Contoh Skenario Film: 'Rindu Rembulan'

by - January 21, 2018

RINDU REMBULAN

Sinopsis
Seorang gadis bernama Wati berusia 17 tahun berasal dari keluarga miskin dan memiliki banyak
saudara. Anggota keluarganya terdiri atas 6 orang yaitu, ayah, ibu, Wati, dan 3 orang adiknya. Belum lagi
saudara yang lain dari ibu tiri yang berjumlah 4 orang. Ayah Wati bernama Amaq Petak bekerja sebagai
pemulung dan berwatak keras kepala, seperti sikapnya menentang program KB. Sedangkan ibunya
bernama Sumi bekerja sebagai buruh cuci. Selisih umur Wati dengan saudara satu dengan yang lainnya
masing-masing 1 tahun. Adik Wati yang pertama bernama Mirna berusia 16 tahun sudah putus sekolah
sejak kelas 5 SD karena kurang perhatian orang tuanya dan sekarang Mirna bekerja membantu ibunya
menjadi buruh cuci. Adik Wati yang kedua bernama Ojan berusia 15 tahun sudah putus sekolah sejak
kelas 3 SD, sekarang Ojan bekerja membantu ayahnya memulung. Adik Wati yang ketiga bernama
Sukma berusia 14 tahun tidak mau melanjutkan sekolah ke SMP dan pekerjaannya biasa mengamen di
lampu merah. Wati satu-satunya yang masih menikmati bangku sekolah. Di sekolah Wati termasuk anak
yang terkenal pintar, tetapi pendiam, tertutup, dan berpenampilan sangat sederhana. Wati memiliki 2
orang sahabat bernama Irma dan Yani yang memiliki watak periang. Wati merahasiakan kondisi ekonomi
keluarganya kepada siapa pun di sekolah, termasuk 2 sahabatnya itu. Wati di sekolah maupun di mana
saja selalu mengintip dan dalam benaknya sangat merindukan kebahagiaan dan keriangan yang
dirasakan kedua sahabatnya. seperti yang dialami kedua sahabatnya. Di sisi lain juga muncul bayangan
penderitaan dirinya bersama adiknya, sikap kekeh tidak baik dan tidak menguntungkan dari ayahnya.
Kadang sekali waktu di saat bulan bersinar terang, ia mengadu pada rembulan lalu meminta kepada
Tuhan agar memberikan kebahagiaan seperti berbinarnya sinar rembulan. Kedua sisi persoalan yang
tidak mengenakan dan menyakitkan itu selalu silih berganti dalam pikiran Wati, sehingga ia sering
melamun dan dikejutkan oleh kedua sahabatnya. Hingga pada suatu hari, Irma dan Yani mengajak Wati
pergi ke toko buku. Malang nasib Wati, ia ditabrak oleh motor ketika hendak menyebrang dan suara
tabrakan itu membuat Ojan terkejut dan mendekat yang kebetulan sedang mulung tidak jauh dari
tempat kejadian. Semua orang mengerumuni Wati ingin melihat keadaannya, termasuk Sukma, adik
Wati yang sedang mengamen tidak jauh dari tempat Wati terkulai lemah. Akhirnya, Irma, Yani, Sukma,
dan Ojan membawa Wati menuju rumah sakit terdekat, karena kondisinya yang lumayan parah. Teman
mengamen Sukma, Dani dan Hari, yang ada di tempat kejadian langsung memberi tahu orang tua Wati,
bahwa Wati dibawa ke rumah sakit. Orang tua Wati langsung menuju ke rumah sakit dengan
penampilan yang kumuh. Irma dan Sukma sekarang tahu, bahwa Wati adalah anak yang menyimpan
beban penderitaan jiwa karena persoalan banyak saudaranya yang tak terurus serta berbagai persoalan
keluarganya yang lain.



Tokoh :
1. Inaq Sumi :
Ibu Wati. Seorang buruh cuci yang sabar.
2. Amaq Petak:
Ayah Wati. Seorang pemulung yang keras kepala, dan kurang memahami persoalan amanah dan
rizki dari Tuhan, serta sangat menentang program KB.
3. Wati :
Anak perempuan yang pintar, rajin, pendiam, tertutup dan berpenampilan sangat sederhana.
4. Mirna :
Adik pertama Wati yang membantu ibunya menjadi buruh cuci. Berwatak sabar dan bijaksana.
5. Ojan :
Adik kedua Wati yang membantu ayahnya menjadi pemulung. Berwatak cuek tapi di dalam
hatinya rapuh.
6. Sukma :
Adik ketiga Wati yang bekerja sebagai penjajan koran di lampu merah. Berwatak pemarah dan
cerewet.
7. Irma :
Sahabat Wati yang baik hati, ceria.

