENYIAPKA HIDANGAN MAKAN SIANG.
37. Inaq Sumi
MEMBAWA PIRING PELASTIK DAN BAKUL
NASI YANG BERISI NASI YANG DINGIN DAN AGAK
KERING KE RUANG TENGAH LALU
MEMANGGIL ANAK-ANAKNYA UNTUK MAKAN.
Ayo... anak-anak!, kita makan....
DARI RUANG DALAM MURNI MUNCUL
MEMBAWA PANCI BERISI AIR HANGAT DAN
MELETAKKANNYA DEKAT BAKUL NASI.
LALU MUNCUL LAGI SUKMA MEMBAWA PIRING BERISI
GARAM DAN MELETAKKANNYA DI SAMPING
PANCI YANG DIBAWA MURNI
38. Inaq Sumi
Di mana kakakmu?
39. Sukma
AGAK KETUS MENJAWAB
Lagi mandi, Bu!
40. Inaq Sumi
Ayah dan Ojan di mana, ya?
41. Murni
SAMBIL MEMENCAR PIRING PELASTIK
MENGITARI BAKUL NASI
Belum pulang, Bu.
42. Inaq Sumi
Baiklah, kita tunggu mereka dulu,
baru mulai makan.
WATI KELUAR DARI RUANG DALAM LALU
DUDUK DI DEKAT MURNI
43. Inaq Sumi
Bagaimana sekolahmu, Nak?
44. Wati
Alhamdulillah... baik, Bu.
45. Sukma
DENGAN WAJAH YANG AGAK SEWOT
MEMPERHATIKAN PEMBICARAAN IBU DAN KAKAKNYA,
LALU MENUNDUK SAMBIL MENGUNGKAPKAN
KEINGINANNYA
Ibu... aku ingin sekolah.
46. Inaq Sumi
RAUT WAJAHNYA SEDIH
Maafkan ibu, nak...
Ibu tidak punya uang. Bisa makan
saja sudah syukur nak...
Upah ibu dan kak Murni-mu dari
hasil menyuci sangat sedikit, cukup buat kita makan sehari.
Andaikan kamu tidak malas sekolah
dulu, mungkin kamu seperti kakakmu yang bisa dapat
beasiswa... Ibu rasa sudah tidak
ada kesempatan lagi, karena sudah tertinggal terlalu jauh, Nak.
Syukuri saja keadaan kita
sekarang...
47. Murni
TERSENYUM MELIHAT ADIKNYA
Iya, Dik... Bersyukurlah,
setidaknya kita masih memiliki ibu dan ayah di sisi kita. Toh, Kak Wati
selalu membagi ilmunya untuk kita.
48. Sukma
MENDENGUS KESAL BERCANPUR SEDIH
LALU MASUK KAMAR DN MENANGIS
OUTSHOT
Kenapa aku hidup di keluarga
miskin ini!!!
INSHOT
49. Wati
Astagfirullah, Dik...!
LALU MASUK KE KAMAR TEMPAT SUKMA
MENANGIS
OUTSHOT
50. Sukma
MENANGIS SAMBIL HISTERIS
Aku benci kakak! Seandainya aku
tidak punya banyak saudara, seperti saat ini, mungkin ibu dan
ayah bisa menyekolahkanku. Mengapa
aku punya ibu buruh cuci dan ayah pemulung...
Aku hanya bisa makan nasi kering
setiap hari!!!
INSHOT
51. Inaq Sumi
TERKEJUT KEMUDIAN MENANGIS
MENDENGAR UCAPAN ANAK BUNGSUNYA. DARI DALAM
KAMAR WATI KELUAR DENGAN DIAM DAN
MENAHAN TANGISNYA
52. Murni
MASUK KE DALAM KAMAR
OUTSHOT
Siapa yang mengajarmu bicara
begini, Sukma?!
TERDENGAR SUARA TAMPARAN
Seharusnya kamu bersyukur masih
bisa makan, dan Kak Wati mau membagi ilmunya untuk
kita!
