• Home
  • School
  • Writing
    • Fiction
      • SasuSaku Fanfiction
  • Girl Things
    • Fashion
    • Beauty
  • Travel
  • Portopholios
    • Photography
    • Design
facebook instagram twitter youtube

Creatifina


His Cinderella 

By: Fina Sarah Adhari

Disclaimer: Sakura belong to Sasuke. Sasuke belong to Sakura. SasuSaku belongs to Masashi Kishimoto

Pairing: SasuSaku

Rate: K+

Genre: Romance/Drama

Inspired by Tata Young's song: Cinderella

Warning: ALAY, OOC (maybe) , Typo-s, gaje, lebay, dll.


Baca juga sequelnya yang berjudul Do You Still My Prince?

Lets join!

Enjoy and Happy reading minna!^^

Don't Like Don't Read!

Sasuke: 9th kelas 3 SD

Sakura: 8th kelas 2 SD







Sakura's POV

"… akhirnya Cinderella dan Pangeran nya hidup bahagia selamanya." Dan begitulah kata Kaa-san ku setelah membacakan dongeng seorang Putri yang kesusahan dan akhirnya ditolong oleh seorang Pangeran.

Haaah, aku memang senang mendengar Kaasan membacakan cerita dongeng. Tapi entah kenapa aku sangat bosan dengan cerita yang begitu-begitu saja. Setiap malam Kaa-san membacakan dongeng dengan kisah Putri yang berbeda-beda, tapi intinya sama, cuma diganti namanya saja, huh.

"Sakura… kok bengong? ceritanya bagus kan?" Tanya Kaa-san menyadarkanku dari lamunanku.

"Eh tidak apa-apa kok" kataku tersenyum.

"Nah dari sekian banyak dongeng yang Kaa-san bacakan, Sakura suka yang mana?" Tanya Kaa-san sambil mengelus-elus kepalaku.

"Saku suka semuanya Kaa-san" ya aku memang suka semuanya. Lagipula semua ceritanya sama saja kan?

"Kalau besar nanti Saku mau jadi Putri apa? Hmm jadi Putri Cinderella saja ya?"

Aku menarik nafas panjang.

"Aku tak mau menjadi Putri seperti mereka, Kaa-san"

"Lho, kenapa Saku? Katanya suka semua dongengnya" kata Kaa-san.

"Itu cuma dongeng Kaa-san, kehidupan dongeng itu bukan untuk Saku. Saku nggak mau jadi Cinderella yang tinggal di ruang bawah tanah, tua, berdebu, gelap buat nunggu Pangeran datang dan bebasin Saku dari kesusahan. Saku nggak mau bergantung pada orang lain." Kataku panjang lebar, Kaa-san tersenyum bangga.

"Hmm baguslah nak, yasudah sekarang Saku tidur ya, oyasuminasai" kata Kaa-san sembari mengecup keningku, mematikan lampu, dan menutup pintu.

"Kalau besar nanti Saku akan bertemu seorang Pangeran yang tidak takut untuk menunjukkan bahwa dia menyayangi Saku, mengerti Saku, senang bersama Saku, Saku akan selalu bersamanya. Saku bisa selamatkan diri sendiri, bisa bermimpi jadi kesatria yang bersinar, untuk orang yang Saku sayangi dan menyayangi Saku." Gumamku, dan tak lama aku pun terbawa ke alam mimpi yang sangat indah.

End Sakura's POV











Sasuke's POV

"Ohayou" sapaku pada anak kecil yang sangat manis dan lucu itu saat kami bertemu di depan gerbang sekolah.

"Ohayou mou Sasuke-kun" sahutnya tersenyum manis.

'Haah aku suka sekali senyumannya' batinku.

Kami jalan ke kelas bersama, sesekali aku meliriknya. Aku sangat senang bisa mengenalnya, aku… menyayanginya.

Aku mengantarnya sampai ke kelas.

"Sakura-chan, nanti jam istirahat Sakura main bareng sama Sasuke ya" kataku tersenyum tipis.

"I-iyadeh Sasuke-kun." Katanya tersenyum sambil menarik helain rambut yang menutup mata indahnya ke belakang telinganya.

Deg

Deg

Deg

Seketika aku terhipnotis oleh wajahnya yang sangat cantik, aku mendengar degup jantungku yang sepertinya berdetak lebih cepat, haaah Kami-sama terimakasih telah memberikanku Putri cinderella sepertinya.