8. Yani :
Sahabat Wati yang baik hati.
9. Dhani :
Sahabat Sukma yang suka membantu.
10. Hari :
Sahabat Sukma yang suka membantu.
11. Guru Kelsum:
Seorang guru mata pelajaran Fiqih yang berwatak bijaksana di sekolah Wati
12. Dokter:
Serius dan tanggun jawab

SEKENARIO

BLACK SCREEN
TITLE

RINDU REMBULAN
KERABAT KERJA
PENULIS NASKAH DAN SEKENARIO
SYAVIRA MARWA
SUTRADARA
SYAVIRA MARWA
ASISTEN SUTRADARA
..........
KAMERAMEN
.................
PROPERTY DAN LIGHTING

...........
PEMAIN
.....................
EDITOR
.................................
PRODUKSI
MANDA TV
MAN 2 MATARAM
(MAN MODEL TERAKREDITASI A)

2016

SCENE 1. EXT
HALAMAN RUMAH WATI PAGI HARI
DI HALAMAN RUMAH WATI DI PAGI HARI SEMUA ADIKNYA SEDANG MAKAN DI
SEBUAH LASAH (TEMPAT DUDUK DARI BAMBU) DENGAN SUASANA SALING
MENGGANGGU DAN KEJAR-KEJARAN BEREBUTAN SAYUR.

1. Ojan

OJAN MENANGIS KARENA SAYURNYA DIAMBIL SUKMA
Ha...ha..ha.... endak mau..! Kakak melak!

SUKMA LARI MENJAUH

2. Sukma
Saya punya sediki.....t. No... lihat!

INSIDE WATI DARI JAUH DI PINTU RUMAH MELIHAT TINGKAH ADIKNYA YANG MENGIRIS
HATINYA. WATI SEDANG SIAP-SIAP BERANGKAT SEKOLAH. SEMENTARA SUKMA SAMBIL MAKAN
MEMEGANG LIPATAN KORAN DAGANGAN. DEMIKIAN JUGA SI OJAN DI DEKATNYA KARUNG
KEROS DAN BESI PENGGAET ALAT PEMULUNG.
OUTSHOT
TERDENGAR DARI DALAM BILIK RUMAH KUMUH PERTENGKARAN AYAH DAN IBU WATI

3. Inaq Sumi

Makanya side senengnya buat anak banyak saja dan sering kawin!

4. Amaq Petak

He.. Sumi... tulah manuk kamu bicara keras dan lawan suami
WATI YANG MASIH BERDIRI DI TANGGA PINTU MAU BERANGKAT SEKOLAH TERKEJUT DAN
MENARIK NAPAS DALAM KEASEDIHAN SAAT MENDENGAR PERTENGKARAN ORANG TUANNYA.

5. Inaq Sumi

Enda..k ada tulah manuk... kalau mengingatkan yang baik, kakak..!

DIUJUNG PERKATAAN INAQ LALU TERDENGAR SUARA PIRING MELAYANG DAN TERLIHAT SANG
AYAH KELUAR DENGAN WAJAH SANGAR. WATI MENATAP KE ARAH AYAHNYA LALU TARIK
NAPAS DALAM DAN BERANJAK PERGI MENINGGALKAN HALAMAN RUMAHNYA.
SEMENTARA ITU, ADIK-ADIKNYA PUN TERTEGUN KESEDIHAN MENATAP KEPERGIAN WATI

SCENE 2. INT
RUANG KELAS WATI SIANG HARI
GURU FIQIH SEDANG MENERANGKAN TENTANG AMANAH.
6. Guru Kelsum

Seorang anak bukan sekedar hasil pembuahan, tapi anak di hadapan Allah amanah bagi

orang tua yang nantinya dipertanggungjawabkan.

7. Wati

Maaf bu guru... bagaimana dengan pandangan orang yang mengatakan banyak anak banyak

rizki.

TERLIHAT EKSPRESI IRMA DAN YANI YANG SALING BERPANDANGAN ATAS KEKAGUMAN PADA
KEPINTARAN WATI. DEMIKIAN JUGA DHANI DAN HARI
8. Guru Kelsum
Bagus pertanyaan Wati, terima kasih.....