SCENE 12. EXT
HALAMAN RUMAH SIANG HARI
DARI JAUH TERLIHAT AMAQ PETAK DAN
OJAN PULANG MEMBAWA BARANG PULUNGAN
DENGAN WAJAH LETIH
53. Amaq Petak
Assalamu’alaikum...
SAMBIL MELANGKAH MENDEKATI RUANG
TENGAH TEMPAT KELUARGANYA BERKUMPUL
SCENE 13. INT
RUANG TENGAH SIANG HARI
BEGITU MASUK DAN MELIHAT SUASANA
AMAQ PETAK TERKEJUT
54. Amaq Petak
Ada apa ini?!
TIDAK ADA YANG MAMPU MENJAWAB,
HANYA TERDENGAR SUARA ISAKAN MENAHAN
KEPEDIHAN
55. Ojan
MELIHAT SUASANA TEGANG, IA
MENDEKATI MURNI
Ada apa ini, Kak?
56. Murni
DENGAN MATA YANG BERKACA-KACA DAN
DENGAN ISAKAN TANGIS MENJAWAB
Sukma... ingin sekolah, Dik....
Katanya dia... dia... menyesal lahir dalam keluarga ini karena ibu
dan ayah tak bisa
menyekolahkannya.
57. Ojan
MELANGKAH MASUK MENEMUI SUKMA
OUTSHOT
Kakak juga sama sepertimu, Dik.
Kakak ingin sekolah. Kak Murni juga ingin sekolah. Tapi kita
lihat keadaan sekarang. Kita
berempat bersaudara, ibu kita buruh cuci, ayah kita pemulung,
kakak tertua kita pun bisa sekolah
karena mati-matian belajar dari kecil sehingga bisa dapat
beasiswa dan sekolah gratis.
Sedangkan kita? Kita tidak bisa karena kesalahan kita yang dulu
menjadi pemalas. Ibu dan ayah bisa
memberi makan nasi kering untuk keempat anaknya saja
sudah syukur. Jangan buat ibu dan
ayah semakin sedih, Dik.
INSHOT
AMAQ PETAK MENARIK NAFAS
DALAM-DALAM. TERGAMBAR RASA PENYESALAN ATAS NASIB
KELUARGANYA KARENA SIKAPNYA YANG
SALAH SELAMA INI
SCENE 14. EXT
DI LASAH HALAMAN RUMAH WATI MALAM
HARI
BULAN TERLIHAT BERSINAR TERANG.
WATI DUDUK MEMELUK LUTUTNYA MENENGADAH KE
ATAS LANGIT MENATAP REMBULAN YANG
BERPANCAR TERANG.
TIDAK BERSELANG LAMA AYAHNYA AMAQ
PETAK KELAUR DAN MELIHAT ANAKNYA YANG
SEDANG BERSEDIH.
IA MENDEKATI ANAKNYA LALU MEMEGANG
TANGAN NAKANYA PELAN-PELAN DAN MENATAP
DENGAN MATA YANG BERKACA-KACA LALU
MEMBERI ISYARAT AGAR MAU MENGIKUTINYA
MASUK. DENGAN PELAN WATI TURUN
DARI LASAH MENUJU DALAM MENGIKUTI AYAHNYA.
SCENE 15. EXT
DI GERBANG SEKOLAH SIANG HARI
DI GERBANG SEKOLAH SIANG HARI
PULANG SEKOLAH IRMA DAN YANI MENGAJAK WATI KE
TOKO BUKU. IRMA DAN YENI MEMANGGIL
WATI YANG JARAKNYA AGAK BERJAUHAN DARI
MEREKA BERDUA. TIDAK KETINGGALAN
JUGA TERLIHAT DHANI DAN HARI.
58. Irma dan Yani
MEMANGGIL WATI SAMBIL MENDEKAT
Watiiii...
Kita ke toko buku, yuk!
