Ilmu Usahatani: Klasifikasi Usahatani Jagung di Lombok Barat

by - December 23, 2018



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wasyukurillah, segala puji dan syukur terpanjatkkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan praktikum serta laporan Ilmu Usahatani ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang yakni addinul islam.
Adapun isi dari laporan ini adalah hasil wawancara penulis dengan petani. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen mata kuliah Ilmu Usahatani yang membimbing dan mengajar serta semua pihak yang membantu dalam melaksanakan praktikum dan dalam menyusun laporan ini.
Laporan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik serta saran yang membangun penulis harapkan untuk penyempurnaan Laporan ini. Sebagai manusia biasa penulis merasa memiliki banyak kesalahan, oleh karenanya penulis mohon maaf sebesar-besarnya untuk kelancaran penyelesaian laporan ini, atas perhatian dari semua pihak yang membantu penulisan ini saya ucapkan terimakasih. Semoga Laporan ini dapat dipergunakan sebaik mungkin.
          


Mataram, 14 Oktober 2018


Penulis




BAB I. PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris yang sebagaian besar penduduknya terdiri dari petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting. Sektor pertanian sebagai sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk terutama bagi mereka yang memiliki mata pencaharian utama sebagai petani. Selain itu sektor pertanian, salah satu  hal penting yang harus diperhatikan sebagai penyedia pangan bagi masyarakat. Peningkatan produksi yang harus seimbang dengan laju pertumbuhan penduduk dapat dicapai melalui peningkatan pengelolaan usaha tani secara intensif. Oleh karena itu, pengetahuan tentang cara pengusahaan suatu usahatani mutlak dibutuhkan agar dapat meningkatkan produktifitas serta dapat meningkatkan pendapatan sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat.
Pengorganisir usaha tani adalah petani sendiri dibantu oleh keluarganya dan tenaga luar. Penggunaan tenaga luar dikhususkan untuk kegiatan atau pekerjaan yang membutuhkan tenaga yang lebih dari potensi tenaga kerja yang dimiliki petani sedangkan yang diorganisir sendiri adalah faktor-faktor produksi yang dikuasai atau yang dapat dikuasai. Selain itu usahatani ini hanya dilaksanakan pada areal sempit, hal ini dikarenakan terbatasnya faktor modal dan kebanyakan petani sudah merasa puas apabila hasilnya sudah dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehingga didalam Ilmu Usaha tani ini, analisis biaya dirasa cukup penting, karena tiap petani dapat menguasai pengaturan biaya produksi dalam usahataninya tetapi tidak mampu mengatur harga komoditi yang dijualnya atau memberi nilai kepada komoditi tersebut. Harga-harga ditentukan oleh berbagai faktor yang ada didalam usahatani termasuk pula faktor-faktor diluar usaha tani.
Secara garis besar, besarnya pendapatan usaha tani diperhitungkan dari pengurangan besarnya penerimaan dengan besarnya biaya usaha tani tersebut. Penerimaan suatu usahatani akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti luasnya usaha tani, jenis dan harga komoditi usaha tani yang diusahakan, sedang besarnya biaya suatu usaha tani akan dipengaruhi oleh topografi, struktur tanah, jenis dan varietas komoditi yang diusahakan, teknis budidaya serta tingkat teknologi yang digunakan.

1.2     Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum usahatani ini adalah untuk menentukan klasifikasi usaha tani.



BAB II. LANDASAN TEORI

Menurut Soekartawi (1995) bahwa ilmu usaha tani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efesien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki sebaik  baiknya, dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut mengeluarkan output yang melebih input.
Menurut Agustina Shinta dalam bukunya ‘Ilmu Usahatani’, Klasifikasi Usahatani terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

1.         Pola Usahatani
Terdapat dua macam pola usahatani, yaitu lahan basah atau sawah lahan kering. Ada beberapa sawah yang irigasinya dipengaruhi oleh sifat pengairannya, yaitu:
·         Sawah dengan pengairan tehnis
·         Sawah dengan pengairan setengah tehnis
·         Sawah dengan pengairan sederhana
·         Sawah dengan pengairan tadah hujan
·         Sawah pasang surut, umumnya di muara sungai

