Peradaban Awal Bangsa Di Dunia Dan Pengaruhnya Terhadap Peradaban Bangsa Indonesia

by - January 27, 2018


A. Peradaban Dan Kebudayaan
1. Pengertian Kebudayaan
            Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta “buddayah” yang merupakan bentuk jamak dari “budhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”.

            Sifat hakikat kebudayaan adalah ciri-ciri khusus dari sebuah kebudayaan yang masing-masing masyarakat berbeda. Bagi masyarakat barat makan sambil berjalan, bahkan setengah berlari adalah biasa karena bagi mereka the time is money. Hal inijelas berbeda dengan masyarakat timur. Jangankan makan sambil berjalan, makan berdiri saja sudah melanggar etika. Namun, secara garis besar, seluruh kebudayaan yang ada di dunia ini memiliki sifat-sifat hakikat yang sama. Sifat-sifat hakikat kebudayaan sebagai berikut:
a. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat prilaku manusia.
b. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
c. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya.
d. Kebudayaan mencangkup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima sebagai berikut:
a. Unsur kebudayaan kebendaan, seperti alat-peralatang yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya, contohnya adalah alat tulis-menulis yang banyak dipergunakan orang indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan barat.
b. unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar misalnya radio transistor yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat mass-media.
c. Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk melengkapi pabrik-pabrik penggilingan.
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat sebagai berikut :
a. unsur yang menyangkut sistem kepercayaan, seperti ideologi, falsafah hidup, dan lain-lain.
b. unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat indonesia sukar sekali diubah dengan makanan pokok yang lain.
            Kesimpulannya, pengertian kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan.
2. Pengertian Peradaban
            Istilah peradaban dalam bahasa inggris disebut civilization ata dalam bahasa asing lainnya peradaban sering disebut bescahaving (Belanda) dan die zivilsation (Jerman). Istilah peradaban ini sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.
            Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan serta kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Tiap-tiap masyarakat atau bangsa di mana pun selalu berkebudayaan., tetapi tidak semuanya telah memiliki peradaban yang tinggi. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari hasil budidaya baik cipta, karsa, dan rasa. Kebudayaan berwujud gagasan/ide, perilaku/aktifitas, dan benda-benda. Dengan demikian, peradaban adalah bagian-bagian dari kebudayaan yang tinggi, halus, indah, dan maju.
Ciri-ciri umum sebuah peradaban sebagai berikut:
a. pembangunan kota-kota baru dengan tata ruang yang baik, indah, dan modern.
b. sistem pemerintahan yang tertib karena terdapat hukum dan peraturan.
c. berkembangnya beragam ilmu pengetahuan dan teknologi baru yang lebih maju seperti astronomi, kesehatan, bentuk lisan, arsitektur, kesenian, ilmu ukur, keagamaan, dan lainnya.
d. masyarakat dalam berbagai jenis pekerjaan, keahlian, dan sastra sosial yang lebih kompleks.
            Kesimpulannya, pengertian peradaban adalah kumpulan sebuah identitas terluas dari seluruh hasil budi daya manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik fisik, maupun non-fisik, yang teridentifikasi melalui unsur-unsur obyektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang subyektif.
3. Perbedaan Kebudayaan dengan Peradaban
a. Kebudayaan menceritakan tentang apa yang dilihat, didengar, dan dirasa oleh pancaindra.
b. Peradaban mengemukakan pendapat dan penilaian terhadap suatu hasil kebudayaan, seperti tinggi, halus, indah, sopan, luhur, dan sebagainya. Nilai-nilai peradaban mengandung nilai-nilai keluhuran abadi.

B. Peradaban Awal yang Berpengaruh terhadap Peradaban Indonesia

1. Kebudayaan Bacson-Hoabinh dan Kebudayaan Dongson

·         Kebudayaan Bacson-Hoabinh

Kebudayaan Bacson-Hoabinh diperkirakan berasal dari tahun 10.000 SM-4000 SM, kira-kira tahun 7000 SM.  Kebudayaan ini berlangsung pada kala Holosen. Awalnya masyarakat Bacson-Hoabinh hanya menggunakan alat dari gerabah yang sederhana berupa serpihan-serpihan batu tetapi pada tahun 600 SM mengalami perubahan dalam bentuk batu-batu yang menyerupai kapak yang berfungsi sebagai alat pemotong. Ciri khas alat-alat batu kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu kali yang berukuran ± 1 kepalan dan seringkali seluruh tepiannya menjadi bagian yang tajam. Hasil penyerpihannya itu menunjukkan berbagai bentuk seperti lonjong, segi empat, segitiga dan beberapa di antaranya ada yang mempunyai bentuk berpinggang. Alat-alat dari tulang dan sisa-sisa tulang belulang manusia dikuburkan dalam posisi terlipat serta ditaburi zat warna merah. Kebudayaan Bacson-Hoabinh ini diperkirakan berkembang pada zaman Mesolitikum.
Pusat kebudayaan zaman Mesolitikum di Asia berada di dua tempat yaitu di Bacson dan Hoabinh. Kedua tempat tersebut berada di wilayah Tonkin di Indocina (Vietnam). Istilah Bacson Hoabinh pertama kali digunakan oleh arkeolog Prancis yang bernama Madeleine Colani pada tahun 1920-an. Nama tersebut untuk menunjukkan tempat pembuatan alat-alat batu yang khas dengan ciri dipangkas pada satu atau dua sisi permukaannya.