Pandangan tersebut pada zaman sekarang dengan ledakan pertumbuhan penduduk ini
tampaknya kurang tepat. Karena anak harus dipenuhi kebutuhan fisik maupun mental
spiritualnya sehingga menjadi ummat Muhammad yang berkualitas. Yang dibutuhkan
sekarang bukan sekedar banyak ummat tapi juga harus berkualitas.

SCENE 3. EXT
DI BANGKU TAMAN SEKOLAH WATI SIANG HARI
DARI KEJAUHAN TERLIHAT WATI SEDANG MERENUNGKAN PENJELASAN GURU KELSUM.

9. Wati

DALAM HATI

Sikap ayah selama ini tidak tepat, sihingga kami menderita seperti ini
TERDENGAR LAGI DALAM BATINNYA SAYUP SUARA PERTENGKATAN ORANG TUANYA.
DARI RUANG KELAS IRMA DAN YANI MENDEKATI DAN MENGAGETKAN WATI.

10. Yeni
Ti... ayo ke kantin lapar

WATI MEROGOH SAKUNYA, DAN MENGELUARKAN SEBAGIAN UANGNYA DARI SAKU YANG
HANYA 2 RIBU RUPIAH SAMBIL EKPRESI MALU. IRMA YANG MELIHAT GELAGAT WATI
LANGSUNG RESPON. SEMENTARA DHANI DAN HARI LEBIH DAHULU MELANGKAH MENUJU
KANTIN SAMBIL MEMBERI ISYARAT

11. Irma

Sudah...Ti... nanti saya yang teraktir...

YENI MENARIK TANGAN WATI LALU BERANJAK BERTIGA MENUJU KANTIN SEKOLAH

SCENE 4. INT
RUANG TENGAH RUMAH WATI MALAM HARI
PADA MALAM HARI, TERDENGAR SUARA ANAK MENGAJI DARI DALAM SEBUAH RUMAH.
WATI DENGAN SABAR SEDANG MENGAJAR ADIK-ADIKNYA MENGAJI.

12 Wati

Salah...., Sukma. Tanwin bertemu dengan alif harus dibaca jelas dan terang, tidak ada dengung
sama sekali. Namanya idgam bilagunnah. Ayo, ikuti kakak, ”mu’tadin atsiim”.

13. Sukma

MENGHELA NAFAS DAN AGAK JENGKEL KARENA BERKALI SALAH
Hufff! Salah terus!

14. Wati

Astagfirullahal’adziim... Tidak boleh berkata begitu, dik. Di depanmu ini al-Qur’an.

15. Sukma

Salah ayah dan Ibu banyak anak, aku tidak bisa sekolah!

Kakak saja enak sekolah dan pintar! Tugas kakak hanya belajar..., tanpa repot mencari uang!

Aku..! di jalanan setiap hari... mencari uang keluarga.

MIRNA DAN OJAN BERHENTI MENGAJI DAN SALING BERTATAPAN LALU MEMANDANG WATI
DAN SUKMA YANG BERTENGKAR.

16. Wati

Kakak sekolah bukan merepotkan orang tua kita, tapi biayaku sekolah karena beasiswa dengan
aku belajar keras dan itu tidak mudah dik. Maafkan kakak..., Sukma memandang kakaklah hidup
paling enak di keluarga ini. Kenyataannya tidak begitu dik..., tapi penuh beban pikiran dengan

kondisi derita keluarga kita dik.
17. Sukma
Ah! Sudahlah!

SUKMA BERANJAK PERGI MENINGGALKAN QURANNY YANG SUDAH TERTUTUP

18. Mirna

MENDEKATI WATI
Sabar, Kak. Toh, ilmu yang kakak dapat di sekolah juga kakak ajarkan kepada kita.
OJAN HANYA TERDIAM LALU PERGI. SEMENTARA WATI DIAM DAN MENATAP QURAN-QURAN
YANG SUDAH TERTUTUP YANG DITINGGALKAN PEMBACANYA.

SCENE 5. INT
HALAMAN RUMAH WATI MALAM HARI
TERLIHAT REMBULAN MEMANCARKAN SINAR TERANGNYA KE BUMI. WATI SEDANG DUDUK DI
LASAH DEPAN RUMAHNYA DAN MENATAP KE ATAS MEMANDANG REMBULAN. DALAM HATI
WATI BERBISIK TENTANG NASIB PILU KELUARGANYA.
19. Wati

Rembulan..., sinarmu terang dan membagi kebahagiaan pada bumi. Aku rindu kebahagiaan.

