A SasuSaku Fanfiction: I you

by - January 01, 2015


I YOU
By Fina Sarah Adhari
Naruto ©Masashi Kishimoto
SasuSaku’s Pairing
Warning: cuma 300an words, garing banget

Baca juga fanfic Asam Manis Cinta


How can you smile without i
Aku baru saja masuk kelas, kulihat dia terlihat murung, bukan-bukan, bukan murung, tetapi innocent, flat face seperti biasa, padahal dia sedang mendengar lagu dengan earphonenya, tak tampak sedikit pun ia menikmati lagunya.
“Ohayou, Sasukekun!” ujarku sambil tersenyum kepadanya, kebiasaanku.
“Hn, ohayou Sakura.” Balasnya dengan senyuman tipis, selalu begitu. Aku pun duduk di kursiku yang tak jauh darinya.
“Sasukekun, ohayou!” tiba-tiba ada suara gadis berteriak, itu Karin. Dia sangat menyukai bahkan menggilai Sasuke sejak masuk SMP sampai sekarang ini, sudah empat tahun.
Tidak mendapatkan respon apa pun dari Sasuke, Karin mendatangi Sasuke dan memegang bahu Sasuke. Kulihat Sasuke langsung beranjak dari kursinya dan meninggalkan Karin, saat sampai di pintu Sasuke berhenti.
“Sakura, ayo keluar bersamaku.” Ujar Sasuke padaku, dia melihatku, menatap mataku, dan tak lupa bibirnya menyunggingkan senyum.
Sejak saat itu aku sadar, bagaimana mungkin dia bisa tersenyum tanpaku?

How can you be fine without i
Aku menghela nafas kasar saat pintu yang kuketuk sejak tiga puluh menit lalu akhirnya terbuka dan menampakkan wajah kusut super berantakan milik sang empunya rumah, aku langsung masuk dan melihat keadaan rumah yang sangat amat berantakan.
“Kau kenapa Sasuke-kun? Apa ada masalah?” tanyaku pada pemilik muka datar ini.
“Hn.” Jawabnya seperti biasa.
“Katakan saja padaku! Mungkin aku bisa membantumu?” kataku, kulihat mukanya mengeras. Ada apa sebenarnya?
“Kau tidak akan bisa membantu apa pun.” Katanya, terdengar sangat menyakitkan sampai di hatiku.
Aku hanya diam, kemudian kusapu sofa yang penuh dengan sampah itu menggunakan tanganku kemudian mendudukinya, kutatap Sasuke yang terlihat depresi, aku bukan hanya ingin tahu tentang masalahnya, tapi aku benar sangat ingin membantu, jika aku tak dapat membantu sungguh tak bergunanya aku ini untuknya.
Aku tak tahu sudah berapa kali aku menghela nafas agar dia peka kalau aku ingin dia segera bersuara, tapi sepertinya taka da tanda-tanda kehidupan disana, dia sangat tahan dengan keheningan ini, dan membuatku kesal.
“Baiklah, kalau kau tak mau cerita, aku pulang saja, aku sangat tak berguna untukmu.” Kataku dan segera beranjak menuju pintu.
“Berhenti—” Ia menghentikanku.
“—Aku ingin kau menemaniku disini.” Aku agak tersipu mendengarnya tapi aku kesal karena dia tak mau cerita apa masalahnya.
“Aku ingin kau ceritakan apa masalahmu.” Kataku setelah berbalik menghadapnya.
“Ibuku meninggal.” Matanya menatapku. Aku langsung berlari memeluknya, sungguh, aku pun sangat-sangat sedih mendengar itu. Sasuke sangat dekat dengan Ibunya, dan ia tiba-tiba kehilangan ibunya seperti ini.
Aku pun menangis dalam kungkungannya, tak lama setelah itu aku merasakan kepalaku basah, itu pasti air matanya, itu yang aku inginkan, dia harus mengeluarkan kesedihannya lewat air mata ini.
Air mata kami mengalir, menangis bersama, menikmati kesedihan ini, saling berpelukan, memberi kehangatan dan ketenangan untuk beberapa waktu.
Aku merasa sudah cukup untuk menangis, kita tak boleh bersedih terlalu lama.
“Sasuke-kun, s-sudah ya, kita tak b-boleh terlalu lama bersedih, bibi Mikoto pasti berada di surga, dan ia akan sangat senang kalau kau tetap menjadi dirimu dan terus menjadi lebih baik seperti biasa. Ia ingin kau tetap bahagia Sasuke-kun, ada Aku disini, aku akan menemanimu, mari mengunjungi(pemakaman)nya setiap kau rindu.” Kataku menatapnya dalam.
Ia pun tersenyum tipis dan memelukku lagi.
Kau harus baik-baik saja Sasuke-ku, kau akan baik-baik saja.
I is very important,
But I can never get success without u
Aku benar-benar kesulitan menyelesaikan skripsiku, aku jadi takut harus mengulang lagi tahun depan.
“Ada apa Sakura?” ah sepertinya dia menangkap raut gelisahku.
“tidak ada apa-apa kok Sasuke-kun.” Jawabku, tentu saja aku bohong.
“Jangan membohongiku, kau terlihat gelisah, kenapa?” tuhkan dia tahu.
“Masak sih? Mungkin karena aku sedang datang bulan.” Eh, aku tak bohong lho.
“bukan karena skripsi?”
“huh?” aku kaget, kok dia jadi peka gitu sih, ahahaha.
“Hmm, sebenarnya sih karena itu, hehehe.” Jawabku malu-malu, dia tersenyum tipis.
“Sini kubantu.”
See? Ah sebenarnya dia tidak pernah membiarkanku kesulitan.
.
.
.
“Sasukekun bagaimana ini, aku takut?” huh, sekarang saatnya wawancara dan aku sungguh takut dan gugup!
“Tenang saja, kau sudah menguasai apa yang kau tulis.” Benar juga, walaupun itu penilaian Sasuke, tapi itu sangat membantu. Jangan lupakan jasanya selama ini, dia selalu membantuku untuk lulus dan wisuda.
Dan yatta, aku bisa menjawab pertanyaan dengan baik. Dan tak lama lagi aku wisuda.
.

Aku pun menyadari, walaupun aku sangat penting baginya. Tapi aku juga membutuhkannya, karena dialah aku bisa sukses.


END
1 Januari 2015 (and updated in 2017)

Fina Sarah Adhari
Twitter: finasaraha_13

You May Also Like

0 comment

What do you think about this post?