Penyebaran kebudayaan Bacson-Hoabinh bersamaan dengan perpindahan ras Papua Melanesoid ke Indonesia melalui jalan barat dan jalan timur (utara). Mereka datang di Nusantara dengan perahu bercadik dan tinggal di pantai timur Sumatra dan Jawa, namun mereka terdesak oleh ras Melayu yang datang kemudian. Akhirnya, mereka menyingkir ke wilayah Indonesia Timur dan dikenal sebagai ras Papua yang pada masa itu sedang berlangsung budaya Mesolitikum sehingga pendukung budaya Mesolitikum adalah Papua Melanesoid. Ras Papua ini hidup dan tinggal di gua-gua (abris sous roche) dan meninggalkan bukit-bukit kerang atau sampah dapur (kjokkenmoddinger). Ras Papua Melanesoid sampai di Nusantara pada zaman Holosen. Saat itu keadaan bumi kita sudah layak dihuni sehingga menjadi tempat yang nyaman bagi kehidupan manusia.
Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah sampah dapur. Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian 7 meter dan sudah membatu/menjadi fosil.  Kjokkenmoddinger ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Langsa dan Medan. Dari bekas-bekas penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup pada zaman ini sudah menetap. Tahun 1925 Dr. P.V. VanStein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan chopper (kapak genggam Palaeolithikum). Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatera (Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu di pulau Sumatera. 
  

hasil kebudayaan Bacson-Hoabinh :
kapak genggam
Kyokkenmodinger
Kapak dari tulang dan tanduk


·         Kebudayaan Dongson

Kebudayaan perunggu Asia Tenggara biasa dinamakan kebudayaan Dongson, menurut nama tempat penyelidikan pertama di daerah Tonkin penyelidikan menunjukkan bahwa di sana pusatnya kebudayaan perunggu Asia Tenggara. Di sana ditemukan segala macam alat-alat perunggu dan nekara, alat-alat dari besi dan kuburan-kuburan zaman itu. Di sana juga ditemukan bejana yang serupa dengan yang ditemukan di Kerinci dan Madura. Di Tonkin lengkap terdapat keseluruhan kebudayaan perunggu.
Sudah kita ketahui bahwa hiasan-hiasan pada nekara menunjukkan dengan nyata akan adanya hubungan yang erat antara negeri kita dengan daratan Asia. Maka tak dapat disangsikan lagi bahwa kebudayaan logam Indonesia memang termasuk satu golongan dengan kebudayaan logam Indonesia memang termasuk satu golongan dengan kebudayan logam Asia yang berpusat di Dongson itu. Dari pangkal inilah datangnya gelombang kebudayaan logam ke negeri kita melalui jalan barat lewat Malaysia Barat. Menurut para sarjana pembawa kebudayaan baru ini sebangsa dengan pembawa kebudayan kapak persegi, ialah bangsa Austronesia. Dengan demikian maka nenek moyang bangsa Indonesia datang kemari dalam dua ambalan:
1.      Dalam jaman neolithikum, sejak kurang lebih 2000 tahun sebelum masehi
2.      Dalam jaman perunggu, sejak kurang lebih 500 tahun sebelum masehi

Mengenai umur kebudayaan Dongson itu, mula-mula Victor Goloubew (penyelidik pertama) berpendapat bahwa kebudayaan perunggu itu berkembangnya sejak abad pertama sebelum Masehi. Pendapatnya berdasarkan atas penemuan berbagai mata uang Tionghoa jaman Han (sekitar tahun 100 sebelum Masehi) yang didapatkan di kuburan-kuburan di Dongson. Anehnya, di situ juga ditemukan nekara-nekara tiruan kecil, dari perunggu pula.  Rupa-rupanya nekara-nekara kecil itu diberikan kepada yang meninggal sebagai bawaan ke akhirat. Tentu saja nekara tiruan itu dibuatnya lama sesudah nekara yang betul betul ada. Kalau nekara bekal mayat itu sama umurnya dengan mata uang Han bekal mayat pula, maka nekara yang betul-betul harus sudah ada sebelum tahun 100 sebelum Masehi. Maka menurut Von Heine Geldern kebudayaan Dongson itu paling muda berasal dari 300 tahun sebelum Masehi. Pendapatnya diperkuat lagi oleh hasil penyelidikannya atas hiasan-hiasan nekara Dongson yang ternyata tidak ada persamaannya dengan hiasan-hiasan Tiongkok dari jaman Han itu.

hasil kebudayaan Dongson :
bejana perunggu
arca dari perunggu
nekara


            Selain kebudayaan yang sifatnya material, telah dikenal beberapa macam kebudayaan spritual sebagai berikut:
1. Kepandaian membuat perahu
            Perahu ini dipergunakan untuk perpindahan dari daratan asia ke daerah kepulauan (Austronesia). Salah satu ciri khas perahu buatan bangsa Melayu Austronesia adalah dipergunakannya cadik. Cadik terbuat dari kayu atau bambu dan yang membuat perahu menjadi seimbang sehingga tidak mudah goyang.

