By Fina Sarah Adhari
Disclaimer: Sampai
saat ini masih milik om Masashi Kishimoto TwT
Pairing: SasuSaku :3
Rated: T
Genre:
romance/humor/drama
Warning: OOC, ALAY, Typos,
alur ga ngambung, cerita ga jelas plus ancur, dan masih banyak kekurangan
lainnya.
Hujan lebat disertai angin
kencang mengguyur desa Konoha, bisa dikatakan bahwa penduduk di sana sedang
tidak beruntung, hujan dan angin ini cukup membawa malapetaka bagi mereka, beberapa
pohon tumbang yang mengakibatkan jalan macet. Di suatu rumah yang dihuni oleh
dua sejoli pinkblue ini sedang menyelimuti diri karena cuaca yang sangat
dingin.
Hening menyelimuti mereka, hingga akhirnya Sasuke angkat
bicara memecah keheningan.
“Hey Sakura! Aku ingin minum jus tomat!”
“Heh? Buat sendiri saja! Aku sedang kedinginan, Sasuke-kun.”
Jawab Sakura sambil menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.
Sasuke pun berjalan mendekati Sakura dan duduk di sofa
samping Sakura.
“Ayolah Saku, aku haus sekali…” Sasuke memelankan suaranya,
manja.
“Errr tap—“
“Kau cantik baik manis, kau kekasihku yang terbaik. Ayolah”
Yap! Sasuke memotong kalimat Sakura dan mengelus surai pink itu dengan tangan
kekarnya.
“Baiklah.” Sakura menyerah. Dengan sangat terpaksa ia
meninggalkan selimut yang (tidak) setia membalut tubuhnya dan menuju dapur
untuk membuatkan Sasuke jus tomat—tentunya.
.
Beberapa menit kemudian Sakura kembali dengan segelas jus
tomat di tangan kanan dan segelas jus cherry di tangan kiri yang disembunyikan
di balik tubuh mungilnya—oh tidak! Cherry kan manis! Dan Sasuke tak suka yang
manis-manis…—kecuali manisnya Sakura.
“Ne Sasuke-kun, kau pilih yang mana?”
Sasuke mengernyitkan alisnya—tak mengerti.
“Kau pilih yang di tangan kanan atau yang di tangan kiri?”
“Hn, kau ingin aku bernyanyi?”
Kini giliran Sakura yang mengernyitkan alis.
“Untuk apa kau bernyanyi?”
“Hn.”
“…”
“Tomat di tangan kanan mu! Cherry di tangan kirimu! Aku tak
tau mana yang akan Kau berikan padaku…”
Sakura menganga “Eh? Makanya aku suruh kau pilih
Sasuke-kun!” kemudian tertawa terbaka-baka—bahak-bahak.
“Hn. Kau tahu?”
“Apa?”
“Akar tunggang itu sangat kuat.”
“Eh?” Sakura
sweatdrop, sungguh obrolan yang aneh dan tidak nyambung.
“…” Sasuke diam.
Sakura yang merasa dicuekin pun buka mulut. “Maksudmu apa
Sasuke-kun?”
“Aku ingin kita seperti tumbuhan yang berakar tunggang,
karena memiliki akar yang kuat sehingga tumbuhan tersebut menjadi kokoh, sama
seperti hubungan kita aku ingin hubungan kita memiliki akar yang kuat seperti akar tunggang sehingga
hubungan kita dapat bertahan lama bahkan untuk selamanya.”
Sedetik kemudian rona merah di pipi Sakura pun tak dapat
dibendung. Di rasakan aliran darahnya berdesir kencang menuju wajah cantiknya.
Dapat dipastikan wajahnya sudah semerah jus tomat yang dibawanya.
Yah, walaupun obrolan ini terkesan aneh dan sama sekali
tidak memiliki keterkaitan, toh akhirnya Sakura senang juga karena kelakuan
Sasuke.
“Hn. Jadi kau mau memberikanku yang mana?” Sasuke yang telah
‘menyingkirkan’ rona merah di wajahnya
setelah mengucapkan kalimat tadi pun kini angkat bicara.
Sakura terdiam sejenak. Tanpa pikir panjang ia langsung
menyodorkan jus tomat yang ada di tangan kanannya—dan menaruh segelas ‘racun’
itu di meja.
“Hn?” mungkin Sasuke minta penjelasan—pikir Sakura. Sakura
menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian tersenyum.
“Ambil jus tomatnya Sasuke-kun. Aku mencintaimu.” Sakura
memandang Sasuke dengan tatapan penuh cinta dan kasih sayang.
“Hn. Arigatou Sakura. Aishiteru mo.” Tangan kekar Sasuke pun
mengambil jus tomat yang disodorkan oleh tangan mungil Sakura. Tanpa disadari
Sakura, Sasuke sedang tersenyum tipis.
Sakura pun membalasnya dengan senyuman yang sangat manis.
Sofa empuk itu kini sedang
diduduki oleh Sasuke yang asik menikmati jus tomatnya dan ditemani
Sakura yang duduk di sampingnya—tentunya.
Keheningan yang tadinya menyelimuti mereka yang sedang asik
dengan pikiran masing-masing pun kini telah saling memandang kaget akibat suara
keras dari luar rumah.
Setelah memutuskan untuk keluar bersama melihat apa yang
terjadi, mereka pun berjalan berdampingan, Sasuke menggenggam erat tangan
mungil Sakura. Setelah keluar dari pintu depan, mereka pun mengelililngkan mata
mereka untuk mencari sumber suara tadi… dan yak! mereka saling bertatapan—lagi.
.
Pohon tumbang.
.
Pohon tumbang.
.
Pohon tumbang.
“Jadi hanya pohon tumbang?” Sakura melongo, ia pun menarik
lengan Sasuke untuk masuk ke dalam rumah.
Sasuke berhenti berjalan.
“Hn.”
“….”
“Walaupun hubungan yang kita harapkan memiliki akar tunggang
yang kuat, bukan berarti tidak ada rintangan bagaikan angin dan badai yang
menumbangkan pohon itu. Tapi, aku yakin hubungan kita akan kuat melebihi
apapun, dan tidak ada yang dapat menumbangkan cinta kita yang kokoh.
Selamanya.”
“……”
GREB!
Sakura menyembunyikan kepalanya di balik dada bidang Sasuke.
Mereka kini berpelukan untuk sama-sama saling meyakini bahwa cinta mereka telah
memiliki akar yang kuat melebihi apapun dan—
“Yah, rintangan dan badai seperti asamnya tomat kesukaanmu, tapi
jika dilewati bersama-sama dan menghadapinya dengan cinta maka akhirnya akan
manis seperti cherry kesukaan ku.” Gumam Sakura disela pelukan hangat mereka.
—seasam-asamnya tomat pasti akan luluh oleh manisnya cherry.
FIN
16 November 2016
Fina Sarah Adhari
Ig: finasaadha
Twitter: finasaraha_13
Btw, cherry asem kayaknya :v