Kapan kau bisa bagi kebahagiaanmu itu padaku.

SCENE 6. INT
DALAM RUANG KELAS WATI PAGI HARI
DI RUANG KELAS MASIH PAGI, HANYA WATI DUDUK SENDIRI SEDANG MEMBACA BUKU. TIDAK
BERSELANG LAMA TERDENGAR SUARA SEPATU IRMA LALU MUNCUL MASUK RUANG DENGAN
TIBA-TIBA MEMBERI SALAM YANG SEMPAT MENGAGETKAN WATI

19 Irma
Assalamu’alaikum Wati!
20. Wati

Wa’alaikumussalam... Irma ngagetin aja, ih!

21. Irma

Ah, kamu... gitu aja kaget. Lagi ngapain tuh? Rajin banget sih! Eh, aku belum yakin dengan PR
ekonomiku, lho!. Kalau kamu saya yakin pasti udah benar? Boleh lihat dikit!

22. Wati

Ah, biasa aja. Aku males malah, makanya belajarnya pas baru nyampe sekolah.

23. Irma

Tapi kamu udah jadi PR ekonomi kan...kan...?

24. Wati

MENYODORKAN BUKUNYA

Udah.. nih!

IRMA MENGAMBIL BUKU PR WATI DAN SEKETIKA KELAS MENJADI HENING, KARENA IRMA DAN
WATI SEBUK DENGAN KEGIATAN MASING-MASING.
25. Yani
DALAM KEHENINGAN ITU, TIBA-TIBA YENI DATANG
Ih... serius banget kalian!
26. Irma
IRMA TERKEJUT SAMPAI TUGAS PRNYA TERCORET

Ya ampun, Yaniiiiii! Kamu ngagetin aja! Liat tuh! Kecoret kan buku PRku!

WATI HANYA TERLIHAT SENYUM MENYAKSIKAN KEDU TEMANNYA

27. Yani

SAMBIL DUDUK

Ah lagian kamu... ngerjain PR kok di sekolah!
IRMA DAN WATI DIAM DAN FOKUS TIDAK MELADENI KOMENTAR YENI

SCENE 7. EXT
DI SEBUAH JALAN KAMPUNG SIANG HARI
DARI SEBUAH BANGUNAN MUSALA TERDENGAR SEORANG PENYULUH MENERANGKAN
PROGRAM BKKBN ”DUA ANAK CUKUP”

28. Amaq Petak

TIDAK JAUH DARI SUMBER SUARA PENYULUHAN ITU AMAQ PETAK SEDANG MENGGAET BOTOL
PELASTIK SAMBIL MENGGERUTU KARENA TIDAK SEPAHAM DENGAN PROGRAM BKKBN
Ape... anak dua.. Nabi menyuruh kita punya anak banyak jadi ummatnya. Kok dia mau

menentang kehendak Tuhan...
Hue... hue...

SAMBIL MELANGKAH MENJAU AMAQ PETAK TERUS MENGGERUTU

SCENE 8. EXT
DI HALAMAN SEKOLAH WATI SIANG HARI
SAAT PULANG SEKOLAH IRMA MENGAJAK WATI DAN YENI PULANG KE RUMAHNYA. WATI
SEBENARNYA MENGELAK KARENA PERUTNYA TERASA LAPAR YANG BELUM DIISI PAGI TADI.

29. Yeni

Bagaimana ikut nggak...ke rumah Irma...!

30. Irma

Ayo... sudah ikut.. naik di belakang...! Kan kamu tidak pernah ke rumahku...
WATI TERPAKSA HARU IKUT MENURUT KEMAUAN DUA SABAHAT BAIKNYA ITU SAMBIL
MENAHAN PERUTNYA YANG KERONCONGAN. MOTOR MELAJU MENINGGALKAN SEKOLAH

SCENE 9. EXT
DI HALAMAN DEPAN RUMAH IRMA SIANG HARI
TERLIHAT DARI JAUH KEDUA MOTOR MENDEKATI HALAMAN RUMAH IRMA.
SETELAH SAMPAI DI DEPAN GERBANG RUMAH MEWAH MILIK IRMA, MEREKA TURUN,
TERMASUK WATI DARI ATAS GONCENGAN MOTOR IRMA.