2. kepandaian bercocok tanam
            Bercocok tanam meliputi berladang maupun bersawah. Hasilnya berupa padi yang merupakan bahan makanan pokok, di samping palawija yang merupakan tanaman selingan, seperti kacang, kedelai, dan jagung. Untuk mengerjakan sawah, mereka menggunakan bajak yang ditarik oleh kerbau atau sapi.
3. Pengetahuan perbintangan atau Astronomi
            Pengetahuan astronoi dipergunakan bangsa Melayu Austronesia untuk menunjang kegiatan pertanian dan pelayaran. Gugusan bintang Waluku yang bentuknya seperti bajak dipergunakan sebagai tanda untuk mengetahui datangnya musim bercocok tanam, sedangkan gugusan bintang salib selatan dipergunakan untuk mengetahui arah dalam pelayaran.
4. Kepercayaan
            Pemujaan roh nenek moyang (animisme) dan pemujaan terhadap benda-benda yang mempunyai kekuatan gaib (dinamisme) adalah kepercayaan yang mereka kenal. Dalam prakteknya kedua macam kepercayaan itu menimbulkan kebudayaan wayang, pemujaan makam dan lainnya.

2. Peradaban Lembah Sungai Indus dan Sungai Gangga

·         Kebudayaan India Awal

Letak peradaban terbesar bangsa India adalah teletak di Mohenjodaro dan Harapa. Suku asli India adalah bangsa Dravida yang kemudian eksistensinya sedikit demi sedikit tergusur oleh kedatangan bangsa Arya dari Asia Barat[1]. Peradaban India sering disebut dengan peradaban sungai Indus yang dialiri oleh lima anak sungai yaitu; Yellum, Chenab, Ravi, Beas, Suttly yang kemudian terkenal dengan sebutan Punjab (Daerah lima Aliran Sungai). Peradaban lembah sungai Indus sebanding dengan peradaban Mesopotamia, lembah sungai Huangho, dan Mesir,dengan penduduk asli adalah orang-orang Dravida, mempunyai cirri-ciri berkulit hitam dan pada saat itu mereka belum mempunyai kepercayaan atau agama yang tetap.[2]
Seperti yang telah disinggung diatas hasil peradaban terbesar lembah sungai Indus adalah keberadaan kota Mohenjodaro dan Harapa. Kota Mohenjodaro merupakan gambaran kota pada masa India lama. Disana telah ditemukan bangunan perumahan, balai besar dan juga pemandian. Bahan pokok dari bangunan-bangunan tersebut adalah sebuah batu bata merah dengan ukuran kira-kira 25 X 50 X 3,5 inchi. Rumah-rumah padakota Mohenjodaro mempunyai halaman-halaman yang luas.
Letak kota lembah sungai Indus sendiri tepatnya di daerah perbukitan Baluchistan yang kemudian menghasilkan kebudayaan Nal. Daerah-daerah yang terletak di sepanjang sungai  Indus kemudian sering disebut dengan kebudayaan Harappa dan Mohenjodaro. Letak Mohenjodaro dan Harappa sendiri kurang lebih 800 km[3]. Dalam penggalian terbaru telah banyak ditemukan kota-kota baru di Mohenjodaro dan Harappa.Pada masa Mohenjodaro dan Harappa telah ditemukan benda-benda yang pada saat itu sudah merupakan benda yang sangat mengagumkan dengan keunikan dan keelokan tersendiri.
Dengan sumber-sumber yang telah ada membuktikan bahwa sungai Indus, tepatnya peradaban lembah sungi Indus telah menjadi salah satu sumber perdaban di dunia.Padahal pada waktu Indonesia belum berkembang seperti halnya India, ataupun Mesopotamia, Mesir dan bahkan Eropa.