59. Wati
SEJENAK BERPIKIR DAN RAGU-RAGU,
AKHIRNYA TERPAKSA SETUJU SAMBIL MENJAWAB
DENGAN MENAHAN SESUATU DALAM HATI
Hmm... boleh. Tapi sebentar saja
ya, aku tidak berbelanja, aku...tidak....
60. Irma
Hmmm... oke! Yuk!
61. Dhani dan Hari
A..yo...
TERLIHAT YANI SENYUM SEMANGAT LALU
MENGIKUTI ARAH DUA SAHABATNYA PERGI DAN
DISUSUL OLEH DHANI DAN HARI
SCENE 16. EXT
DI PINGGIR JALAN RAMAI SIANG HARI
KELIMA ORANG SAHABAT INI MAU
MENYEBERANGI JALAN MENUJU TOKO BUKU. IRMA
TERLEBIH DAHULU MENYEBERANG JALAN
YANG RAMAI LALU YENI MENYUSUL IRMA DAN DI
BELAKANG ADA WATI DENGAN TAMPA
MEILIHAT KE ARAH KANANNYA...
62. Dhani
DI TEMPAT YANG AGAK BERJARAK DI
BELAKANG WATI, DHANI MELIHAT MOTOR DENGAN
KECEPATAN TINGGI KE ARAH WATI YANG
SEDANG MENYEBRANG
Awaaaasssss!!!
TIIIIT TIIIIT TIIIIT .........!!!!
INSIDE
SCENE 17. EXT
DI LAMPU MERAH SIANG HARI
TERLIHAT SUKMA SEDANG MENJAJANKAN KORAN
DAGANGANNYA KEPADA PENGENDARA YANG
JARAKNYA TIDAK TERLALU JAUH DARI
PERISTIWA TABRAKAN KAKAKNYA. TIBA-TIBA WAJAHNYA
TERSENTAK KARENA MENDENGAR SUARA
TABRAKAN
BRUUUKKKKKK!!
SUKMA SEGERA MELANGKAH KE ARAH
SUARA
INSIDE
SCENE 18. EXT
DI PINGGIR JALAN SIANG HARI
TERLIHAT OJAN SEDANG MENGGAET
BOTOL AQUA DI BAK SAMPAH PINGGIR JALAN YANG
JARAKNYA TIDAK TERLALU JAUH DARI
PERISTIWA TABRAKAN KAKAKNYA. TIBA-TIBA WAJAHNYA
TERSENTAK KARENA MENDENGAR SUARA
TABRAKAN
KRREEEKKKK!!!
OJAN LONCAT DAN MELANGKAH CEPAT KE
ARAH SUARA
SCENE 17. EXT
DI PINGGIR JALAN RAMAI SIANG HARI
DI PINGGIR ASPAL TEMPAT KEJADIAN
WATI SEDANG TERGELETAK BERLUMURAN DARAH DI
DEKAT MOTOR YANG MENABRAKNYA.
DHANI DAN HARIS MENGANGKAT WATI, SEMENTARA
IRMA DAN YANI HISTERIS MENANGIS DI
ANTARA KERUMUNAN ORANG.
63. Irma dan Yani
Watiii!!!
DARI KEJAUHAN SUKMA DAN OJAN
DENGAN MENENTENG BARANG DAGANGAN DAN
PULUNGANNYA MENDEKATI KERUMUNAN
ORANG. SUKMA TERLIHAT KAGET MELIHAT
KAKAKNYA YANG TERGELETAK LALU
MENYELINAP MASUK DI KERUMUNAN ORANG DAN
HISTERIS
64. Sukma
Kakaaaakkk!!!
65. Ojan
TERSENTAK MENDENGAR TERIAKAN
SAUDARANYA LALU MENYELINAP DI ANTARA ORANG-
ORANG LALU HISTERIS
Kak....Watiiiiii!
KEDUANYA MENANGIS SAMBIL MEMEGANG
TANGAN KAKAKNYA
66. Sukma
SUKMA YANG MEMBAWA LIPATAN KORAN
DAN OJAN MENGALUNGKAN DUA BOTOL AQUA
MELIHAT ORANG SEKITAR DAN MELIHAT
IRMA DAN YENI YANG MENANGIS, MENJELASKAN
Ini....!!! kakak saya...!! Tolong
bawa ke rumah sakit sekarang!!!
