Laporan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi: Pengujian Perkecambahan dan Pertumbuhan Beberapa Benih Tanaman

by - August 07, 2018


Perkecambahan benih adalah proses aktif kembali dari embrio atau lembaga yang akan menghasilkan pecahnya kulit benih dan kemunculan tanaman muda dimana benih memasuki waktu istirahat setelah selesai proses pembentukannya. Selama proses istirahat tersebut benih dalam keadaan relatif inaktif dan memiliki tingkat metabolisme yang rendah. Perkecambahan biji ada dua macam yaitu epigeal dan hypogeal dimana perkecambahan epigeal kotiledon berada di atas permukaan tanah, sedangkan pada perkecambahan hypogeal, kotiledon berada di bawah tanah.  Proses perkecambahan setiap tanaman berbeda-beda tergantung dari visibilitas benih atau daya hidup benih tersebut, dalam hal ini dapat diketahui melalui Gaya Kecambah (GK) dan Kecepatan Kecambah (KK) benih yang dinyatakan dalam persen.




Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada 2 jenis tanaman yang diuji yaitu padi dan jagung masing-masing 100 benih per tanaman diperoleh data perkecambahan pada hari ke-2, rata-rata dari 3 ulangan tanaman padi belum berkecambah sedangkan tanaman pada tanaman jagung telah berkecambah rata-rata 58 biji benih. Perkecambahan tanaman padi mulai terlihat pada 3 HST (Hari setelah tanam) yakni rata-rata untuk ketiga ulangan kurang lebih 5 biji benih. Pada 8 HST diperoleh data untuk tanaman padi sekitar 71 biji benih yang berkecambah dimana dari hari ke 3 jumlah biji tanaman padi yang berkecambah terus meningkat, sedangkan tanaman jagung sebanyak sekitar 97 biji benih berkecambah. Dari data tersebut diketahui bahwa perkecambahan benih jagung lebih cepat daripada tanaman padi karena pada suhu, intensitas cahaya, dan kelembaban yang sesuai. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan Kecepatan Kecambah (KK) dan Gaya Kecambah (GK) antara padi dan jagung. Berdasarkan analisis data dari benih padi dan jagung diperoleh KK dan GK tanaman padi lebih rendah yakni rata-rata Kecepatan Kecambah (KK) 4,18 dan Gaya Kecambah (GK) 71,33% daripada tanaman jagung yang rata-rata Kecepatan Kecambahnya (KK) 7,31% dan Gaya Kecambah (GK) 96,67%, nilai persentase GK jagung yang lebih dari 90% ini artinya benih jagung tersebut dapat dikatakan bernas, seragam, dan tidak tercampur dengan benih lain juga bebas hama penyakit.


Sejak hari ke 8 sampai hari ke 12 masing-masing sampel tanaman rata-rata mengalami kenaikan bobot segar, penurunan rata-rata bobot segar tanaman terjadi pada 16 HST. Dapat dilihat dari data bobot segar tanaman padi pada hari ke 8, 10, dan 12 mulai dari 0,887 gr, 1,147 gr, dan 1,263 gr sampai pada hari ke-16 rata-rata bobot segar tanaman turun menjadi 1,2 gr dan terus menurun, hingga pada 20 HST rata-rata bobot segar tanaman menjadi 0,863 gr. Begitu pula pada bobot segar untuk tanaman jagung untuk ketiga ulangan yang mulai menurun pada hari ke 14. Adapun rata-rata jumlah daun tanaman padi dan jagung untuk setiap ulangan mencapai ± 3 daun sampai hari ke 20. Sedangkan sampai hari ke 20 tinggi tanaman padi rata-rata sekitar 5 cm dan tinggi tanaman jagung rata-rata 8 cm. Penambahan jumlah daun serta tinggi tanaman menunjukkan pertumbuhan pada tanaman akibat adanya proses fotosintesis, respirasi, dan metabolisme lain pada daun.


KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tanaman jagung lebih cepat berkecambah daripada padi, nilai gaya kecambah tanaman jagung lebih dari 90% menunjukkan bahwa biji tanaman jagung baik, bernas, dan terbebas dari hama penyakit, serta padi dan jagung memiliki tipe perkecambahan hypogeal yaitu kotiledonnya berada di bawah tanah. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban udara yang mendukung berbagai proses pertumbuhan metabolisme pada tanaman seperti proses fotosintesis, repirasi adsorbs, dan translokasi unsur hara serta perlakuan terlakuan terhadap tanaman.
SARAN
Dalam pembudidayaan tanaman perlu dipahami tentang spesifikasi perkecambahan dan pertumbuhan tanaman serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan kriteria pertumbuhan yang dibutuhkan setiap tanaman sehingga dapat meningkatkan hasil produksi dimana faktor-faktor tersebut adalah penerimaan sinar matahari untuk melakukan fotosintesis, suhu yang optimum, serta pemberian air dan unsur hara yang penting dalam proses kimia dan fisika tumbuhan.

You May Also Like

0 comment

What do you think about this post?