·         Peradaban Lembah Sungai Indus

Berdasarkan penggalian arkeologis di Mohenjo Daro[4] (Distrik  Larkana, Sind) dan di Harappa (Distrik Montgomery, Punjab), dapat dibuktikan bahwa ±5000 tahun lalu muncul komunitas beradab di wilayah ini. Keantikan peradaban Lembah Sungai Indus karena periodenya yang sejajar dengan peradaban di lembah Sungai Nil di Mesir dan peradaban lembah Sungai Eufrat-Tigris di Mesopotamia.Sayangnya, belum ditemukan rekaman tertulis mengenai peradaban lembah Sungai Indus.
Penggalian-penggalian arkeologis berhasil menemukan puing-puing kota besar (big city) yang diduga dibangun beberapa kali. Dijumpai bangunan atau gedung tempat tinggal dari ukuran terkecil (berisi dua kamar) hingga gedung mewah di kanan-kiri jalan yang luas dan lurus.Gedung-gedung tersebut terbuat dari bata.Gedung-gedung besar mempunyai dua atau lebih loteng, dilengkapi dengan lantai ubin dan halaman, pintu, jendela, dan tangga-tangga sempit.Hampir setiap gedung itu mempunyai sumur, pipa saluran, dan kamar mandi. Terdapat bangunan-bangunan besar yang diduga adalah istana, kuil, dan gedung kota praja.
Ada pula kolam besar (big bath) berupa alun-alun segi empat yang luas dengan serambi dan ruangan-ruangan di semua sisi.Terdapat kolam besar di tengahnya, yang sekelilingnya diberi pagar.Air disalurkan melalui pipa-pipa besar. Kolam besar tersebut mempunyai panjang 180 kaki (55 m), lebarnya 108 kaki (33m), dan dinding luarnya mempunyai ketebalan 8 kaki (2 m).
Kesan yang didapatkan dari peninggalan arkeologis yang ditemukan, peradaban Lembah Sungai Indus merupakan kota besar yang padat penduduknya. Sistem sanitasi dan pembuangan air sudah maju.Penduduknya pun menikmati kemewahan.Seni bangunan telah mencapai derajat kesempurnaan yang tinggi. Bangunan yang ada telah mengesankan bahwa telah ada suatu town planning, kota dirancang dengen tertata dan rapi.
Menurut Tom B.Jones dalam buku From Tigris to the Tiber : An Introduction o Ancient History, peradaban lembah Sungai Indus memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.       Merupakan sebuah negara agama atau teokrasi.
2.       Memiliki stratifikasi sosial yang jelas.
3.       Terdapat golongan pendeta.
4.       Dalam bidang ekonomi, literatur dan lembaga pengetahuan telah ditata dengan teratur.
Identifikasi peradaban lembah Sungai Indus[5]:
1.       Makanan
Makanan utama penduduk ialah gandum, gandum untuk dibuat minuman keras (barley malt) dan sebangsa kurma.Mereka juga makan daging domba, babi, ikan, dan telur.
2.       Baju dan Perhiasan
Kain katun umum digunakan sebagai pakaian.Wool untuk pakaian penghangat.Perhiasan dipakai baik oleh wanita maupun pria, misalnya, kalung, gelang tangan, dan cincin.Perhiasan yang khusus dipakai kaum wanita ialah korset, cincin hidung, anting-anting dan gelang kaki. Perhiasan ini pada umumnya terbuat dari emas, perak, gading, tembaga dan bat mulia seperti batu giok dan akik.
3.       Barang-barang rumah tangga
Kendi yang beraneka ragam telah dibuat dengan roda, ada yang sederhana dan ada yang dilukis.Kendi biasanya dibuat dari tembaga, perak, dan porselin.Besi belum dikenal.Jarum dan sisir dibuat dari batu atau gading.Kapak, pahatan, pisau, sabit, pancing, dan silet dibuat dari tembaga dan perunggu.Ada mainan anak-anak misalnya kereta dan kursi kecil beroda.Ditemukan pua potongan-potongan dadu.
4.       Pemeliharaan Binatang
Sisa-sisa kerangka membuktikan bahwa sapi jantan, kerbau, biri-biri, gajah, dan unta telah dipelihara.Anjing juga sudah dipelihara sedangkan kuda belum.
5.       Senjata-senjata Perang
Meliputi kapak, tombak, pisau belati, tongkat, busur dan anak panah.Pedang belum ditemukan.Juga tidak dijumpai perisai, topi baja atau baju zirah.Senjata-senjata tersebut dibuat dari tembaga atau perunggu.
6.       Materai
Lebih dari 500 materai telah ditemukan, terbuat dari lepengan tanah liat yang dibakar dan ukurannya kecil.Beberapa materai berisi gambar binatang atau tulisan piktorial yang belum dapat diuraikan.
7.       Kesenian
Adanya gambar-ambar dalam materai menunjukkan seni yang tinggi. Di Harappa ditemukan potongan-potongan bat yang dipahat.
8.       Perdagangan
Materai-materai yang ditemukan itu berkaitan dengan dunia perdagangan. Rakyat lembah Indus tidak hanya berdagang dengan bagian lain wilayah India, tetapi juga dengan negara-negara Asia lain seperti Bangsa Sumeria. Dri perdagangan itu, didatangkan timah, tembaga, dan batu mulia dari luar India.
9.       Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk telah dapat diidentifikasi.Pertanian memainkan peran yang penting. Gandum dan katun ditanam dalam skala besar mata pencaharian lain dalam masyarakat adalah pembuat barang pecah belah, penenun, tukang pembuat hiasan dinding, dan pemotong batu. Kemajuan teknik ditunjukkan oleh roda untuk membuat barang pecah belah, pembakaran batu-batu, pencetakan dan pengolahan logam.
10.   Agama
Barang-barang peninggalan di Mohenjo Daro memperlihatkan kepercayaan rakyat.Mereka diduga memuja Divine Mother (Dewi Pertiwi), meyakini energi wanita sebagai sumber seluruh penciptaan.Ada pula dewa pria yang diduga sebagai prototipe Dwa Siwa.Dalam satu materai, Siwa digambarkan duduk dalam posisi yoga, dikelilingi binatang-binatang.Dia memiliki tiga wajah.Di sini dapat ditarik kesimpulan adanya hubungan organik antara peradaban Lembah Sugai Indus dengan Hinduisme sekarang.Peradaban Sungai Indus merupakan sumber peradaban berikutnya, memberikan kontribusi penting dalam pertumbuhan dan perkembangan peradaban India.
11.   Kronologi
Periode eksistensi peradaban Sungai Indus diduga berlangsung paling awal ± 2900 SM atau sampai ± 1700 SM. Sementara migrasi bangsa Arya ke India diperkirakan terjadi ± 2000-1500 SM.
                Ada beberapa pendapat mengenai siapa pendukug peradaban sungai Indus, yaitu:
1.      Orang-orang Sumeria
2.      Orang-orang Dravida
3.      Antara Sumeria dengan Dravida identik.Menurut pendapat ketiga ini, orang-orang Dravida pada suatu waktu mendiami seluruh India, termasuk wilayah Punjab, Sind, dan Baluchistan.Secara bertahap mereka beremigrasi ke Mesopotamia.Fakta bahwa rumpun Bahasa Dravida masih dipakai oleh orang-orang Brahui yang tinggal di Baluchistan sekarang, dijadikan penguat pendapat ini.
Ada beberapa faktor yang dapat diajukan mengenai keruntuhan peradaban Sungai Indus ini, yaitu[6]:
1.       Kesulitan untuk mengontrol Sungai Indus bila terjadi banjir. Harappa barangkali ditinggalkan penduduknya karena bencana banjir.
2.       Penggundulan hutan oleh penduduk lembah Sungai Indus untuk diambil kayunya. Akibat penggundulan hutan ini adalah bahaya banjir dan erosi.
3.       Serbuan asing yang diperkirakan dilakukan oleh bangsa Arya. Bukti yang mendukung hal ini misalnya adalah ditemukannya kumpulan tulang belulang yang berserakan di suatu ruangan besar di tangga menuju tempat pemandian.Bentuk dan sikap tulang belulang itu ada yang menggeliat dalam posisi takut karena timbulnya serangan mendadak.