"Sasuke-kun, sampai kapan mau berdiri di situ? Sebentar lagi bel masuk lho." Sakura terkekeh geli, sangat menggemaskan.

"Hn." Kataku sembari berjalan ke kelas, aku tak mau ia melihat wajahku. Kalian tahu kan seperti apa?.

Bel istirahat sudah berbunyi sejak tadi. Aku menunggu Sakura di taman bermain. Lama sekali.

"Hn, apa dia lupa?" tanyaku pada diri sendiri.

Aku melangkahkan kakiku ke arah kelasnya. Betapa terkejutnya aku saat sampai di kelasnya, ia… menangis. Aku tak bisa melihatnya menangis seperti itu, segera aku menghampirinya.

"Hn kau kenapa menangis Saku?" kataku sambil mengusap pipinya yang sudah basah karena air matanya yang sangat berharga itu.

"Ta-tadi hiks me-mereka mengejekku hiks hiks ji-jidat hiks lebarr hiks hiks… " katanya masih setia mengeluarkan cairan bening yang berharga itu.

"Bukankah kau memang sering dipanggil jidat lebar oleh teman-temanmu?" ya bukankah begitu? Kenapa dia harus menangis seperti ini?

"Hiks yang ini hiks b-bukan teman-temanku hiks mereka sok kenal hiks padaku hiks hiks"

"Mana mereka?"

"I-itu" Sakura menunjuk dua orang laki-laki dan satu orang perempuan, mereka sedang berbincang-bincang sok penting, huh.

End Sasuke's POV

Sasuke pun bangkit dari kursi yang tadi ia duduki.

Sakura's POV

"Sasuke-kun mau kemana?"

"Melindungi Saku, Sasu kan sayang sama Saku." Kata Sasuke tersenyum simpul.

Deg

Deg

Deg

Aku merasa jantungku berdetak lebih cepat. Wajahku memanas. Aku memandangi wajahnya yang sedang tersenyum ke arahku

"A-arigatou Sasuke-kun"

"Hn"

Aku menunduk, terlihat kakinya yang menjauhiku dan mendekati mereka.

End Sakura's POV

"Braaakkk" Sasuke baru saja memukul tangannya sendiri di atas meja yang di duduki tiga orang yang telah membuat Putri Cinderellanya menangis itu.

Semua mata tertuju kepada mereka, Sakura pun kembali menunduk, takut.

"Aku tidak akan membiarkan kalian hidup kalau kalian masih saja membuat 'Putri Cinderellaku' menangis. Berurusan dengan Haruno Sakura sama saja dengan berurusan denganku, Uchiha Sasuke." Kata Sasuke sok tegas sambil mengepalkan tangannya.

Semua orang yang ada di sana pun ketakutan, terutama mereka bertiga (yang membuat Sakura menangis).

Sakura melebarkan matanya. 'Putri Cinderellanya?' kata Sakura dalam hati.

"K-kami minta ma-maaf." Kata anak perempuan itu.

"A-aku Karin, ini Suigetsu, dan ini Juugo." Lanjut anak perempuan yang bernama Karin itu.

"Cih, aku tak mau mengenal kalian. Kalian sudah membuat orang yang aku sayangi menangis. Aku benci kalian."kata Sasuke ketus sambil berbalik berjalan ke arah Sakura.

Deg! 'jadi Sasuke-kun benar-benar menyayangiku?' batin Sakura.

"Hn, Sasu akan selalu menjaga Saku, Sasu sayang sama Saku. Sasu ke kelas dulu ya, jangan nangis lagi." Kata Sasuke kemudian mencubit pipi Sakura dan tersenyum simpul.

"A-arigato Sasuke-kun!" sahut Sakura tersenyum manis.

"Hn" kata Sasuke sembari meninggalkan kelas Sakura menuju kelasnya.

"Saku juga sayang Sasuke-kun." Gumam Sakura menatap punggung Sasuke.







Di taman bermain…

"Pelan-pelan ya Sasuke-kun, Saku nggak mau jatuh dari ayunan." Kata Sakura setelah duduk di atas ayunan.

"Hn." Sahut Sasuke yang mulai mendorong pelan ayunan yang diduduki Sakura.

"Sejuk sekali ya Sasuke-kun" kata Sakura sembari menutup matanya menikmati semilir angin yang menyegarkan.

"Hn" Sasuke berhenti mendorong ayunan Sakura, ia sekarang duduk di samping Sakura dan menikmati semilir angin.