IRMA DAN YANI SEMAKIN SEDIH
MENDENGAR PENGAKUAN ADIK WATI. ORANG-ORANG
MENGANGKAT WATI DARI TEMPATNYA
YANG TERGELETAK
SCENE 18. EXT
DI RUANG TUNGGU RS SIANG HARI
DI RUANG TUNGGU TERLIHAT SUKMA
TIDAK TENANG BERDIRI, DUDUK, BERGERAK .
SEMENTARA OJAN, IRMA DAN YANI
DUDUK DIBANGKU DENGAN WAJAH GELISAH.
DARI KEJAUHAN TERLIHAT AMAQ PETAK
BERSAMA MURNI ADIK WATI BERGEGAS MENUJU
RUANG TUNGGU. DI SISI LAIN
TIBA-TIBA MUNCUL DOKTER DARI PINTU RUANG PERIKSA UNTUK
MEMBERITAHU KEADAAN WATI
67. Dokter
Maaf siapa keluarganya si Wati?
68. Sukma
Saya adiknya. Bagaimana Dok?
69. Dokter
Dia luka parah dan harus dioperasi
70. Sukma
SAMBIL MEMEGANG BEBERAPA LIPATAN
KORAN SUKMA MENATAP AYAHNYA YANG BARU TIBA,
SAMBIL TERSEDU BERTANYA PADA
AYAHNYA
Ayah bagaimana ini.... Kita tidak
punya uang.... Koran yang kudagang baru laku dua eksemplar.
71. Ojan
DUA BOTOL AQUA YANG MASIH
TERSELEMPANG DI LEHERNYA BERKATA SAMBIL TERISAK
Sa...saya... juga ayah... baru
dapat beberapa bekas botol aqua.
TERLIHAT WAJAH AMAQ PETAK PUCAT
PASI TAK BERKATA APA-APA DAN HANYA MENARIK
NAFAS DALAM-DALAM BERSAMA DENGAN
PENYESALANNYA
72. Dokter
Bagaiman pak..!
73. Murni
KEPADA AYAHNYA SAMBIL BERSEDIH
Bagaimana Pak... dari mana kita
dapat uang...!
WAJAH AMAQ PETAK TAK BERGERAK
LAKSANA POHON MATI YANG BERSANDAR DI POHON
YANG LAIN
DALAM KEHENINGAN IRMA DAN YANI
YANG SEDARI TADI JUGA IKUT BERSEDIH SEMKAIN
TERHANYUT HATINYA MENDENGAR
UNGKAPAN KEMISKINAN KELUARGA WATI, TIBA-TIBA
AKANGKAT BICARA.
73. Irma
SAMBIL BERSEDIH
Maaf sebelumnya. Saya teman
baiknya Wati di sekolah. Dia teman yang baik, pintar, dan rajin.
Dia sering sekali membantu saya.
Biar saya saja yang membayar biaya operasi rumah sakit Wati,
Pak, adik-adik.
74. Amaq Petak
MATANYA BERKACA-KACA DAN AIR MELEH
DARI KELOPAK MATA SAAT MENATAP IRMA. IA
MENGUCAPKAN TERIMA KASIH TANPA
SUARA DAN HANYA TERLIHAT DARI AIR MUKANYA DAN
ANGGUKANNYA YANG DALAM
END
MATARAM, 8 JULI 2016
(SYAVIRA MARWA + PAK USUP)
Dapat dilihat dan didownload disini
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara download:
1. Klik tulisan 'disini' di atas
2. Silang laman yang tidak perlu, tunggu loading sebentar
3. Tekan 'Skip Ad'
4. Download file drive di tanda unduh (panah ke bawah ↓) di pojok kanan atas laman google drive
5. Selesai, tinggal cek di folder download
❤❤❤
0 comment
What do you think about this post?