2.         Tipe usahatani
Tipe usahatani menunjukkan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada macam dan cara penyusunan tanaman yang diusahakan.
a.       Macam tipe usahatani :
        Usahatani padi
        Usahatani palawija (serealia, umbi-umbian, jagung)
b.      Pola tanam:
        Usahatani Monokultur: satu jenis tanaman sayuran yang ditanam pada suatu lahan. Pola ini tidak memperkenankan adanya jenis tanaman lain pada lahan yang samaPola tanam monokultur banyak dilakukan petani sayuran yang memiliki lahan khusus. Jarang yang melakukannya di lahan yang sempit. Pola tanam ini memang sudah sangat mengacu ke arah komersialisasi tanaman. Jadi perawatan tanaman pada lahan diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
        Usahatani Campuran/tumpangsari
Pola tanam tumpangsari merupakan penanaman campuran dari dua atau lebih jenis sayuran dalam suatu luasan lahan. Jenis sayuran yang digabung bisa banyak variasinya. Pola tanam ini sebagai upaya memanfaatkan lahan semaksimal mungkin.Tumpangsari juga dapat dilakukan di ladang-ladang padi atau jagung, maupun pematang sawah. Pola tanam tumpangsari bisa diterapkan untuk tanaman semusim yang umurnya tidak jauh berbeda dengan tanaman berumur panjang yang nantinya menjadi tanaman pokok. Pola tanam tumpangsari akan berhasil guna dan berdaya guna apabila beberapa prinsip tidak ditinggalkan. Prinsip tumpangsari lebih banyak menyangkut tanaman diantaranya:
- Tanaman yang ditanam secara tumpangsari, dua tanaman atau lebih mempunyai umur yang tidak sama
- Apabila tanaman yang ditumpangsarikan mempunyai umur yang hampir sama, sebaiknya fase pertumbuhannya berbeda.
- Terdapat perbedaan kebutuhan terhadap air, cahaya dan unsur hara.
Tanaman mempunyai perbedaan perakaran. Pola tanam tumpangsari memberikan berbagai keuntungan, baik ditinjau dari aspek ekonomis, maupun lingkungan agronomis.
Beberapa keuntungan dari tumpangsari adalah sebagai berikut:
-   Mengurangi resiko kerugian yang disebabkan fluktuasi harga pertanian
-   Menekan biaya operasional seperti tenaga kerja dan pemeliharaan tanaman.
-   Meningkatkan produktifitas tanah sekaligus memperbaiki sifat tanah.
-   Usahatani bergilir/tumpang gilir

3.      Struktur Usahatani
Struktur usahatani menunjukkan bagaimana suatu komoditi diusahakan. Cara pengusahaan dapat dilakukan secara khusus (1 lokasi), tidak khusus (berganti-ganti lahan atau varietas tanaman) dan campuran (2 jenis atau lebih varietas tanaman, misal tumpangsari dan tumpang gilir). Ada pula yang disebut dengan “Mix Farming” yaitu manakala pilihannya antara dua komoditi yang berbeda polanya, misalnya hortikultura dan sapi perah.
Pemilihan khusus atau tidak khusus ditentukan oleh:
-       Kondisi lahan
-       Musim/iklim setempat
-       Pengairan
-       Kemiringan lahan
-       Kedalaman lahan
Pemilihan khusus dilakukan berdasarkan keadaan tanah yang menyangkut kelangsungan produksi dan pertimbangan keuntungan. Pemilihan tidak khusus dilakukan oleh petani karena dipaksa oleh keadaan lahan yang dimiliki, misalnya bila petani memiliki sawah, tanah kering dan kolam, maka pilihan komoditi yang terbaik adalah yang menyebabkan kenaikan produk dari yang satu diikuti oleh kenaikan produk cabang usaha yang lain.

4.      Corak usahatani
Corak usahatani berdasarkan tingkatan hasil pengelolaan usahatani yang ditentukan oleh berbagai ukuran/kriteria, antara lain:
        Nilai umum, sikap dan motivasi
        Tujuan produksi
        Pengambilan keputusan
        Tingkat teknologi
        Derajat komersialisasi dari produksi usahatani
        Derajat komersialisasi dari input usahatani
        Proporsi penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan
        Pendayagunaan lembaga pelayanan pertanian setempat
        Tersedianya sumber yang sudah digunakan dalam usahatani
        Tingkat dan keadaan sumbangan pertanian dalam keseluruhan tingkat ekonomi

5.      Bentuk usahatani
Bentuk usahatani dibedakan atas penguasaan faktor produksi oleh petani, yaitu:
        Perorangan
Faktor produksi dimiliki atau dikuasai oleh seseorang, maka hasilnya juga akan ditentukan oleh seseorang
        Kooperatif
Faktor produksi dimiliki secara bersama, maka hasilnya digunakan dibagi berdasar kontribusi dari pencurahan faktor yang lain. Dari hasil usahatani kooperatif tersebut pembagian hasil dan program usahatani selanjutnya atas dasar musyawarah setiap anggotanya seperti halnya keperluan pemeliharaan dan pengembangan kegiatan sosial dari kelompok kegiatan itu antara lain: pemilikan bersama alat pertanian, pemasaran hasil dan lain-lain


BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1     Hasil
Praktikum ini dilaksanakan oleh mahasiswa secara individu  dengan   mengamati dan mewawancarai petani untuk mengetahui dan memahami klasifikasi usahatani. Hasil praktikum & pengamatan sebagai berikut:
1.         Nama                                    : Kiki Hadriyanti Ayunisa
2.         Umur                                     : 19 tahun
3.         Pendidikan terakhir              : SMA
4.         No. hp                                   : 087860346429
5.         Nama Bapak                         : H. Munawir
6.         No. hp bapak                                    : 081936766717
7.         Alamat                                  : Desa Karang Bongkot Kecamatan Labuapi
8.         Tempat pengamatan              : BTN BHP Telagawaru
9.         Menjadi petani selama          : ± 30 tahun
10.     Luas lahan                             : ± 40 are
11.     Status lahan                          : hak milik
12.     Jenis tanaman                        : monokultur
13.     Klasifikasi Usahatani menurut:
a.         Bentuk                             : perseorangan
b.         Corak                               : semi komersil
c.         Pola                                  : khusus
d.        Tipe                                  : jagung
14.     Jenis tanah                            : alluvial
15.     Kesuburan tanah                   : subur
16.     Modal                                   : (harga bibit, pupuk, air saat jarang hujan) Rp3.000.000
17.     Pendapatan                           : bervariasi tergantung harga jagung di pasaran, biasanya Rp8.500.000 - Rp9.500.000 dalam 2 setengah bulan
18.     Pekerja                                  : 3 orang
19.     Gaji Pekerja saat tanam        : Rp200.000/orang