·         Peradaban Sungai Gangga

A.    Pusat Peradaban
Lembah sungai Gangga terletak antara Pegunungan Himalaya dan PegununganWindya-Kedna. Sungai itu bermata air di Pegunungan Himalaya dan mengalir melalui kota-kota besar seperti Delhi, Agra, Allahabad, Patna, Benares melalui wilayah Bangladesh danbermuara di teluk Benggala. Sungai  Gangga bertemu dengan sungai KwenLun. Dengan keadaan alam seperti itu tidak heran jika lembah Sungai Gangga ini sangat subur.
Pendukung peradaban lembah Sungai Gangga adalah bangsa Aria yang termasuk bangsaIndo Jerman. Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun 200-1500 SM, melaluiCelah Kaibar di Pegunungan Hirnalaya.
Kebudayaan lembah Sungai Gangga merupakan kebudayaan campuran antara kebudayaan bangsa Aria dengan bangsa Dravida. Hal ini di sesuaikan dengan nama daerah tempat bercampurnya kebudayaan,yaitu daerah Shindu atau Hindustan.
Peradaban lembah Sungai Gangga meninggalkan jejak yang sangat penting dalam sejarah umat manusia hingga kini. Di tempat ini muncul dua agama besar dunia,yaitu agama Hindu dan Buddha. Agama hindu lahir dari budaya campuran bangsa Aria dan Dravida itu. Bahkan peradaban dan kehidupan bangsa hindu tesebut tercantum dalam kitab suci agama hindu, yaitu kitab Weda, Brahmana dan Upanisad. Agama Hindu merupakan perwujudandari kepercayaan peradaban bangsa Hindu. Sungai Gangga di anggap sebagai tempatkeramat dan suci bagi penganut Hindu India.Air Sungai Gangga dianggap dapat menyucikan diri manusia dan penghapus semua dosanya.Masyarakat Hindu memuja banyak dewa (Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya.
Sementara itu, agama Buddha lahir sebagai bentuk reaksi beberapa golongan atas ajaran kaum Brahmana yang dipimpin oleh Siddharta  Gautama. Ia adalah seorang putra mahkota kerajaan Kapilawastu. Siddharta mendapat sinar terang menjadi Sang Buddha yang berarti "Yang Disinari". Lambat laun agama Budhha dapat diterima masyarakat India  danmenyebar keberbagai belahan dunia.
B.     Pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan kelanjutan sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah Sungai Shindus. Sejak runtuhnya Kerajaan Maurya,keadaan menjadi kacau dikarenakan peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan ini baru dapat diamankan kembali setelah munculnya kerajaan-kerajaan baru.Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Kerajaan Gupta dan Kerajaan Harsha.
1.        Kerajaan Gupta
Kerajaan ini didirikan oleh Raja Candragupta I (320-330 M) dengan pusatnya di lembah Sungai Gangga.Pada masa pemrintahannya agama Hindu dijadikan agama Negara, namun agama Buddha tetap dapat berkembang.
Kerajaan Gupta ini mencapai masa paling gemilang ketika Raja Samudra Gupta berkuasa,ia adalah cucu dari Candragupta I. seluruh lembah Sungai Gangga dan lembah Sungai Shindu berhasil dikuasainya dan ia menjadikan kota Ayodhia sebagai ibukota kerajaan.
Kemudian Pengganti Raja Samudragupta adalah Candragupta I(375-415 M), yang dikenal sebagai Wikramaditiya. Di bawah pemerintahan Candragupta II kehidupan rakyat semakin makmur dan sejahtera..Kesusastraan mengalami masa gemilang.Pujangga yang terkenal pada masa ini adalah pujangga Kalidasa dengan karangannya berjudul "Syakuntala".Perkembangan seni patung mencapai kemajuan yang juga pesat.Hal ini terlihat dari pahatan-pahatan dan patung-patung terkenal menghiasi kuil-kuil di Syanta.Dalam-perkembangannya Kerajaan Gupta mengalami kemunduran setelahRaja Candragupta IIwafat.India mengalami masa kegelapan selama kurang lebih dua abad.
2.      KerajaanHarsha
Pada abad ke-7 M muncul Kerajaan Harsha dengan rajanya Harshawardana. Ibu kota Kerajaan Harsha adalah Kanay. Harshawardana merupakan seorang pujangga besar.Pada zamannya kesusastraan dan pendidikan berkembang pesat.Salah satu pujangga yang terkenal pada masa kekuasaannya adalah pujangga Banadengan karyanya berjudul "Harshacarita".Raja Harsha pada awalnya memeluk agama Hindu, tetapi kemudian memeluk agama Buddha.Di tepi Sungai Gangga banyak dibangun wihara dan stupa, serta dibangun tempat-tempat penginapan dan fasilitas kesehatan.Candi-candi yang rusak diperbaiki dan membangun candi-candi baru. Setelah masa pemerintahan Raja Harshawardana hingga abad ke-11 M tidak pernah diketahui adanya raja-raja yang pernah berkuasa di Harsha.Sehingga India kembali mengalami masa kegelapan
C.     Kebudayaan Lembah Sungai Gangga
Perkembangan kebudayaan masyarakat Lembah Sungai Gangga mengalami kemajuan banyak kemajauan dibidang kesenian, seperti kesusastraan, seni pahat, dan seni patung berkembang dengan pesat. Peradaban dari lembah sungai ini kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.
3. Sejarah Peradaban Lembah Sungai Kuning (Hwang Ho) 
1. Letak Geografis
Secara garis besar, letak geografis Cina dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