31. Wati

MATA WATI MENYAPU SEMUA BANGUNAN DEPAN RUMAH IRMA YANG MEGAH. EKSPRESINYA
MEMPERLIHATKAN KEKAGUMAN DAN SEDIKIT MENGGELENGKAN KEPALA. DAN LEBIH LAGI
SETELAH KELUAR ADIK IRMA YANG BERSIH GAGAH MENYAMBUT IRMA DENGAN KERIANGAN
YANG MENUNJUKKAN BETAPA KEBEHAGIAAN YANG ADA DALAM KELUARGA IRMA. DALAM HATI
WATI BERSERU IRI DAN SEDIH.
Sepertinya kebahagiaan itu tak akan berpihak pada diriku dan keluargaku..!

32. Yeni

DALAM KONDISI MELAMUN, WATI DIKAGETKAN OLEH YENI YANG MENGJAKNYA MASUK
MENGIKUTI IRMA KE DALAM RUANG TAMU

Ayo.. masuk... bengong saja kamu...!

SCENE 10. INT
RUANG TAMU RUMAH IRMA SIANG HARI
DI KURSI RUANG TAMU WATI TERLIHAT MALU-MALU SAMBIL HERAN MELIHAT BETAPA BANYAK
MACAM ROTI YANG EBNAK-ENAK YANG TERSAJI DI MEJA RUANG TAMU.

33. Irma

IRMA KELUAR DARI DALAM RUANGAN DENGAN PAKAIAN GANTI YANG BAGUS. IA MELIHAT
WAJAH WATI YANG MASIH BENGONG DAN MENEGUR
Wati...!
34. Wati

TERKEJUT DAN GURUP

Oh... ya... ya... maaf Ir.
35. Irma

Kok kamu bengong... ayo jangan malu makan jajan yang mana kamu mau...!

36. Wati
Terima kasih Ir...

MEREKA BERTIGA MAKAN JAJAN SAMBIL TERTAWA RIANG DAN SEMPAT MENGHILANGKAN
BAYANGAN BEBAN PENDERITAAN DALAM BATIN WATI

SCENE 11. INT
RUANG TENGAH RUMAH WATI SIANG HARI
TERDENGAR SUARA AZAN ZUHUR DARI MASJID. DI RUNGAN TENGAH RUMAH WATI, ADIK-
ADIKNYA DAN IBUNYA SEDANG MENYIAPKA HIDANGAN MAKAN SIANG.

37. Inaq Sumi

MEMBAWA PIRING PELASTIK DAN BAKUL NASI YANG BERISI NASI YANG DINGIN DAN AGAK
KERING KE RUANG TENGAH LALU MEMANGGIL ANAK-ANAKNYA UNTUK MAKAN.

Ayo... anak-anak!, kita makan....

DARI RUANG DALAM MURNI MUNCUL MEMBAWA PANCI BERISI AIR HANGAT DAN
MELETAKKANNYA DEKAT BAKUL NASI. LALU MUNCUL LAGI SUKMA MEMBAWA PIRING BERISI
GARAM DAN MELETAKKANNYA DI SAMPING PANCI YANG DIBAWA MURNI

38. Inaq Sumi
Di mana kakakmu?
39. Sukma

AGAK KETUS MENJAWAB

Lagi mandi, Bu!

40. Inaq Sumi
Ayah dan Ojan di mana, ya?
41. Murni
SAMBIL MEMENCAR PIRING PELASTIK MENGITARI BAKUL NASI
Belum pulang, Bu.
42. Inaq Sumi

Baiklah, kita tunggu mereka dulu, baru mulai makan.
WATI KELUAR DARI RUANG DALAM LALU DUDUK DI DEKAT MURNI

43. Inaq Sumi
Bagaimana sekolahmu, Nak?
44. Wati
Alhamdulillah... baik, Bu.
45. Sukma

DENGAN WAJAH YANG AGAK SEWOT MEMPERHATIKAN PEMBICARAAN IBU DAN KAKAKNYA,
LALU MENUNDUK SAMBIL MENGUNGKAPKAN KEINGINANNYA
Ibu... aku ingin sekolah.
46. Inaq Sumi

RAUT WAJAHNYA SEDIH

Maafkan ibu, nak...

Ibu tidak punya uang. Bisa makan saja sudah syukur nak...

Upah ibu dan kak Murni-mu dari hasil menyuci sangat sedikit, cukup buat kita makan sehari.
Andaikan kamu tidak malas sekolah dulu, mungkin kamu seperti kakakmu yang bisa dapat
beasiswa... Ibu rasa sudah tidak ada kesempatan lagi, karena sudah tertinggal terlalu jauh, Nak.

Syukuri saja keadaan kita sekarang...