Hening




"Sasuke-kun" panggil Sakura memecah keheningan.

"Hn?" Sasuke masih menikmati semilir angin.

"Err kenapa Sasuke-kun bilang Sakura ini Putri Cinderella nya Sasuke-kun?" Tanya Sakura ragu.

"Hn. Sasuke kan Pangeran nya Sakura, menyayangi Saku, mengerti Saku, senang bersama Saku, pokoknya Sasu selalu ada buat Saku. Sakura mau kan jadi Cinderella nya Sasu?" Tanya Sasuke dengan polosnya.

Wajah Sakura pun memerah.

"Saku nggak mau jadi Putri Cinderella…"

Deg! Hati Sasuke mencelos(?) seketika.

"K-kenapa Saku?" Tanya Sasuke serius, ia kesal kenapa Sakura tidak mau menjadi Putri Cinderella nya?
"Jadi Putri Cinderella itu nggak enak Sasuke-kun. Dari dongeng yang Kaa-san bacakan, jadi Putri Cinderella itu harus susah duluu, baru deh ada Pangeran yang nolongin dia. Nah, kalo Saku jadi Cinderella, harus susah dulu doong? Terus, kalau Pangeran nya nggak datang-datang gimana? Kan kasian Saku…" kata Sakura sambil mengembungkan pipinya membuat Sasuke gemas.

"Hn, Sasu kan bilang Sakura itu Cinderella nya Sasuke. Sasuke Pangeran nya Sakura. Saku nggak usah takut, Sasu pasti datang kalau Saku kesusahan, Sasu nggak mau Saku kesusahan, Sasu sayang Saku. Saku sayang nggak sama Sasu?" Sasuke tersenyum simpul.

"Ah iya juga ya, Pangeran nya kan Sasuke-kun! Kalau begitu Saku mau deh jadi Cinderella, Cinderella nya Sasuke-kun! Saku sayang kok sama Sasu!" kata Sakura gembira sembari memeluk Pangeran nya, Sasuke.

"Kalau sudah besar, kita menikah ya, kayak Itachi-nii dan Konan-nee. Saku mau kan?" Tanya Sasuke membalas pelukan Sakura.

"Saku mau kok Sasuke-kun."

"Janji?"

"Janji!"

"Hn, arigatou."








"… Oyasumi Sakura-chan." Kata Kaa-san Sakura sembari mencium keningnya.

"Saku mau jadi Cinderella Kaa-san, kata Sasuke-kun dia mau jadi Pangeran nya Saku, jadi Saku nggak perlu nunggu Pangeran yang lain buat tolongin Saku dari kesusahan, soalnya Sasuke-kun selalu ada buat Saku. Sasuke-kun juga janji kalau sudah besar mau menikah sama Saku." Kata Sakura riang.

"Hmm begitu yaa, Kaa-san senang mendengarnya. Sekarang Saku tidur ya, nanti Sasuke-kun marah sama Kaa-san kalau Saku gak tidur." Kata Kaa-san Sakura tersenyum.

"Aa… oyasumi mou kaa-san"

"Oyasumi Pangeranku, Sasuke-kun." Gumam Sakura.




"Oyasumi Cinderellaku, Sakura-chan." Gumam Sasuke.


-FIN-

19 Oktober 2013

Fina Sarah Adhari
Ig: finasaadha
Twitter: finasaraha_13
Share
Tweet
Pin
Share
No comment

Kutukan
By  Fina Sarah Adhari
Naruto ©Masashi Kishimoto
SasuSaku’s Pairing
Warning: alay plus garing banget

Baca juga fic alay I YOU

"Hhh… nunggu lagi…" gumam gadis berambut pink itu ketika keluar dari sekolahnya untuk melihat orang yang menjemputnya. Gadis itu bernama Sakura Haruno yang menjabat sebagai ketua kesenian di sekolahnya. Seperti biasanya, dia selalu mengontrol teman-temannya saat membuat kerajinan tangan sepulang sekolah. Dan seperti biasanya pula kakaknya yang bernama Sasori itu selalu meninggalkannya karena malas menunggu. Alhasil Sakura harus menunggu dijemput lagi.

Pukul 15.00

"Haah apa mereka bercanda? Apa mereka melupakanku? Oh ayolaah aku harus belajar, hh sibuk sekalii…" gerutu Sakura saat ia melihat jam tangan analog nya menunjukkan pukul 15.00. Oh ayolah, Sakura sudah menunggu satu jam, ditambah lagi dengan tinggal dia sendiri sekarang, dia menunggu sendirian.