(a) Lembah Sungai Hwang Ho (Sungai Kuning)
Sungai Hwang Ho dianggap berkah bagi bangsa Cina, lahan-lahan di sekitar sungai menjadi subur setelah terjadi banjir yang membawa lumpur-lumpur. Aliran Sungai Huang Ho dari hulu yang berada di Kwen Lun (Tibet) sampai muara Teluk Tsi-Li.

(b) Lembah Sungai Yang Tse
Lembah Sungai Yang Tse merupakan pusat pertanian sehingga banyak ditemui kota-kota di sekitarnya. Sungai Yang Tse memiliki sumber di Pegunungan Kwen Lun (Tibet) dan bermuara di Laut Cina Timur.

(c) Cina Selatan
Di daerah ini banyak ditemukan bahan timah. Daerah ini sebagai bukti bahwa bangsa Cina di masa prasejarah sudah mampu membuat perkakas dari bahan-bahan logam.

Kedua sungai yang telah disebutkan merupakan cikal bakal tumbuhnya peradaban di Cina, namun walau demikian kebudayaan yang timbul ditemukan berada di Lembah Sungai Hwang Ho.


2. Mata Pencaharian

Kekayaan alam Cina yang begitu melimpah menyebabkan kemajuan kebudayaan yang cepat dan beragam. Mengalirnya Sungai Hwang Ho dan Sungai Yang Tse merupakan sumber kehidupan bangsa Cina dengan cara bercocok tanam dan beternak.

Tantangan cara hidup bertani mendorong bangsa Cina membuat perkakas pertanian dari bahan logam, apalagi ditunjang dengan wilayah Cina Selatan yang kaya akan barang tambang, seperti besi timah, emas dan tembaga. Selain menjadi perkakas pertanian, logam pun diolah menjadi perabot rumah tangga seperti periuk, tombak, pisau dan lain-lain. Cepatnya kemajuan bangsa Cina di bidang teknologi pertanian mendorong terbentuknya kerajaan, dinasti yang pertama adalah dinasti Hsia.

3. Pemerintahan

a. Dinasti Shang (1523-1027 SM)
Dinasti Shang merupakan dinasti tertua di negeri Cina, namun tidak adanya bukti tertulis maka pada zaman itu bisa dikategorikan sebagai masa prasejarah. Setelah dinasti Hsia runtuh, muncul Dinasti Shang dengan ibukota Anyang (sebelah Utara Lembah Sungai Hwang Ho). Posisi wilayah kerajaan ini sangat aman, terutama ditunjang oleh kondisi geografi yang tidak mendukung adanya serbuan dari luar, sebelah Barat sampai Barat Daya dikelilingi oleh pegunungan, sebelah Utara adalah padang Gurun Gobi dan sebelah Timur dan Selatan adalah Laut Pasifik. 

Pada zaman Dinasti Shang muncul kepercayaan menyembah banyak dewa, sebagai dewa tertinggi adalah dewa langit Shang Ti, tetapi bangsa Cina tidak meninggalkan kepercayaan kepada roh nenek moyang.
b. Dinasti Chou (1027 – 256 SM)
Dinasti Chou menggantikan Dinasti Shang setelah terjadi perebutan kekuasaan dengan alasan raja dari Dinasti Shang dianggap salah mengurus negara dan telah meninggalkan mandat dari Dewa Langit. Sebagai ibukota dipilih Kota Hao. Kondisi sosial dalam masyarakat semasa Dinasti Shang sudah terbentuk, secara tidak disadari telah terbentuk dua golongan, yaitu golongan bangsawan dan golongan rakyat biasa.

Adanya kondisi ini melahirkan sistem feodalisme yang diterapkan pada masa Dinasti Chou. Sistem pemerintahan pada Dinasti Chou dikuasai secara terpusat di bawah kekuasaan Kaisar, dan daerah-daerah yang dikuasai raja dipimpin oleh raja bawahan (Raja Vazal) sebagai pembantu. Sistem seperti ini, Raja Vazal selalu menekan kepada rakyatnya untuk membayar upeti dan memperkuat daerahnya sendiri dengan membentuk pasukan militer yang menguasai daerah-daerah tetangga yang lemah dengan alasan memperkuat kekuatan pusat apabila dibutuhkan.