47. Murni

TERSENYUM MELIHAT ADIKNYA
Iya, Dik... Bersyukurlah, setidaknya kita masih memiliki ibu dan ayah di sisi kita. Toh, Kak Wati

selalu membagi ilmunya untuk kita.

48. Sukma

MENDENGUS KESAL BERCANPUR SEDIH LALU MASUK KAMAR DN MENANGIS
OUTSHOT

Kenapa aku hidup di keluarga miskin ini!!!

INSHOT

49. Wati
Astagfirullah, Dik...!
LALU MASUK KE KAMAR TEMPAT SUKMA MENANGIS

OUTSHOT

50. Sukma

MENANGIS SAMBIL HISTERIS
Aku benci kakak! Seandainya aku tidak punya banyak saudara, seperti saat ini, mungkin ibu dan
ayah bisa menyekolahkanku. Mengapa aku punya ibu buruh cuci dan ayah pemulung...

Aku hanya bisa makan nasi kering setiap hari!!!

INSHOT

51. Inaq Sumi

TERKEJUT KEMUDIAN MENANGIS MENDENGAR UCAPAN ANAK BUNGSUNYA. DARI DALAM
KAMAR WATI KELUAR DENGAN DIAM DAN MENAHAN TANGISNYA

52. Murni

MASUK KE DALAM KAMAR

OUTSHOT

Siapa yang mengajarmu bicara begini, Sukma?!

TERDENGAR SUARA TAMPARAN
Seharusnya kamu bersyukur masih bisa makan, dan Kak Wati mau membagi ilmunya untuk

kita!

SCENE 12. EXT
HALAMAN RUMAH SIANG HARI
DARI JAUH TERLIHAT AMAQ PETAK DAN OJAN PULANG MEMBAWA BARANG PULUNGAN
DENGAN WAJAH LETIH

53. Amaq Petak
Assalamu’alaikum...

SAMBIL MELANGKAH MENDEKATI RUANG TENGAH TEMPAT KELUARGANYA BERKUMPUL

SCENE 13. INT
RUANG TENGAH SIANG HARI
BEGITU MASUK DAN MELIHAT SUASANA AMAQ PETAK TERKEJUT
54. Amaq Petak
Ada apa ini?!

TIDAK ADA YANG MAMPU MENJAWAB, HANYA TERDENGAR SUARA ISAKAN MENAHAN
KEPEDIHAN

55. Ojan
MELIHAT SUASANA TEGANG, IA MENDEKATI MURNI
Ada apa ini, Kak?
56. Murni

DENGAN MATA YANG BERKACA-KACA DAN DENGAN ISAKAN TANGIS MENJAWAB
Sukma... ingin sekolah, Dik.... Katanya dia... dia... menyesal lahir dalam keluarga ini karena ibu

dan ayah tak bisa menyekolahkannya.

57. Ojan

MELANGKAH MASUK MENEMUI SUKMA
OUTSHOT
Kakak juga sama sepertimu, Dik. Kakak ingin sekolah. Kak Murni juga ingin sekolah. Tapi kita
lihat keadaan sekarang. Kita berempat bersaudara, ibu kita buruh cuci, ayah kita pemulung,
kakak tertua kita pun bisa sekolah karena mati-matian belajar dari kecil sehingga bisa dapat
beasiswa dan sekolah gratis. Sedangkan kita? Kita tidak bisa karena kesalahan kita yang dulu
menjadi pemalas. Ibu dan ayah bisa memberi makan nasi kering untuk keempat anaknya saja

sudah syukur. Jangan buat ibu dan ayah semakin sedih, Dik.

INSHOT
AMAQ PETAK MENARIK NAFAS DALAM-DALAM. TERGAMBAR RASA PENYESALAN ATAS NASIB
KELUARGANYA KARENA SIKAPNYA YANG SALAH SELAMA INI

SCENE 14. EXT
DI LASAH HALAMAN RUMAH WATI MALAM HARI
BULAN TERLIHAT BERSINAR TERANG. WATI DUDUK MEMELUK LUTUTNYA MENENGADAH KE
ATAS LANGIT MENATAP REMBULAN YANG BERPANCAR TERANG.
TIDAK BERSELANG LAMA AYAHNYA AMAQ PETAK KELAUR DAN MELIHAT ANAKNYA YANG
SEDANG BERSEDIH.
IA MENDEKATI ANAKNYA LALU MEMEGANG TANGAN NAKANYA PELAN-PELAN DAN MENATAP
DENGAN MATA YANG BERKACA-KACA LALU MEMBERI ISYARAT AGAR MAU MENGIKUTINYA
MASUK. DENGAN PELAN WATI TURUN DARI LASAH MENUJU DALAM MENGIKUTI AYAHNYA.