"Menyebalkan, lama sekaliiiii…." gerutu Sakura untuk kesekian kalinya sambil mengembungkan pipinya dan menampakkan wajah super duper kesalnya.

"Andai saja rumahku dekat, aku berjanji akan berangkat dan pulang sendiri, ayolah 'siapa pun' jemput aku, banyak yang harus ku kerjakaan.." lagi-lagi Sakura menggerutu. Dia merutuki Sasori yang tak mau menunggu adiknya sebentar saja. Jarak rumah dan sekolah Sakura memang lumayan jauh, sekitar 13 Km. Jadi, siapa yang mau berjalan kaki sejauh itu, eh?

Tiba-tiba datang seorang nenek entah darimana dan langsung mengagetkan Sakura dari lamunannya.

"Nak, bersabarlah, sebentar lagi akan datang pangeran yang akan menyelamatkanmu dari 'kutukan menunggu dijemput dalam waktu yang lama'…" kata seorang nenek dengan senyum tulusnya.

"Err maksud nenek? Mana mungkin ada pangeran di jalan sepi seperti ini nek, Dan, apa? 'kutukan menunggu dijemput dalam waktu yang lama'? ada-ada saja.." sahut Sakura.

"Hmm nanti kau tahu sendiri…" kata nenek itu seraya tersenyum tulus.

"Ah a-aku tidak mengerti…" kata Sakura sambil menundukkan kepalanya, menatap sepatunya… lama.

"Err makasi ya nek" kata Sakura mengangkat kepalanya. Dan nenek itu sudah tidak ada, apa itu malaikat? Entahlah.

"Hm sudahh pergi…" gumam Sakura.

.

.

.

Pukul 16.30

"Kenapa lama sekali ya? Ahh aku bosan…" gumam Sakura menunduk.

"Sreeeeetttttt kreeeeeeeeet" suara rem mendadak itu mengagetkan Sakura yang segera mengangkat kepalanya, mencari tahu apa yang terjadi.

"KYAAAAA" mata Sakura membulat melihat mobil yang hampir saja menggilas seorang pengendara motor besar yang terkapar di tanah. Oh ayolah, Sakura jarang sekali melihat kecelakaan langsung dengan matanya sendiri. Meskipun dia mengikuti ekstrakulikuler PMR, tapi ia tak berani melihat kecelakaan secara langsung, mengerikan.

Pengendara mobil itu tak mau bertanggung jawab ataupun sekedar minta maaf kepada pengendara motor besar itu. Mobil itu melaju kencang, pergi, meninggalkan Sakura yang terpaku dan seorang pengendara motor yang terkapar di tanah.

"Err apa aku harus menolongnya? Tapi ini sepi sekali, kalau bukan aku yang menolongya, siapa lagi?" Sakura menggigit bibir bawahnya.

"Hmm, aku harus menolongnya" kata Sakura sembari berjalan menghampiri orang itu.

Terdengar suara kecil berupa rintihan dari orang itu, namun seperti yang terlihat, tubuhnya hanya lecet sedikit, "Hmm, mungkin luka dalam" gumam Sakura.

Sakura duduk tepat di depan orang itu sembari mengintip-intip dalam helmnya untuk mencari tahu siapa orang itu.

"Hm apa anda baik-baik saja…?" kata Sakura. Hening. Sakura berfikir bahwa ada yang salah dengan pertanyaan bodoh yang baru saja ia ucapkan dari mulut manisnya itu.

"Err maaf, maksudku bagian mana yang sakit? Aku anggota PMR mungkin aku bisa membantu anda." Kata Sakura sedikit gugup.

"Hn, kaki kiri" jawab suara baritone itu sekenanya.

"Ah baiklah bisakah kau duduk, dan.. bukalah helm mu supaya lebih tenang" kata Sakura sembari memerhatikan kaki kiri laki-laki itu.

Pemuda itu diam dan menuruti perkataan Sakura.

Sakura yang masih melihat kaki kiri pemuda itu tersenyum, sangat manis.

'Hn, senyuman itu…' batin seorang laki-laki itu.

"Kau hebat sekali, padahal kau sudah terkapar di tanah bahkan mobil itu hamper menggilasmu…" Sakura menggantung kata-katanya.

Laki-laki itu diam, memerhatikan wajah Sakura.