Adanya serangan bangsa barbar dari sebelah barat Cina ke ibukota Hao, menyebabkan dipindahkannya ibukota ke Loyang di sebelah Timur. Akibat serangan ini memperlemah kekuatan Dinasti Chou ditambah lagi dengan lemahnya kekuatan pusat yang beralih ke daerah maka tahun 770 SM terjadi pergantian kekuasaan oleh persekutuan raja-raja Vazal. Karena lemahnya kerajaan, pada tahun 480 SM Cina terbagi menjadi tiga penguasa, yaitu Chi di Shantung, Chu di bagian Utara Sungai Yang Tse dan Chin di Lembah Sungai Hwang Ho. Kondisi pemerintahan seperti ini melahirkan para tokoh filsafat, di antaranya Lao TseKong Fu TseMeng Tse, dan lain-lain.

c. Dinasti Chin (221 – 206 SM)
Di antara tiga penguasa, Chin adalah penguasa yang agresif dan mengalahkan kekuatan lainnya. Barulah tahun 221 SM, Pangeran Cheng sebagai penguasa Chin membeli wilayah untuk kekuasaanya dari Manchuria sampai Yang Tse. Keberhasilannya itu, Pangerang Cheng menamai dirinya Shih Huang Ti (Kaisar Pertama).

Kebijakan-kebijakan yang pernah dikeluarkan oleh Shih Huang Ti selama berkuasa, yaitu:

(1) Penghapusan sistem feodalisme dan raja vazal.
(2) Sistem birokrasi terpusat, dengan seorang gubernur untuk mengatur provinsi.
(3) Menyusun tulisan yang seragam.
(4) Memperluas wilayah Cina, bahkan hingga Korea.
(5) Memerintahkan pembangunan tembok Cina, untuk menahan serangan tentara Mongol dari Utara.
(6) Pengaturan takaran dalam perdagangan.
(7) Petani dan masyarakat golongan biasa dikenai wajib militer, pajak tinggi dan kerja paksa.
(8) Menghancurkan faham Kong Fu Tse dengan membunuh sarjana dan membakar buku-buku ajarannya.

Shih Huang Ti wafat tahun 210 SM, terjadi kekacauan di provinsi yang diakibatkan oleh keserakahan para gubernur dan bangsawan yang ingin mengambil kekuasaan di Cina, dan timbulnya pemberontakan rakyat terhadap sistem yang diterapkan oleh Shih Huang Ti. Salah seorang petani bernama Liu Pang berhasil mengatasi kekacauan dan menduduki tahta kerajaan dengan mendirikan Dinasti Han.

d. Dinasti Han (206 SM – 221 M)
Kedekatan Liu Pang kepada rakyat dan pendidikan, ajaran Kong Fu Tse dihidupkan kembali bahkan ajarannya dipakai sebagai seleksi calon pegawai negara dan kenaikan jabatan, sistem feodalisme dikekang, penghapusan pajak, dan pembangunan irigasi dan jalan yang baru.

Dinasti Han, tetap mempertahan tradisi dinasti-dinasti sebelumnya untuk memperluas wilayah Cina, bahkan pada saat kekuasaan kaisar Wu Ti menghasilkan sebuah imperium yang luas hingga ke Korea, Turkestan, sebagian India dan IndoCina.

Berkat imperium ini, terjadi hubungan perdagangan antara Cina dan India sehingga terjadi percampuran kebudayaan dan dimulainya masuk ajaran agama Buddha. Jalur perdagangan Cina dengan Asia Tengah menggunakan Jalur Sutera, yaitu jalur perjalanan dari Cina ke Asia Tengah melalui India Utara. Adanya kerawanan keamanan selama perjalanan, jalur perdagangan diganti melalui laut melalui Indonesia. Sepeninggal Wu Ti, Cina mengalami kemunduran akibat kebijakan yang tidak menguntungkan orang kaya dengan cara penghapusan budak, pembagian pemilikan tanah dan penetapan harga. Kehancuran Dinasti Han terjadi pada tahun 221 SM.

e. Dinasti T’ang (618 – 906 M)
Pada zaman Dinasti T’ang bangsa Cina mengalami kejayaan kembali yang sebelumnya telah hancur dan terpecah-pecah menjadi negara kecil. Kemajuan Dinasti T’ang ditunjang kedekatannya kepada para petani dan kaum bangsawan dengan diberlakukannya Undang-undang tentang pembagian tanah dan perpajakan. Wilayah Cina diperluas hingga ke Persia dan Laut Kaspia sehingga terjalin hubungan perdagangan dengan Asia Tengah. Dari perdagangan inilah masuknya agama Kristen dan Islam ke daratan Cina.

4. Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu pengetahuan bangsa Cina diketahui dari tulisan-tulisannya yang berbentuk gambar (piktograf). Tulisan ini menunjukkan lambang dari suatu kata atau kalimat, sehingga komunikasi antar daerah bisa terwujud apalagi daerah yang ditempati oleh kelompok-kelompok terpisah-pisah. Pada awalnya tulisan-tulisan ditulis di kayu, kulit, bambu, dan bahkan tulang binatang.

Kemajuan lain bangsa Cina dapat dirasakan dengan banyaknya sisa-sisa peninggalannya dari bahan logam yang kemudian diperdagangkan hingga ke luar negeri. Iklim di Cina mengenal empat musim, adanya keteraturan pergantian musim dimanfaatkan dengan membuat penanggalan dan ilmu perbintangan sehingga dapat dipakai untuk keperluan pola tanam pertanian, perdagangan dan pelayaran. Penemuan swipoa adalah salah satu bentuk keahlian bangsa Cina di bidang matematika yang digunakan untuk mempercepat perhitungan saat berdagang.