SCENE 15. EXT
DI GERBANG SEKOLAH SIANG HARI
DI GERBANG SEKOLAH SIANG HARI PULANG SEKOLAH IRMA DAN YANI MENGAJAK WATI KE
TOKO BUKU. IRMA DAN YENI MEMANGGIL WATI YANG JARAKNYA AGAK BERJAUHAN DARI
MEREKA BERDUA. TIDAK KETINGGALAN JUGA TERLIHAT DHANI DAN HARI.

58. Irma dan Yani

MEMANGGIL WATI SAMBIL MENDEKAT

Watiiii...
Kita ke toko buku, yuk!
59. Wati

SEJENAK BERPIKIR DAN RAGU-RAGU, AKHIRNYA TERPAKSA SETUJU SAMBIL MENJAWAB
DENGAN MENAHAN SESUATU DALAM HATI

Hmm... boleh. Tapi sebentar saja ya, aku tidak berbelanja, aku...tidak....

60. Irma
Hmmm... oke! Yuk!
61. Dhani dan Hari
A..yo...

TERLIHAT YANI SENYUM SEMANGAT LALU MENGIKUTI ARAH DUA SAHABATNYA PERGI DAN
DISUSUL OLEH DHANI DAN HARI
SCENE 16. EXT
DI PINGGIR JALAN RAMAI SIANG HARI
KELIMA ORANG SAHABAT INI MAU MENYEBERANGI JALAN MENUJU TOKO BUKU. IRMA
TERLEBIH DAHULU MENYEBERANG JALAN YANG RAMAI LALU YENI MENYUSUL IRMA DAN DI
BELAKANG ADA WATI DENGAN TAMPA MEILIHAT KE ARAH KANANNYA...

62. Dhani

DI TEMPAT YANG AGAK BERJARAK DI BELAKANG WATI, DHANI MELIHAT MOTOR DENGAN
KECEPATAN TINGGI KE ARAH WATI YANG SEDANG MENYEBRANG
Awaaaasssss!!!

TIIIIT TIIIIT TIIIIT .........!!!!
INSIDE
SCENE 17. EXT
DI LAMPU MERAH SIANG HARI
TERLIHAT SUKMA SEDANG MENJAJANKAN KORAN DAGANGANNYA KEPADA PENGENDARA YANG
JARAKNYA TIDAK TERLALU JAUH DARI PERISTIWA TABRAKAN KAKAKNYA. TIBA-TIBA WAJAHNYA
TERSENTAK KARENA MENDENGAR SUARA TABRAKAN
BRUUUKKKKKK!!
SUKMA SEGERA MELANGKAH KE ARAH SUARA

INSIDE

SCENE 18. EXT
DI PINGGIR JALAN SIANG HARI
TERLIHAT OJAN SEDANG MENGGAET BOTOL AQUA DI BAK SAMPAH PINGGIR JALAN YANG
JARAKNYA TIDAK TERLALU JAUH DARI PERISTIWA TABRAKAN KAKAKNYA. TIBA-TIBA WAJAHNYA
TERSENTAK KARENA MENDENGAR SUARA TABRAKAN
KRREEEKKKK!!!
OJAN LONCAT DAN MELANGKAH CEPAT KE ARAH SUARA

SCENE 17. EXT
DI PINGGIR JALAN RAMAI SIANG HARI
DI PINGGIR ASPAL TEMPAT KEJADIAN WATI SEDANG TERGELETAK BERLUMURAN DARAH DI
DEKAT MOTOR YANG MENABRAKNYA. DHANI DAN HARIS MENGANGKAT WATI, SEMENTARA
IRMA DAN YANI HISTERIS MENANGIS DI ANTARA KERUMUNAN ORANG.