3.2     Pembahasan
Praktikum ini dilaksanakan dengan mengambil data primer dengan responden petani dengan menggunakan alat pengumpul data berupa daftar pertanyaan (quesioner) yang ditanyakan kepada responden langsung di BTN BHP Telagawaru. Metode yang digunakan adalah dengan metode survei yaitu dengan cara pendekatan mempergunakan teknik tertentu yang biasanya banyak digunakan pada penelitian-penelitian usahatani.
 Pak Munawir adalah seorang petani jagung di daerah Telagawaru, anaknya, Kiki berusia 19 tahun juga sering membantu dalam bertani di sebidang tanah seluas kurang lebih 40 are, tanah tersebut digunakan untuk bercocok tanam demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dan juga untuk mendapatkan untung sebesar-besarnya.
Dengan modal sebesar Rp3.000.000 untuk membeli keperluan penanaman berupa bibit, pupuk, dan biaya air saat jarang hujan, Pak Munawir mendapatkan penghasilan sebesar Rp8.500.000 - Rp9.500.000 dalam 2 setengah bulan, bervariasi tergantung harga jagung di pasaran. Penghasilan tersebut juga mesti digunakan untuk membayar tiga orang pekerja tanam sebesar Rp600.000. Biasanya kiki menjual hasil panennya kepada tetangga yang akan menjualnya kembali di pasar.
Kiki mengaku, Pak Munawir tidak pernah mendapatkan penyuluhan meskipun sudah bekerja sebagai petani selama kurang lebih 30 tahun, mereka juga tidak memiliki kelompok tani yang aktif. Ia juga mengatakan masih menggunakan cara dan alat tradisional dalam mengolah pertaniannya, karena teknologi yang ada saat ini biasanya untuk pengolahan padi. Berdasarkan corak pengelolaannya pun merupakan usahatani  semi komersial yang hasil produksinya diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya pun membiayai sekolah mereka dan untuk mendapatkan untung sebesar-besarnya. Berdasarkan cara penguasaan unsur- unsur produksi dan pengelolaannya bentuk usahatani Pak Munawir adalah perseorangan yaitu  usaha tani yang unsur-unsur produksinya dimiliki oleh perseorangan. Struktur usahatani Pak Munawir ini merupakan usahatani khusus karena hanya menanam jagung.
 Oleh karena itu, untuk menjamin kondisi yang kondusif bagi petani dalam melakukan usahatani, maka pemerintah perlu terus memantau terhadap spekulasi-spekulasi yang dapat mengganggu sistem usahatani jagung, baik yang menyangkut ketersediaan sarana produksi (pupuk, benih, pestisida) maupun pasar output dan menegakan supremasi hukun dengan tegas kepada setiap pihak yang mencoba melakukan instabilitas sistem tersebut.



BAB IV. PENUTUP

5.1     Kesimpulan
Dari hasil wawancara yang telah lakukan dapat disimpulkan bahwa usahatani yang dilakukan oleh Pak Munawir dan Kiki, merupakan usaha tani khusus karena hanya menanam jagung. Pak Munawir memiliki tanah tersebut sehingga dia tidak perlu membayar sewa setiap tahunnya, sehingga  mendapatkan untung yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Bentuk usahatani Pak Munawir adalah perseorangan. Usaha tani merupakan bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya dan untuk memenuhi kebutuhan hidup petani dan kebutuhan pasar.

5.2     Saran
Pemerintah perlu terus memantau terhadap spekulasi-spekulasi yang dapat mengganggu sistem usahatani jagung, baik yang menyangkut ketersediaan sarana produksi (pupuk, benih, pestisida) maupun pasar output dan menegakan supremasi hukun dengan tegas kepada setiap pihak yang mencoba melakukan instabilitas sistem tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usahatani. Universitas Brawijaya Press (UB Press).
  Malang
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.





(Microsoft Word) Ilmu Usahatani: Klasifikasi Usahatani Jagung di Lombok Barat
Dapat dilihat dan didownload disini
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara download:
1. Klik tulisan 'disini' di atas
2. Silang laman yang tidak perlu, tunggu loading sebentar
3. Tekan 'Skip Ad'
4. Download file drive di tanda unduh (panah ke bawah ↓) di pojok kanan atas laman google drive
5. Selesai, tinggal cek di folder download

❤❤❤ 

You May Also Like

0 comment

What do you think about this post?