5. Ilmu Filsafat

Pada masa Dinasti Chou muncul beberapa tokoh filsafat, tiga diantaranya merupakan yang terbesar, yaitu Lao Tse, Kong Fu Tse dan Meng Tse.

a. Lao Tse
Lao Tse merupakan pencetus dasar-dasar Tao (Tao artinya jalan) dalam buku yang berjudul Tao Tse Ting. Oleh karena itu, ajaran Lao Tse dikenal dengan nama Taoisme. Dalam Taoisme, manusia diharuskan untuk pasrah terhadap hal-hal yang dialaminya dan selalu menjalankan kehidupannya dengan baik karena senang ataupun susah tidak ada bedanya, yang penting adalah cara menjalaninya yang harus diperbaiki. Taoisme mengajarkan tentang keseimbangan alam dengan yin dan yang. Yin adalah unsur-unsur negatif misalnya: malam, gelap, dingin, perempuan. Yang adalah unsur-unsur positif, misalnya siang, terang, panas, laki-laki.

b. Kong Fu Tse
Ajaran Kong Fu Tse mengacu pada ajaran Taoisme yang mengharuskan adanya keselarasan dalam kehidupan bermasyarakat. Kong Fu Tse memusatkan ajarannya pada kehidupan sehari-hari, dan keluarga adalah inti dari masyarakat. Keselarasan hidup dalam keluarga bisa dirasakan saat orang tua menyayangi anak, anak menghormati orang tua, laki-laki sebagai kepala keluarga, perempuan sebagai pengurus rumah tangga. Pemikiran ini diterapkan pada sistem pemerintahan dimana raja harus menyayangi rakyatnya begitu pula rakyat harus taat kepada raja.

c. Meng Tse
Meng Fu Tse mengikuti ajaran gurunya, Kong Fu Tse. Ia mengajarkan bahwa rakyat boleh mengingatkan raja dan memberontak apabila haknya diabaikan, begitu pula rakyat harus tunduk, taat dan melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh raja. Timbal balik antara raja dan rakyat merupakan dasar-dasar kehidupan dalam negara demokrasi, sama seperti yang pernah dilontarkan pula oleh Plato.

Sungai Kuning terletak di daerah pegunungan Tibet. Mengapa diberi nama sungai Kuning? Karena aliran sungai setelah melalui pegunungan Cina Utara membawa lumpur kuning yang membentuk dataran rendah Cina. Kehidupan masyarakatnya dengan bercocok tanam, seperti menanam bahan makanan pokok yang berupa gandum, padi, teh, jagung, kedelai dan memelihara ulat sutra.

Teknologi
Karena bumi Cina mengandung bahan tambang, maka barang-barang tambang diolah untuk kebutuhan hidup masyarakatnya. Misalnya : perhiasan, perabot rumah tangga dan alat-alat senjata.



Aksara dan bahasa
Masyarakat Cina sudah mengenal adanya tulisan yang berupa tulisan gambar yang merupakan lambang. Sedangkan bahasa yang digunakan berbeda-beda antara provinsi satu dengan lainnya.
Contoh tulisan masyarakat Cina :
Astronomi
Masyarakat Cina mengenal ilmu perbintangan, maka muncul pula sistem penanggalan atau kalender

Sistem pemerintahan
Raja Cina yang tertua adalah Kaisar Huang-Ti (2697 SM). Penggantinya bernama Yao kemudian Sun, lalu Yu yang menjadikan kerajaan bernama HSIA dan sistem pemerintahan turun-temurun, antara lain Dinasti :
1. Hsia (1766 SM) : dinasti ini tidak meninggalkan prasasti, sehingga disebut zaman Proto sejarah.

2. Chou (221 SM) : Sebagai peletak dasar sistem pemerintahan feodalis.

3. Chin (206 SM) : ditandai dengan munculnya ajaran dari guru besar dinasti Cjou.

4. Han (78 SM) : pemerintahannya didasarkan pada ajaran bahwa setiap orang yang ingin menjadi pegawai negeri harus diuji lebih dahulu.

5. Tang (907 M) : pendiri dinasti ini adalah Lhi Sin Min.
Tindakan-tindakannya antara lain :
a. mengeluarkan undang-undang tentang pembagian tanah
b. membuat peraturan pajak
c. membagi kerajaan menjadi 10 propinsi
Sifat pemerintahannya adalah desentralisasi, artinya daerah yang berada dibawah kekuasaannya dijadikan daerah otonomi.

6. Sung (960 M) : pendiri dinasti ini adalah Sung Tai Tsu. Perkembangannya dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan.
7. Yuan (abad ke-12) : penguasa 1 pada tahun 1260 adalah Khubilai Khan di Mongol yang meneruskan usaha perluasan wilayah ke Jepang dan ke Indonesia.
8. Ming (1642) pendiri dinasti ini adalah Chu Yuang Chang. Pemerintahannya merupakan masa pemulihan kebudayaan Cina. Pada akhir kekuasaan dinasti Ming muncul perampokan dan pemberontakan di Cina.

Filsafat dan kepercayaan

Filsafat dinasti Chou berhasil meletakkan dasar-dasar kehidupan yang berpengaruh, seperti ajaran-ajaran:
1. Taoisme adalah ajaran Lao Tse yang berisi semangat keadilan dan kesejahteraan yang kekal yaitu Tao.
2. Konfusianisme adalah ajaran yang berisi segala bencana yang terjadi di dunia disebabkan manusia.


Dapat didownload disini

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara download:
1. Klik tulisan 'disini' di atas
2. Silang laman yang tidak perlu, tunggu loading sebentar
3. Tekan 'Skip Ad'
4. Download file drive di tanda unduh (panah ke bawah ↓) di pojok kanan atas laman google drive
5. Selesai, tinggal cek di folder download


❤❤❤ 

You May Also Like

0 comment

What do you think about this post?