"Kau hanya sedikit lecet dan sedikit luka dalam, dalam beberapa hari ini pasti anda akan sembuh…" kata Sakura tersenyum yakin.

"Hn" sahut laki-laki itu singkat.

"Ah aku akan membersihkan luka lecetmu, tunggu sebentar" kata Sakura sembari mengeluarkan kotak obabt-obatan dari tasnya.

"Hn, lengkap sekali." Kata laki-laki itu datar, tidak seperti orang yang baru saja kecelakaan, raut wajah kaget pun tidak.

'Aneh' batin Sakura.

"Ah aku kan anggota PMR jadi aku harus selalu waspada jika ada yang butuh pertolongan kan aku bisa membantu." Kata Sakura tersenyum riang sambil membersihkan luka lecet di kaki pemuda itu kemudian memberikannya obat merah.

"Nah selesai, tidak perlu diperban" kata Sakura tersenyum manis.

Deg

Deg

Deg

Jantung laki-laki itu berdegup kencang melihat senyuman dari bibir manis Sakura.

"Ah, aku Sakura, Sakura Haruno. Sekolah di SMP Konoha…" kata Sakura sembari menunjuk bangunan di depan mereka.

"Aku kelas 9" lanjut Sakura tersenyum manis.

Sakura memandang laki-laki itu, seolah mengatakan 'bagaimana dengan mu?'.

"Sasuke Uchiha, SMA Konoha, kelas 10" jawab laki-laki itu sekenanya dan… datar.

"Hah baiklah, senang bertemu dengan mu Sasuke-san" kata Sakura ceria.

"Hn kau sendirian?" kata Sasuke.

"I-iya, aku menunggu dijemput oleh Sasori Nii-san, tapi sampai sekarang dia belum dating" kata Sakura sambil mengembungkan pipinya membuat Sasuke gemas.

"Hn Sasori? SMA Konoha kelas 11A?" Tanya Sasuke.

"Eh iya, kok tahu sih? Memangnya Nii-san terkenal yaa? Huft" Sakura lagi-lagi mengerucutkan bibirnya dan mengembungkan pipinya secara bersamaan membuat Sasuke gemas dan ingin mencubitnya, namun tak mungkin, dia itu… Uchiha.

"Dia teman kakak ku, setahuku dia masih ada urusan dengan pacar-pacarnya."

"Eh? Pacar? Sasori Nii punya pacar? Hahaha…" Sakura tertawa terbahak-bahak mendengar pernyataan Sasuke. Sejak kapan Nii-sannya yang imut itu punya pacar?.

"Hn entahlah"

Hening.

Hening.

Hening.

"Aku mau pulang, kaki ku sudah baikan." Kata Sasuke.

"Ah ya silakan." Kata Sakura tersenyum.

Apakah dia masih harus menunggu kakaknya? Oh ayolah ini sudah pukul 17.45!

Sasuke pun naik ke motornya yang sudah berdiri tegak itu.

"Hn ayo naik." Kata Sasuke.

"Eh?" Kata Sakura kaget, mencoba mencerna kata-kata Sasuke.

"Kau mau menunggu Nii-san mu sampai malam?" kata Sasuke datar.

"Err tidak, baiklah, terimakasih" Kata Sakura seraya menaiki motor besar Sasuke.

"Jalan Lucky nomor 13 warna hijau" lanjut Sakura memberitahu letak rumahnya.

.

.

.

"HEI, sudah sampai!" kata Sasuke ketus dengan nada yang sedikit ditinggikan. Bagaiman tidak? Ia sudah tiga kali berkata seperti itu tapi Sakura malah diam saja.

Suara baritone itu berhasil menyadarkan Sakura dari lamunannya dan segera turun dari motor Sasuke.

"A-arigato" kata Sakura senyum sumringah sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hn, mulai besok aku akan mengantar dan menjemputmu sekolah…" Sasuke menggantung kata-katnya.

"… tepat waktu." Lanjut Sasuke Sasuke membuat mata Saskura melebar.

'sebentar lagi akan datang pangeran yang akan menyelamatkanmu dari 'kutukan menunggu dijemput dalam waktu yang lama''

Kata-kata nenek itu terngiang di otak Sakura.

"Kau pangeranku? pangeran yang akan menyelamatkanku dari 'kutukan menunggu dijemput dalam waktu yang lama'. Apakah benar?" Tanya Sakura yang masih melongo menatap Sasuke tak percaya.