63. Irma dan Yani
Watiii!!!

DARI KEJAUHAN SUKMA DAN OJAN DENGAN MENENTENG BARANG DAGANGAN DAN
PULUNGANNYA MENDEKATI KERUMUNAN ORANG. SUKMA TERLIHAT KAGET MELIHAT
KAKAKNYA YANG TERGELETAK LALU MENYELINAP MASUK DI KERUMUNAN ORANG DAN
HISTERIS

64. Sukma
Kakaaaakkk!!!
65. Ojan

TERSENTAK MENDENGAR TERIAKAN SAUDARANYA LALU MENYELINAP DI ANTARA ORANG-
ORANG LALU HISTERIS

Kak....Watiiiiii!
KEDUANYA MENANGIS SAMBIL MEMEGANG TANGAN KAKAKNYA

66. Sukma

SUKMA YANG MEMBAWA LIPATAN KORAN DAN OJAN MENGALUNGKAN DUA BOTOL AQUA
MELIHAT ORANG SEKITAR DAN MELIHAT IRMA DAN YENI YANG MENANGIS, MENJELASKAN
Ini....!!! kakak saya...!! Tolong bawa ke rumah sakit sekarang!!!
IRMA DAN YANI SEMAKIN SEDIH MENDENGAR PENGAKUAN ADIK WATI. ORANG-ORANG
MENGANGKAT WATI DARI TEMPATNYA YANG TERGELETAK

SCENE 18. EXT
DI RUANG TUNGGU RS SIANG HARI
DI RUANG TUNGGU TERLIHAT SUKMA TIDAK TENANG BERDIRI, DUDUK, BERGERAK .
SEMENTARA OJAN, IRMA DAN YANI DUDUK DIBANGKU DENGAN WAJAH GELISAH.
DARI KEJAUHAN TERLIHAT AMAQ PETAK BERSAMA MURNI ADIK WATI BERGEGAS MENUJU
RUANG TUNGGU. DI SISI LAIN TIBA-TIBA MUNCUL DOKTER DARI PINTU RUANG PERIKSA UNTUK
MEMBERITAHU KEADAAN WATI

67. Dokter
Maaf siapa keluarganya si Wati?
68. Sukma
Saya adiknya. Bagaimana Dok?
69. Dokter

Dia luka parah dan harus dioperasi

70. Sukma

SAMBIL MEMEGANG BEBERAPA LIPATAN KORAN SUKMA MENATAP AYAHNYA YANG BARU TIBA,
SAMBIL TERSEDU BERTANYA PADA AYAHNYA
Ayah bagaimana ini.... Kita tidak punya uang.... Koran yang kudagang baru laku dua eksemplar.

71. Ojan

DUA BOTOL AQUA YANG MASIH TERSELEMPANG DI LEHERNYA BERKATA SAMBIL TERISAK
Sa...saya... juga ayah... baru dapat beberapa bekas botol aqua.

TERLIHAT WAJAH AMAQ PETAK PUCAT PASI TAK BERKATA APA-APA DAN HANYA MENARIK
NAFAS DALAM-DALAM BERSAMA DENGAN PENYESALANNYA
72. Dokter
Bagaiman pak..!
73. Murni

KEPADA AYAHNYA SAMBIL BERSEDIH

Bagaimana Pak... dari mana kita dapat uang...!

WAJAH AMAQ PETAK TAK BERGERAK LAKSANA POHON MATI YANG BERSANDAR DI POHON
YANG LAIN
DALAM KEHENINGAN IRMA DAN YANI YANG SEDARI TADI JUGA IKUT BERSEDIH SEMKAIN
TERHANYUT HATINYA MENDENGAR UNGKAPAN KEMISKINAN KELUARGA WATI, TIBA-TIBA
AKANGKAT BICARA.

73. Irma

SAMBIL BERSEDIH
Maaf sebelumnya. Saya teman baiknya Wati di sekolah. Dia teman yang baik, pintar, dan rajin.
Dia sering sekali membantu saya. Biar saya saja yang membayar biaya operasi rumah sakit Wati,

Pak, adik-adik.
74. Amaq Petak

MATANYA BERKACA-KACA DAN AIR MELEH DARI KELOPAK MATA SAAT MENATAP IRMA. IA
MENGUCAPKAN TERIMA KASIH TANPA SUARA DAN HANYA TERLIHAT DARI AIR MUKANYA DAN
ANGGUKANNYA YANG DALAM

END

MATARAM, 8 JULI 2016

(SYAVIRA MARWA + PAK USUP)

Contoh Skenario Film: 'Rindu Rembulan'
Dapat dilihat dan didownload disini

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara download:
1. Klik tulisan 'disini' di atas
2. Silang laman yang tidak perlu, tunggu loading sebentar
3. Tekan 'Skip Ad'
4. Download file drive di tanda unduh (panah ke bawah ↓) di pojok kanan atas laman google drive
5. Selesai, tinggal cek di folder download

❤❤❤ 

You May Also Like

0 comment

What do you think about this post?