"Hn jadi kau putri yang aku selamatkan dari 'kutukan menunggu dijemput dalam waktu yang lama'?" kata Sasuke tersenyum simpul.

"Apa kau bertemu nenek itu?" kata Sasuke dan Sakura bersamaan.

Mereka pun saling bertatap-tatapan sekilas, dan tertawa bersama.

Terlihat raut wajah bahagia terpancar dari keduanya.

Dan mereka pun menjadi sepasang Putri dan Pangeran yang terselamatkan dari 'kutukan menunggu dijemput dalam waktu yang lama'.


-FIN-
17 Oktober 2013

Fina Sarah Adhari
Ig: finasaadha
Twitter: finasaraha_13
Share
Tweet
Pin
Share
2 comment
Newer Posts
Older Posts

hai semuanya!

About Me
selamat datang di blognya fina, semoga bermanfaat ya! jangan lupa mampir di sosial mediaku ya~

Social Media

  • Follow on Twitter
  • Like on Facebook
  • Subscribe on Youtube
  • Follow on Instagram


Umrah dan Haji Plus

Umrah & Haji Plus | Arminareka Perdana

Halo teman-teman semua, untuk teman-teman muslim di seluruh Indonesia khususnya yang berdomisili di Provinsi Nusa Tenggara Barat, ya...

Lit This Week

  • Mulok Nahwu Kelas VIII
    Dasar-Dasar Ilmu Nahwu Kunci dalam mempelajari bahasa adalah banyaknya kosa kata yang dimiliki (dihafal) dan menerapkan...
  • Manajemen Agribisnis: Lembaga Agribisnis (KOPERASI UNIT DESA RINJANI AIKMEL)
    KOPERASI UNIT DESA RINJANI AIKMEL                 1. Sejarah Dahulu KUD merupakan alat dari pemerintah untuk memperlancar penya...
  • Explore Lombok: Nipah Beach
    Pantai Nipah adalah salah satu pantai yang berada di daerah Lombok Utara—dulu Lombok Barat bagian utara— (Pulau Lombok, Nusa Tenggara...

Categories

Album & Song List Beauty Chit-Chat Competition Design Drama Draw Fanficton Fashion Fiction Foods Freebies Indonesia Islam Japan Kuli-ah Photography Quotes School Travel
Creatifina

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  February 2025 (1)
  • ►  2024 (1)
    • ►  March 2024 (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  January 2022 (1)
  • ►  2020 (10)
    • ►  September 2020 (1)
    • ►  July 2020 (4)
    • ►  June 2020 (1)
    • ►  May 2020 (4)
  • ►  2019 (4)
    • ►  December 2019 (1)
    • ►  July 2019 (3)
  • ►  2018 (92)
    • ►  December 2018 (6)
    • ►  November 2018 (2)
    • ►  October 2018 (2)
    • ►  September 2018 (3)
    • ►  August 2018 (5)
    • ►  July 2018 (10)
    • ►  April 2018 (13)
    • ►  March 2018 (15)
    • ►  February 2018 (20)
    • ►  January 2018 (16)
  • ►  2017 (143)
    • ►  December 2017 (13)
    • ►  November 2017 (14)
    • ►  October 2017 (26)
    • ►  September 2017 (31)
    • ►  August 2017 (22)
    • ►  July 2017 (23)
    • ►  June 2017 (13)
    • ►  May 2017 (1)
  • ►  2016 (9)
    • ►  September 2016 (3)
    • ►  June 2016 (2)
    • ►  May 2016 (2)
    • ►  April 2016 (1)
    • ►  March 2016 (1)
  • ►  2015 (25)
    • ►  July 2015 (1)
    • ►  June 2015 (1)
    • ►  May 2015 (3)
    • ►  February 2015 (3)
    • ►  January 2015 (17)
  • ►  2014 (13)
    • ►  December 2014 (9)
    • ►  November 2014 (1)
    • ►  October 2014 (1)
    • ►  August 2014 (1)
    • ►  May 2014 (1)
  • ▼  2013 (5)
    • ►  December 2013 (1)
    • ►  November 2013 (1)
    • ▼  October 2013 (2)
      • A SasuSaku Fanfiction: His Cinderella
      • A SasuSaku Fanfiction: Kutukan
    • ►  May 2013 (1)

My Blog List

  • Go Blog
    POSTES 1
  • instagram
  • twitter
  • youtube

Created with by ThemeXpose